Odira Energy Fix Fix

  • Uploaded by: Heru Juliawan
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Odira Energy Fix Fix as PDF for free.

More details

  • Words: 3,026
  • Pages: 26
OUR TEAM

2

RAMBU MUHAMMAD

BRILLIANT AKHMAD

ILHAM TRISNA AJI

JOSHUA AZARYA

RIZKY PUTRA GUSTAMAN

ISMI HASANAH

IHDA NUR MUHTADA

DJODY RAHMANSYAH

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ 1 ALTUS TEAM 2017 ................................................................................ 2 DAFTAR ISI .............................................................................................. 3 BAB I PROFIL PERUSAHAAN ............................................................ 4 BAB II TINJAUAN LAPANGAN ............................................................ 5 BAB III PREVIEW RIG DAN LAYOUT PERALATAN ...................... 9 BAB IV SPESIFIKASI MASING-MASING PERALATAN ............... 11 BAB V KAPASITAS DARI MASING-MASING SISTEM ................. 13 BAB VI PREDIKSI PROBLEM DAN PENANGANANNYA ............. 14 BAB VII FITUR DAN INOVASI ........................................................... 16 LAMPIRAN ............................................................................................... 17

3

BAB I PROFIL PERUSAHAAN ALTUS DRILLING adalah perusahaan penyediaan jasa pemboran eksplorasi dan produksi minyak dan gas yang berkedudukan di Singapura. ALTUS DRILLING merupakan tim insinyur desain berpengalaman dengan spesialisasi di casing dan tubing desain. Menyediakan jasa rekayasa elit dalam desain dan analisis sumur kritis dan operasi dengan baik. Yang mencakup berbagai kondisi baik kompleks termasuk suhu tekanan tinggi tinggi (HPHT), kedalaman ekstrim, air yang dalam, sudut tinggi, laju alir tinggi Pada tahun 2001, Altus Drilling membuktikan diri sebagai yang terbaik pada apa yang kita lakukan dengan mengisi ceruk pasar yang mengkhususkan diri dalam sumur yang sulit dan mengembangkan hubungan yang kuat dengan klien kami, dibangun di atas integritas, kepercayaan dan kinerja.

4

BAB II TINJAUAN LAPANGAN Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya dibagi menjadi tiga mendala (propinsi) geologi, yang secara orogen bagian timur berumur lebih tua sedangkan bagian barat lebih muda. Mendala-mendala tersebut adalah mendala Sulawesi Barat, mendala Sulawesi Timur dan mendala Banggai-Sula . Pembagian tersebut didasarkan pada stratigrafi, struktur dan sejarah masing-masing mendala. Mendala Banggai-Sula mempunyai urutan sedimen yang menonjol, yang diendapkan selama Jura dan Kapur. Urutan ini menindih batuan sedimen yang diendapkan tak selaras di atas batuan gunungapi dan kompleks alas batuan metamorf dan batuan bersifat granit.

Morfologi daerah Luwuk dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu pegunungan dan karst, perbukitan dan dataran rendah

ruang lingkup penelitian terdapat pada mendala Banggai-Sula. Sehingga batuanbatuan penyusunnya adalah : 1. Mesozoikum 

Formasi Meluhu (TRJm)

Merupakan formasi berumur Trias yang disusun oleh batuan metamorf, dengan ketebalan formasi mencapai 750 meter. Formasi ini bersentuhan tektonik dengan kompleks ultramafik. 

Formasi Nambo (Jnm)

Merupakan formasi berumur Jura tengah hingga Jura akhir yang tersusun dari batuan napal dan serpih. Ketebalan formasi ini mencapai 300 meter. 

Formasi Nanaka (Jn)

Merupakan formasi yang berumur Jura akhir, tersusun dari batu pasir kuarsa dengan perselingan batu pasir lempungan. Ketebalan formasi mencapai 800 meter. Formasi ini tertindih tak selaras oleh formasi Salodik (Tems)

5

2. Tersier 

Formasi Salodik (Tems)

Merupakan batu gamping yang kaya akan fosil, dengan umur diperkirakan Eosen hingga Miosen Akhir. Ketebalan formasi ini bisa mencapai 1500 meter. 

Formasi Kintom (Tmpk)

Formasi ini tersusun dari konglomerat, batu pasir dan napal di bagian bawahnya. Formasi yang berumur Miosen akhir hingga Pliosen ini mempunyai ketebalan hingga 1200 meter. Formasi ini tertindih tak selaras oleh formasi Terumbu koral Kuarter. 3. Kuarter 

Terumbu Koral Kuarter (Ql)

Merupakan formasi yang tersusun oleh batu gamping, dan diduga masih terbentuk sampai sekarang. Ketebalan formasi ini mencapai 400 meter. 

Aluvium (Qa)

Tersusun dari hasil endapan sungai dan pantai. Terdiri dari pasir, kerikil, lumpur dan sisa tumbuhan.

Banggai basin adalah basin yang mencakup area onshore dan offshore daerah Sulawesi bagian Timur, termasuk di dalamnya adalah platform Banggai-Sula (Pane, 1996)

Secara lebih spesifik Formasi Salodik (Tems) dibagi lagi menjadi menjadi tiga platform atau bagian yaitu Minahaki (Upper Plaform Limestone Unit), Matindok (Middle Platform Limestone Unit) dan Tomori (Lower Platform Limestone Unit).

6

Aluvial

(150 m)

Koral

(400 m)

Kintom

(1200 m)

Salodik

(1500 m)

Gambar 2.1. Jenis Formasi di Cekungan Banggai Sula

Gambar 2.2. Lokasi Lapangan Donggi

7

Gambar 2.3. Kolom Stratigrafi Lapangan Donggi

8

BAB III PREVIEW RIG DAN LAYOUT PERALATAN PEMBORAN

Gambar 3.3. Preview Rig Altus Drilling untuk Lapangan Donggi Keterangan Gambar :

9

1. Brown Block

11. Mousehole

21. Pipe Rack

2. Mast

12. Rathole

22. Substructure

3. Monkey Board

13. Drawworks

23. Mud Return Line

4. Traveling Block

14. Weight Indicator

24. Shale Shaker

5. Hook

15. Driller’s Console

25. Choke Manifold

6. Top Drive

16. Doghouse

26. Mud-gas Separator

7. Elevators

17. Rotary Hose

27. Degasser

8. Top Drive

18. Accumulator

28. Reserve Pit

9. Top Drive

19. Catwalk

29. Mud Pits

10. Master Bushing

20. Pipe Ramp

30. Desander

31. Desilter 32. Mud Pumps 33. Mud Discharge Line 34. Bulk Mud Storge 35. Mud House 36. Water Tank 37. Fuel Storage 38. Engines dan Generator 39. Drilling Line

10

BAB IV SPESIFIKASI MASING – MASING PERALATAN PEMBORAN

11

BAB V KAPASITAS DARI MASING – MASING SISTEM A. Kapasitas Sistem Angkat Conductor 20" K-55 94 150 m 8,666 ppg

Surface 13 3/8" C-95 48 650 m 10 ppg

Intermediate 9 5/8" C-95 40 1850 m 15 ppg

Berat Beban

46259,844 lbs

12682,69 lbs

285269,038 lbs

Berat Bouyant

40143,657 lbs

217072,847 10746,596 219940,2507 lbs lbs lbs

Berat total casing

= 424369,057 lbs

HP Drawwork

= 503,176 HP

HP Input

= 613,623 HP

B. Kapasitas Top Drive Jenis Top Drive Besar Torsi Kecepatan Putar (N)

HP

TDS – 11SH (NOV)

968,909 lb-ft 135 RPM

= 24,915 HP

C. Kapasitas Sistem Sirkulasi Jenis Pompa

12

Production

Trayek Diameter Grade Nominal Weight Kedalaman SG

F-1000 Triplex Mud Pump

Q

62,185 gpm

Δp

88,335 Psi

HP Pompa

= 3,195 HP

HP input

= 3,759 HP

7“ C-95 38 2350 m 16,97 ppg

292979,012 lbs

D. Kapasitas BOP Jenis BOP Spec

6012 Ram BOP 15.000 psi

E. Kapasitas Primer Mover Jenis Prime Mover

HP = 1168,649HP

13

LM 6000 – PF+ (GE)

BAB VI PREDIKSI PROBLEM YANG ADA SELAMA PEMBORAN Permasalahan yang mungkin terjadi selama pemboran di Lapangan Donggi ditinjau dari aspek geologi adalah : 1. Lost circulation Lost circulation akan terjadi saat pemboran menembus zona yang sangat porous dan permeabel seperti zona yang memiliki rekah alami atau gua – gua alami. Formasi yang memiliki kemungkinan besar dalam terjadinya lost circulation adalah formasi dengan batuan penyusun adalah batu gamping atau limestone. Formasi dengan batuan penyusun karbonat yang ada selama operasi pemboran adalah formasi koral kuarter yang berada di kedalaman sebenarya (true vertical depth) 150 m – 650 m dan formasi salodik dengan kedalaman sebenarnya 1850 m – 2350 m. 2. Kick Kick akan terjadi saat tekanan hidrostatik lumpur pemboran lebih kecil dari tekanan formasi yang ada. Tekanan hidrostatis sangatlah berbanding lurus dengan ketinggian kolom lumpur di lubang bor. Jika ketinggian kolom lumpur mengalami penurunan, maka tekanan hidrostatik sumur sumur akan menurun dan akan menyebabkan kick jika penurunan tekanan hidrostatis sumur melewati tekanan formasi. Penurunan ketinggian kolom lumpur dapat terjadi karena adanya round trip dirll string atau masuknya lumpur ke dalam formasi saat lost circulation. 3. Shale problem Shale problem dapat terjadi jika pemboran menembus formasi yang mengandung batu lempung atau shale. Formasi batuan lempung terdapat di formasi kintom dengan kedalaman sebenarnya 650 m – 1850 m. Shale sangat reaktif dengan air sehingga dapat mengembang saat bereaksi dengan air. Shale yang telah mengembang dapat menjepit pipa pemboran atau shale dapat runtuh dan jatuh ke dasar lubang bor. Runtuhan shale dapat menyebabkan ujung mata bor terlapisi oleh runtuhan cutting atau disebut bit balling. 4. Bit Regrending Kandungan gas yang ada di lapangan donggi akan membuat viskositas lumpur menurun. Menurunnya viskositas akan membuat kemampuan lumpur dalam menahan cutting berkurang sehingga akan menyebabkan cutting sulit terangkat dari dasar lubang bor. Keberadaan cutting di lubang bor akan membuat laju penembusan (ROP) berkurang sehingga waktu dan biaya pemboran menjadi meningkat.

14

Penanggulangan masalah yang mungkin terjadi selama pemboran migas di Lapangan Donggi adalah : 1. Lost circulation Permasalahan lost circulation dapat ditanggulangi dengan penambahan additive lost circulation material atau LCM yang akan menyumbat rekah – rekahan yang ada di formasi. 2. Kick Penanggulangan dari kick adalah dengan penyediaan sistem pencegahan semburan liar (BOP system) berkapasitas tekanan tinggi sehingga mampu menanggulangi kick dengan cepat. 3. Shale problem Pipa terjepit akibat shale problem dapat ditanggulangi dengan menggunakan fishing tool untuk memancing pipa keluar lubang bor. 4. Bit regranding Bit regranding dapat ditanggulangi dengan penambahan sifat- sifat reologi lumpur seperti plastic viscosity, gel strength dan yield point sehingga kemampuan dalam menahan cutting meningkat.

15

BAB VII FITUR DAN INOVASI A. Fitur 

Adanya mud – gas separator yang dipasang saat pemboran Karena kemungkinan terjadinya kick selama pemboran besar.



Adanya peralatan pemancingan atau fishing tools untuk mengqambil benda yang tidak diinginkan di lubang bor.

B. Inovasi 1. TDS-11SH Top Drive Sistem top drive terbaru sehingga pemboran lebih cepat karena torsi yang cukup besar.

Gambar 7.1. TDS-11SH Top Drive 2.

Walker Rig Walker rig dapat difungsikan secara efisien karena substrukturnya mudah dipindahkan dari satu titik ke titik lain.

Gambar 7.2. LAMPIRAN Walker Rig

16

Data Umum : Kedalaman pemboran dari dasar laut : 2350 m = 7709,974 ft Gradien tekanan formasi normal 1. Trayek Pemboran Trayek

: 0,465 Psi / ft Casing

Bit (Hole)

Size (In)

Depth (m)

Size (In)

Depth (m)

Conductor

26

0 - 150

20

0 – 150

Surface

172

150 - 630

13

1 4

630 - 1850

98

5

0 – 1850

1

1850 – 2350

7

0 - 2350

# (lb/ft)

Kedalaman (m)

Panjang Casing

1

Intermediate

12

Production

82

3 8

0 – 630

2. Spesifikasi Casing Ukuran

Grade

(ft) 20”

K – 55

94

0 – 150

492,126

13 3/8”

C – 95

61

0 – 630

2066,929

9 5/8”

C - 95

47

0 – 1850

6069,554

7”

C – 95

29

0 – 2350

7709,974

3. Tekanan Formasi Trayek

Conductor

Kedalaman Kedalaman Jenis

Tekanan

Tekanan

(m)

Formasi

Formasi

(Psi)

(ppg)

0 – 150

(ft)

0-

Tekanan

Normal

492,126 Surface

150 – 630

492,126 – 2066,929

0– 228,839

Normal

228,839 – 961,122

17

0- 8,32 8,32 – 8,94

Intermediet 630 – 1850 2066,929 – Abnormal 961,122 –

6069,554

8,94 – 14,872

4693,747 Production

1850 –

6069,554 – Abnormal 4693,747 14,872 –

2350

7709,974



16,473

6604,167 







Pf @150 m ( Trayek Conductor) Pf = 0,465 x Kedalaman (ft) = 0,465 x 492,126 = 228,839 Psi = 8,32 ppg Pf @630 m (Trayek Surface) Batas Tekanan Normal Pf = 0,465 x Kedalaman (ft) = 0,465 x 2066,929 = 961,122 Psi = 8,94 ppg Pf @ 1850 m (Trayek Intermediet) Pf = (0,465 x Db) + 1x(Di – Db) = 0,465 x2066,929 + (6069,554 – 2066,929) = 4693,747 Psi = 14,872 ppg Pf @2350 m(Trayek Production) Pf = (0,465 x Db) + 1x(Di – Db) = 0,465 x2066,929 + (7709,974 – 2066,929) = 6604,167 Psi = 16,473 ppg

4. Tekanan Rekah Gradien tekanan overbunden Trayek

: 1 Psi/ft

Tekanan

Gradien

Tekanan

Formasi (Psi)

Tekanan

Rekah (Ppg)

Rekah (Psi/ft) Conductor

0 – 228,839

0 – 0,64

0 – 12,371

Surface

228,839 –

0,64 – 0,643

12,371 –

961,122 Intermediet

961,122 –

12,372 0,643 – 0,849 12,371 –

4693,747 Production

4693,747 – 6604,167

18

16,324 0,849 – 0,904

16,324 – 17,392

5. Perencanaan Lumpur Pemboran Perencaan lumpur dilakukan dengan melihat tekanan formasi dan pressure mud window.

Pressure Mud Window Pressure (Ppg) 0

5

10

15

20

0 1000

Depth

2000 3000

Pf

4000

Prf

5000 6000 7000 8000 9000

Trayek

Tekanan

Tekanan

Tekanan

Berat

Formasi (Psi)

Formasi

Rekah (Ppg)

Lumpur

(ppg) Conductor

0



0 - 8,32

(Ppg) 0 – 12,371

8,66

12,371 –

10

228,839 Surface

228,839 –

8,32 – 8,94

961,122 Intermediet

12,372

961,122 –

8,94 – 14,872

4693,747 Production

4693,747 –

14,872 –

16,324 –

6604,167

16,473

17,392

6. Perencanaan Semen Kapasitas Annulus =

15

16,324

Ph lumpur minimal = Pf + 200 Psi

19

12,371 –

(𝐵𝑖𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒 2 −𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑆𝑖𝑧𝑒 2 ) 1029,4

16 ,97

Volume Semen di Annulus = Annular capacity x Length Trayek

Kedalaman Pf (ft) (Ppg)

Conductor Surface Intermediet Production

492,126 2066,929 6069,554 7709,974

8,32 8,94 14,872 16,473

Prf (Ppg)

Ph (Psi)

Kapasitas Panjang Annular Kolom

Volume Semen di Annulus (Gallon) 492,126 131,889 2066,929 256,299 6069,554 339,895 7709,974 177,329

12,371 12,372 16,324 17,392

103,05 499,783 3661,123 5827,781

0,268 0,124 0,056 0,023

7. Beban Vertikal  Beban Casing Casing 20”/K-55/94# Panjang

= 492,126 ft

Berat

= 492,126 x 94 = 46259,844lbs

γ @228,839 ft = 8,66 ppg Berat Buoyant = 46259,844x (1-(8,66 /65.5) = 40143,657 lbs Casing 13 3/8”/C-55/61# Panjang

= 2066,929 ft

Berat

= 2066,929 x 61 = 12682,69 lbs

γ @961,122

= 10 ppg

Berat Buoyant = 12682,69 x (1-(10 /65.5) = 10746,596 lbs Casing 9 5/8”/C-95/ 47# Panjang

= 6069,554 ft

Berat

= 6069,554 x 47 = 285269,038 lbs

γ @4693,747 = 15 ppg Berat Buoyant = 285269,038 x (1-(15 /65.5) = 219940,2507 lbs Casing 7”/C-95/ 38# Panjang

= 7709,974 ft

Berat

= 7709,974x 38 = 292979,012 lbs

γ @6604,167 = 16,97 ppg Berat Buoyant = 292979,012 x (1-(16,97 /65.5) = 217072,847 lbs Berat Vertikal Casing = 424369,057 lbs

20



WOB

Ukuran bit terbesar

= 20 “

Rule of thumb

= 690 lb / inch bit

WOB

= 20 x 690 = 13800 lbs



Drill Collar

OD

= 6”

ID

=2¼“

WOB

= 80 % WDC

WDC

= 13800/0,8 = 17250 lbs

Weigth per Foot

= 83 lb/ft

Panjang DC

= 207,831 ft



Drill Pipe

OD

= 5 1/2 “

ID

= 4,778 “

Weigth per Foot

= 21,9 lb/ft

Panjang DP

= 7709,974 – 207,831 = 7502,143ft

Berat DP

= 7502,143 x 21,9 = 164296 lbs

Berat total rangkaian drillstring = 164296 + 17250 = 181546 lbs Berat total rangkaian karena ada buoyancy = 181546 x (1-(16,97/65,5)) = 134510,342 lbs

8. Beban Horizontal Beban horizontal yang dihadapi selama pemboran dapat berupa berat pipa yang disadarkan dan tiupan angin. Berdasarkan data lapangan yang ada, kecepatan angina yang ada di sekitar lapangan Donggi adalah 17,25 meter per jam. Sehingga unit wind load dapat diukur dengan persamaan: p = 0,004 V2 = 0,004 (17,25)2 = 1,19 lb / ft2 Luasan wind load area yang ada adalah sebesar 353 ft2, maka beban akibat tiupan angin (W1) adalah sebesar W1 = p x Wind Load = 1,19 x 353 = 420,07 lb Selain dari tiupan angin, beban horizontal juga berasal dari berat rangkaian yang disandarkan di sisi menara (W2) W2 = Wdsx sin 2.5

21

= 181546 x sin 2.5 = 7918,925 lbs Ukuran Setback (a)

= 67.5 “

Fingerboard

= 59 ft

Beban Horizontal Total adalah : W1 (

𝟎.𝟓 𝒂 𝒃

𝟎.𝟓 𝟔𝟕.𝟓

) + W2 = 420,07 (

𝟓𝟗

) + 7918,925 = 8159,219 lbs

9. Tegangan Kabel Pemboran Hookload

= 181546 lb

Line (n)

= 10

Efficiency

= 0.98

Perhitungan pada fast line (Tf) Tf

𝑊

= 𝑛 (𝐸𝑓)

𝑛

181546

= 10 (0.9810) = 22219,073 lb Tegangan pada dead line (Td) Td

= Tf = 22219,073 lb

10. Berat Total Menara Pemboran Berat travelling block = 14.000 lb Berat beban menara total = Beban casing + berat travelling block + Tf + Td = 424369,057 + 14000 + 22219,073 + 22219,073 = 482807, 203 lbs Faktor safety = 25 % Berat beban total menara dengan faktor safety = 1,25 x Berat beban menara total = 1,25 x 482807,203 = 603509 lbs

11. Perhitungan Beban di Sistem Angkat Hook load = 181546 lbs Kecepatan angkat = 60 ft/s

22

Faktor efisiensi

= 0,82

Faktor safety

= 25 %

RPM pemboran = 135 RPM HP

= =

𝑊 𝑥 𝑉ℎ 33000

𝑥

1 𝜂

181546 𝑥 60 33000

𝑥

1 0,82

= 402,541 HP

HP dengan faktor safety = 402,541 x 1,25 = 503,176 HP HP yang dibutuhkan prime mover = =

𝐻𝑃 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐷𝑟𝑎𝑤𝑤𝑜𝑟𝑘 𝜂 503,176 0,82

12. Perhitungan Torsi Data- data drillstring OD : 5 1/2” ID : 4,778” #21.9 lb/ft Berat total rangkaian = 181546 lbs Tensile strength

= 437 117 lbs 𝜋

Luas dalam rangkaian = 4 (D2 – d2) 𝜋

= 4 (5,52 – 4,7782) = 5,825 in2 Ym

=

𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑙𝑒 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝐴

=

437117𝑙𝑏𝑠 5,825

= 75038,169 psi I

=

𝜋 32

(D2 – d2)

=

𝜋 32

(5,52 – 4,7782)

= 0,728 in4 T = =

0.096167 𝑥 𝐼 𝑂𝐷

𝑃2

(Ym2 - 𝐴2)0.5

0.096167 𝑥 0,728 5,5

(75038,169 2 -

= 968,909 lb – ft

23

507102 0.5 ) 5,8252

= 613,623 HP

13. Tenaga pada Sistem Pemutar HP = F x RPM F = 1,5 karean kedalaman lubang kurang dari 10000ft HP = 1,5 x 135 = 202,5 HP Besar torsi = 968,909 lb – ft HP safety = 1,25 x 202,5 = 253,125 HP 𝑇𝑥𝑁 HP dengan besar torsi = 5250 =

968,909 𝑥 135 5250

= 24,915 HP

14. Tenaga untuk Sistem Sirkulasi Asumsi Jarak terpanjang  Production Trayek Production Trayek = 2350 m = 7709,974 ft 

Drill Collar DC : 6 “ OD; 2 1/4” ID; 83 lb/ft Panjang DC



= 207,831 ft

Drill Pipe Panjang Drill Pipe = 7502,143 ft DP : 5 ½” OD; 4,778” ID; 21,90 lb/ft

Densitas lumpur = 16,97 ppg Densitas cutting

= 19.58 ppg

Diameter cutting = 0.625 in 𝑝𝑐

Vs = 86.5 x √𝑑𝑐 (𝑝𝑚 − 1) 19.58

= 86.5 x √0.825 (16,97 − 1) = 30,812 ft/min = 0,514 ft / s Q = V x 2.448 (Dn2 – ODdp2) = 0,514 x 2.448 (8,52 – 4,7782) = 62,185 gpm = 1,974 bbl/min ΔP= 88,335 psi Efisiensi

24

= 85%

𝑞𝑥𝑝

HP pompa lumpur = 1714 =

62,185 𝑥 1,963 1714

= 3,195 HP

HP input = =

𝐻𝑃 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 𝜂 3,195 0.85

= 3,759 HP

15. Tenaga untuk Sistem Penyemenan Data perencanaan semen Densitas lead = 15ppg Densitas tail

= 17,1 ppg

Densitas fluida pendorong

= 16,97 ppg

Q = `1,974 bbl/ menit = 62,185 gal/menit Efisiensi 85 % Estimasi tekanan hidrostatik : Ph = 0.052 x 17,1 ppg x 7709,974 ft = 6855,708 Psi HP pompa semen

𝑞𝑥𝑝

= 1714 =

62,185 𝑥 6855,708 1714

= 248,729 HP HP input

=

𝐻𝑃 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 𝜂

=

16. Kapasitas Total Sistem HP Hoisting

25

248,729 0.85

= 292,622 HP

= 613,623 HP

HP Rotary

= 24,915 HP

HP pompa lumpur

= 3,759 HP

HP pompa semen

= 292,622 HP

Total Power System

= 934,919 HP

Total Power System dengan safety factor 25 % = 934,919 x 1,25 = 1168,649 HP

17. Tekanan BOP Densitas mud Kedalaman Ph

= 16,97 ppg = 2350 m = 7709,974 ft = 0.052 x Ƴm x D = 0,052 x 16,97 x 7709,974 = 6803,589 Psi

Safety Factor

= 1,25

Tekanan maksimum = 8504,486 psi

18. Profil Lubang Sumur

26

Related Documents

Odira Energy Fix Fix
August 2019 59
Odira Energy Fix Fix.docx
August 2019 20
Fix
October 2019 76
Fix Fix Skaliii.docx
May 2020 43
Fix Lapkas.docx
December 2019 28

More Documents from "putra"

Odira Energy Fix Fix.docx
August 2019 20
Cover Bab 7.docx
June 2020 9
Odira Energy Fix Fix
August 2019 59
Alur Kusta Dan Tb Baru.docx
November 2019 42
Kwn.docx
November 2019 33