Fix Hypertiroid (2).docx

  • Uploaded by: sry
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Hypertiroid (2).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,456
  • Pages: 21
HIPERTIROID

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4 LA ODE AGUSTINO SAPUTRA

RULYANIS

MUSTIKA MUIN

NURFITRIANI

ISLAMIAH

MUHRINA

NURUL DWI WARDHANI

DINA FATRIKA

SALMIAH

HIKMAWATI

NUR ANNISA

RADIYAH MARDIAH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2018 1

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya serta sholawat kepada Rosulullah Saw, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hipertiroid”. Makalah yang kami susun ini berisi mengenai konsep medis dan keperawatan penyakit hipertiroid yang berasal dari berbagai literatur yang telah kami kumpulkan. Kami menyadarai bahwa kami membutuhkan saran dari pembaca mengenai isi makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Samata, 25 Maret 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................................. B. Rumusan Masalah........................................................................................ C. Tujuan…...................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Definisi......................................................................................................... B. Etiologi........................................................................................................ C. Patofisiologi................................................................................................. D. Manifestasi klinis......................................................................................... E. Pemeriksaan Penunjang................................................................................ F. Penatalaksanaan........................................................................................... G. Komplikas.................................................................................................... BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian.................................................................................................. B. Diagnosis................................................................................................... C. Intervensi................................................................................................... D. Evaluasi..................................................................................................... BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................. B. Saran............................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin besar yang terletak dipangkal leher bagiandepan,di bawah lapisan kulit dan otot.Kelenjar tiroid mempunyai peranan penting dalam metabolisme jaringan dan pertumbuhaan.kelenjar menghasilkantiroksin atau -tetraidothyronine (T4) dan dalam jumlah tidak banyak

triodothyronine

(T3).

Kadar

hormone

tidak

normal

dapat

menimbulkan hipo atau hipertiroid. Hormone tiroid berfungsi mengatur sintetis protein dengan mempengaruhi transkipsi gen dan stabilisasi mRNA. Krisis tiroid merupakan kegawatdaruratan dalam bidang endokrin dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Soetjipto, Ketut, Wiryana, 2017). Pada hipertiroid (tirotoksikosis) peningkatanm fungsi tiroid mengakibatkan peningkatan keluaran jantung saat istirahat dan sesudah aktivitas tetapi menuurunkan besaran dan fungsi otot (Widagdo, 2012). Gangguan tiroid diketahui dapat mengakibatkan perubahan pada kontraktilitas jantung, fungsi diastolik, konsumsi oksigen miokard, curah jantung dan tekanan darah, tahanan vaskular sistemik, dan gangguan irama jantung. Penelitian yang dilakukan oleh Faizel Osman mengatakan bahwa hormon tiroid memiliki hubungan secara langsung dan tidak langsung terhadap miokardium dan mempengaruhi sistem saraf otonom pada jantungyang menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung. Dua jenis aritmia yang paling sering ditimbulkan oleh keadaan hipertiroid adalah atrial fibrilasi (10-15%)dan gangguan irama supraventricular. Hormon tiroid dikatakan juga menstimulasi reseptor β-adrenergik yang akan menyebabkan

4

peningkatan cAMP intrasel sehingga akan mempercepat depolarisasi diastolik dan meningkatkan denyut jantung (Widjaja, Setiawan, Ariosta, 2017). Namun, dari semua penyakit, Islam memandang semua penyakit akan ada obatnya. Sebagaimana Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Jika Allah menurunkan suatu penyakit maka pasti Dia juga menurunkan obat penawarnya." (HR.Bukhari). B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan defenisi hiperthiroid! 2. Jelaskan manifestasi klinik hiperthiroid! 3. Jelaskan penatalaksanaan hiperthiroid! C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui defenisi hiperthiroid 2. Untuk mengetahui manifestasi klinik hiperthiroid 3. Untukmengetahui penatalaksanaan hiperthiroid.

5

BAB II KONSEP MEDIS

A. Defenisi Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. Terdapat dua tipe hypertiroidisme yaitu penyakit Graves dan Goiter nodular toksik (Andra danYessie, 2013). B. Etiologi Penyebab hipertiroidisme yang

paling sering adalah Penyakit Grave,

struma toksik nodular, dan adenoma toksik. 1. Penyakit Grave: 75 % kasus merupakan sebuah kelainan autoimun akibat interaksi antara antibody terhadap reseptor TSH immunoglobulin Ig G dengan reseptor TSH pada kelenjar Tiroid, yang menyebabkan stimulasi kelenjar tiroid, sekresi troksin (T4) yang meningkat, dan pembesaran tiroid. 2. Struma toksik nodular: 15 % kasus struma yang berkepanjangan dapat menyebabkan hipertiroidisme. Sering terjadi relaps setelah tersapi dengan obat tiroid, sehingga diperlukan pembedahan atau radioterapi. 3. Adenoma Toksik: 5 % kasus suatu nodul yang hiperfungsi secara otonom yang menyebabkan kelebihan hormone tiroid dan menekan sekresi TSH. (Davey, 2008). C. Patofisiologi Terbentuknya otoantibodi terhadap reseptor TSH yang merangsang reseptor. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi T4 dan T3 dan membesarnya kelenjar Tiroid (Gondok) namun, akibat efek umpan-balik T4 dan T3, TSH plasma tetap rendah, tidak tinggi. Tanda utama lain pada penyakit Graves adalah pembengkakan jaringan di orbita yang menyebabkan bola mata menonjol dan disebut

6

eksoftalmus. Suatu subpopulasi fibroblasdi orbita akhirnya berkembang menjadi adiposity, dan fibroblas preadiposit ini memiliki protein reseptorTSH. Pada penyakit Graves terdapat antibodi antitiroid lain, termasuk antibody terhadap tiroglobulin dan tiroid peroksidase. Pada tiroiditis Hashimoto, antibody autoimun akhirnya menghancurkan tiroid, tetapi selama tahap-tahap awal penyakit, peradangan kelenjar menyebabkan sekresi hormone tiroid yang berlebihan dan tirotokikosis (W.F. Ganong, 2013). D. Manifestasi Klinik 1. Keringat berlebihan 2. Ketidaktoleranan panas 3. Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat. 4. Gemetaran 5. Kegelisahan 6. Denyut jantung cepat 7. Kehilangan berat badan. 8. Kelelahan. 9. Takikardia 10. Konsentrasi hormon yang berkurang. 11. Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikitPembengkakan jaringan diorbita yang menyebabkan bola mata menonjol dan disebut eksoftalmus (Andra danYessie, 2013). E. Pemeriksaan Penunjang 1.

Tes fungsi tiorid: peningkatan T4 dan triiodotironin (T3), penurunan TSH (hipertiroidisme primer).

2.

Autoantibodi tiroid: peroksidase tiroid dan antibodi antitiroglobulin mengindikasikan etiologi autoimun.

3.

Pencitraan: scan ambilan tiroid akan membedakan penyakit grave (ambilan meningkat secara difus) dari adenomatoksik (hots pot tunggal) dan struma multinodular (hots pot multiple) (Davey, 2006). 7

F. Penatalaksanaan 1.

Terapi obat: terapi dini pertama pada semua pasien apapun diagnosisnya. Karbimazol menurunkan sintesis hormonthroid. Dosis awal 40-60 mg/hari, kemudian dikurangi sampai tercapai dosis pemeliharaan. Dosisnya dititrasikan sesuai dengan fungsi thyroid dan dilanjutkan selama 18 bulan, dimana setelah itu 50% pasien dengan penyakit Grave menjadi sembuh. Pendekatan alternative adalah dengan memberikan kardimazol dosis tinggi bersama T4 untuk menghindari hypothyroidisme(tekhnik blok and replace). Karbimazol menyebabkan agranulositosis pada 0,1% kasus: harus segera dihentikan apabila muncul sakit tenggorokan atau demam. Propiltiourasil adalah obat antitiroid alternative yang menjadi obat pilihan pada kehamilan.

2.

Pembedahan: Thyroidektomi untuk struma multinodular, adenoma toksis, atau relaps penyakit grave setelah antitiroid. Resikonya kecil tapi termasuk

kelumpuhanpita

suara(kerusakan

nervus

laringeus

rekuren),Hypothyroidisme, dan hypoparatiroidisme 3.

Radio-iodin terkonsentrasi di kelenjar tiroid, sehingga merusak jaringan tiroid. Obat antitiroid dihentikan setelah 7-10 hari sebelum pemberian radio-iodin agar zat tersebut dapat diserap. Terkadang dibutuhkan pengulangan dosis. Efek sampan: memperparah penyakit mata akibat tiroid-mungkin

merupakan

akibat

hipotiroidisme;

hipotiroidisme

sementara/permanen(terjadi pada 50% kasus setelah 10 tahun); krisis tirotoksis(apabila hypertiroidisme tidak ditangani dengan baik sebelum pemberian radio-iodin); nyeri (Davey, 2008).

8

Pandangan Islam tehadap kesehatan adalah sebagai berikut. 1. QS. Al-Isrâ` [17]: 82

Artinya: "Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (AlQur’an itu) hanya akan menambah kerugian." (QS. Al-Isrâ` [17]: 82)

2. Shahih Bukhari.

Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Jika Allah menurunkan suatu penyakit maka pasti Dia juga menurunkan obat penawarnya." (HR.Bukhari) G. Komplikasi 1. Krisistiroid (badai tirotoksik) adalah suatu keaadaan yang amat berbahaya yang ditemui pada penyakit graves setelah menjalani pembedahan yang tidak dipersiapkan, atau kalau mendapat infeksi berat (pneumoni). Penderita akan gelisah tidak menentu, delirium dengan muka yang merah berkeringat, suhu badan yang sangat tinggi (42ºc), nadi yang cepat, kadang-kadang hingga 300×/menit. Sering terdapat pneumonia. Mortalitas dapat mencapai 20-50% sekali pun dengan perawatan yang mutakhir

9

2. Penyakit graves dalam kehamilan merupakan problem khusus. Penyakit graves lebih sering di jumpai pada wanita muda. Faktor memegang peran penting dalam hal ini (Herdin, dkk. 2008).

10

autoimun

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Seorang perempuan usia 48 tahun datang ke RS untuk melakukan pemeriksaan dengan keluhan mudah lelah walaupun hanya beraktifitas ringan. Dari hasil pengkajian didapatkan klien berkeringat, tidak tahan lingkungan yang panas, takikardia, penurunan BB 2 kg selama 15 hari, sulit tidur, rambut rapuh, TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 24x/menit. A. Pengkajian 1. Data Biografi Nama

: Ny. E

Umur

: 48 tahun

Alamat

: jalan Mustafa Dg. Bunga

Status

: Menikah

Jenis kelamin

: Perempuan

Diagnosa medis

: Hipertiroid

2. Riwayat Kesehatan a.

Keluhan Utama : lelah walaupun sedikit beraktivitas.

b.

Riwayat kesehatan sekarang : biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh gemetaran, badan terasa lemas, mual, muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur, dan tidak tahan dengan lingkungan panas.

c.

Riwayat kesehatan keluarga : biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa juga ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien.

d.

Riwayat kesehatan dulu : biasanya penyakit hipertiorid ini gejalanya timbul dalam waktu yang lama dan belum dirasakan oleh pasien, dan merupakan penyakit yang susah di sembuhkan dan membutuhkan pengobatan yang kontinu.

11

3. Pemeriksaan Fisik a. TTV 1) TD

: 130/80 mmHg

2) Nadi

: 110x/menit

3) Pernafasan

: 24x/menit.

4) Suhu

: 370 C.

b. Aktivitas atau istirahat 1) Gejala : Insomnia. 2) Tanda : Atrofi otot c. Sirkulasi 1) Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina) 2) Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis) d. Eliminasi 1) Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nokturia), rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare) e. Integritas / Ego 1) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi. 2) Tanda : Ansietas peka rangsang Makanan / Cairan

12

f. Nutrisi 1) Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, penurunan BB 2 kg selam 15 hari. Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaandiuretik (tiazid). 2) Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton) g.

Neurosensori 1) Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan. 2) Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)

h. Nyeri / Kenyamanan 1) Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati. i. Pernapasan 1) Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak). 2) Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputumpurulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat j. Keamanan 1) Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit . 2) Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).

13

12. Seksualitas 1) Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ; kesulitan orgasme pada wanita. 2) Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut : 1.

Penurunan curah jantung

2.

Intoleransi akitivitas

3.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

4.

Gangguan pola tidur

5.

Resiko hipovolemik

C. Perencanaan / Intervensi. Diagnosa Keperawatan Penurunan

NOC

NIC

Tujuan:

curah jantung

Klien

berhubungan

mempertahank

dengan

an

curah berdiri

hipertiroid

jantung

yang memungkinkan.

tidak

adekuat sesuai Perhatikan

terkontrol,

dengan

besarnya

keadaan

kebutuhan

nadi

hipermetabolis

tubuh, dengan 2.Periksa

kebutuhan oksigen oleh

me,

kriteria :

otot jantung atau iskemia

peningkatan

1) Nadi perifer adanya nyeri dada 3. S1 dan murmur yang

beban kerja

dapat

1.Pantau

Rasional

tekanan 1.Hipotensi umum atau

akan darah pada posisi ortostatik baring, duduk dan seagai

terjadi

akibat

dari

jika vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi tekanan 2.

kemungkinan

Merupakan

adanya

teraba atau angina yang menonjol

14

dapat

tanda

peningkatan

berhubungan

jantung

normal.

dikeluhkan pasien.

dengan

curah

jantung

2) Vital sign 3. Auskultasi suara meningkat pada keadaan dalam

batas nafas.

normal. 3)

Perhatikan hipermetabolik

adanya suara yang 4. Dehidrasi yang cepat

Pengisian tidak

kapiler normal 4)

normal dapat terjadi yang akan

(seperti krekels)

menurunkan

Status 4. Observasi tanda

mental baik

dan

gejala

5) Tidak ada

yang

disritmia

mukosa membran kering,

haus hebat,

nadi

lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi

Ketidakseimba

Tujuan: Klien 1.Catat

gan

akan

nutrisikurang

menunjukkan

dari kebutuhan berat

badan

berhubungan

stabil dengan

dengan

kriteria :

peningkatan

a.Nafsu makan

metabolisme

baik.

(peningkatan

b.Berat badan

nafsu

normal

makan/pemasu

c.Tidak

kan

dengan tanda-tanda

penurunan

ada

adanya 1. Peningkatan aktivitas dapat anoreksia, mual adrenergic menyebabkan gangguan dan muntah sekresi insulin/terjadi 2. Pantau masukan resisten yang makanan setiap mengakibatkanhiperglike hari, timbang berat mia badan setiap hari 2. : Penurunan berat 3.kolaborasi untuk badan terus menerus pemberian diet dalam keadaan masukan tinggi kalori, kalori yang cukup protein,karbohidrat merupakan indikasi dan vitamin kegagalan terhadap terapi antitiroid

malnutrisi

3. Mungkin memerlukan

15

berat badan)

bantuan untuk menjamin pemasukan makanan dan

zat-zat yang adekuat

mengidentifikasi

makanan pengganti yang sesuai Intoleransi

Klien

1. Kaji

aktivitas

menunjukan

kemampuan

keparahan

toleransi

pasien

mungkin terjadi.

aktifitas

dan

tingkat

tempat

kelelahan

ambulasi,

berkurang,

berdiri,

dengan kriteria

berjalan.

hasil:

dalam

aktivitas fisik 2) Menampilk

tidur,

dan

kekauan.

kepada keluarga klien. 5.

3. Gerakan tubuh secara aktif dan untuk

an aktivitas

memperbaiki

kehidupan

dan

sehari-hari.

mempertahanka fleksibilitas

sendi. 4. Ajarkan tentang pengaturan

16

mencegah

4. Memberikan edukasi

keletihan

n

yang

penyebab keletihan. 3. Untuk

penyebab

pasif

tingkat

2. Meminimalisir faktor

2. Observasi

1) Berpartisip asi

untuk

berpindah dari

tingkat

1. Menentukan

aktivitas

dan

teknik manajemen waktu

untuk

mencegah kelelahan. Gangguan pola Klien tidur

akan

1. Kaji

tingkat

1. Untuk

melihat

memperlihatka

kebutuhan tidur

kebutuhan

n tidur, dengan

klien.

kecukupan tidur klien.

kriteria hasil: 1. Jumlah jam tidur cukup. 2. Perasaan

2. Observasi tanda

gangguan tidur. 3. Jelaskna

segar

pentingnya

setelah

tidur.

tidur

4. Gunakan

3. Terbangun di

dan

waktu

tekhnik hipnosis untuk

yang

menenagkan

sesuia.

klien, 5. Kolaborasi pemberian agen farmakologi untuk membantu tidur.

17

akan

PENYIMPANGAN KDM

18

BAB III 19

PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam malakah ini adalah sebagai berikut. 1.

Efek sentral dari hyperthyroid adalah pada pertumbuhan dan perkembangan.

2.

Manifestasi klinik dari hyperthyroid bersifat sistemik dan berpusat pada fungsi cns dan otot. Gejalanya antara lain konfusi, kejang, nervous dan tremor, emosi labil, kelemahan otot, intoleransi panas, berat badan berkurang dengan nafsu makan bertambah, palpitasi.

3.

Terapi ditunjukkan untuk normalisasi thyroid (eutiroid),

yaitu

pembedahan

obat

yang

dapat

menimbulkan

hypothyroid,

prophylthiouracil (ptu) dan dengan iodine radio therapy. B. Saran Diharapkan

bagi

mahasiswa/mahasiswi

memahami hipertiroid.

DAFTAR PUSTAKA 20

agar

mengetahui

dan

Andra & Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika Ganong. W. F. 2013. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC Herdin, dkk. 2008. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PT rineka Cipta Herdman, T, Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC Huda, Nurarif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan medik &NANDA NIC NOC. Yogyakarta: MediAction. Patrick, Davery. 2008. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Soetjipto, Ketut, Wiryana, 2017. Penatalaksanaan pasien krisis tiroid di intensive care unit. Jurnal MEDICINA 2017, Volume 48, Number 1: 2426 P. Sudoyo w. aru, dkk. 2008. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Widjaja, Setiawan, Ariosta, 2017. Gambaran Gangguan Irma Jantung yang Disebabkan Karena Hipertiroid. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Volume 6, Nomor 2, April 2017.

21

Related Documents

Fix Hypertiroid (2).docx
April 2020 25
Fix
October 2019 76
Fix Fix Skaliii.docx
May 2020 43
Odira Energy Fix Fix
August 2019 59
Fix Lapkas.docx
December 2019 28

More Documents from "putra"