Harga Diri Rendah Clirik.docx

  • Uploaded by: desichristinsaragih
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Harga Diri Rendah Clirik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 766
  • Pages: 4
Harga Diri Rendah

1. Definisi 2. Jenis/ Macam 3. Tanda dan Gejala a. Mengejek dan mengkritik diri. b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri. c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat. d. Menunda keputusan. e. Sulit bergaul. f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas. g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi. h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri hidup. i. Merusak atau melukai orang lain. j. Perasaan tidak mampu. k. Pandangan hidup yang pesimitis. l. Tidak menerima pujian. m. Penurunan produktivitas. n. Penolakan tehadap kemampuan diri. o. Kurang memperhatikan perawatan diri. p. Berpakaian tidak rapi. q. Berkurang selera makan. r. Tidak berani menatap lawan bicara. s. Lebih banyak menunduk. t. Bicara lambat dengan nada suara lemah. Menurut Carpenito, L.J (2003 : 352); Keliat, B.A (2001 : 20) 1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker 2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri. 3) Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa 4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan. 6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

4. 5. 6. 7.

Fase Pesikopatologi Pemeriksaan Asuhan Keperawatan

Pengkajian Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social dan spiritual (Keliat, Budi Ana, 1998). Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah : 1) Identitas klien. Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang didapat. 2) Alasan masuk Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit. Klien menyendiri, tidak mampu manatap lawan bicara, merasa tidak mampu. 3) Faktor predisposisi Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang pengalaman yang tidak menyenangkan. 4) Pemeriksaan fisik Peningkatan tekanan darah dan peningkatan frekuensi nadi. 5) Psikososial a. Genogram. Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh b. Konsep diri: harga diri. Merasa malu terhadap dirinya sendiri, rasa bersalah terhadap dirinya sendiri, merendahkan martabat, pandangan hidup yang pesimis, penolkan terhadap kemampuan diri, dan percaya diri kurang.

c. Hubungan social. Cenderung menarik diri dai lingkungan sekitarnya dan klien mersa malu d. Spiritual. Cenderung berdiam diri dan tidak melaksanakan fungsi spiritualnya. 6) Status mental a. Penampilan. Klien kurang memperhatikan perawatan diri. b. Pembicaraan. Bicaranya cenderung gagap, sering terhenti/bloking, lambat, membisu, menghindar, dan tidak mampu memulai pembicaraan. c. Aktivitas motoric. Klien lebih sering menunduk, tidak berani menatap lawan bicara dan merasa malu. d. Afek dan Emosi. Datar: tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan. e. Interaksi selama wawancara. Kontak kurang: tidak mau menatap lawan bicara f. Proses piker 1. Arus pikir. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar kemudian dilanjutkan kembali 2. Bentuk fikir. Otistik: bentuk pemikiran yang berupa fantasia tau lamunan untuk memuaskan keinginan yang tidak dapat dicapai. 3. Isi pikir. Merasa bersalah dan pesimis g. Tingkat kesadaran. Composmentis, namun ada gangguan orientasi terhadap orang lain. h. Memori. Mampu mengingat memori jangka panjang ataupun jangka pendek i. Tingkat konsentrasi. Menurun Karena merasa tidak mampu j. Kemampuan penilaian/pengambilan keputusan. Sulit. k. Daya tilik diri. Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu minta pertolongan / klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang penyakitnya. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah sekarang 7) Kebutuhan persiapan pulang a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan b. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL) 8) Pola dan mekanisme koping Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya. Adaptif atau maladaptif.

DAFTAR PUSTAKA 1. Keliat, Ana Budi. 1998 Manajemen Keperawatan Psikososial Dan Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC 2. Keliat Budi Anna, 2001, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.

3.

Related Documents

2. Lp Harga Diri Rendah
August 2019 28
Rendah Diri
November 2019 33
Harga Diri Positif
May 2020 12
Harga Diri Rendah.docx
October 2019 27

More Documents from "Diofani Putri"