Gerontik Hipertensi.docx

  • Uploaded by: yeni hasri utami jalil
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gerontik Hipertensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,426
  • Pages: 14
Mata kuliah

: Keperawatan Gerontik

Dosen

:Suhermi.S.kep, Ns, M.kes

HIPERTENSI PADA LANSIA

Di Susun Oleh: YENI HASRI UTAMI JALIL (14220160045)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATSAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2018

HIPERTENSI A. DEFENISI Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka kematian (mortalitas) (Adib, 2009)

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten, di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut WHO 1996, batasan tekanan darah normal orang dewasa adalah maksimum 140/90 mmHg. Apabila tekanan darah seseorang di atas angka tersebut pada beberapa kali pengukuran di waktu yang berbeda, orang tersebut bisa dikatakan menderita hipertensi. Penderita hipertensi memiliki resiko lebih besar untuk mendapatkan serangan jantung dan stroke ( Suwarsa. 2006)

Penyakit hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi baik itu di beberapa negara yang ada di dunia maupun di Indonesia. (Ibrahim 2011

B. PENYEBAB 1. Umur Penelitian-penelitian

yang

dilakukan

oleh

beberapa

ahli

menunjukkan bahwa semakin tua seseorang maka risiko mengalami hipertensi akan semakin tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh penurunan elastisitas pembuluh darah arteri seiring dengan pertambahan umur. Hipertensi bisa dijumpai pada semua usia, namun paling sering ditemukan

pada usia 35 tahun atau lebih dan meningkat ketika menginjak usia 50 dan 60 tahun. Selain itu pada wanita menopause akan lebih berisiko mengalami hipertensi. Walaupun belum dapat dibuktikan dalam penelitian, namun hormon estrogen diperkirakan dapat meningkatkan konsentrasi HDL dan menurunkan LDL yang dapat menurunkan risiko terjadi hipertensi. 2. Genetik Riwayat keluarga merupakan salah satu faktor resiko hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi dan telah terbukti dari banyak penelitian-penelitian oleh beberapa ahli. Hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu dari orang tua kita mempunyai hipertensi, sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan terkena pula. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkinan terkena penyakit tersebut 60% (Sheps, 2005). Selain itu peran faktor genetik juga dapat dibuktikan dengan ditemukannya kejadian hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar monozigot daripada heterezigot. Selain dua faktor risiko di atas terdapat pula beberapa faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi, antara lain: 3. Merokok Sampai sekarang merokok merupakan satu-satunya faktor risiko paling penting yang dapat menyebabkan hipertensi pada lansia. Kandungankandungan berbahaya yang terdapat dalam rokok dapat menyebabkan banyak sekali kerugian pada tubuh, diantaranya, menurunkan kadar HDL, meningkatkan adhesivtas trombosit dan kadar fibrinogen, mengganti oksigen dengan karbon dioksida pada molekul hemoglobin, serta meningkatkan konsumsi oksigen di miokardium. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memberikan penjelasan kepada lansia tentang keuntungan yang dapat diperoleh dengan berhenti merokok serta kerugian-kerugian yang akan di dapat apabila tetap mengkonsumsi rokok tersebut.

4. Hiperlipidemia Kadar kolesterol pada lansia akan secara alami meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu hiperlipidemia juga berkaitan dengan konsumsi lemak jenuh yang erat kaitannya dengan peningatan berat badan dan nantinya akan menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi. Peningkatan LDL dan penurunan HDL adalah tanda yang penting untuk penyakit arteri koroner atau aterosklerosis berkaitan dengan kenaikan tekanan darah baik pada pria maupun wanita. 5. Diabetes Melitus dan Obestitas Diabetes merupakan penyakit kronik yang menjadi faktor risiko independen untuk hipertensi. Ketika viskositas darah meningkat maka tekanan darahpun akan ikut meningkat. Lansia yang mengalami diabetes biasanya diikuti dengan obesitas. Penurunan berat badan pada lansia akan sangat bukan hanya untuk diabetes namun untuk hipertensi dan hiperlipidemia yang menyertainya. 6. Gaya Hidup Aktivitas fisik yang menurun pada lansia dapat pula menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi. Dengan penurunan aktivitas fisik ini maka tonus otot akan mengalami kehilangan masa otot tak berlemak yang akan digantikan dengan jaringan lemak yang akan mengakibatkan penigkatan risiko penyakit kardiovaskular. Aktivitas fisik yang cukup juga akan menjaga berat badan yang ideal. Selain itu stress dapat pula berpengaruh pada hipertensi maka gaya hidup sehat sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko hipertensi 7. Diet Tinggi Garam Berdasarkan penelitian Radecki Thomas E J.D. Orang yang memiliki kebiasaan konsumsi tinggi garam akan memiliki risiko hipertensi sebesar 4.35. Garam yang memiliki sifat menarik air, akan menyebabkan peningkatan volume plasma dan tekanan darah.

Lansia dan ras Afrika

Amerika mungkin memiliki sensitivitas tinggi terhadap intak sodium terhadap perkembangan hipertensi (Vollmer et a., 2001 dalam Miller ). Selain faktor-faktor diatas terdapat pula peningkatan konsumsi kafein yang dapat menjadi faktor risisko terjadinya hipertensi. Meskipun tidak signifikan kafein dan alcohol akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis yang dapat merangsang sekresi corticotrophin realizing hormone (CRH) yang dapat meningkatkan tekanan darah. Hipertensi pada lansia dapat mengakibatkan timbulnya asma dan kencing manis serta pecahnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi kelumpuhan, kesulitan berbicara sampai kematian.

C. TANDA DAN GEJALA 1. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hali ini berari hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur 2. Gejala yang lazim a. Mengeluh sakit kepala, pusing b. Lemas, kelelahan c. Sesak nafas d. Gelisah e. Mual f. Muntah g. Kesadaran menurun h. Mimisan

D. AKIBAT 1. Kerusakan Ginjal Penyakit ini timbul akibat tekanan darah tidak terkendali sehingga produksi angiostin melonjak tajam. Akibatnya, ginjal menjadi kelelahan hingga mengalami kerusakan. Kerusakan ginjal ditandai oleh beberapa macam gejala berupa keringat berlebihan, kram otot, letih, sering berkemih, serta denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur. 2. Serangan Jantung Serangan jantung terjadi saat arteri gagal bekerja, sehingga jantung berdetak cepat agar dapat memompa darah lebih banyak. Namun, arteri tidak dapat diajak bekerja sama karena rusak atau hilang elastisitasnya. Arteri tersebut gagal menyuplai darah yang kaya oksigen ke jantung dan otak sehingga memicu peningkatan tekanan darah. Hipertensi merupakah faktor risiko mayor terhadap penyakit jantung yang perlu mendapat perhatian serius. 3. Stroke Hipertensi juga menjadi faktor risiko mayor penyebab timbulnya penyakit stroke. Stroke iskemik dan stroke hemoragik dapat disebabkan hipertensi. Seorang penderita hipertensi berisiko tinggi mengalami stroke. Tekanan darah tinggi jangan dianggap enteng karena tanpa disadari lonjakan tekanan darah dapat memicu stroke, baik yang disertai atau tanpa disertai perdarahan otak. 4. Glaukoma Sedangkan glaukoma dapat timbul karena komplikasi hipertensi hingga mengakibatkan gangguan retinopati. Jenis penyakit mata ini ditandai dengan penyempitan arteriol kecil yang dipicu oleh hipertensi. Karenanya,

pemeriksaan mata pada pasien yang diduga mengalami hipertensi dapat dilihat dari kondisi retina mata pasien yang bersangkutan. penyempitan arteriol kecil dijadikan sebagai petunjuk awal hipertensi. 5. Disfungsi Ereksi Bagi kaum pria, hipertensi juga dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Penurunan fungsi seksual tersebut terkait dengan penurunan produksi NO akibat hipertensi. Akibatnya dapat bertambah parah jika ia juga menderita penyakit diabetes dan obesitas. 6. Dementia dan Alzheimer Penyakit neurologis ini dapat dipicu oleh hipertensi. Hipertensi yang berlangsung lama tanpa dikendalikan dapat menurunkan fungsi otak, terutama yang berkaitan dengan memori. Tekanan yang tinggi pada reseptor otak akan melemahkan sistem saraf dan sejumlah neurotrasmiter penting yang bertugas menyimpan dan mengatur output memori. Hipertensi dapat menyebabkan penurunan fungsi memori lebih cepat dibandingkan dengan non-hipertensi. (agromedia 2018)

E. PENANGANANNYA memahami apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini. Berikut ini merupakan cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipertensi. 1. Melakukan Diet Rendah Lemak a. Langkah pertama dan utama yang harus Anda lakukan ialah dengan cara melakukan diet rendah lemak. b. Tentu hal ini sangat penting dan akan berpengaruh pada kesehatan Anda.

c. Sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang mengandung minyakminyakan, daging dengan banyak kandungan lemak, telur, susu full cream, dan masih banyak lainnya. d. Tak hanya itu saja, Anda juga perlu mengurani penggunaan garam pada menu makanan sehari-hari. e. Selain itu, makanan yang memang diasinkan juga harus dihindari, seperti ikan asin, cumi asin, telur asin, dan masih banyak lainnya. 2. Menghindari Makanan yang Dapat Meningkatkan Tekanan Darah a. Selain makanan yang mengandung lemak, Anda juga perlu menghindari makanan yang bisa memicu peningkatan tekanan darah. b. Beberapa makanan yang perlu dihindari antara lain durian, minuman beralkohol, hingga daging kambing. c. Beberapa makanan tersebut memang bisa meningkatkan tekanan darah menjadi lebih cepat. a. Melakukan Olahraga Secara Teratur b. Langkah selanjutnya yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi penyakit ini ialah dengan cara rajin berolahraga. c. Anda sangat dianjurkan untuk melakukan olahraga jenis apapun secara teratur. d. Namun, beberapa olahraga yang cocok dilakukan para penderita darah tinggi antara lain berjalan kaki, berlari, bersepeda, dan berenang. e. Pilih olahraga yang mudah dilakukan dan tidak membutuhkan banyak biaya. f. Medi-Call: Layanan Dokter ke Rumah Anda 3. Merubah Gaya Hidup a. Seperti yang telah disebutkan di atas, salah satu langkah tepat untuk mengatasi hipertensi ialah dengan cara merubah gaya hidup. b. Apabila Anda seorang perokok, sebaiknya Anda mulai berhenti merokok. Kemudian masalah diet pun akan berpengaruh.

c. Menurunkan berat badan hanya diperlukan apabila Anda memang mempunyai postur tubuh besar saja.(medi-call 2018)

UPAYA PEMBIANAAN LANSIA

A. UPAYA PROMOTIF 1. Menjelaskan tentang hipertensi itu penyakit seperti apa pada keluarga pasien, terutama mengenai apa penyebabnya, apa akibatnya, bagaimana cara mengobati dan pencegahannya. 2. Edukasi kepada keluarga pasien mengenai masalah-masalah yang dapat memunculkan hipertensi dan bagaimana cara mengatasinya. 3. Melakukan penyuluhan kepada keluarga di lingkungan sekitarnya mengenai pola hidup yang sehat agar terhindari dari hipertensi dan bagaimana cara mengontrol hipertensi. Pola hidup yang sehat yang perlu di promosikan meliputi olahraga yang cukup, kurangi makan makanan berlemak, kurangi konsumsi garam, hindari rokok, dan perbanyak makan makanan yang mengandung cukup serat. 4. Lakukan screening tes mengenai kandungan kolesterol dalam tubuh 5. Mengikuti beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan jantung, seperti senam jantung sehat

B. UPAYA PREVENTIF. 1. Kurangi konsumsi garam dalam makanan. 2. Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.

3. Hindari konsumsi alkohol. 4. Lakukan olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu. 5. Konsumsi makanan diet jantung, seperti berikut Golongan bahan makanan Sumber karbohidrat

Sumber protein hewani

Dianjurkan

Beras ditim atau disaring, roti, mie, kentang, macaroni, biscuit, tepung beras/ terigu/ sagu aren/ sagu ambon, gula pasir, gula merah, madu, dan sirup. Daging sapi, ayam rendah lemak, ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan

Sumber protein nabati

Kacang-kacangan kering, seperti kacang kedelai, dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe

Sayuran dan buah buahan

Sayuran yang tidak mengandung gas, seperti: bayam, kangkung, kacang buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu siam, tauge. Buah tinggi antioksidan sepeerti semangka, delima, manggis. Dan buah tinggi kalium seperti pisang, apricot Minyak jagung, minyak kedelai, margarine, mentega Teh encer, coklat, sirup, susu rendah lemak

Lemak dan minyak Minuman

Bumbu

Tidak Dianjurkan

Makanan yang mengandung gas atau alkohol, seperti ubi, singkong, tape singkong dan tape ketan. Daging sapi dan ayam yang berlemak, gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting dan kerang-kerangan, keju serta susu penuh Kacang-kacangan kering yang mengandung lemak cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang mete, dan kacang bogor Semua sayuran yang mengandung gas seperti kol, lobak, sawi, dan nangka muda.

Minyak kelapa sawit, minyak kelapa, santal kental Teh/kopi kental, susutinggi lemak, minuman yang mengandung soda dan alkohol Semua bumbu selain bumbu tajam Lombok, cabe rawit, dan bumbu-bumbu lain yang tajam

dalam bumbu

jumlah

terbatas,

misalnya

Ganti

kelezatan

rempah.

makanan dengan bumbu rempah seperti jintan, kulit lemon, oregano, dan ketumbar. Bumbu rempah lain bebas natrium: bawang merah, bawang putih, cuka, dan perasan lemon.

6. Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi. 7. Kendalikan kadar kolesterol. 8. Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan dan mintalah ke dokter agar memberikan obat yang tidak meningkatkan tekanan

C. UPAYA KURATIF Pengukuran tekanan darah yang dilakukan secara rutin guna memantau perkembangan dari status kesehatan lansia dengan hipertensi juga dapat memberikan gambaran tentang adanya perubahan status kesehatan yang menyebabkan lansia menjadi lebih tanggap terhadap adanya bahaya yang mengancam kesehatan sehingga lansia dapat mencari solusi lebih dini dalam mengatasi permasalahan kesehatannya

D. UPAYA REHABILITATIF Rehabilitasi merupakan upaya perbaikan dampak negatif dari hipertensi yang tidak bisa diobati. Upaya yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi

antara lain dengan perubahan pola makan dan gaya hidup sehat yang harus dilakukan secara kontinum. Hal-hal lain yang dilakukan dan bertujuan agar tekanan darah selalu dalam keadaan normal seperti menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal, berolahraga, dan pola makan seimbang seperti mengurangi asupan garam karena didalam garam terdapat kandungan sodium yang dapat meningkatkan tekanan darah bagi orang yang memiliki sensitifitas garam. 1. Kontrol penyakit ke dokter minimal sebulan sekali. 2. Monitoring: a. Tekanan darah b. Kerusakan target organ:Mata (Retinopati hipertensi), Ginjal (Nefropati hipertensi), Jantung (HHD), Otak (Stroke) c. Interaksi obat dan efek samping d. Kepatuhan 3.

Untuk mengatasinya, para ahli dari Harvard Medical School di Boston, Amerika Serikat menyarankan Anda untuk menambah waktu tidur sebagai cara mudah menurunkan tekanan darah. Selain itu, tentu Anda harus mengubah pola makan, atau setidaknya mengkonsumsi jenis makanan yang bekerja menurunkan tekanan darah

4.

Program rehabilitasi exercise yaitu Program latihan : a. Menghitung denyut nadi awal, untuk mengetahui kondisi kardiovaskuler saat itu. b. Senam pemanasan berupa latihan peregangan disertai latihan pernafasan yang berlangsung sekitar 5-10 menit. c. Latihan utama berupa jalan kaki, jogging, lari, bersepeda sekitar 20-30 menit, sesuai dengan dosis latihan.

d. Senam pendinginan berupa latihan pernafasan ataupun teknik-teknik relaksasi selama 5-10 menit. e. Menghitung nadi akhir latihan 5.

Terapi Oksigen Terapi ini sama halnya dengan mempraktekkan cara bernapas yang dalam dan panjang. Bernapas dalam dan panjang memungkinkan untuk menghirup lebih banyak oksigen. Selain itu, cara bernapas yang seperti ini membantu untuk lebih rileks. Satu jam sebelum tidur, usahakan turunkan suhu kamar. Kemudian saat suhu tubuh turun, ambil dan makan pelan-pelan buah-buah yang telah disebutkan di atas, sedikit demi sedikit selang-seling antara satu buah dan lainnya. Setelah 15 menit, pindah ke ruangan yang lebih banyak ventilasi agar oksigen yang di hirup lebih banyak. Tunggu sampai 20 menit dan terus ambil napas yang dalam dan panjang. Kembali lagi ke ruangan dengan suhu rendah dan tunggu selama 20 menit sebelum kembali ke kamar tidur dengan suhu normal. Lakukan terapi ini selama 7 hari berturut-turut. Suhu rendah dapat merendahkan intensitas aliran darah di pembuluh, sementara oksigen dapat memaksimalkan penyerapan nutrisi yang ada dalam buah yang dimakan.

E. UPAYA PENYULUHAN KESEHATAN 1. Diet yang tepat pada penderita hipertensi 2. Menjelaskan tentang penyakit hipertensi, pengobatan dan pencegahan 3. Edukasi kepada keluarga pasien mengenai masalah-masalah yang dapat memunculkan hipertensi dan bagaimana cara mengatasinya. 4. Penyuluhan kepada keluarga di lingkungan sekitarnya mengenai pola hidup yang sehat agar terhindari dari hipertensi dan bagaimana cara mengontrol hipertensi

DAFTAR PUSTAKA https://agromedia.net/dampak-dan-bahaya-dari-penyakit-hipertensi-2/’ https://medi-call.id/blog/mengatasi-hipertensi-pada-lansia/ Ibrahim

2011

ASUHAN

KEPERAWATAN

PADA

LANSIA

DENGAN

HIPERTENSI PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Makmun, Lukman., Trisnohadi, Hanafi.,dkk (2003). Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Suwarsa. 2006. Kiat Sehat Bagi Lansia. Bandung: MQS Publishing

Related Documents

Gerontik Hipertensi.docx
April 2020 27
Gerontik Pemfis.docx
June 2020 25
Gerontik Etikkkk.docx
December 2019 28
Gerontik Strok.docx
November 2019 35
Gerontik Jadiiii.docx
December 2019 42
Gerontik Fix.docx
April 2020 22

More Documents from "Anonymous 3wKkn6dak"