SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KESEHATAN REPRODUKSI
Oleh: Ariyanti Hilma Azmi M. Ikromi M. Nur Choyin Pentarty Galuh Refi Yulita Rosi Pratiwi Rustiana Shulcha Fithriya
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan
: Kesehatan Reproduksi
Hari/tanggal
: Rabu, 06 Mei 2015
Jam
: 10.30-11.00 WIB
Tempat
: Ruang Aster Atas
Sasaran
: Ibu Post Partum dan Keluarga
Penyuluh
: Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.
Tujuan a. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga diharapkan dapat mengetahui dan mengerti mengenai kesehatan reproduksi. b. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga: 1. Memahami pengertian kesehatan reproduksi. 2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi 3. Memahami cara menjaga kesehatan reproduksi 4. Memahami cara perawatan payudara.
2.
Pokok Bahasan Kesehatan reproduksi.
3.
Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian kesehatan reproduksi. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi 3. Cara menjaga kesehatan reproduksi 4. Cara perawatan payudara
4.
Materi Terlampir
5.
Media a. PowerPoint b. Leaflet
6.
Metode Penyuluhan a. Ceramah b. Tanya jawab
7.
Kegiatan Penyuluhan
No
Kegiatan
Waktu
1
Penyuluh
Pasien
Pembukaan
3 Menit
2
1) Memberi salam.
1) Menjawabsalam
2) Menyampaikan topik penyuluhan.
2) Mendengarkan
3) Menjelaskan tujuan penyuluhan.
3) Mendengarkan
4) Melakukan kontrak waktu.
4) Mendengarkan
Penyajian Materi 1) Mengkaji
pengetahuan
awal
dan 1) Menjawab
pengalaman pasien tentang topik yang 22 Menit
akan disampaikan. 2) Menyampaikan materi tentang :
2) Mendengarkan
a. Pengertian kesehatan reproduksi b. Cara menjaga kesehatan reproduksi c. Evaluasi
3
1) Memberikan kesempatan kepada peserta 1) Bertanya penyuluhan untuk bertanya. 2) Menanyakan 5 Menit
penyuluhan
kembali
pada
tentang
materi
peserta 2) Menjawab yang
disampaikan. Penutup 1) Menyimpulkan Materi
1) Mendengarkan
2) Memberi Salam
2) Menjawab salam
8. Evaluasi a. Evaluasi Struktur : Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari sebelum kegiatan. b. Evaluasi Proses o Peralatan dan tempat tersedia. o Peserta bersedia. o Waktu sesuai dengan rencana. c.
Evaluasi Hasil o Mampu menjelaskan materi kesehatan reproduksi o Peserta mampu menjawab pertanyaan.
MATERI KESEHATAN REPRODUKSI 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Sedangkan menurut Depkes RI (2000), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
2. Tujuan Kesehatan Reproduksi Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif ke pada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak- hak reproduksi perempuan sehingga dapat meningkatkan
kemandirian
perempuan
dalam
mengatur
fungsi
dan
proses
reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya. Tujuan secara spesifik meliputi: 1. Meningkatkan kemandirian perempuan, khususnya dalam peranan dan fungsi reproduksinya 2. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial perempuan dalam konteks kapan ingin hamil, berapa jumlah anak yang diinginkan dan jarak antar kehamilan 3. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial laki- laki 4. Menciptakan dukungan laki- laki dalam membuat keputusan, mencari informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi
3. Faktor- faktor yang Berpengaruh terhadap Kesehatan Reproduksi a. Faktor demografis dapat dinilai dari data: usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama manikah, usia pertama hamil sedangkan faktor sosial ekonomi dapat dinilai dari tingkat pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tingkat kemiskinan, rasio melek huruf, rasio remaja tidak sekolah dan atau melek huruf
b. Faktor budaya dan lingkungan mencakup pandangan agam, status perempuan, ketidaksetaraan jender, lingkungan tempat tinggal dan bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi, c. Faktor psikologi antara lain rasa rendah diri, tekanan teman sebaya, tindak kekerasan di rumah/ lingkungan, dan ketidakharmonisan orang tua d. Faktor biologis meliputi : gizi buruk kronis, kondisi anemia, kelainan bawaan organ reproduksi, kelainan akibat radang panggul, infeksi lain atau keganasan
4. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Menjaga kesehatan Alat Reproduksi Wanita sangat penting. Cara tepat dan mudah menjaga kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut: 1. Bersihkan bagian luar vagina setelah buang air kecil atau air besar, dengan menggunakan air bersih. Dengan arah dari depan ke belakang. 2. Saat memasuki masa siklus menstruasi, sering-seringlah mengganti pembalut terutama pada awal haid yang biasanya banyak mengeluarkan darah. 3. Hindari (douching), yaitu memasukkan jari atau ejakulasi ke dalam vagina, meskipun itu bertujuan membersihkan bagian dalam vagina. Aktifitas yang anda lakukan ini akan menghilangkan bakteri loctobacili dan juga memicu iritasi kulit. 4. Jangan menggunakan sabun atau menyapu shower gel pada vagina karena akan memicu kondisi kering, iritasi kulit dan akan menjadi gatal. Bahkan beberapa wanita sensitif dan alergi terhadap kandungan pewangi serta busa yang ada pada sabun. 5. Lakukan pembersihan dengan menggunakan air pada alat kelamin baik itu suami ataupun istri ketika akan dan setelah melakukan hubungan badan. Sebaiknya anda juga membuang air kecil lebih kurang setengah jam setelah berhubungan badan, hal ini akan mengurangi risiko infeksi kandung kemih. 6. Ganti celana dalam minimal 2 kali sehari, dan apabila anda mengalami keputihan, sebaiknya gunakan panty liner. Saat tidur sebaiknya tidak menggunakan celana dalam, agar sirkulasi udara dan darah lebih lancar. 7. Kondisi bengkak nanah juga dikaitkan dengan infeksi dan pasien mengeluh sakit dan demam. Pengobatan pada gangguan kesehatan reproduksi ini secara incisional dan drainage bertujuan untuk mengeluarkan nanah dan konsumsi antibiotik. Gejala ini juga bisa terjadi pada wanita yang terlalu sering membersihkan bulu kemaluan. Sehingga kebersihan alat potong tersebut juga harus diutamakan.
8. Keputihan normal terjadi pada waktu beberapa hari sebelum haid, ketika mengalami gairah seks, kehamilan dan klimakterik atau setelah menopause. Keputihan yang terjadi pada diluar waktu-waktu tersebut disertai bau tidak sedap, warna yang kuning / kehijau-hijauan, rasa gatal harus diwaspadai dan dikonsultasikan dengan dokter. 9. Hindari penggunaan pembersih vagina yang dijual dipasaran, karena dapat menimbulkan efek samping dan mengubah ph vagina. Produk yang sebaiknya anda hindari adalah apabila setelah digunakan menimbulkan gatal, pedih dan kemerahmerahan. 5.
Cara Membersihkan Vagina yang Baik dan Benar Membersihkan daerah genital akan lebih aman bila menggunakan air saja dibandingkan dengan menggunakan obat-obatan atau bahan-bahan komersil dipasaran karena akan mempengaruhi pertumbuhan flora dalam vagina yang akan meningkatkan resiko infeksi dan meningkatkan resiko terjadinya keputihan (fluor albus) (Qomariyah, 2004). Setiap wanita akan mengalami pengeluaran cairan dari vagina sesudah ia mendapatkan haid yang pertama. Didalam vagina terdapat bakteri laktobasilus yaitu bakteri yang baik yang berfungsi untuk mempertahankan keasaman vagina agar bakteri pathogen mati dan untuk menjaga keseimbangan flora normal vagina. Terganggunya keseimbangan flora normal pada vagina dapat menyebabkan berbagai masalah. Salah satunya adalah terjadinya keputihan (fluor albus) (Sianturi, 2001). Penggunaan deodoran dan douching vagina dapat menyebabkan membran mukosa teriritasi dan dapat membunuh flora normal yang ada dalam vagina. Hal tersebut memungkinkan timbulnya serangan keputihan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek douching vagina dapat meningkatkan resiko kejadian Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Pelvic Inflammatory Disease atau Penyakit Radang Panggul (PRP) (Yayasan Abdi Asih: 1996, dan Joesoef, dkk: 1993). Ada beberapa tips membersihkan vagina yang aman dan tanpa efek samping, yakni : a. Tips Membersihkan Vagina dengan jangan menggunakan sabun pembersih vagina yang terbuat dari bahan-bahan berbahaya. Bila ingin menggunakan sabun
pembersih ada baiknya memperhatikan kandungan bahan yang tertera pada kemasan produk pembersih vagina. b. Cara Membersihkan Vagina dengan Jangan menggunakan pembersih vagina secara berlebihan karena akan merusak flora baik yang ada di sekitar organ intim wanita c. Tips Membersihkan Vagina dengan membersihkan organ intim dari arah yang benar yakni dari depan ke belakang d. Cara Membersihkan Vagina, Bila perlu menggunakan bahan herbal alami untuk membasuh organ intim yang dapat dibuat sendiri dengan menggunakan tetumbuhan herbal seperti daun sirih, buah majakani, daun jarak pagar dan berbagai tumbuhan herbal yang dapat digunakan untuk membersihkan vagina e. Tips Membersihkan Vagina dengan banyak mengkonsumsi air putih agar organ intim wanita tidak mengalami kekeringan f. Membersihkan vagina dapat dilakukan dengan menggunakan metode ratus atau pengasapan g. Rajin mengganti pembalut ketika darah haid sedang keluar dalam jumlah banyak h. Tips Membersihkan Vagina dengan menggunakan pembalut kecil atau panty liner yang dapat menampung cairan keputihan yang keluar secara berlebihan. Namun jangan terlalu lama menggunakan panty liner dan sering-seringlah mengganti panty liner 2 jam sekali i. Cara Membersihkan Vagina dengan Sering mengganti pakaian dalam ketika suasana organ intim basah, lembab dan bau j. Tips Membersihkan Vagina yang terakhir adalah dengan menjalani pola hidup yang sehat dengan mengkonsumsi berbagai makanan, buah dan sayuran dengan kandungan gizi lengkap
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta Saifudin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta V Ruth Bennet dan Linda. 1999. Myles Textbook For Midwifery. Varney .2007. 2001. Buku IV Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.Varney’s Midwifves.Pusdiknakes. WHO, JIHPIEGO Varney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC