3. Syrup.pptx

  • Uploaded by: kristina
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 3. Syrup.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,272
  • Pages: 99
SYRUP

DEFINISI Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007). Sirup adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit, dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).

KEUNTUNGAN Keuntungan: Lebih mudah ditelan dibandingkan dengan sediaan padat sehingga mudah digunakan untuk bayi, anak, dewasa dan lanjut usia

Segera diabsorbsi karena sudah berada dalam bentuk larutan Obat secara homogeny terdistribusi keseluruh sediaan Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (contohnya Aspirin, KCL) karena segera diencerkan oleh isi lambung.

KERUGIAN Kerugian : Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis

Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuan mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan pengawet. Ketepatan dosis tergantung pasien untuk menakar Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam bentuk larutan dibandingkan dalam bentuk padat

FORMULA UMUM SYRUP

BAHAN PEMBANTU Anticaploking agent Mencegah kristalisasi gula di cup botol umumnya digunakan alcohol plyhydric seperti gliserol, sorbitol, atau propilenglikol. (Aulton, 254-267). Kosentrasi penggunaan bahan-bahan tersebut dapat dibaca di handbook of pharmaceutical excipients.

Pewangi (Flavouring agent) Digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan membuat agar obat dapat diterima oleh pasien terutama anak-anak.

Zat pewarna Ditambahkan ke dalam sediaan oral cair untuk menutupi penampilan yang tidak menarik atau meningkatkan penerimaan pasien. Pemakaian zat warna juga harus dipertimbangkan kelarutan, stabilitas, ketercampuran dan kosentrasi zat warna dalam sediaan

PENGAWET Pengawet Pengawet yang digunakan itu harus nontoxic, tidah berbau, stabil dan dapat bercampur dengan komponen formula lain. Biasanya pemakaia pengawet dalam suatu formula sering dikombinasi, hal ini karena penggunaan bahan pengawet secara kombinasi adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan spectrum antimikroba, efek yang sinergis memungkinkan penggunaan pengawet dalam jumlah kecil singga kadar toksisitasnya menurun dan mengurangi terjadinya resistensi. Contoh bahan pengawet; Asam dan garam benzoate (0,01- 0,1 %) Asam dan garam sorbet (0,05-0,2%) Methylparaben (0,015-0,2%) Propilparaben (0,01-0,02%)

Penggunaan metylparaben dan propylparaben jika dikombinasikan kosentrasi pemakaian metilparaben 0,18 dan propilparaben 0,02. (Handbook of excipient)

Antioksidan Antioksidan yang ideal bersifat nontosik,oniritan, efektif pada kosentrasi rendah larut dalam fase pembawa dan stabil.

Contoh antioksidan: Asam askorbat (pH stabil 5,4, kosentrasi penggunaan 0,01-0,1%) Asam sitrat 0,01-1%

Na- metabisulfit Na-sulfite (Handbook of exipient)

Pemanis Pemanis merupakan bahan yang berfungsi menutupi rasa yang kurang disukai pasien. Contoh bahan pemanis Sukrosa Sukrosa membentuk larutan tidak berwarna yang stabil di pH 4-8. Pemakaian sukrosa dalam kadar tinggi dapat memberikan rasa manis yang dapat menutupi rasa pahit /asin dari beberapa senyawa obat serta dapat pula berfungsi dalam peningkatan viskositas. Sorbitol, manitol, gliserol, xytol Merupakan pemanis yang biasa digunakan untuk penderita dibetes mellitus, namun dalam dosis tinggi dapat menyebabkan diare. Selain sebagai bahan pemanis sorbitol juga dapat digunakan sebagai bahan pengental. Aspartam Bahan ini umum digunakan untuk makanan dan minuman. Aspartame ini bisa terhidrolisis ketika dipanaskan pada suhu tinggi sehingga rasa manisnya bisa hilang. Thaumatin Snyawa ini merupakan senyawa paling manis, penggunaanya kadang dikombinasikan dengan gula karena suka terasa pahit dan rasa logam stelah mengonsumsi pemanis ini.

DAPAR DEFINISI: Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan pH terhadap penambahan sedikit asam atau basa

NaOH(aq) + HC2H3O2(aq) H2O(l) + NaC2H3O2(aq) Bila ditambahkan NaOH dalam jumlah lebih kecil dibandingkan jumlah HC2H3O2 dalam larutan, maka NaOH akan dinetralkan, sehingga perubahan pH hanya sedikit.

Kapasitas Dapar Kapasitas dapar : kemampuan dapar untuk mempertahankan efektivitasnya pada penambahan sejumlah asam atau basa.

Kapasitas dapar meningkat dengan meningkatnya konsentrasi absolut komponen dapar.

    2,3C Ka  H O  Ka H3O 



3

2

TUJUAN: - Menjamin efektifitas sediaan - Menjaga stabilitas sediaan pada range pH yang ditentukan - Kontrol kualitas sediaan

PERSYARATAN DAPAR :

-

Harus sesuai dengan range pH yang ditentukan. Compatibel dengan flokulating agent Secara farmakologi aman Tidak mempunyai efek atau sesedikit mungkin berpengaruh pada stabilitas dan efektifitas pH yang dihasilkan - Harus dapat tercampurkan dengan bahan tambahan lain dalam sediaan

KAPAN DAPAR DIBUTUHKAN Dapar dibutuhkan apabila: - Bahan obat stabil pada pH tertentu - Kelarutan bahan obat dipengaruhi oleh pH - Efektivitas bahan obat maupun bahan tambahan dipengaruhi oleh pH (obat diabsorpsi dalam keadaan tak terionkan  pengawet efektif dalam keadaan tak terionkan) - Untuk reprodusibilitas produk

APAKAH SEMUA SEDIAAN PERLU DIDAPAR Sediaan perlu didapar apabila: -Sediaan mengandung air

DAPAR APA SAJA YANG BISA DIGUNAKAN PADA SEDIAAN FARMASI Contoh: - Dapar fosfat - Dapar fosfat-sitrat - Dapar sitrat - Dapar asetat

BAGAIMANA MENENTUKAN pH SEDIAAN

TAHAPAN: Lihat pH stabilitas bahan aktif pada buku-buku standard, misalnya Martindale. Contoh: 1. Maximum stability zat X adalah 5.8 →sediaan dibuat pH 5.8 2. Bahan Y mempunyai data sebagai berikut: 10% solution in water has a pH of 3.5-5.5 pH stability: 6.0-7.5 pH efectivity: 4.5-6.5 Sediaan dibuat berapa?

Tahapan: - Cari overlap antara pH stabilitas dan efektivitas: 6.0-6.5 → dibuat pH 6.2 → dapar apa ? → berapa jumlah masing-masing komponen yang diambil

Perhitungan Cara: 1. Perhitungan, lihat Martin, Physical Pharm. Chapter 10. 2. Melihat tabel di Farmakope atau buku standar lain

Contoh: Cari dapar yang bisa dipakai pada pH 6.2 untuk sediaan per oral. Misal dipilih dapar fosfat DENGAN PERHITUNGAN 1. Fosfat mempunyai 3 pKa - pKa 1=2,12 (H3PO4) → Na3PO4 - pKa 2=7,21 (H2PO4-) → Na2HPO4 - pKa 3=12,67 (HPO42-) → NaH2PO4

2. Pilih yang harga pKa nya mendekati harga pH (Na2HPO4)

3. Cari perbandingan garam (Na2HPO4) dan asamnya (HPO4-) Na 2 HPO 4 6,2  7,21  log  H 2 PO 4

 Na 2 HPO 4   1,01  log

H PO  

2

Na 2 HPO 4   x NaH2 PO 4 

4

Na2HPO4 = x(NaH2PO4) Garam Asam

4. Jika dibuat dengan kapasitas dapar/bufer (=0,02)→ masukkan dalam persamaan van Slyke. Ingat, harga pKa= 7,21 →Ka= …….? pH = 6,2 →H3O+ = ……..?

Na2HPO4 = x(NaH2PO4) Garam Asam

Misal X= 0,1

5. Bila akan dibuat 3000 ml, maka: jumlah Na2HPO4 =3000/1000 X 0,498.10-9 X BM = …………..gram

jumlah NaH2PO4 =3000/1000 X 4,982.10-9 X BM = …………..gram DENGAN TABEL: Lihat FI III atau PhNed V → pH 6,2 dibuat dengan mencampur a ml 0,2 M Na2HPO4 dan NaH2PO4 b ml 0,2 M →Hitung jumlah yang ditimbang dari masingmasing komponen dapar

DALAM PROSES PEMBUATAN Saat dicek pH, ternyata pH menunjukkan 5,8 → kurang basa maka diperlukan adjustment pH → Buat larutan komponen basa (Na2HPO4) dengan konsentrasi tertentu. Misal dibuat larutan 20% sebanyak 10,0 ml.

→ Tambahkan tetes demi tetes sambil di stirer dan di cek pH, misal untuk mencapai pH 6,2 butuh 5 ml. Jadi bentuk keringnya: 5/100 X 10 gram = 0,5 gram (untuk volume yang diukur) → jumlah ini ditambahkan pada formula, sesuaikan dengan volume yang dibuat.

CARA LAIN UNTUK MENDAPATKAN pH SEDIAAN 1. Penambahan asam (misal HCl, asam fosfat). 2. Penambahan basa (misal Na OH)

PENGAWETAN PENGAWETAN  Pengawetan Fisik  Pengawetan Kimia PENGAWETAN FISIK

Pengawetan Fisik pada dasarnya dilakukan dengan mematikan mikroba secara keseluruhan yaitu dengan cara:sterilisasi, radiasi, pengaturan formula dan kondisi penyimpanan.

- Untuk pertumbuhan mikroba diperlukan kondisi-kondisi tertentu. Misal kandungan air >70%, pH dan suhu tertentu  - Siapkan sediaan dalam bentuk kering - pH sediaan diatur (mikroba dapat berkembang biak pada rentang pH tertentu, umumnya antara 3-11) - Suhu penyimpanan diatur

PENYINARAN - Untuk pengawetan bahan baku atau sediaan farmasi. - Digunakan radiasi sinar gama dan ultra violet SINAR GAMA: - Efektif mematikan spora dan mikroorganisme vegetatif. - Kemampuan penetrasi tinggi dan daya mematikan mikroba besar - Biasanya ditujukan untuk pengawetan bahan baku

SINAR ULTRAVIOLET - Panjang gelombang yang digunakan adalah 190370 nm. - Kemampuan penetrasi dan kemampuan mematikan mikroba lebih rendah dibaningkan dengan radiasi sinar gama. - Seperti halnya sinar gama, ditujukan untuk pengawetan bahan baku. PENGASAPAN

- Digunakan gas etilen oksida dan formaldehida yang mempunyai efek antimikroba. - Etilen oksida Untuk sterilisasi dan desinfeksi.

- Untuk sterilisasi peralatan untuk mata , anestesi dan bahan baku obat.

FORMALDEHID - Digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi alat-alat laboratorium. - Efektif mematikan spora dan non sporabakteri gram (+) dan Gram (-). PENGAWETAN KIMIA Digunakan bahan-bahan pengawet yang terdiri dari: - Bahan alam (minyak atsiri) - Enzim dan protein - Pengawet sintetik

PENGAWET Pengawet adalah suatu bahan yang dapat merusak atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang mengkontaminasi suatu sediaan PERMENKES RI No 359/Menkes/Per/1990, pengawet adalah senyawa yang ditambahkan dalam suatu sediaan untuk mencegah, menghambat, fermentasi, pengasaman dan peruraian lain yang disebabkan oleh mikroorganisme.

TUJUAN PEMAKAIAN PENGAWET 1. Mencegah komplain dari konsumen sebagai akibat dari sediaan yang rusak yang teramati oleh pancaindra (pertumbuhan jamur dipermukaan sediaan, perubahan kejernihan dan viskositas sediaan, perubahan bau sediaan dll). 2. Menjaga kesehatan dan keamanan konsumen akibat adanya transmisi penyakit.Sediaan yang tercemar oleh mikroorganisme walaupun tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan fisik dapat menimbulkan infeksi bahkan infeksi yang fatal

Beberapa mikroba yang mutlak tidak boleh ada dalam sediaan karena efek infeksinya yang serius, antara lain adalah: -Pseudomonas areuginosa -Stapylococcus aureus -Candida albicans

FDA menyatakan bahwa beberapa bentuk sediaan farmasi tidak harus steril namun tidak boleh tercemar mikroorganisme yang patogen dan kadar yang non patogenik harus rendah.

Istilah yang berkaitan dengan proses peniadaan mikroba dijelaskan oleh The Pharmaceutical Codex 1994

DESINFEKSI: Proses peniadaan mikroba dengan cara mematikan atau menyingkirkan mikroorganisme mikroba semua pencemar mikroba vegetatif, tapi tidak menghancurkan spora bakteri. Desinfeksi ditujukan untuk permukaan yang mungkin atau bakal kontak dengan jaringan hidup, atau membahayakan kesehatan ataupun untuk barang yang berbahaya.

DESINFEKTAN: Bahan yang menghancurkan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada objek yang mati atau tidak bernyawa

STERILITAS: Keadaan mutlak bebas dari semua bentuk mikroorganisme hidup (freedom from all viable forms of life). Jadi istilah bahan kimia pensteril bukan sinonim dari desinfektan. STERILISASI: Proses untuk menghasilkan keadaan yang steril yaitu tidak adanyamikroorganisme yang hidup, termasuk bentuk sporanya. STERIL didefinisikan sebagai keadaan yang bebas dari semua mikroorganisme hidup.

ANTISEPSI: Proses destruksi atau inhibisi mikroorganisme pada jaringan hidup, mempunyai efek mengurangi atau mencegah infeksi yang tidak dikehendaki. Jadi pengertian pengertian antiseptik mirip dengan desinfektan tetapi digunakan secara langsung pada jaringan hidup. Berkaitan dengan mikroorganisme dalam sediaan, USP membedakan 3 (tiga) istilah yaitu harmfull, objectionable dan opportunistic.

HARMFULL:Mikroorganisme atau toksinnya yang dapat menimbulkan penyakit atau infeksi sehingga keberadaannya dalam sediaan dapat menimbulkan akibat serius pada konsumen. Contoh mikroba yang tidak boleh ada dalam sediaan (Salmonella species, Escheria coli, Psedomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus). OBJECTIONABLE: Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit atau adanya akan mempengaruhi fungsi obat atau kerusakan sediaan.

Mikroba objectionable yang sebaiknya tidak terdapat dalam sediaan: Pseudominas putida, P. maltophilla, Proteus mirabilis, Serratia marcescens, Klebsiella sp., Actinobacter anitratus, Candida sp dsb. OPPORTUNISTIC PATOGEN: Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit atau infeksi pada situasi lingkungan tertentu. Beberapa mikroba opportunistic termasuk objectionable.

MEKANISME KERJA PENGAWET 1. Modifikasi permeabilitas membran mikroorganisme dan lisis membran 2. Lisis dan kebocoran sitoplasma 3. Pengendapan komponen sitoplasma, misal pengendapan protein: garam klorheksidin 4. Inhibisi metabolisme sel mikroorganisme melalui interferensi dengan sistem enzim atau inhibisi sintesis dinding sel, misal senyawa sulfit, bronopol

5. Oksidasi komponen sel 6. Hidrolisis 7. Gangguan sintesis asam nukleat misal hidroksi benzoat

Tabel: Mekanisme kerja pengawet dan contoh nya Mekanisme

Contoh

-Aksi pada membran

Senyawa amonium kuarterner , Klorheksidin, fenoksetol, alkohol dan feniletil alkohol ( lisis dan denaturasi protein) Fenol: lisis, denaturasi protein

- Enzym SH

Senyawa merkuri dan Bronopol,

- Enzim COOH

Formaldehid-formaldehid donor

- Sintesa asam nukleat

Akridin, hidroksi benzoat

- Denaturasi protein

Fenol (oksidasi enzim) Formaldehid Asam benzoat, asam borat, phidroksibenzoat

PENGGOLONGAN PENGAWET Berdasar strukturnya pengawet kinia dikelompokan atas beberapa golongan utama yaitu: • Golongan asam dan garamnya (asam benzoat, asam sorbat) • Golongan alkohol (benzyl alkohol, bronopol, klorbutanol, etanol, fenoksietanol, feniletanol) Golongan biguanida (klorheksidin) • Golongan hidoksi benzoat (metil hidroksi benzoat, propil, hidroksi benzoat) • Golongan merkuri (fenil merkuri ntrat, tiomerosal)

6. Golongan fenol (klorokresol, kresol, fenol, ofeilfenol) 7. Golongan amonium kuarterner (benzalkonium klorida, setrimid)

Tabel: Parameter fisikokimia beberapa pengawet Pengawet

Kelarutan dalam air

Faktor R

pH Optimum

Konsentrasi pemakaian berat/vol)

Rendah Rendah Sedang Sedang

Tinggi Tinggi Rendah Rendah

5-8 3-9 3-9 Diatas 5

0,1 0,05-0,1 0,5-2,0 1,0-3,0

-Ester paraben

Rendah sesuai dengan panjang rantai

Tinggi

5-8

0,1-0,2

-Fenonip

Rendah

Sedang

5-8

0,5-1,0

Larut

Sedang

Dibawah 5

0,1-0,2

Larut Larut

Tinggi Tinggi

Diatas 5 Diatas 5

0,01-0,1 0,01-0,3

-Fenol/alkohol Klorokesol Miasida Fenosetol Benzil alkohol

-Asam benzoat & garamnya -Senyawa Amonium Kuarterner Setrimida Benzalkonium klorida

Pengawet

Kelarutan dalam air

Faktor R

pH Optimum

Konsentrasi pemakaian berat/vol)

Rendah Larut

Rendah Rendah

3-7 3-7

0,001-0,002 0,01-0,02

- Klorheksidin glukonat

Larut

Rendah

5-8

0,01-0,1

-Donor formaldehida Bronopol Dowicil Germal

Larut Larut Larut

Rendah Rendah Rendah

Dibawah 6 4-10 4-10

0,01-0,1 0,02-0,3 0,1-0,5

-

Merkurial Fenilmerkurinitrat Tiomersal

Catatan: Bronopol: 2-nitro-2 bromo-1, 3-propanediol Dowicil : 1-(chloroallyl)-3,5,7-triazo-nia adamantane chloride Germall : N,N-methylene-bis-[N’-(hydroxymethyl)-2,5-dioxo-4-imidazaolidinyl) -urea] Phenonip : kombinasi ester p-hydroxybenzoic acid dan phenoxyethanol Myacide : 2,-4-dichlorobenzyl alcohol R adalah rasio antara pengawet total dalam fase air terhadap pengawet bebas pada fase tersebut

PENGAWET IDEAL 1. Efektif pada konsentrasi rendah dan mempunyai spektrum yang luas. 2. Larut dalam sediaan pada konsentrasi yang dibutuhkan 3. Tidak toksik dan tidak menyebabkan sensitisasi pada konsentrasi yang dibutuhkan 4. Dapat bercampur dengan komponen sediaan dan bahan pengemas

5. Tidak mempengaruhi warna, bau atau sifat alir pada sediaan 6. Stabil pada range pH dan temperatur yang luas 7. Relatif tidak mahal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGAWET 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Derajat keasaman, pH Derajat disosiasi Senyawa makromolekul Kelarutan dan koefisien partisi Konsentrasi Rute pemakaian Adanya senyawa lain

SUMBER KONTAMINASI MIKROBA 1. Udara dan air 2. Bahan baku /raw material 3. Peralatan/equipment

4. Manusia/personil 5. Bangunan

6. Formulasi

DOSIS BAHAN AKTIF DALAM SEDIAAN LIKUIDA/CAIR

DOSIS BAHAN AKTIF DALAM SEDIAAN LIKUIDA DEFINISI :

Dosis adalah takaran terkecil yang diterima oleh penderita MACAM – MACAM DOSIS : • Dosis lazim : takaran terkecil yang diterima oleh penderita untuk dapat menimbulkan efek yang dikehendaki

• Loading Dose : dosis awal untuk mencapai kadar tertentu obat dalam darah sehingga dapat menghasilkan efek yang dikehendaki • Maintenen Dose : dosis pemeliharaan yaitu takaran terkecil yg diberikan pada penderita untuk mempertahankan efek yang dikehendaki • Dosis maksimum : takaran terbesr yang masih dapat diterima oleh penderita untuk dapat menimbulkan efek yang dikehendaki tanpa menimbulkan toksisitas

DALAM MENYUSUN FORMULA SEDIAAN LIKUIDA MAKA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN KADAR BAHAN AKTIF ADALAH DOSIS LAZIM ATAU MAINTENEN DOSE

BESARNYA DOSIS LAZIM MAUPUN MAINTENENT DOSE DITENTUKAN OLEH JENIS BAHAN AKTIF, UMUR DAN ATAU BERAT BADAN PENDERITA SERTA RUTE PEMAKAIAN

PEMBAGIAN UMUR PENDERITA YANG LAZIM DIGUNAKAN UNTUK PERHITUNGAN DOSIS :

• Dewasa : bila tidak disebutkan lain dewasa adalah 20 tahun ke atas * obat tertentu; dewasa mulai 12 tahun keatas • Anak – anak : 1 tahun – 12 tahun * obat tertentu tidak dapat diberikan kepada penderita < 2 tahun • Bayi : 0 bulan – satu tahun • Geriartri / manula : 65 tahun keatas

PERHITUNGAN DOSIS PADA SEDIAAN LIKUIDA

-------------------------------------------

Misalkan diminta sediaan likuida yang mengandung bahan aktif Parasetamol : Martindale 32:

The usual adult dose by mouth is 0,5 to 1 g every 4 to 6 hours up t o max. of 4 g daily. Usual doses in children are: under 3 months, 10 mg per kg body-weight (reduce to 5 mg per kg in jaundiced); 3 months to 1 year, 60 to 120 mg; 1 to 5 years, 120 to 250 mg; 6 to 12 years, 250 to 500 mg. These doses may be given every 4 to 6 hours when necessary up to a max of 4 doses in 24 hours.

Dosis untuk bayi (Tabel berat badan dari ISO)

USIA (bulan)

PRIA

WANITA

Rata-rata Kg BB

Parasetamol yg diperlukan (mg)

0

3,1

3,0

3,05

30,5

1

4,2

3,8

4,0

40

2

5,2

4,8

5,0

50

3

5,9

5,4

5,65

56,5

Dosis untuk anak

USIA (tahun)

Parasetamol yang diperlukan (mg)

3 bl – 1 th

60 –120

1 th – 5 th

120 –250

6 th – 12 th

250 – 500

Menentukan takaran terkecil (dosis pemakaian): Misal Konsumen yg dituju : Bayi usia 0 bl – 1 th maka dosis yang diperlukan 30,5 mg – 120 mg

Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung parasetamol 30,5 mg Dosis pemakaian menjadi :

0 bl – 3 bl = 1 – 2 sendok takar 3 bl – 1 th = 2 – 4 sendok takar

Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung parasetamol 60 mg Dosis pemakaian menjadi : 0 bl – 3 bl = 1/2 – 1 sendok takar 3 bl – 1 th = 1 – 2 sendok takar

Menentukan kemasan terkecil : Lama Pengobatan : misal 3 hari  cari dipustaka Volume sediaan yang dibutuhkan :

0 bl – 3 bl = 1/2 – 1 sendok takar ( 60 mg/sendok takar) 1 hari : 1/2 – 1 sendok takar X 4 = 2 – 4 sendok takar = 10 – 20 ml 3 hari : 10 – 20 ml X 3 = 30 – 60 ml

3 bl – 1 th = 1 – 2 sendok takar 1 hari : 1 – 2 sendok takar X 4

(60 mg/sendok takar) = 4 – 8 sendok takar = 20 – 40 ml

3 hari : 20 – 40 ml X 3 = 60 – 120 ml

Sehingga untuk kemasan terkecil : 60 ml ( 60 mg/sendok takar)

Menentukan takaran terkecil (dosis pemakaian): Misal Konsumen yg dituju : anak 1 th – 12 th maka dosis yang diperlukan 120 mg – 500 mg Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung parasetamol 120 mg Dosis pemakaian menjadi : 1 th – 5 th

= 1 – 2 sendok takar

6 th – 12 th = 2 – 4 sendok takar

Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung parasetamol 250 mg Dosis pemakaian menjadi : 1 th – 5 th = 1/2 – 1 sendok takar 6 th – 12 th =

1 – 2 sendok takar

Menentukan kemasan terkecil : Lama Pengobatan : misal 3 hari Volume sediaan yang dibutuhkan :

1 th – 5 th = 1/2 – 1 sendok takar ( 250 mg/sendok takar) 1 hari : 1/2 – 1 sendok takar X 4 = 2 – 4 sendok takar = 10 – 20 ml 3 hari : 10 – 20 ml X 3 = 30 – 60 ml 6 th – 12 th = 1 – 2 sendok takar ( 250 mg/sendok takar) 1 hari : 1 – 2 sendok takar X 4 = 4 – 8 sendok takar = 20 – 40 ml 3 hari : 20 – 40 ml X 3 = 60 – 120 ml

Sehingga untuk kemasan terkecil : 60 ml ( 250 mg/sendok takar)

BAHAN AKTIF : ERYTHROMYCIN As expressed in terms of the base. The usual adult dose 1 to 2 g daily in 2 to 4 divided doses, may be increased to up 4 g daily in divided dose. A maximum of 1.5 g daily has been suggested for patients with severe renal impairment. For children 30 – 50 mg per kg body weight, for children 2 to 8 years of age is 1 g daily in divided dose. Infant and children up to 2 years of age ; 500 mg daily in divided dose.

Menentukan takaran terkecil (dosis pemakaian): Misal Konsumen yg dituju : Dewasa maka dosis yang diperlukan 1-2 g perhari dibagi dalam 2 – 4 dosis Dosis yang diperlukan sekali minum : bila sehari 4 kali = 250 – 500 mg

Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung erythromycin 250 mg Dosis pemakaian menjadi : sekali : 1 – 2 sendok takar sehari : 4 X 1 – 2 sendok takar

Menentukan kemasan terkecil : Lama Pengobatan : misal 5 hari  cari dipustaka Volume sediaan yang dibutuhkan : 1 hari : 4 X 1 - 2 sendok takar = 4 – 8 sendok takar = 20 – 40 ml 5 hari : 5 X 20 – 40 ml = 100 - 200 ml

Sehingga untuk kemasan terkecil : 100 ml ( 250 mg/sendok takar)

BAGAIMANA MENENTUKAN KADAR DAN KEMASAN TERKECIL DALAM SEDIAAN LIKUIDA DARI BAHAN AKTIF :

erythromycin stearate BM : 1018.4 1.39 g ~ 1 g base

Menentukan takaran terkecil untuk erythromycin base: Misal Konsumen yg dituju : Dewasa maka dosis yg diperlukan 1-2 g perhari dibagi dlm 2 – 4 dosis Dosis yang diperlukan sekali minum : bila sehari 4 kali = 250 – 500 mg

Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung erythromycin base 250 mg sama dengan, 250 mg X 1,39 = 347,5 mg erythromycin stearate

Dosis pemakaian untuk dewasa : sekali : 1 – 2 sendok takar sehari : 4 X 1 – 2 sendok takar Pada brosur dan etiket dituliskan :

Dalam satu sendok takar (5ml) mengandung 347,5 mg erythromycin stearate setara dengan 250 mg erythromycin base

Selamat Belajar Semoga Sukses

DRY SYRUP/

RECONSTITUABLE SUSPENTION/ FOR ORAL SUSPENSION

DRY SYRUP/ RECONSTITUABLE SUSPENTION/ FOR ORAL SUSPENSION Pada penyimpanan  kering SERBUK/ GRANUL , dilakukan rekonstitusi dengan air ketika akan digunakan

Bahan aktif tidak tahan lama dalam air (± 2minggu)

Lebih menguntungkan dalam hal pengiriman dari pada suspensi konvensional  lebih tahan perubahan temp.

Karakteristik dry sirup : 1. Campuran serbuk hrs homogen 2. Rekonstitusi  mudah dan cepat terdispersi dlm pembawa 3. Redispersi dan penuangan mudah 4. Aseptabel, bentuk, bau dan rasa Untuk mendapatkan karakteristik yg diinginkan  dispersing agent yang cepat terdispersi

A. Bahan aktif : 1. Amoxicillin 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Ampicillin Cephalexin Dicloxacillin Erythromycin Penicillin V potassium dll

B. Bahan Tambahan : Suspending agent Sweetener Wetting agent Preservative Flavor Buffer, Color

Anticaking agent Flocculating agent Solid diluent Antifoaming Granule disintegrant Antioxidant, lubricant

1. Suspending agent : Mudah terdispersi  dikocok dgn tangan

Suspending agent yg cocok untuk dry syrup : Acacia CMC-Na Iota Carrageenan Microcrystalline cellulose with CMC-Na Povidone Propylenglicol alginate Silicon dioxide colloidal Sodium starch glycolate Tragacanth Xanthan gum

Suspending agent yg tidak cocok untuk dry syrup : Agar, carbomer, MC, aluminum megnesium silicate

2 Sweetener Sukrosa  pemanis pengisi pembawa minyak menguap Mannitol, dextrose, sodium saccharin, Aspartame  tidak tahan panas

3 Wetting Agent Umum : polysorbate 80, sodium lauryl sulfate

4 Bahan tambahan lain Pengawet : Na-benzoate Dapar

: Sodium citrate

Sukar larut tidak direkomendasikan : asam sorbat, nipagin, nipasol

AMPICILLIN FOR ORAL SUSPENSION B.P. Each 5ml. of prepared Syrup contains : Ampicillin Trihydrate B.P.. Equi. to Ampicillin 0.125gm. Colour : Sunset yellow Excepients Q.S.

RIFAMPIN DRY SYRUP Each 5ml. of reconstituted syrup contains : Rifampicin B.P.. 100.0mg. Flavoured Syrupy base Excepients Q.S.

ERYTHROMYCIN ESTOLATE FOR ORAL SUSPENSION Each 5ml. of prepared Suspn. contains : Erythromycin Estolate B.P.. Equi. to Erythromycin base 125mg. Colour : Sunset Yellow F.C.F.

AMOXYCILLIN FOR ORAL SUSPENSION B.P. Each 5ml. of prepared Suspn. contains : Amoxycillin Trihydrate B.P.. Equi. to Amoxycillin 125mg. Colour : Sunset Yellow F.C.F. Excepients Q.S.

PEMBUATAN “ DRY MIXTURE “ : 1. POWDER BLEND : (komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk) bahan dengan jumlah sedikit dilakukan pencampuran dua tahap, pertama dicampur dengan sebagian sucrose, selanjutnya dicampur dgn bahan yang lain  hasil yg homogen. 2. GRANULATED PRODUCT

3. COMBINATION PRODUCT: bahan yang tidak tahan panas (flavor), di tambah kan setelah pengeringan granul

GRANULATED PRODUCT 1. REDUKSI UKURAN PARTIKEL : - bahan btk serbuk di milling dgn mesh size tertentu, dilengkapi screen/ayakan - perameter kritis: - kecepatan milling - ukuran mesh

2. PENCAMPURAN SUSPENDING AGENT, WETTING AGENT DAN ANTI FOAMING AGENT : - wetting agent + anti foaming agent - suspending agent ditambahkan per-lahan2 pd campuran wetting agent & anti foaming agent - parameter kritis : - kecepatan pengadukan - waktu pengadukan

3. PENCAMPURAN BAHAN AKTIF : - bahan yang sudah dimilling

ditambahkan pada campuran langkah no. 2, diaduk sampai homogen - parameter kritis : - kecepatan pengadukan - waktu pengadukan 4. GRANULASI : pada campuran no. 3, dilakukan pembentukan granul dgn mesh size tertentu ( dng cairan pembentuk masa granul )

5. PENGERINGAN : granul hsl langkah no. 4 dikeringkan sampai % moisture content tertentu (tray oven atau fluid bed drier) parameter kritis : - temperatur - waktu pengeringan

6. MILLING : hasil pengeringan  distribusi ukuran partikel 7. FINAL BLEND : (pencampuran akhir) parameter kritis : - waktu & kecepatan pengadukan

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMBUATAN “DRY MIXTURE” TYPE

ADVANTEGE

DISADVANTAGE

POWDER BLEND

economy, low incidence of instability

mixing & segregation problem, losses of drug

GRANULATED PRODUCT

appearance, flow characteristic, less segregation, less dust

cost, effect of heat & granulating fluids on drug & excipients

COMBINATION POWDER & GRANULATION

reduced cost, no use of heat  sensitive ingredient

no segregating mix of granular & non granular ingredient

PROSES FABRIKASI

PERALATAN UTAMA PADA PEMBUATAN SIRUP KERING • MIXER (V atau DOUBLE CONE)

• MILLING MACHINE • OVEN ATAU FLUID BED DRIER • MIXER/BLENDER  UNTUK PENCAMPURAN AKHIR • FILLING MACHINE

PROSES FILLING : METODE GRAVIMETRIC  KECEPATAN ALIR GOOD FLOW =  38º FAIR FLOW = 38 - 42º POOR FLOW =  42º

GULA PENGAWET DAPAR SUSPENDING AGENT PENGENTAL

SOLVEN YANG SESUAI

DALAM MIXER MASA GRANUL SCREENING DGN OSCILATING GRANULATOR MASA GRANUL DASAR PENGERINGAN: OVEN/FBD

GRANULAT I

BAHAN AKTIF

Q.C. : KADAR AIR SUPER MIXER, SCREENING ROLL COMPACTOR GRANULAT II + FLAVOR, V MIXER GRANULAT III KERING SIAP DIISIKAN DLM WDH PRIMER KARANTINA KARANTINA

Q.C SIRUP KERING DLM BOTOL

Q.C

+ ETIKET, LABEL, LEAFLET, BROSUR + KEMASAN SEKUNDER KARANTINA

Q.C DISIMPAN DLM GUDANG OBAT JADI SIAP DIPASARKAN

Automatic Single Head Dry Syrup Powder Filling Machine

Automatic Double Head Auger Type Dry Syrup Powder Filling Machine SJAF-D-100

Four Heads / Six Heads ROPP Cap Sealing Machine SJCS-150R/200R

PENGEMASAN

EVALUASI SEDIAAN SYRUP KERING : 1. Waktu rekonstitusi 2. Sediment parameter 3. Ease of redispersibility 4. Rheological measurement and viscosity 5. Zeta potential measurement 6. Particle size measurement 7. Centrifugation 8. pH measurement 9. Density measurement 10. Dissolution 11. Preservative efficacy test 12. Safety test

Related Documents

3-3-3
December 2019 138
3*3
November 2019 147
3:3
June 2020 93
3-3
May 2020 98
3-3
November 2019 150
3-3
December 2019 125

More Documents from ""