Fitoterapi Antioksidan-saila Salsabila.docx

  • Uploaded by: saila salsabila
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fitoterapi Antioksidan-saila Salsabila.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,608
  • Pages: 8
TANAMAN DAN SIMPLISIA YANG BERKHASIAT UNTUK ANTIOKSIDAN 1. Brokoli (Brassica oleracea)

Kandungan Kimia : Brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, nikotinamid), beta karoten, dan glutation.Selain itu brokoli mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Selain itu dari proses biosintesis di dalam brokoli juga dihasilkan 3,3-diindolilmetana2. Jumlah Per 100 g Kalori (kcal) 33 Jumlah Lemak 0,4 g Lemak jenuh 0 g Lemak tak jenuh ganda 0 g Lemak tak jenuh tunggal 0 g Kolesterol 0 mg Natrium 33 mg Kalium 316 mg Jumlah Karbohidrat 7 g Serat pangan 2,6 g Gula 1,7 g Protein 2,8 g Vitamin A

623 IU

Vitamin C

89,2 mg

Kalsium

47 mg

Zat besi

0,7 mg

Vitamin D

0 IU

Vitamin B6

0,2 mg

Vitamin B12

0 µg

Magnesium

21 mg

Efek Farmakologi : 

Sebagai Antikanker



Mencegah Penyakit Jantung



Menjaga Kesehatan Kulit



Melawan Radikal Bebas



Menjaga kesehatan sistem saraf pusat



Menjaga kesehatan mata



Mencegah Depresi



Mengontrol Diabetes



Menjaga Kesehatan Tulang



Anti Inflamasi



Bertindak Sebagai Detoxifier



Sebagai Antioksidan



Anti Penuaan



Mencegah Anemia



Mempertahankan kehamilan yang sehat



Selain itu, kandungan asam lemak omega-3 dalam brokoli sangat baik untuk perkembangan otak bayi dalam kandungan (janin).

Uji Klinis : Khasiat brokoli sebagai antikanker telah diketahui sejak tahun 1940. Sebuah studi yang dilakukan di John Hopkin University pada masa itu berhasil mengungkap khasiat antikanker pada brokoli. Pada waktu itu para peneliti menemukan bahwa bioaktif yang dimilikinya mampu meningkatkan aktivitas enzim fase-2 untuk melemahkan zat-zat karsinogenik penyebab kanker.

Beberapa ahli sepakat bahwa pigmen hijau klorofilin yang dikandungnya sanggup menghambat reaksi enzimatis yang menyebabkan terbentuknya sel kanker. Sebuah uji biokimia menyatakan, klorofil dan turunannya memiliki kemampuan untuk mengikat aflatoxin BI yang diduga kuat sebagai pemicu kanker lever. Selain itu, klorofilin juga merupakan antivirus. Dengan efektivitas ini, maka brokoli memiliki kekuatan yang sangat baik dalam mencegah berbagai faktor yang memungkinkan terjadinya kanker. Dari semua zat aktif yang ada pada brokoli, sulfanofram disebut oleh banyak ahli paling efektif sebagai zat antikanker. Sebuah studi yang dilakukan di Prancis menyatakan bahwa fitokimia yang banyak terdapat pada brokoli ini mampu menghambat proliferasi serta menggiatkan aktivitas apoptosis kanker, terutama kanker kolon. Kedua proses tersebut merupakan langkah yang sangat diharapkan untuk mencegah penyebaran kanker. Studi lain menyebutkan bahwa isothianat merupakan penghalang kanker yang utama. Isotianat mampu mendetosifikasi senyawa karsinogenik dengan cara meningkatkan efektivitas enzim fase ke-2, yakni UDP-gluconosyl transferase (UGTs), glutamate cysteine ligase, dan euinone reduetase. Dalam upaya mencegah kanker, eleminasi toksin karsinogenik sangat bermanfaat untuk mencegah inisiasi kanker, terutama pada saluran cerna. Konsumsi brokoli secara rutin dapat mencegah kanker paru-paru dan kanker saluran napas bagi para perokok. Isothiosianat terbukti mampu mereduksi racun tembakau yang memicu kanker. Selain itu, bioaktif ini bekerja sama dengan berbagai karotenoid dan mineral mampu menghalangi kinerja enzim pemicu tumor, yakni sitokrom P450. Kerja sama antara vitamin dan mineral yang terdapat pada brokoli menciptakan hubungan yang sangat serasi dalam menjalankan tugasnya sebagai antioksidan. Kerja sama tersebut menghubungkan zat karsinogenenik dengan molekul lain, menonaktifkan radikal bebas oksigen dengan cara mengikatnya dengan sejumlah fitokimia dan kemudian membuangnya keluar dari tubuh. Perlindungan ini berlangsung lama karena zat-zat aktif yang dipasok brokoli ke dalam tubuh sekaligus juga meningkatkan kadar antioksidan enzimatis. Beragam jenis kanker dapat dicegah oleh fitokimia yang terdapat pada brokoli.

Lebih dari sepuluh studi menjelaskan bahwa brokoli merupakan antioksidan andal untuk mengatasi kanker reproduksi wanita terutama yang ada hubungannya dengan estrogen, antara lain kanker payudara. Dalam menjalankan perannya, sulfanofram dan Indole-3-carbinol (I3C) bekerja sama menjaga keseimbangan estrogen alami dengan cara meningkatkan kadar estrogen baik dan menurunkan kadar estrogen buruk yang memicu kanker payudara. Dosis : Dalam bentuk sayuran utuh baik dikonsumsi rutin setiap hari sebagai pelengkap makanan. Efek Samping Obat : Efek samping yang paling umum adalah kentut atau iritasi usus, disebabkan oleh kandungan tinggi serat pada brokoli. Brokoli mengandung “goitrogens” yang dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tiroid. Untuk itu, orang yang bermasalah dengan disfungsi tiroid sebaiknya konsultasi dengan dokter, supaya mendapatkan asupan yang sesuai.

2. Kunyit (Curcuma domestica Val. / Curcuma longa Linn.)

Kandungan Kimia :



Zat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% yang terdiri dari kurkumin,

dihidrokurkumin,

desmetoksikurkumin sebanyak

10%

dan bisdesmetoksikurkumin1-5% . 

Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil.



Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1-3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30% serta Vitamin C 45-55%



Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati 8% , tanin dan damar



Garam-garam mineral didalam kunyit yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Sudarsono et.al, 1996)

Efek Farmakologi : 

Memiliki aktivitas antimikroba, antiradang, dan antivirus, kunyit juga berpotensi meningkatkan jumlah antioksidan dalam tubuh. Kurkumin, senyawa fenolik alami pada kunyit, bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.



Kunyit berpotensi dalam pengobatan kanker. Pada penderita kanker, sel-sel kanker menjalar melalui pembuluh darah (metastasis) dan jaringannya menjadi tumor. Angiogenesis juga terjadi, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyebar ke arah tumor untuk suplai nutrien, oksigen dan sirkulasi kotoran. Kurkumin mengobati kanker dengan menghambat laju pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru tersebut.



Wanita yang mengalami masalah dengan haid dapat menggunakan kunyit untuk mengatasinya. Efek farmakologis kunyit dapat melancarkan darah dan haid serta mengurangi rasa nyeri haid dan lelah datang bulan.



Sebagai antikoagulan alami, kunyit dapat menghalangi pembekuan darah dan mencegah terjadinya trombosis.



Kunyit dapat menurunkan tekanan darah, mengobati diare, sakit lambung, asma, usus buntu, dan rematik.



Sifat analgesik alami kunyit bekerja dengan menghambat Cox-2 yang mencetuskan rasa nyeri. Dengan sifat analgesik dan antiinflamasinya, kunyit dapat mengobati artritis dan rheumatoid artritis.



Memperlambat penyakit pikun atau Alzheimer. Kunyit berpotensi memperpanjang jangka waktu abilitas kognitif otak.

Uji Klinis : Dikutip dari laman whfoods, minyak yang terkandung pada kunyit menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang signifikan. Kunyit memiliki pigmen kuning atau oranye yang disebut kurkumin. Kurkumin dianggap sebagai agen farmakologis utama dalam kunyit. Dalam banyak penelitian, efek anti-inflamasi kurkumin sebanding keampuhannya dengan hidrokortison (senyawa antiradang) dan fenilbutazon (obat anti-inflamasi). Melalui studi klinis terbukti bahwa kurkumin juga memiliki efek antioksidan yang sangat kuat. Sebagai antioksidan, kurkumin mampu menetralisir radikal bebas, yaitu bahan kimia penyebab sejumlah kerusakan sel-sel sehat dan membran sel. Penyakit radang sendi adalah salah satu akibat dari radikat bebas. Kombinasi kunyit terhadap efek antioksidan dan anti-inflamasi menjelaskan mengapa banyak orang dengan penyakit sendi merasa lega setelah menggunakan rempah-rempah ini secara teratur. Antioksidan pada zat kurkumin kunyit melindungi sel-sel usus besar dari radikal bebas yang merusak DNA. Kurkumin juga membantu tubuh menghancurkan sel-sel kanker bermutasi agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Kunyit memiliki khasiat besar untuk menyembuhkan. Namun dikarenakan kurangnya eksklusivitas, kemampuan paten dan keuntungan yang dihasilkan, tanaman dari kelompok jahe-jahean ini tampaknya sulit menerima cap persetujuan dari Food and Drug Administration. Diperlukan uji klinis bertahap, tak terkecuali investor yang bersedia mengambil risiko kehilangan US$ 800 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun yang harus dikeluarkan. Beberapa khasiat menakjubkan dari kunyit di antaranya adalah melindungi kerusakan paparan radiasi, mencegah Alzheimer, menghancurkan kanker, melindungi dari keracunan logam berat, menghancurkan sel punca kanker yang merupakan akar dari semua kanker, dan mengurangi tingkat peradangan. Aktivitas antikanker Curcumin telah banyak diteliti menggunakan berbagai pendekatan pada berbagai jenis kanker baik secara in vitro maupun in vivo. Curcumin dapat dikembangkan sebagai obat antikanker yang poten. Aktivitas antikanker Curcumin dikaitkan dengan kemampuannya sebagai penghambat COX maupun pada jalur signaling sel, baik melalui pemacuan apoptosis maupun cell cycle arrest dengan mempengaruhi produk gen penekan tumor maupun onkogen (Meiyanto, 1999). Selain itu, dikaitkan juga dengan kemampuannya sebagai

antioksidan, penghambatan karsinogenesis, penghambatan proliferasi sel, antiestrogen, dan antiangiogenesis. Dosis : Dosis moderat sebesar 50-100 mg, saat membeli suplemen kunyit pastikan memilih yang mempunyai lapisan enterik (enteric coating) untuk melindungi curcumin rusak oleh asam lambung. Lapisan enterik juga mengurangi resiko gangguan atau efek samping pada perut. Kunyit juga dapat membantu tubuh menghilangkan logam berat beracun. Tetapi dalam jumlah berlebih, kunyit justru bisa mengganggu metabolisme zat besi yang dapat memicu anemia, terutama pada individu yang rentan. Kunyit akan memberikan manfaat kesehatan secara optimal jika dikonsumsi tidak melebihi 50-100 mg perhari. Dosis ini akan efektif jika suplemen mempunyai lapisan enterik yang akan memastikan kandungan curcumin terserap optimal oleh darah tanpa rusak oleh asam lambung Efek Samping Obat : 

Kelainan fungsi hati Hati memiliki batas kemampuan dalam menetralisir zat-zat yang kita konsumsi setiap harinya. Meminum kunyit dalam dosis yang tinggi dapat memperburuk fungsi hati dan empedu. Pada penderita yang memiliki kelainan fungsi empedu harus berkonsultasi dahulu kepada dokter karena ramuan ini dapat meningkatkan intensitas gejala pada penderitanya.



Gangguan lambung Kunyit memiliki sifat yang pedas/panas. Meminum kuyit setiap hari dapat menyebabkan produksi asam lambung meningkat, ada beberapa ciri asam lambung yang perlu anda ketahui. Pengkonsumsi dapat menderita hiper keasaman lambung, maag, dan penyakit refluks asam.



Menghambat produksi trombosit

Kunyit dapat mengubah tingkat fibrinogen, yaitu suatu protein yang memfasilitasi pembentukan koagulan yang berfungsi dalam menghentikan pendarahan. Seseorang yang menderita hemofilia tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi kunyit. 

Merangsang rahim Kunyit salah satunya biasa dikonsumsi dalam bentuk minuman dengan campuran asam dan gula jawa. Mengkonsumsi minuman yang berbahan kunyit tidak diperkenankan terlalu sering disebabkan karena kunyit dapat menjadikan rahim kering meskipun disatu sisi dapat melancarkan dan meredakan nyeri haid.



Gangguan pada wanita hamil dan menyusui Kunyit memiliki efek pada rahim sehingga tidak diperkenankan dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Kandungan pada kunyit yang dapat melancarkan haid dapat menyebabkan kontraksi pada ibu hamil bahkan keguguran ataupun persalinan prematur. Selain itu juga dapat mengakibatkan janin berkembang kurang sehat.



Anemia Kunyit mengandung zat yang dapat menghancurkan leukosit (sel darah merah) dan eritrosit (sel darah putih). Hal ini dapat menyebabkan seseorang memiliki jumlah sel darah di bawah batas normal. Dalam jumlah berlebih kunyit akan menganggu metabolisme zat besi yang dapat memicu anemia.

Related Documents


More Documents from "Julian Saputra"