Gizi 1.docx

  • Uploaded by: iftahul meilidia
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gizi 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,067
  • Pages: 6
Pertanyaan 1. Sebutkan jenis nutrisi enteral yang banyak beredar di Indonesia beserta indikasi pemberiannya! Jawaban: A. Jenis makanan/nutrisi enteral a. Makanan atau nutrisi enteral formula rumah sakit (blenderized): makanan ini dibuat dari beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan menggunakan blender. Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah pada setiap kali pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa sonde yang agak besar, harganya relative murah. Contoh: a) Makanan cair tinggi energy dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah). b) Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena). c) Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk). d) Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin, untuk penyakit gout, diet dabetes). b. Makanan/nutrisi enteral formula komensial: formula komensial ini berupa bubuk yang disiap dicairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan. Nilai gizinya sesui kebutuhan, konsistensi dan osmolaritasnya tetap, dan tidak mudaj terkontaminasi. Contoh: a) Polimerik: mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran gastrointestinal normal atau hamper normal (parenteral, fresubin). b) Pradigesti diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus oleh pasiendengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal. c) Diet enteral khusus untuk sirosis ( aminolebane EN, falkamin), diabetes (diabetasol), gagal ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol). d) Diet enteral tinggi serat (indovita). B. Indikasi Pemberian Nutrisi Enteral Pemberian nutrisi enteral diperlukan pada penderita yang memerlukan asupan nutrien dengan saluran cerna yang masih berfungsi seperti pada penyakit AIDS atau HIV (yang disertai malnutsi), kakeksia pada penyakit jantung/ kanker, penurunan kesadaran/ koma, disfagia/ obstruksi esophagus, anoreksia pada infeksi yang berat/ kronis/ malnutrisi, pembedahan/ kanker pada kepala/ leher dan gangguan psikologis

seperti depresi berat/ anoreksi nervosa. Keadaan hypermetabolisme (luka bakar, trauma, infeksi HIV), asupan oral yang tidak mencukupi, inflamasi usus/ penyakit kronik, intubasi/ ventilasi, upaya mempertahankan keutuhan usus, seperti panda pancreatitis juga memerlukan nutrisi enteral. Bahkan pada kasus-kasus berat sperti pembedahan dan trauma dengan resiko sepsis diperlukan pemberian nutrisi enteral secara dini yang dapat disertai suplementasi nutrient yang berperan dalam proses pergantian sel-sel jonjot usus seperti glutamine. Selain itu juga diindikasikan untuk gangguan seperti di bawah ini: a. Gangguan menguyah dan menelan b. Prematuritas c. Kelainan bawaan saluran nafas, saluran cerna, dan jantung d. Refluks gastroesofagus berat e. Penyakit kronik dan keganasan 2. Sebutkan jenis nutrisi enteral yang banyak beredar di Indonesia beserta indikasi pemberiannya! Jawaban: A. Jenis-jenis cairan nutrisi parenteral a. ASERING Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi: Setiap liter asering mengandung: a) b) c) d) e)

Na 130 mEq K 4 mEq Cl 109 mEq Ca 3 mEq Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:

a) Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati b) Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus c) Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran d) Mempunyai efek vasodilator e) Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral b. KA-EN 1B Indikasi: a) Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam) b) < 24 jam pasca operasi c) Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak d) Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam. c. KA-EN 3A & KA-EN 3B Indikasi: a) Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas b) Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) c) Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A d) Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B d. KA-EN MG3 Indikasi : a) Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas b) Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) c) Mensuplai kalium 20 mEq/L

d) Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L e. KA-EN 4A Indikasi : a) Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak b) Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal c) Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik Komposisi (per 1000 ml): a) Na 30 mEq/L b) K 0 mEq/L c) Cl 20 mEq/L d) Laktat 10 mEq/L e) Glukosa 40 gr/L f. KA-EN 4B Indikasi: a) Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun b) Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia c) Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik Komposisi: a) b) c) d) e)

Na 30 mEq/L K 8 mEq/L Cl 28 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 37,5 gr/L

g. Otsu-NS Indikasi: a) Untuk resusitasi b) Kehilangan Na > Cl, misal diare c) Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

h. Otsu-RL Indikasi: a) Resusitasi b) Suplai ion bikarbonat c) Asidosis metabolic i. MARTOS-10 Indikasi: a) Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetic b) Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein c) Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam d) Mengandung 400 kcal/L j. AMIPAREN Indikasi: a) b) c) d) e) f) g)

Stres metabolik berat Luka bakar Infeksi berat Kwasiokor Pasca operasi Total Parenteral Nutrition Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

k. AMINOVEL-600 Indikasi: a) Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI b) Penderita GI yang dipuasakan c) Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi) d) Stres metabolik sedang e) Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm) l. PAN-AMIN G Indikasi:

a) Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan b) Nitrisi dini pasca operasi c) Tifoid B. Indikasi Nutrisi Parenteral : a. Gangguan absorpsi makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia intestinal, kolitis infektiosa, obstruksi usus halus. b. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pankreatitis berat, status preoperatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, stenosis arteri mesenterika, diare berulang. c. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan, pseudoobstruksi dan skleroderma. d. Kondisi dimana jalur enteral tidak dimungkinkan seperti pada gangguan makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemesis gravidarum.

Related Documents

Iptek Gizi
June 2020 38
Gizi Buruk.docx
December 2019 33
Gizi Pedoman.docx
July 2020 18
Gizi-halomoan
June 2020 21
Gizi 4
October 2019 48
Gizi Balita.ppt
December 2019 40

More Documents from "Novi Ajah"

Leflet Cmyb.docx
November 2019 28
Cover Pyelonefritis.docx
November 2019 26
Kelompok 6 (bblr).docx
October 2019 21
Kelompok 3.docx
November 2019 23
Sap_kespro.docx
October 2019 12
Gizi 1.docx
November 2019 14