TINJAUAN KASUS Nn.N, seorang mahasiswi PT di Bandung mengeluh terlambat menstruasi 3 bulan. Kepada sahabatnya ia menceritakan bahwa sering merasa mual dan muntah-muntah. Ia juga mengakui sering melakukan hubungan intim dengan kekasihnya. Sahabatnya menyarankan untuk membeli alat tes kehamilan, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa ia hamil, kemudian oleh sang pacar diajak ke klinik bersalin untuk mengakhiri kehamilannya. Menurut informasi yang didapat oleh sang pacar dari temannya, klinik tersebut sudah biasa melakukan aborsi dengan alasan mahasiswa dan mahasiswi itu masih kuliah dan belum siap untuk menikah, akhirnya mereka memutuskan untuk meminta bantuan untuk dilakukan aborsi.
Setelah dicapai kesepakatan, dr. X menyarankan tindakan aborsi itu dilakukan keesokan harinya. Aborsi itu dilakukan dr. X dengan bantuan seorang perawat Y. Sebelum aborsi dilakukan perawat melakukan informed concent terlebih dahulu kepada Nn. N. informed concent tersebut disetujui oleh Nn. N dengan adanya tekanan atau dalam kondisi adanya desakan dari pacarnya. Pada saat dilakukan tindakan aborsi terjadi perdarahan yang hebat dan tidak bisa ditanggulangi sehingga mengakibatkan Nn. N menghembuskan nafas terakhir.