Emboli Fixxx.docx

  • Uploaded by: Tri Puji Lestari
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Emboli Fixxx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,866
  • Pages: 12
MATA KULIAH OBSTETRI “EMBOLI AIR KETUBAN” Pembimbing : dr. Muhamad Taufiqy Setyabudi, SpOG(K)

Disusun oleh : 1. Tri Puji Lestari

(P1337424417095)

2. Tesa Yulike Wulandari (P1337424417096)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG S1 TERAPAN ALIHJENJANG KEBIDANAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN 2017

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Syok yang berat sewaktu persalinan selain oleh plasenta previa dan solusio plasenta dapat disebabkan pula oleh emboli cairan ketuban. setelah ketuban pecah, ada kemungkinan bahwa air ketuban masuk kedalam vena-vena tempat plasenta, endoserviks atau luka lainnya (sesio sesaria, luka rahim). Emboli air ketuban adalah salah satu kondisi paling katastropik yang dapat terjadi dalam kehamilan atau setelah persalinan. Kondisi ini amat jarang terjadi yaitu sekitar 1:8000-30.000 dan sampai saat ini mortalitas maternal dalam waktu 30 menit mencapai angka 85%. Komplikasi persalinan emboli air ketuban telah dikemukakan pertama kali oleh Meyer pada tahun 1927 (Manuaba, 2003). Meskipun telah diadakan perbaikan sarana ICU dan pemahaman mengenai hal-hal yang dapat menurunkan mortalitas, kejadian ini masih tetap merupakan penyebab kematian ke III di negara berkembang. Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Dari latar belakang tersebut penulis tertaik untuk mengambil judul makalah “Komplikasi Persalinan Emboli Air Ketuban pada Kala III dan kala IV”.

B. Rumusan Masalah Bagaimana Komplikasi Persalinan Emboli Air Ketuban pada Kala III dan kala IV.

C. Tujuan Tujuan Umum

2

Mengetahui Komplikasi Persalinan Emboli Air Ketuban pada Kala III dan kala IV Tujuan Khusus -

Mengetahui definisi dan etiologi Emboli Air Ketuban

-

Mngetahui patofisiologi Emboli Air Ketuban

-

Mengetahui tanda gejala dan prognosis Emboli Air Ketuban

-

Mengetahi penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk kasus Emboli Air Ketuban

3

BAB II EMBOLI AIR KETUBAN

A. Definisi Syok yang berat sewaktu persalinan selain oleh plasenta previa dan solusio plasenta dapat disebabkan pula oleh emboli cairan ketuban. Setelah ketuban pecah, ada kemungkinan bahwa air ketuban masuk kedalam vena-vena tempat plasenta, endoserviks atau luka lainnya (sesio sesaria, luka rahim). Air ketuban mengandung lanugo, verniks kaseosa, dan mekonium yang dapat menimbulkan emboli. Benda-benda halus ini menyumbat kapiler dan menimbulkan infark paru serta dilatasi jantung kanan. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian mendadak atau beberapa waktu setelah persalinan. Emboli air ketuban terjadi jika ketuban sudah pecah, his dan pembuluh darah yang terbuka (SC, luka rahim). Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. 25% wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli cairan ketuban jarang dijumpai. Kemungkinan banyak kasus tidak terdiagnosis yang dibuat adalah shock obstetrik, perdarahan post partum atau edema pulmoner akut. Cara masuknya cairan ketuban Dua tempat utama masuknya cairan ketuban kedalam sirkulasi darah maternal adalah vena endocervical (yang dapat terobek sekalipun pada persalinan normal) dan daerah utero plasenta. Ruputra uteri meningkat kemungkinan masuknya cairan ketuban. Abruption plasenta merupakan peristiwa yang sering di jumpai, kejadian ini mendahului atau bersamaan dengan episode emboli. EAK umumnya terjadi pada kasus aborsi, terutama jika dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu. Bisa juga saat amniosentesis (tindakan diagnostik dengan cara mengambil sampel air ketuban melalui dinding perut). Ibu hamil yang mengalami trauma/benturan berat juga berpeluang terancam EAK. Namun, kasus EAK yang paling sering terjadi justru saat persalinan atau beberapa saat setelah ibu melahirkan (postpartum). Baik persalinan normal

4

atau sesar tidak ada yang dijamin 100% aman dari risiko EAK, karena pada saat proses persalinan, banyak vena-vena yg terbuka, yang memungkinkan air ketuban masuk ke sirkulasi darah ibu. Emboli air ketuban merupakan kasus yang berbahaya yang dapat membawa pada kematian. Bagi yang selamat, dapat terjadi efek samping seperti gangguan saraf.

B. Etiologi Beberapa penyebab terjadinya emboli paru adalah: 1. Multiparitas Usia lebih dari 30 tahun Shock yang dalam yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga pada wanita yang proses persalinanya sulit atau baru saja menyelesaikan persalinan yang sulit . Khususnya kalau wanita itu multipara berusia lanjut dengan janin yang amat besar, mungkin sudah meningal dengan meconium dalam

cairan

ketuban,

harus

menimbulkan

kecurigaan,

pada

kemungkinan ini (emboli cairan ketuban). 2. Janin besar intrauteri Menyebabkan rupture uteri saat persalinan, sehingga cairan ketubanpun dapat masuk melalui pembuluh darah. 3. Kematian janin intrauteri Juga akan menyebabkan perdarahan didalam, sehingga kemungkinan besar akan ketuban pecah dan memasuki pembuluh darah ibu, dan akan menyubat aliran darah ibu, sehingga lama kelamaan ibu akan mengalami gangguan pernapasan karena cairan ketuban menyubat aliran ke paru, yang lama kelamaan akan menyumbat aliran darah ke jantung, dengan ini bila tidak tangani dengan segera dapat menyebabkan iskemik bahkan kematian mendadak 4. Menconium dalam cairan ketuban 5. Kontraksi uterus yang kuat Kontraksi uterus yang sangat kuat dapat memungkinkan terjadinya laserasi atau rupture uteri, hal ini juga menggambarkan pembukaan vena, dengan pembukaan vena, maka cairan ketuban dengan mudah masuk ke pembuluh darah ibu, yang nantinya akan menyumbat aliran darah, yang

5

mengakibatkan hipoksia, dispue dan akan terjadi gangguan pola pernapasan pada ibu. 6. Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasia. Dengan prosedur operasi tidak jauh dari adanya pembukaan pembuluh darah, dan hal ini dapat terjadi ketuban pecah dan masuk ke pembuluh darah ibu. Menurut Manuaba (2003), faktor predisposisi emboli air ketuban antara lain adalah : 1.

Multiparitas wanita gemuk

2.

Persalinan dengan oksitosin drip

3.

Persalinan operasi

4.

Persalinan presipitatus (kurang dari 3 jam)

5.

Pada IUFD atau miss abortion

C. Patofisiologi Perjalanan cairan amnion memasuki sirkulasi ibu tidak jelas, mungkin melalui laserasi pada vena endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena subplasenta, dan laserasi pada segmen uterus bagian bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Walaupun cairan amnion dapat masuk sirkulasi darah tanpa mengakibatkan masalah tapi pada beberapa ibu dapat terjadi respon inflamasi yang mengakibatkan kolaps cepat yang sama dengan syok anafilaksi atau syok sepsis. Selain itu, jika air ketuban tadi dapat menyumbat pembuluh darah di paruparu ibu dan sumbatan di paru-paru meluas, lama kelamaan bisa menyumbat aliran darah ke jantung. Akibatnya, timbul dua gangguan sekaligus, yaitu pada jantung dan paru-paru. Pada fase I, akibat dari menumpuknya air ketuban di paru-paru terjadi vasospasme arteri koroner dan arteri pulmonalis. Sehingga menyebabkan aliran darah ke jantung kiri berkurang dan curah jantung menurun akibat

6

iskemia myocardium. Mengakibatkan gagal jantung kiri dan gangguan pernafasan. Perempuan yang selamat dari peristiwa ini mungkin memasuki fase II. Ini adalah fase perdarahan yang ditandai dengan pendarahan besar dengan rahim atony dan Coagulation Intaravakuler Diseminata (DIC). Masalah koagulasi sekunder mempengaruhi sekitar 40% ibu yang bertahan hidup dalam kejadian awal. Dalam hal ini masih belum jelas cara cairan amnion mencetuskan

pembekuan. Kemungkinan terjadi akibat dari

embolisme air ketuban atau kontaminasi dengan mekonium atau sel-sel gepeng menginduksi koagulasi intravaskuler.

D. Tanda dan gejala Trias Klinik Emboli ketuban antara lain: 1. Ketuban Pecah 2. Diikuti sesak napas syok dan 3. Disertai perdarahan Tanda-tanda dan gejala lain yang menunjukkan kemungkinan emboli cairan ketuban: 1. Tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada saat pengukuran (Hipotensi) 2. Dyspnea 3. Batuk 4. Sianosis perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia 5. Janin Bradycardia sebagai respon terhadap hipoksia, denyut jantung janin dapat turun hingga kurang dari 110 denyut per menit (dpm). Jika penurunan ini berlangsung selama 10 menit atau lebih, itu adalah Bradycardia. Sebuah tingkat 60 bpm atau kurang lebih 3-5 menit mungkin menunjukkan Bradycardia terminal 6. Pulmonary edema 7. Cardiac arrest 8. Rahim atony: atony uterus biasanya mengakibatkan pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan.Kegagalan rahim untuk menjadi perusahaan dengan pijat bimanual diagnostik

7

9. Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di 83% pasien.)

E. Prognosis Emboli air ketuban, selain dapat menimbulkan intravaskular koagulasi, secara langsung dapat juga menimbulkan sindrom syok paru sebagai berikut: 1. Kongesti paru yang mendadak menimbulkan dispnea, gangguan fungsi dan sianosis 2. Gangguan kongesti menimbulkan gagal jantung kanan mendadak sehingga menimbulkan syok kardiogenik 3. Kapiler paru mengalami trombosis atau pembentukan trombus dan diikuti dengan atelektasis yang menyebabkan disfungsi paru yang semakin berat 4. Ekstravasasi cairan yang menimbulkan edema paru 5. Akibat koagulasi intravaskular maka, batuk yang disertai atau bercampur darah akan terbentuk 6. Kesadaran turun, koma, diikuti kematian akibat gagal jantung dan paru Sebagian besar emboli air ketuban segera diikuti dengan kematian tanpa dapat melakukan dasar sistematis yang diharapkan.

F. Penatalaksaan Penatalaksanaan primer bersifat suportif dan diberikan secara agresif. 1. Terapi krusnal , meliputi : resusitasi, ventilasi, bantuan sirkulasi, koreksi defek yang khusus (atonia uteri , defek koagulasi) 2. Penggatian cairan intravena & darah diperlukan untuk mengkoreksi hipovolemia & perdarahan 3. Oksitosin yang di tambahkan ke infus intravena membantu penanganan atonia uteri. 4. Morfin ( 10 mg ) dapat membantu mengurangi dispnea dan ancietas . 5. Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat proses perbekuan 6. Amniofilin ( 250 – 500 mg ) melalui IV mungkin berguna bila ada bronkospasme.

8

7. Isoproternol di berikan perlahan – lahan melalui Iv untuk menyokong tekanan darah sistolik kira – kira 100 mmHg 8. Kortikosteroid secara IV mungkin bermanfaat 9. 0ksigen selalu merupakan indikasi intubasi dan tekan akhir ekspirasi positif (PEEP) mungkin diperlukan. 10. Untuk memperbaiki defek koagulasi dapat digunakan plasma beku segar dan sedian trombosit. 11. Bila anak belum lahir, lakukan Sectio Caesar dengan catatan dilakukan setelah keadaan umum ibu stabil 12. X ray torak memperlihatkan adanya edema paru dan bertambahnya ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan. 13. Laboratorium : asidosis metabolik ( penurunan PaO2 dan PaCO2)

9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. 25% wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli cairan ketuban jarang dijumpai. Kemungkinan banyak kasus tidak terdiagnosis yang dibuat adalah shock obstetrik, perdarahan post partum atau edema pulmoner akut. Beberapa penyebab terjadinya emboli paru adalah: multiparitas, janin besar intrauterine, IUFD, ketuban bercampur meconium, kontraksi uterus yang kuat, insiden yang tinggi kelahiran dengan operasi. Sedangkan factor predisposisinya adalah : Multiparitas wanita gemuk, Persalinan dengan oksitosin drip, Persalinan operasi, Persalinan presipitatus (kurang dari 3 jam), Pada IUFD atau miss abortion. Patodisiologi nya mungkin melalui laserasi pada vena endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena subplasenta, dan laserasi pada segmen uterus bagian bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Tanda dan gejala : Ketuban Pecah, diikuti sesak napas syok dan, disertai perdarahan. Emboli air ketuban, selain dapat menimbulkan intravaskular koagulasi, secara langsung dapat juga menimbulkan sindrom syok paru. Penatalaksanaan primer bersifat suportif dan diberikan secara agresif. Penatalaksanaan yang baik dapat menyelamatkan ibu dari kematian akibat dari emboli air ketuban dari Kala III dan IV.

B. Kritik dan Saran 1.

Sebagai sarana referensi bagi mahasiswa untuk belajar mengenai emboli paru pada ibu bersalin Kala III dan IV

10

2.

Kritik dan saran pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.

11

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri Ginekologi, Ed.2. Jakarta: EGC Manuaba, I. 2007 Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC Sastrawinata S, Djamhoer Martaadisoebrata, Firman F Wirakusumah. 2004. Ilmu Kesehatan reproduksi : Obstetri Patologi. Jakarta: EGC Tiara. 2011. http://tyaraciiwyna.blogspot.co.id/p/pdf-persalinan-dengan-penyulitkala-iii.html diakses pada tanggal 1 November 2017 Nurbaniy, B. 2012. http://baniznurbaniy.blogspot.co.id/2012/10/makalah-emboliair-ketuban.html diakses pada tanggal 1 November 2017

12

Related Documents

Emboli Paru.docx
June 2020 12
Pulmoner Emboli
June 2020 10
Emboli Fixxx.docx
October 2019 22
Emboli Air Ketuban
May 2020 10
Makalah Emboli Paru.docx
November 2019 19
Askep Emboli Paru.docx
June 2020 13

More Documents from "asmira mira"

Emboli Fixxx.docx
October 2019 22
Logo
May 2020 23
Uts Mantap Betulll.docx
December 2019 24
Diktat Kimia Dasar B.docx
December 2019 25