Etika Aborsi Fixx.docx

  • Uploaded by: Sari Kristina
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etika Aborsi Fixx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,721
  • Pages: 7
Nn. S seorang siswi sma di trenggalek dia hidup sendiri serta memenuhi kebutuhannya semua serba sendiri. Pada saat itu Nn.S mengeluh terlambat menstruasi 3 bulan. Kepada sahabatnya dia mengatakan sering mual-mual, dia juga mengaku sering melakukan hubungan intim bersama kekasihnya. Setelah dilakukan tes menghunakan alat tes kehamilan, dan ternyata hasilnya menunjukkan bahwa dia positif hamil. Kemudian oleh sang pacar kandungan tersebut harus digugurkan bagaimanapun caranya . Menurut informasi yang didapat oleh sang sahabat dari temannya klinik tersebut sudah biasa melakukan aborsi legal. Akhirnya mereka memutuskan untuk dilakukan aborsi. Setelah diberkonsultasi perawat dan dokter menjelaskan resikonya Nn.S tetap ada pendiriannya dengan alasan tidak ingin membuat keluarga kecewa. Aborsi dilakukan oleh dokter dengan bantuan seorang perawat . Sebelum aborsi dilakukan perawat memberi informed consent terlebih dahulu kepada Nn. S dengan adanya tekanan dalam kondisi adanya desakan dari pacarnya. Pada saat diakukan tindakan aborsi terjadi perdarahan yang hebat dan tak bisa ditanggulangi sehingga mengakibatkan Nn.S menghembuskan nafas terakhir. Berdasarkan pendekatan model mega, maka kasus dilema etik perawat yang menjadi konsultan Nn.S ini dapat dibentuk kerangka penyelesaian berikut : 1. Mengkaji kasus 

 

Nn.S menggunakan haknya sebagai pasien untuk melakukan tindakan yang dikehendaki atau yang baik menurut dirinya, sehingga Nn.S meminta perawat/dokter memenuhi permintaannya Rasa kasih sayang Nn.S terhadap orang tua ingin menggugurkan kandungannya sehingga meminta perawat/dokter melakukan ini Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan pacar, diiming dengan uang , tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk meminta dilakukan tindakan sesuai dengan yang diminta (yang menurutnya baik)

2. Mendiagnosa Masalah Etik Moral Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan permasalahan etik moral jika perawat tersebut tidak memberikan pelayanan yang diminta pasien karena itu merupakan hak pasien untuk memilih tindakan yang akan dilakukan perawat/dokter dalam melakukan tindaka. 3. Membuat Tujuan dan Rencana Pemecahan Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat bersama tim medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain :



Perawat memberikan informasi kepada Nn.S mengenai kerugian yang akan dilakukan jika terjadi aborsi sehingga perawat meminta untuk mendiskusikan kembali keputusannya bersama dengan pacar



tujuan : supaya pasien atau klien yang meminta tindakan tersebut mengetahui resikonya dan tidak menyesal dikemudian hari jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan Perawat melakukan kewajibannya sebagai perawat yaitu memenuhi hak hak pasien yaitu melakukan tindkan yang menurut pasien tersebut baik. tujuan : memberikan sepenuhnya hak klien atau menghargai hak klien dalam pelaksanaan tindakan

4. Melaksanakan rencana tindakan Melaksanakan Rencana Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan. Sehingga bisa diputuskan mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil keputusan pada pasien dengan dilema etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone, 1989 ), yang meliputi : a.

Autonomy / Otonomi

Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dan rekannya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju maka perawat harus mengutamakan hak Nn. S tersebut untuk mendapatkan tindakan yang dikehendaki. b.

Benefesience / Kemurahan Hati

Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang baik dan tidak merugikan Nn. S. Sehingga perawat bisa memilih diantara 2 alternatif diatas mana yang paling baik dan tepat untuk Nn. S dan sangat tidak merugikan Nn.S 5. Mengevaluasi Hasil Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana Nn. S beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika Nn. S masih tetap pada pendirian maka pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan, dan jika masih tetap pada pendirian maka Nn.S harus menandatangani inform consen yang disaksikan oleh beberapa saksi.

Dialog Siti dan Tejo adalah sepasang remaja yang sedang menjalin cinta di bangku kuliah. Keduanya terbelunggu dalam indahnya cinta, keduanya berjanji sehidup semati dan menjaga cinta mereka. Namun dalam perjalanan cinta mereka terjadilah hal yang diinginkan. Siti dan Tejo melakukan hubungan layaknya suami istri yang menyebabkan hamil. Siti

: “Tejo, aku arep ngomong sini lho ayo!”

Tejo

: “Mau ngomong apa sayang?”

Siti

: “Aku telat 3 bulan, jo” (sambil meneteskan sedikit air mata di pipinya)

Tejo

: “Apa sih maksudmu?”

Siti

: “Aku hamil, Tejo”

Tejo : “Haa? Siing temen? Bercanda kan yang? (merasa tak percaya dan meyakinkan apa yang baru didengar) Siti menangis)

: “Nggak, jo!!!

Piye? Gimana? Apa yang harus kita lakukan?” (sambil

Tejo : “Aaaaaaaaa.. kamu jangan menangis terus, aku juga bingung, aku tidak mau anak ini, aku belum siap menikahi kamu” (kebingungan)

Mereka berdua diam tanpa kata dan sibuk dengan pikiran mereka masing – masing Tejo

: “Wis aku bingung jalan situk-situke gugurno janin iku”

Siti

: “Apa? Gila gila?!! Kamu harus bertanggungjawab!”

Tejo

: “Sudah jangan banyak omong, aku tidak mau tahu. Kamu harus gugurin”

Siti hanya terdiam sambil menangis tersedu-sedu mendengar kata-kata Tejo. Keesokan harinya, Siti menangis sendiri di dalam kelas dan datanglah sahabat terdekatnya. Agata mendekati Siti yang sedang menangis. Agata

: “Siti kenapa kamu menangis”

Siti

: “Gakpapa gakpapa”

Agata solusi”

: “Gak mungkin wes cerito o, aku iki koncomu siapa tau aku bisa memberimu

Siti : “Ngene ta, aku sudah melakukan hubungan bersama tejo yang harusnya dilakukan setelah menikah dan sekarang aku telat 3 bulan ta!”(sambil menangis) Agata

: “Ha... sumpah ti?? Piye toh ti ti”

Siti

: “Shht nanti ada yang dengar dan tejo mau aku menggugurkan kandungan ini”

Agata : “Lho serius tejo kayak gitu ? kebangetan banget anak itu, dia tidak mau tanggung jawab” Siti

: “Iya ta, aku bingung harus bagaimana”

Agata kesana?”

: “Aku punya temen nih kelas sebelah yang tau soal gituan, gimana kalau kita

Siti

: “jangan nanti berita ini tersebar”

Agata

: “Kamu tenang aja dia bisa diajak kompromi, sebentar aku telpon dia”

Setelah telpon diangkat merekapun janjian di taman samping kampus, setelah disana.... Agata

: “hai cu”

Icu

: “Hai ta, apa yang bisa saya bantu?”

Agata

: “temen gua punya masalah nih, apa lo punya solusi?”

Icu alamatnya”

: “sebenernya gua gak yakin sih, coba lo tanya di klinik putih nanti gua share

Agata

: “Oke”

Keesokan harinya adalah hari minggu. Agata mengajak Siti pergi ke klinik yang sudah diberi tahu oleh Icu Agata

: “selamat siang bu”

Dokter

: “selamat siang”

Perawat 1

: “silahkan masuk”

Agata & Siti : “terimakasih bu” Perawat 1

: “Oh iya, sebelumnya adik-adik ini namanya siapa?”

Agata

: “saya agata dan ini teman saya siti”

Dokter

: “ada yang bisa kami bantu?”

Agata bu.”

: “ada ibu, kebetulan teman saya ingin konsultasi. Dia baru ditimpa masalah

Perawat 1

: “cerikan saja siti masalahmu, mungkin ada yang kami bantu”

Siti

: “saya malu bu. Masalah saya ini terlalu memalukan untuk diceritakan”

Dokter : “tidak usah malu siti, kamu sekarang tarik nafas kemudian kamu ceritan semua pada kami” Kemudian setelah beberapa saat pikiran siti mulai tenang lalu siti menceritakan semua Dokter

: “silahkan siti untuk cerita”

Siti : “jadi gini bu, saya sudah telat 3 bulan dan saya sudah pernah melakukan hubungan bersama pacar saya satu kali, saya sering mual-mual dan saat saya cek ternyata positif hamil” Perawat 1

: “lalu bagaimana kelanjutannya?”

Siti : “pacar saya tidak ingi anak ini dan tidak mau bertanggung jawab, pacar saya ngotot untuk melakukan aborsi” Dokter : “sabar siti, tidak ada masalah yang tidak ada jalan, apakah sudah kamu pikirkan bila kandungan ini digugurkan” Siti : “saya belum memikirkan semua itu ibu, saya bingung, saya takut mengecewakan keluarga saya juga bu” Perawat 1 : “siti saya hanya memberikan sedikit penjelasan yang ibu harapkan bisa membatu kamu dalam menggambil keputusan. Kalau kamu tetep ingin menggugurkan kandunganmu, maka akan ada risiko untuk kesehatan fisik dan mentalmu. Salah satu contohnya adalah perdarahan dan risiko kematian” Siti : “tapi saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat lagi, hanya ibu yang bisa membantu saya, tolong bu....” (sambil menangis) Dokter

: “sebaiknya kamu fikirkan ulang ini semua”

Siti mengerti”

: “ibu apakah saya boleh membawa pacar saya kesini agar pacar saya juga

Dokter

: “silahkan besok ke klinik buka jam 4 sore”

Siti

: “baik bu, saya dan agata pamit dulu. Besok kami kembali”

Keesokan harinya Siti, Agata dan Tejo pergi ke klinik yang ditemui oleh perawat dn dokter Siti

: “permisi bu”

Dokter

: “silahkan duduk semua, apakah ini pacaranya siti?”

Tejo : “iya saya pacarnya. Ibu saya minta tolong kepada ibu untuk melakukan aborsi ini berapapun yang ibu minta saya akan beri” (sambil memberi cek) Perawat : “bukan masalah harga, tetapi risiko nya. Dan saya jelaskan kembali adik bahwa memang aborsi boleh dilakukan tetapi tidak dengan keadaan atu situasi yang terjadi saat ini” Perawat 2 berusaha menjelaskan semua tetapi justru dokter sedang berusaha membujuk perawat 2 tersebut agar mau menerima tawaran itu

Dokter

: “sus permisi bisa kita berbicara sebentar?”

Perawat 2

: “Iya bisa dok”

Dokter : “sus sudahlah terima saja tawaran dari siswa tersebut, lumayan dengan uang yang ditawarkan” Perawat 2 : “tapi dok kita harus berbuat baik dan tidak merugikan pasien kita, dan saya pun bimbang ketika harus juga memenuhi hak pasien ” Dokter : “nah itu sus, suster sudah menjelaskan risikonya tetapi mereka tetap pada pendirian, suster harus bantu ini kalau tidak suster bisa kehilangan pekerjaan” Perawat 2

: “baiklah” (dengan pasrah)

Setelah berbincang-bincang dokter dan perawat 2 kembali menemui agata, siti dan tejo Dokter

: “maaf kami tadi sedang ada keperluan”

Tejo

: “jadi bagaimana bu”

Perawat 2 : “maaf dik sebelumnya kami sudah menjelaskan tentang risiko, jika adik memaksa kami bersedia, apakah benar dok ?” Dokter

: “benar, tetapi jangan salahkan kami jika hal yang tidak diinginkan terjadi”

Tejo

: “Ibu berdua tenang saja, silahkan ibu tulis angka di cek ini”

Dokter

: “siti apakah kamu sudah siap?”

Siti

: “Iya bu” (sambil menitihkan air mata)

Perawat 2 : “baik akan saya siapkan ruangan nya sebelumnya siti silahkan menandatangani infor consent atau persetujuan dilakukan tindakan ini ya beserta kamu tejo” Setelah ruangannya disiapkan siti masuk ke dalam ruangan dan dilakukan tindakan aborsi bersama dokter dan perawat selama kurang lebih 1 jam dilakukan tindakan hal yang ditakutkan terjadi, siti mengalami perdarahan dan nyawa nya tidak dapat di tolong Dokter : “maaf nak agata dan tejo, siti tidak dapat diselamatkan kerena perdarahan yang hebat pada siti” Agata

: “apa siti meninggal” (teriak dan menangis)

Tejo

: “tidak mungkin ini terjadi”

Akhirnya setelah kejadian itu siti dimakamkan di kampung halamannya dan klinik yang digunakan untuk aborsi ditutup.

Related Documents

Etika Aborsi Fixx.docx
October 2019 27
Aborsi
May 2020 25
Aborsi
June 2020 19
Aborsi
April 2020 21
Aborsi
June 2020 16

More Documents from ""