Definisi dan Penyebab Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan epifisis dan atau tulang rawan sendi. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik). Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Fraktur dapat disebabkan trauma langsung atau tidak langsung. Trauma langsung berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di tempat itu. Trauma tidak langsung bilamana titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. Tekanan yang berulang-ulang dapat menyebabkan keretakan pada tulang. Keadaan ini paling sering ditemui pada tibia, fibula, atau metatarsal. Fraktur dapat pula terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget).
Anatomi
Ujung atas humerus mempunyai caput yang membentuk sekitar duapertiga kepala sendi dan bersendi dengan cavitas glenoidalis scapula. Tepat dibawah caput humeri terdapat collum anatomicum. Dibawah collum terdapat sulcus bicipitalis. Pada pertemuan ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat penyempitan collum chirurgicum. Sekitar pertengahan permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang dinamakan tuberositas deltoidea. Dibelakang dan bawah tuberositas terdapat sulcus spiralis yang ditempati n.radialis. Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan lateralis untuk perlekatan otot dan ligamentum: capitulum humeri yang bulat bersendi dengan caput radii: dan trochlear yang berbentuk katrol bersendi dengan incisura trochlearis ulnae. Diatas capitulum terdapat fossa radii yang menerima caput radii waktu siku fleksio. Diatas trochlear, dianterior terdapat fossa coronoidea yang selama pergerakan yang sama menerima processus coronoideus ulna. Diatas trochlear, diposterior terdapat fossa olecranii, yang menerima olecranon tulang ulna sewaktu art.cubiti dalam keadaan ekstensio. Pada lengan bawah terdapat dua tulang yaitu radius dan ulna. Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius di proksimal, dan di distal oleh sendi radioulnar yang mengandung fibrokartilago triangularis (triangular fibro cartilage complex = TFCC).Membrana interossea memperkuat hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu patahan yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau jika patahnya hanya mengenai satu tulang hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan patahan tersebut. Klasifikasi Fraktur
a. komplit-tidak komplit - fraktur komplit : garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto. - fraktur tidak komplit : garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti: 1. Hairline fracture (patah retak rambut) 2. Buckle fracture atau torus fracture (terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya). 3. Greenstick fracture (mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak)
b. bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma - garis patah melintang - garis patah oblique - garis patah spiral - fraktur kompresi - fraktur avulsi
c. jumlah garis patah - fraktur kominutif : garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan - fraktur segmental : garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan. Bila dua garis patah disebut pula fraktur bifokal. - fraktur multipel : garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya.
d. bergeser-tidak bergeser (displaced-undisplaced) - fraktur undisplaced (tidak bergeser) : garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser. Periosteumnya masih utuh. - Fraktur displaced (bergeser) : terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut dislokasi fragmen. 1. dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan overlapping) 2. dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut) 3. dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi).
e. terbuka-tertutup
- Fraktur tertutup : bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. - Fraktur terbuka : bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya patah tulang.
Grade I
: luka biasanya kecil, luka tusuk yang bersih pada tempat tulang menonjol keluar. Terdapat sedikit kerusakan pada jaringan lunak, tanpa penghancuran dan fraktur tidak kominutif.
Grade II
: luka > 1 cm, tetapi tidak ada penutup kulit. Tidak banyak terdapat kerusakan jaringan lunak, dan tidak lebih dari kehancuran atau kominusi fraktur tingkat sedang.
Grade III
: terdapat kerusakan yang luas pada kulit, jaringan lunak dan struktur neurovaskuler, disertai banyak kontaminasi luka.
III A
: tulang yang mengalami fraktur mungkin dapat ditutupi secara memadai oleh jaringan lunak.
III B
: terdapat pelepasan periosteum dan fraktur kominutif yang berat.
III C : terdapat cedera arteri yang perlu diperbaiki, tidak peduli berapa banyak kerusakan jaringan lunak yang lain.
Klasifikasi fraktur menurut Muller dkk,1990 Angka pertama menunjukkan tulang : 1=humerus 2=radius ulna 3=femur 4=tibia fibula Angka kedua menunjukkan segmen 1=proksimal 2=diafisial 3=distal 4=maleolar Suatu huruf menunjukkan jenis fraktur Diafisis