Formulasii Sediaan Gel.docx

  • Uploaded by: Tyas
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Formulasii Sediaan Gel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,672
  • Pages: 11
FORMULASI SEDIAAN GEL DISPERSI PADAT IBUPROFEN : STUDI GELLING AGENT DAN SENYAWA PENINGKAT PENETRASI

REVIEW JURNAL Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmasetika Sediaan Semisolida

Oleh: Nama : Dwi Febriyani Nim : 16020200026

PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA 2018

Judul

Fomulasi Sedian Gel Dispersi Padat Ibuprofen : Studi Gelling Agent dan Senyawa Peningkat Penetrasi.

Jurnal

Ilmiah Manutung

Volume dan Halaman

Vol.3 No.1 dan Hal 96-105

Tahun

2017

Penulis

Dwi Nurahmanto, Ifa Rosi Mahrifah, Rani Firda Nur Imaniah Aziz, Viddy Agustian Rosyidi.

Reviewer

Dwi Febriyani

Tanggal

05-12-2018

Abstrak

Penghambatan enzim COX-1 yang disebabkan oleh ibuprofen dalam pemberian oral dapat menyebabkan efek samping gangguan gastrointestinal, dispepsia, diare, infeksi saluran cerna bagian atas, mual dan kembung, menghasilkan rute topikal untuk mengurangi efek samping. Gel ini dibuat menggunakan hidroksi propil metil selulosa (HPMC) dan karbopol® sebagai gelling agent, dan juga propilena glikol dan gliserin sebagai senyawa peningkat penetrasi kimia. Evaluasi gel adalah organoleptis, viskositas, pH, tingkat penyebaran dan penetrasi fluks. Jumlah konsentrasi agen gelling dan senyawa peningkat penetrasi kimia berpengaruh pada nilai penetrasi fluks. Kata kunci : Ibuprofen, transdermal, gelling agent, penambah penetrasi kimia.

Latar Belakang

Ibuprofen merupakan golongan Non Steroid Anti-Inflamatory Drug (NSAID) tidak selektif turunan asam propionat, salah satu fungsinya sebagai pengobatan nyeri dan inflamasi yang disebabkan beberapa kondisi yaitu Rheumatoid Arthritis dan Osteoarthritis (Garzon, C. L, 2004) Ibuprofen memiliki efek samping reaksi alergi paling rendah yang berkaitan dengan intoleransi obat NSAID, sehingga ibuprofen menjadi alternatif yang baik

untuk pasien yang tidak toleran terhadap obat NSAID lainnya. Ibuprofen memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan aspirin dan indometasin (Jorge, L. L., 2011). Ibuprofen memiliki profil keamanan yang baik pada jaringan tubuh. Ibuprofen memiliki mekanisme kerja dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase-1 (COX-1) dan cyclooxygenase-2 (COX-2) sehingga mengganggu sintesis prostaglandin. Penghambatan enzim COX1 menyebabkan ibuprofen pada penggunaan oral dapat menimbulkan efek samping yaitu gangguan gastrointestinal, dispepsia, diare, infeksi saluran cerna atas, mual dan kembung, sehingga dibuat rute topikal untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan (Braund, R, 2007).

Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan gelling agent dan penambah penetrasi kimia pada dispersi padat gel Ibuprofen dalam meningkatkan penetrasi obat transdermal.

Hasil dan Pembahasan

HASIL dan PEMBAHASAN 1. Pengujian Organoleptis : Merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu bahan atau produk menggunakan panca indra manusia. Keadaan yang diamati : bau, bentuk, dan warna. 2. Pengujian Viskositas : Viskositas adalah fluida yang riil yang memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu.viskosita ada pada zat cair maupun gas,dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya.pada zat cair,viskositas terutama

disebabkan

oleh

gaya

kohesi

antara

molekul.pada

gas,viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. 3. Pengujian Daya Sebar : Kemampuan sediaan gel untuk menyebar ke area kulit. Alat yang digunakan yaitu Plat kaca dan beban. Daya sebar untuk sediaan gel berhubungan dengan viskositas gel. 4. Pengujian Ph : Merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk

menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Alat yang digunakan antara lain : Kertas pH Indikator dan pH meter. 5. Pengujian Homogenitas : Homogenitas untuk mengamati adanya dan tidak adanya butiran kasar. Zat aktif harus terdispersi semua, kalaupun ada yang belum terdispersi, ukuran partikelnya harus kecil, hingga ketika dioleskan di kulit tidak menyebabkan lecet karena ukuran partikelnya yang kasar menggores kulit. Alat yang digunakan yaitu kaca preparat, cover glass dan mikroskop. 6. Pengujian Berat Jenis : Uji bj adalah perbandingan relative antara masa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Alat yang digunakan adalah piknometer. 7. Pengujian Daya Lekat : Bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gell untuk mlekat pada kulit. Hal ini juga berhubungan dengan lama kerjanya obat. Demakin lama waktu yang dibutuhkan maka semakin lama daya kerja obat. Pada uji daya lekat ini di dalam literature lebih dari 4 detik waktu plepasannya. Alat yang digunakan yaitu kaca preparat, cover glass, beban dan alat untuk menarik. 8. Pengujian Hedonik : Dilakukan terhadap 30 orang sukarelawan 20 orang dari mahasiswa dan 10 orang dari dosen dengan kuisoner. Pengujian penetrasi in vitro bertujuan untuk mengetahui jumlah ibuprofen yang tertranspor melalui kulit tiap satuan luas dan tiap satuan waktu. Pengujian penetrasi dilakukan dengan menggunakan alat uji disolusi tipe dayung. Profil penetrasi ibuprofen dalam sediaan gel yang telah dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 222 nm dapat dilihat pada gambar 2. Profil penetrasi keempat formula menunjukkan dengan bertambahnya waktu maka jumlah ibuprofen yang tertransport per satuan luas akan semakin meningkat. Pada penelitian ini didapatkan fluks dari nilai slope hasil regresi jumlah kumulatif ibuprofen terhadap t (waktu) yang dihitung pada saat tercapainya kondisi steady

state dapat ditunjukkan dengan kurva linear. Kurva linear memiliki nilai koefisien korelasi (r) sama dengan mendekati satu.

Kesimpulan Besar fluk penetrasi sediaan gel Ibuprofen dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi gelling agent dan senyawa peningkat penetrasi. Semakin besar konsentrasi gelling agent, semakin kecil fluks penetrasi dan sebaliknya. Semakin tinggi konsentrasi senyawa peningkat penetrasi, semakin tinggi fluks penetrasi, dan sebaliknya.

Rancangan

Rancangan Formula Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen (dalam 20 gram)

Formulasi

Formulasi

Bahan

Fungsi

%

Skala

%

Skala Pilot

Lab Ibuprofen

Bahan

2,75 %

0,55 gram

13,75 %

2,75 gram

15 %

3 gram

75 %

15 gram

5%

1 gram

25 %

5 gram

Kosolven

10 %

2 gram

50 %

10 gram

Metil Paraben

Pengawet

0,3 %

0,03 gram

1,5 %

0,15 gram

Propil Paraben

Pengawet

0,3 %

0,03 gram

1,5 %

0,15 gram

Natrium Sitrat

Dapar

2,0 %

0,2 gram

10 %

1 gram

Aquadest

Pelarut

Ad 100 %

20 gram

Ad 100 %

100 gram

Aktif Gliserin

Peningkat Penetrasi

CMC-Na

Gelling Agent

Propilen Glikol

Karakteristik Bahan Aktif

1. Ibuprofen (Farmakope Indonesia Edisi III hal 37) Ibuprofen atau asam 2-(-4-Isobutilfenil) propionat dengan rumus molekul

dan Bahan

C13H18O2 dan bobot molekul 206.28, rumus bangun dari ibuprofen adalah

Tambahan

sebagai Berikut :

Ibuprofen berupa serbuk hablur putih hingga hampir putih, berbau khas lemah dan tidak berasa dengan titik lebur 75.0 – 77.5◦C. Ibuprofen praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam chloroform serta sukar larut dalam etil asetat. 2. Gliserin (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 679) Memiliki nama resmi: Glycerolum. Nama lain: Gliserol. Rumus molekul: C3H8O3. Berat molekul: 92,10. Pemerian: Cairan jernih seperti sirup, tidak berbau dan rasa manis. Kelarutan: Larut dalam air, etanol 95%, praktis tidak larut kloroform P. Kegunaan sebagai zat tambahan atau pemanis. Struktur:

3. CMC-Na (Farmakope Indonesia Edisi III Hal : 401) Memiliki nama resmi: Natrii Carboxy Methyl Cellulosum. Nama lain: CMC-Na. Pemerian: Serbuk atau butiran putih hamper tidak berbau. Kelarutan: Mudah larut dalam air, membentuk suspense kolodial, tidak larut dalam etanol 95%. Kegunaan sebagai suspending agent. Struktur kimia

4. Nipagin (Farmakope Indonesia Edisi III Hal : 379) Memiliki nama resmi: Methylis Parabenum. Nama lain: Metil Paraben. Rumus molekul: C8H8O3. Berat molekul: 152,15. Pemerian: Serbuk hablur, hamper tak berbau dan berasa. Kelarutan: Mudah larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih. Kegunaan sebagai zat pengawet. Struktur kimia:

5. Nipasol (Farmakope Indonesi Edisi III Hal : 535) Memiliki nama resmi: Propylis Paraben. Nama lain: Propil Paraben. Rumus molekul: C10H12O3. Berat molekul: 180,21. Pemerian: Sebuk hablur putih, tidak berbau dan tidak berasa. Kelarutan: Sukar larut air, dalam 3,5 bagian etanol 95%. Kegunaan sebagai zat pengawet. Struktur kimia:

6. Propilen Glikol (Farmakope Indonesia IV hal. 712, Excipient edisi 6 hal.

592) Memiliki rumus molekul: CH3CH(OH)CH2OH. Berat molekul: 76,09. Pemerian: Cairan kental, jernih, tidak berwarna, dan rasa khas. Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan kloroform, larut dalam eter. Kegunaan sebagai peningkat penetrasi. Struktur kimia:

7. Natrium Sitrat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 50) Memiliki nama lain: Asam sitrat. Rumus molekul: C6H5Na3O7.2H2O. Berat molekul: 249,10. Pemerian: Bberbentuk Kristal monosiklik, tidak berbau, tidak berwarna dan rasa seperti garam. Kelarutan: Larut dalam 1,5 bagian air dan air mendidih. pH: 7,0-9,0. Kegunaan sebagai dapar. Struktur kimia :

8. Aquadest (Farmakope Indonesia Edisi III hal 96) Memiliki nama resmi: Aqua Destilata. Nama lain: Air suling. Berat molekul: 18,02. Rumus molekul: H2O. Pemerian: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik. Struktur kimia :

Metode Pembuatan

Metode Pembuatan Sediaan Gel (Pencampuran) Cara Pembuatan : Dalam cara pembuatan skala laboratorium peratama disiapkan timbangan digital, ditimbang Ibuprofen 0,55 gram, Cmc-Na 1 gram, metil paraben 0,03 gram, propil paraben 0,03 gram, propilen glikol 2 gram, natrium sitrat 0,2 mg, gliserin 3 gram. Dibuat mucilago dari Cmc-Na 1 gram dan ditaburkan di atas air panas 20 ml pada mortir tunggu kurang lebih 15 menit agar Cmc-Na terbasahi semua atau merata kemudian gerus ad terbentuk mucilago. Sebelum zat aktif di campurkan zat aktif Ibuprofen di gerus terlebih dahulu ad halus dan dilarutkan dengan propilen glikol sedikit. Kemudian metil paraben dan propil paraben dilarutkan dengan sisa propilen glikol sedikit demi sedikit dan gliserin. Natrium sitrat dilarutkan dengan sisa air. Pada larutan Ibuprofen yang sudah dilarutkan dengan propilen glikol di

campurkan dengan mucilago dari Cmc-Na dan gerus ad homogen. Lalu dicampurkan dengan larutan metil paraben, propil paraben dan natrium sitrat aduk ad homogen. Kemudian dimasukkan ke dalam wadah beri label dan etiket biru. Spesifikasi Sediaan yang Diinginkan

Jenis Uji

Hasil yang Diharapkan

Organoleptis a. Warna

Tidak Berwarna

b. Bau

Tidak Berbau

c. Bentuk

Gel, tidak lengket dan rasa dingin dikulit

PH

4,5 – 6,5

Homogenitas

Homogenitas

Uji Daya Sebar

Rentang 3 cm – 5 cm

Uji Daya Lekat

Lebih (>) dari 4 detik

Uji Viskositas

50 rpm

Uji Hedonik

Sukarelawan menyukai formulasi yang dibuat dari segi warna sediaan, bentuk sediaan, mudah dicuci dengan air, Tekstur, Rasa pada kulit dan Rasa tidak lengket.

Daftar Pustaka

1. Braund, R. dan Abbot, J. H. 2007. Analgesic Recommendations when Treating Musculoskeletal Sprains and Strains. NZ. J. Physio. Vol.35 (2). 2. Dirjem POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 3. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. 4. Garzon, C. L. dan Martinez, F. 2004. Temperature Dependence of Solubility for Ibuprofen in Some Organic and Aqueous Solvents. J. Sol.

Chem. Vol. 33 No. 11: 1379-1395. 5. Jorge, L. L., Feres, C.C. dan Teles., V. EP., 2011. Topical Preparations

for Pain Relief: Efficacy and Patient Adherence. J. Pain. Res. 4 : 11-24.

Related Documents


More Documents from "siti hidayatul ulum"