Gerontik Ca Prostat Ida.docx

  • Uploaded by: Yuni Ariani Yuni
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gerontik Ca Prostat Ida.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,248
  • Pages: 43
1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Para lanjut usia, dikhawatirkan akan menjadi persoalan besar bagi Indonesia. Sebab, dilihat dari jumlahnya pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat sebesar 414 persen (Biro Pusat Statistik, 2006). Padahal upaya penyejahteraan termasuk peningkatan kualitas kesehatan kelompok ini masih belum memadai. Secara alamiah, proses menjadi tua mengakibatkan kemunduran kemampuan fisik dan mental. Secara umum, lebih banyak gangguan organ tubuh dikeluhkan oleh para warga senior baik pria maupun wanita, lebih banyak pula yang menderita penyakit kronis (Astawan M, 2007). Seiring dengan perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan kewaspadaan pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin bertambahnya usia, fungsi organ-organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami pria berusia lanjut adalah gangguan prostat. Yang lebih parah adalah kanker prostat karena kanker prostat merupakan kanker pembunuh nomor dua pada pria setelah kanker paru-paru (Jar, 2004). Baik gangguan prostat maupun kanker prostat harus sama-sama diwaspadai karena dampak negatif yang ditimbulkannya cukup mengerikan. Pria yang terkena gangguan prostat misalnya, dapat mengalami gangguan seksual, sedangkan kanker prostat dapat menyebabkan kematian (Siswono, 2003).

2

Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak kalah penting adalah usia di atas 50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus, riwayat kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola makan (Widjojo, 2007). Salah satu faktor risiko tersebut yaitu pola makan, menurut Umbas Rainy (2002) diet tinggi lemak dan pola makan berkalsium tinggi (Notrou P, 2007) merupakan faktor yang mempunyai kaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker prostat.

1.2 TUJUAN Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah keperawatan gerontik tentang Asuhan Keperawatan Klien dengan Ca Prostat.

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan

sel

khususnya

sel

pada

jaringan

prostat

yang

tidak

normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba. Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya. Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. 2. Etiologi Dan Faktor Resiko Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya ca prostat ; tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya ca mammmae adalah:

4

1) Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut. 2) Peranan dari growth factor (faktor pertumbuhan) sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. 3) Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati 4) Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan. Faktor resiko 1)

Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat

2)

Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.

3)

Kontak dengan logam berat seperti cadmium.

4)

Ras Afrika yang tinggal di Amerika.

5)

Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga Kebiasan merokok

3. Patofisiologi Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang disuga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel.

5

Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995) Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan intraavesikal,

untuk

dapat

mengeluarkan

urinbuli-buli

harus

dapat

berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,2000) Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejal-gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya

retensi

uretra,

otot

detrusor

masuk

ke

dalam

fase

dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksisehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini

jika

berlangsung

terus

akan

mengakibatkan

hidroureter,

hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995).

6

Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000) Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan

terjadinya

hipersensitivitas

pasca

fungsional,

ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2000)

7

8

4. Manifestasi Klinis Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia akibat membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak urethra. Terjadinya obstruksi urethra mengganggu perkemihan, Lama-kelamaan berkembang terjadinya anemi. Masalah kelenjar prostat,baik karena membesar atau karena mengalami perdangan,boleh dikatakan menimbulkan gejala yang serupa,yaitu : a. Mengalami kesulitan dalam buang air kecil b. Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari. c. Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni . d. Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni e. Pancaran aliran air seni lemah f. Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna g. Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh. h. Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri. i. Makin ada darah di dalam air seni atau air mani j. Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai : k. Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang. l. Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis. m. Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul. n. Mungkin air seni berdarah.

9

5. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroidd. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan Pielonefritis. 6. Pemeriksaan Diagnostik 1) Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik ( buli-buli penuh / kosong ) 2) Palpasi

buli-buli:

Tekanan

didaerah

supra

pubik

menimbulkan

rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi atau penuh.Terasa massa yang kontraktil dan “Ballottement”. 3) Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup. 4) Colok dubur. Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan

konsistensi

prostat

(pada

pembesaran

prostat

jinak

konsistensinya kenyal), adakah asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba. Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan : o Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram. o Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.

10

o Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram. 5) Laboratorium a. Darah lengkap sebagai data dasar keadaan umum penderita . b. Gula darah dimak sudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli nerogen). c. Faal ginjal (BUN, kreatinin serum) diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas . d. Analisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan infeksi atau inflamasi pada saluran kemih. e. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan. 6) Flowmetri Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan satuan ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa dengan flowmetri sebelum dan sesudah terapi 7) Radiologi a) Foto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.

11

b) Pielografi intra vena, dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan hidroureter, fish hook appearance ( gambaran ureter berkelok kelok di vesikula ) inclentasi pada dasar buli-buli, divertikel, residu urine atau filling defect divesikula. c) Ultrasonografi (USG), dapat dilakukan secara transabdominal atau trasrektal (trasrektal ultrasonografi = TRUS) Selain untuk mengetahui pembesaran prostat < pemeriksaan USG dapatpula menentukan volume buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti divertikel, tumor dan batu .Dengan TRUS dapat diukur besar prostat untuk menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan besar prostat dapat pula dilakukan dengan USG suprapubik. d) Cystoscopy (sistoskopi) pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan cystoscop. Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam vesika. Selain itu dapat juga memberi keterangan mengenahi besarprostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam uretra. 8) Kateterisasi Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine setelah miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada hiper tropi prostat.

12

7. Penatalaksanaan Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan meliputi : 1) Transsurethral resection of prostate (TURP) Dimana jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra diangkat dengana sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra 2) Suprapubic /open prostatektomi Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat jaringan prostat diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat melalui kandung kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. 3) Retropubic prostatektomi Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis) diangkat melalui insisi abdomen bawah tanpa pembukaan kandung kemih 4) Perineal prosteatektomi Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat mengakibatkan impotensi.

13

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN 1.

PENGKAJIAN Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosis keperawatan. Pengkajian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi dan penkajian post operasi prostatektomi 1) Pengkajian pre operasi prostatektomi Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini MRS sampai saat operasinya, yang meliputi : a. Identitas klien Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis. b. Riwayat penyakit sekarang Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi , nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas sehabis miksi, hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang dan akirnya menjadi retensio urine. c. Riwayat penyakit dahulu . Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang. Penyakit

14

kronis yang pernah di derita.

Operasi yang pernah di jalani

kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat penyakit DM dan hipertensi. d. Riwayat penyakit keluarga. Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM, asma, atau hipertensi. e. Riwayat psikososial a) Intra personal Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan muncul kecemasan. Kecemasan ini muncul karena ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan. Tingkat kecemasan dapat dilihat dari perilaku klien, tanggapan klien tentang sakitnya. b) Inter personal Meliputi peran klien dalam keluarga dan peran klien dalam masyarakat. f. Pola fungsi kesehatan g. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau, penggunaan obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan diri (pemeriksaan kesehatan berkala, gizi makanan yang adekuat

15

h. Pola nutrisi dan metabolisme Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis, anoreksia dan vomiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah. i. Pola eliminasi Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu, menetes – netes, jumlah klien harus bangun pada malam hari untuk berkemih, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam rectum. j. Pola tidur dan istirahat Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ). Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga perlu ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur. k. Pola aktifitas. Klien ditanya aktifitasnya sehari – hari, aktifitas penggunaan waktu senggang, kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak

16

mengalami

gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi

kebutuhan sehari – hari sendiri. l. Pola hubungan dan peran Klien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga, pasien lain, perawat atau dokter. Bagai mana peran klien dalam keluarga. Apakah klien dapat berperan sebagai mana seharusnya. m. Pola persepsi dan konsep diri Meliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau dirasakan klien sebelum pembedahan . Biasanya muncul kecemasan dalam menunggu acara operasinya. Tanggapan klien tentang sakitnya dan dampaknya pada dirinya. Koping klien dalam menghadapi sakitnya, apakah ada perasaan malu dan merasa tidak berdaya. n. Pola sensori dan kognitif Pola sensori meliputi daya penciuman, rasa, raba, lihat dan pendengaran dari klien. Pola kognitif berisi tentang proses berpikir, isi pikiran, daya ingat dan waham. Pada klien biasanya tidak terdapat gangguan atau masalah pada pola ini. o. Pola reproduksi seksual Klien ditanya jumlah anak, hubungannya dengan pasangannya, pengetahuannya tantangsek sualitas. Perlu dikaji pula keadaan seksual yang terjadi sekarang, masalah seksual yang dialami sekarang (masalah kepuasan, ejakulasi dan ereksi ) dan pola perilaku seksual.

17

p. Pola penanggulangan stress Menanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress, mekanisme penanggulangan terhadap stress yang dialami. Pemecahan masalah biasanya dilakukan klien bersama siapa. Apakah mekanisme penanggulangan stressor positif atau negatif. q. Pola tata nilai dan kepercayaan Klien

menganut

agama

apa,

bagaimana

dengan

aktifitas

keagamaannya. Kebiasaan klien dalam menjalankan ibadah. 2) Pemeriksaan fisik a. Status kesehatan umum Keadaan penyakit, kesadaran, suara bicara, status/ habitus, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, nadi. b. Kulit Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien. c. Kepala Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri kepala atau trauma pada kepala. d. Muka Bentuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.

18

e. Mata Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak. Pada konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera tampak ikterus atau tidak. f. Telinga Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana bentuknya, apa ada gangguan pendengaran. g. Hidung Bentuknya bagaimana, adakah pengeluaran secret, apa ada obstruksi atau polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan cuping hidung. h. Mulut dan faring Adakah caries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan atau ulkus. Lidah tremor ,parese atau tidak. Adakah pembesaran tonsil. i. Leher Bentuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar limphe. j. Thoraks Betuknya bagaimana, adakah gynecomasti.

19

k. Paru Bentuk bagaimana, apakah ada pencembungan atau penarikan. Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. Apakah ada suara nafas tambahan seperti ronchi , wheezing atau egofoni. l. Jantung Bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak).Bagaimana dengan iktus atau getarannya. m. Abdomen Bagaimana bentuk abdomen. Pada klien dengan keluhan retensi umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. Apakah ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya terdapat hernia atau hemoroid. Hepar, lien, ginjal teraba atau tidak. Peristaklit usus menurun atau meningkat. n. Genitalia dan anus Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba pada saat rectal touché. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah trpasang kateter, Bagaimana bentuk scrotum dan testisnya. Pada anus biasanya ada haemorhoid. o. Ekstrimitas dan tulang belakang Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari – jari tremor apa tidak. Apakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda – tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan. Bentuk tulang belakang bagaimana.

20

2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Diagnosa sebelum operasi a. Perubahan

eliminasi

urine:

frekuensi,

urgensi,

hesistancy,

inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi berhubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran prostat. b. prostat. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran c. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi disuria, frekuensi, nokturia. 2) Diagnosa setelah operasi a. Nyeri berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah odema . c. Potensial infeksi berhubungan dengan prosedur invasif : alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering. d. Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi . e. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan nyeri.

21

3. INTERVENSI KEPERAWATAN No. 1

Diagnosa Keperawatan Perubahan eliminasi urine: Tujuan:

Tujuan Pola eliminasi

Intervensi Rasional 1) Jelaskan pada klien tentang 1) Meningkatkan

frekuensi,

urgensi, normal .

perubahan

hesistancy,

inkontinensi, Kriteria hasil :

eliminasi.

retensi,

nokturia

atau 

Klien

dapat

dalam jumlah normal,

miksi berhubungan dengan

tidak

obstruksi

kandung kemih

pembesaran prostat.

: 



teraba

distensi

2) Dorong

klien

untuk

berkemih tiap 2 – 4 jam dan bila dirasakan .

Residu pasca berkemih

3) Anjurkan

klien

pengetahuan klien sehingga

klien

kooperatif

dalam

tindakan keperawatan. 2) Meminimalkan

minum

retensi

urine,

kurang dari 50 ml

sampai 3000 ml sehari,

distensi

yang

Klien

dalam toleransi jantung bila

berlebihan

pada

diindikasikan

kandung kemih

dapat

berkemih

volunter 

pola

berkemih

perasaan tidak puas setelah

mekanik

dari

Urinalisa

dan

hasilnya negatif

kultur

4) Perkusi

/

supra pubik.

palpasi area 3) Peningkatan aliran cairan,

22



Hasil

laboratorium

fungsi ginjal normal

5) Observasi

aliran

dan

mempertahankan

kekuatan urine, ukur residu

perfusi ginjal dan

urine pasca berkemih. Jika

membersihkan

volume residu urine lebih

ginjal dan kandung

besar dari 100 cc maka

kemih

jadwalkan

pertumbuhan

program

kateterisasi intermiten.

dari

bakteri. 4) Distensi

kandung

kemih dapat dirasakan di area supra pubik. 5) Observasi

aliran

dan kekuatan urine untuk

23

mengevaluasi adanya obstruksi 2.

prostat.

Nyeri Tujuan : Klien menunjukan

berhubungan

dengan

bebas

dari

penyumbatan

saluran

ketidaknyamanan

kencing sekunder terhadap Kriteria hasil : pelebaran

hilang / terkontrol

perhatikan 1) Memberi informasi

lokasi, intensitas ( skala 1-

untuk

10 ), dan lamanya.

dalam menentukan

wajah

klien

nyaman,

untuk

istirahat dengan cukup  Tanda-tanda vital dalam batas normal

posisi

yang

mendorong

penggunaan mampu

pilihan

membantu

Intervensi

contoh: membantu klien 2) Meningkatkan melakukan

rileks  Klien

nyeri,

2) Beri tindakan kenyamanan,

 Klien melaporkan nyeri

 Ekspresi

1) Kaji

relaksasi

/

latihan nafas dalam. 3) Beri

kateter

relaksasi, memfokuskan kembali

perhatian

dan jika

diinstruksikan untuk retensi

dapat

meningkatkan kemampuan koping.

urine yang akut : mengeluh 3) Retensi

urine

24

ingin kencing tapi tidak

menyebabkan

bisa.

infeksi

4) Observasi tanda – tanda vital.

saluran

kemih, hidro ureter dan hidro nefrosis

5) Kolaborasi dengan dokter 4) Mengetahui untuk memberi obat sesuai

perkembangan lebih

indikasi, contoh: eperidin (

lanjut

Dumerol )

5) Untuk menghilangkan nyeri hebat / berat, memberikan relaksasi mental dan fisik.

3.

Gangguan

tidur

dan

Tujuan:

Kebutuhan

tidur 1) Jelaskan pada klien dan 1) Meningkatkan

25

istirahat

berhubungan dan istirahat terpenuhi.

dengan sering terbangun Kriteria hasil: sekunder kerusakan

terhadap  eliminasi:

retensi disuria, frekuensi, nokturia.

pengetahuan

klien

sehingga klien mau

Klien mampu istirahat /

dan

kooperatif terhadap

tidur dengan waktu yang

untuk menghindarinya.

Klien

kemungkinan

2) Ciptakan mengungkapkan

sudah bisa tidur. 

penyebab

gangguan tidur / istirahat

cukup. 

keluarga

Klien

mendukung

suasana

cara

yang

mampu 3) Batasi masukan minuman

penghambat tidur.

faktor

keperawatan.

dengan 2) Suasana

mengurangi kebisingan.

menjelaskan

tindakan

yang mengandung kafein.

tenang

yang akan

mendukung istirahat klien. 3) Menentukan rencana mengatasi gangguan.

untuk

26

BAB III TINJAUAN KASUS ‘ I. IDENTITAS Nama

: Tn. I.

Umur

: 62 tahun.

Jenis Kelamin : Laki-laki. Suku/Bangsa

: Jawa / Indonesia.

Agama

: Islam.

Pekerjaan

: Pensiunan Depdiknas.

Pendidikan

: SMA.

Alamat

: Jl. Ngagel Dadi 1 G / 15 Surabaya.

Alasan Dirawat: BAK tidak lancar dan terasa nyeri, disertai darah merah sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan Utama Sebelumnya: Mulai 1 minggu yang lalu kencing hanya bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa ada sisa, pancaran tidak jauh , terasa nyer/panas, serta disertai darah merah. Saat Pengkajian : Nafsu makan menurun dan pasien sering bertanta tentang keadaan penyakit yang diderita. Upaya yang telah dilakukan: Berobat ke RS Haji Surabaya dan mendapat obat, kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo.

27

Terapi/Operasi yang pernah dilakukan: Operasi Prostat di RSUD Dr. Soetomo.

II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY) 1) Riwayat Penyakit Sebelumnya: Klien ada riwayat kencing tidak lancar + 3 tahun yang lalu dan 1 minggu yang lalu ada kencing darah, terasa nyeri/panas, terasa ada sisa, pancaran tidak jauh dan klien merasa ada benjolan diperut bagian bawahnya. 2) Riwayat Penyakit Sekarang: BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, terasa ada sisa, sifatnya terus menerus sejak 1 minggu yang lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam BAB, konsistensi keras dan lama baru keluar. 3) Riwayat Kesehatan Keluarga: Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita oleh klien sekarang ini. 4) Keadaan Kesehatan Lingkungan: Klien tinggal dirumah milik sendiri yang kondisinya sangat sederhana. 5) Alat Bantu Yang Dipakai: tidak ada.

III.OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1) Keadaan Umum: Klien

pucat (-), melakukan aktivitas seperlunya.

terbangun tengah malam.

Tidur kurang, sering

28

2) Tanda-tanda Vital: Suhu 36,2oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien berbaring pada lengan kiri, hasilnya= 120/80 mmHg, pernafasan normal, 20x/menit. 3) Sistem Tubuh (Body Systems): a. PERNAFASAN (B1: BREATHING) Hidung

: tidak ada kelainan.

Trachea

: letaknya normal.

Bentuk dada: kanan dan kiri simetris. b. CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING) Nyeri dada : tidak ada. Suara jantung: normal. Edema

: tidak ada.

c. PERSYARAFAN (B3: BRAIN) Kesadaran: compos mentis. GCS

: E= 4 V=5 M= 6. Total nilai: 15

Kepala dan wajah: tidak ada kelainan, kesan : normal. Mata: Sklera: tak icterus. Conjunctiva : tak anemis. Pupil : isokor. Leher: tekanan vena jugularis normal. Persepsi Sensori

29

Pendengaran: tidak ada kelainan. Penciuman : tidak ada kelainan. Pengecapan : tidak ada kelainan. Penglihatan : ada kelainan, mata kanan mengalami penurunan lapangan pandang dan menggunakan kaca mata. Perabaan

: tidak ada kelainan.

d. PERKEMIHAN- ELIMINASI URI (B4: BLADDER) Produksi urine: dalam 24 jam 600 – 700 ml, keluar sedikit-sedikit, menetes, sering dan terasa nyeri. Kadang ada retensi urine. Warna

: merah.

Bau: agak amis.

Lainnya

: teraba massa pada rectal toucher.

e. PENCERNAAN – ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL) Mulut dan tenggorok: kering, agak merah (iritasi). Abdomen

: tak ada kelainan.

Rectum

: tidak ada kelainan.

BAB

: 1x/hari, kadang-kadang 2 – 3 hari baru BAB.

Konsistensi: keras. Ada konstipasi. Berat Badan (BB)

: tanggal 3 Mei 1999 = 78 kg.

tanggal 24 Agustus 2002 = 60 kg, TB 159. Diet

: TKTP.

Klien tidak memiliki kebiasaan minum kopi sejak muda, makan tidak habis ½ porsi.

30

f. TULANG – OTOT – INTEGUMEN (B6: BONE) Kemampuan pergerakan sendi : bebas. Tidak ada parese, paralise maupun hemiparese. Extremitas: - Atas

: tidak ada kelainan.

- Bawah : tidak ada kelainan. Tulang Belakang: tidak ada kelainan. Kulit: Warna kulit: tidak anemis. Akral : hangat. Turgor : baik. 4) Sistem Endokrin Terapi hormon: tidak ada. 5) Hematopoietik Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: Tanpa anemia.

IV. PSIKOSOSIAL Konsep diri: Identitas Status klien dalam keluarga: suami. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam keluarga: puas.

31

Peran Tanggapan klien terhadap perannya: senang. Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup. Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas. Ideal diri/Harapan Harapan klien terhadap: Tugas/pekerjaan: dapat pulang dengan cepat agar dapat ketemu pada anak/cucunya. Tempat/lingkungan kerja: dapat kembali dilingkungan keluarga seperti semula. Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya: Klien berharap agar segera cepat sembuh. Lainnya: klien menganggap apabila tumornya diangkat dengan operasi maka ia akan sembuh total. Harga diri Tanggapan klien terhadap harga dirinya: sedang. Sosial/Interaksi Hubungan dengan klien lain : baik. Dukungan keluarga : aktif. Dukungan kelompok/teman/masyarakat: sangat mendukung. Reaksi saat interaksi kontak mata. Konflik yang terjadi terhadap: peran. SPIRITUAL Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah.

32

Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat. Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini: lewat ibadah. Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada. Keyakinan/kepercayaan

bahwa

penyakit

dapat

disembuhkan:

mempercayainya. Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal : 24 Agustus 2002. 

Hb

: 15,1 g/dl.



PCV

: 0,47 %



MCV

: 75 FL



LED

: 102 mm/jam.

Pemeriksaan mikrobiologi tanggal 9-September-2002. Bahan urine: Kultur/biakan: * mikroba pseudomonas Aerugenesa. * jumlah kuman > 10.000/ml. Test kepekaan antibiotika (sensitivity test). DAM 10 test = 3 sensitive : 7 resistent. Bahan Urine : Laporan pemeriksaan Mikroskopik terima bahan urine.

klien

33

Kesimpulan : sediaan hanya mengandung sedikit sel epitel squamouse, sel transitional dan sel radang mononuclear, sel ganas tidak ada. Pemeriksaan Radiologi - IVP/BOP tanggal 28 September 2001 Kesimpulan: kronik non obstruktic Pyelonephritis Bilateral. - USG Ren / Buli urologis tanggal 1 Oktober 2002. Kesimpulan: Ren

: Besar normal, intensitas echokorteks normal, batas sinu korteks jelas, tampak ectasis ringan pelviocalyceal, Tak tampak kiste atau abses.

Buli-Buli : Besar normal, dinding tidak menebal, tidak tampak batu, tampak Blood Cloth. Laporan Endoskopi (tanggal 3 Oktober 2002). 

Indikasi : Ca Prostat.



Tectal Toucher : BPH Jr II



TUR-P (Prostat): o Irigan : Glicine/H2O : 10 liter. o Berat Spesiment : 25 gram. o Waktu : 30 menit.

Terapi: Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit. Amoksicillin 3 x 500 mg.

34

Calnex 3 x 2 tablet Ciprofloxacin 500mg 2 x 1 Diit: TKTP ANALISA DATA Pengelompokan Data S:Klien mengatakan

adekuat.

tubuhnya lemah

&

Diagnosa Keperawatan Gangguan nutrisi:

nutrisi: kurang kurang dari kebutuhan dari kebutuhan.

selera

berhubungan intake adekuat.

makannya berkurang, rasa mual dan rasanya ingin minum terus. Klien mengatakan badan lemah. O: Berat badan 60 kg. Porsi

Kemungkinan Masalah Penyebab Intake yang tidak Gangguan

makan

tak habis ½

yang

dengan tidak

35

porsi.

S: Pasien berpikir Kurangnya

Kurang

Kurang

pengetahuan

bahwa dengan informasi.

pengetahuan

tentang

penyakit,

operasi maka

tentang

prognosis

dia

penyakit, prog- pengobatan

pasti

sembuh total.

nosis

Pasien sering

pengobatan.

bertanya tentang keadaan penyakitnya. O: -

& berhubungan

&

dengan

kurangnya informasi.

36 RENCANA TINDAKAN PERAWATAN NO 1

TGL 8 2002

DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL & HASIL YANG DIHARAPKAN Okt Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan a. Monitor intake makanan a) Memberikan informasi tentang tubuh) berhubungan dengan intake yang tidak

setiap hari.

status gizi klien.

adekuat.

b. Timbang

BB,

Tujuan:

lengan

(triceps)



Klien menunjukkan ti-dak ada tandatanda mal-nutrisi.



Klien

menyatakan

terhadap perlunya intake yang adekuat. Kriteria Hasil:

klien

mengkonsumsi

penam bahan & penurunan BB.

untuk c) Kalori makanan

merupakan

sumber

energi.

tinggi kalori-inta-ke cairan yang adekuat.



Peningkatan masukan makanan.



Tidak ada penurunan BB lebih lanjut.

sering



Nutrisi yang cocok & adekuat serta

makanan kecil.

kalori yang cukup.

serta

amati penurunan BB. c. Anjurkan

pengertiannya

ukuran b) Memberikan intormasi tentang

d. Anjurkan pula klien untuk d) Mencegah mengkonsumsi

mual

muntah,

distensi berlebihan serta dispepsia

yang

menyebabkan

penurunan nafsu makan e. Kontrol faktor lingkungan e) mengurangi

stimulus

37 seperti bau busuk, bising.

berbahaya

Hindari

meningkatkan ansietas.

makanan

yang

yang

dapat

manis, berlemak & pedas. 2

Kurang pengetahuan tentang penyakit & pe- a) Review pengertian klien a) Menghindari ngobatan berhubungan dengan kurangnya

&

informasi.

diagnosa pengo-batan &

Tujuan:

akibatnya.





tentang

pengulangan

tentang diagnosa & pengobatan pada

tentang

kanker

tingkatan siap.

pengobatannya.

&

pengetahuan klien.

hidup

&

berpartisipasi

Mengikuti

prosedur

pengobatan

bekerjasama dengan perawat/dokter.

&

&

lakukan

konsepsi

serta

pengertian.

dalam c) Berikan bimbingan kepada c) Membantu

pengobatan.

di

pembinaan terhadap kesalahan persepsi

Mempunyai inisiatif dalam perubahan

&

terhadap

Klien dapat mengatakan secara akurat b) Tentukan persepsi klien b) Memungkinkan

gaya



keluarga

dupli-kasi

klien

dalam

klien sebelum mengikuti

memahami proses penyakit &

prosedur

pengobatannya.

terapi

pengobatan, yang

komplikasi.

lama, Jujurlah

38 Kriteria Hasil:

kepada klien.

-Klien menerima keadaanya , baik secara fisik d) Anjurkan maupun mental. -Klien mau berpartisipasi dalam perubahan gaya hi-dup.

klien

untuk d) Mengetahui

sampai

memberikan umpan balik

sejauhmana pemahaman klien

verbal

& keluarga.

& meng-koreksi

mis komunikasi tentang penyakitnya. e) Anjurkan

klien

memelihara

untuk e) Meningkatkan integritas kulit

kebersihan

& rambut.

kulit & rambut. f) Jelaskan

kepada

/keluarga

klien f) Sebagai tentang

pentingnya status nutrisi yang optimal.

upaya

percepatan

penyembuhan & pencegahan infeksi.

39 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TGL

JAM

TINDAKAN KEPERAWATAN

8

0825 wib

a. Membersihkan/mengganti alas tidur.

Oktober

s/d

b. Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/80 mmHg, nadi=

2002

08450 wib

80x/mt, RR= 20x/mt, suhu= 36,2oC. c. Menggali pengetahuan klien tentang penyakitnya. d. Menjelaskan

tentang

penyakitnya,

pengobatan

&

prognosisnya. e. Menganjurkan istri klien untuk selalu mendampingi & 0845wib

memberikan support pada suaminya.

s/d

f. Memberi semangat & dukungan pada klien.

0925 wib.

g. Membantu klien makan & minum. h. Menganjurkan klien agar menghabiskan diet yang diberikan atau menambahkannya sendiri.

1015 wib

i. Menanyakan kembali pada klien & keluarganya tentang

s/d

keadaan kesehatan/keluhan pagi ini serta kesiapannya

1035wib

untuk menjalani perawatan & pengobatan. j. Membantu klien makan & minum, menganjurkan klien

1245wib

untuk menghabiskan diet. k. Menimbang BB= 60 kg, TB= 159 cm. l. Menganjurkan klien untuk memelihara kebersihan kulit. m. Memberikan motivasi agar klien sabar menunggu dengan sabar proses penyembuhan penyakitnya.

40 n. Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/80 mmHg, nadi= 80x/mt, RR= 20x/mt, suhu= 36oC o. Menganjurkan klien untuk istirahat & banyak minum air putih.

EVALUASI NO. 1.

TANGGAL/jam

DIAGNOSA

8 Oktober

1

2002

CATATAN PERKEMBANGAN S: - Klien mengatakan tubuhnya masih lemah. O: o BB=60 kg.

Jam 1325

o Klien mau menghabiskan makanan/minumannya. A: Masalah belum teratasi. 2

P:

Intervensi tidak diteruskan oleh karena pasien rencana pulang.

S: Klien mengatakan siap & pasrah dalam menghadapi penyakitnya. O: 

Klien

masih

bertanya-tanya

tentang

keadaan penyakitnya. 

Klien mau mendengarkan & melaksanakan saran untuk makan & beristirahat yang

41 cukup. A: Masalah belum teratasi. P: Intervensi tidak diteruskan oleh karena pasien rencana pulang.

42

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba. Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapat menimbulkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya. Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat.

4.2 SARAN Penulis menyadari makalah yang di susun ini jauh dari sempurna oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya makalah selanjutnya agar lebih baik lagi.

43

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta. Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta. Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Related Documents

Gerontik Ca Prostat Ida.docx
November 2019 26
Gerontik Hipertensi.docx
April 2020 27
Gerontik Pemfis.docx
June 2020 25
Gerontik Etikkkk.docx
December 2019 28
Gerontik Strok.docx
November 2019 35

More Documents from "Sahara Sahara"

Lk Asfiksia.docx
November 2019 30
Sap Herlina Tb Paru.docx
November 2019 35
Lambang Stifar.docx
May 2020 17