Emboli Paru.docx

  • Uploaded by: Jefri Johanes
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Emboli Paru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,547
  • Pages: 17
TUGAS KMB I ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EMBOLI PARU

OLEH  MIKHAELA KLOWE

NIM

012141019

 SABINA KALISTA LELI

NIM

012141023

 ERNUSTINA N. SARI

NIM 012140003

 DEWI S.N. ISA

NIM 012141004

 ELISABETH BTE LOS

NIM 012141006

 ROSNATA DARONYA

NIM 012141031

 MONIKA MONANG KALASA

NIM 012140008

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSA NIPA MAUMERE THN 2015 i

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penuli panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EMBOLI PARU” Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKEL BEDAH serta sebagai bahan diskusi bagi mahasiswa DIII Keperawatan Penulis

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik

dalam susunan maupun isinya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa/mahasiswi D - III Keperawatan khususnya.

Maumere, 20 Oktober 2015

Penyusun

2

BAB I PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Masalah Emboli paru merupakan masalah terbesar kesehatan dunia dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi mencapai 30% jika tidak diobati(Torbicki,2000; Sharma,2005). Emboli paru dan thrombosis vena dalam (TVD)mempunyai proses patologi yang sama.Emboli paru biasanya berasal dari thrombus yang terlepas dari system vena dalam ekstermitas bawah.Setelah sampai diparu,thrombus yang besar tersangkut dibifurkasio arteri pulmonalis atau bronkus lobaris dan menimbulkan gangguan hemodinamik.Trombus yang kecil terus berjalan sampai kebagian distal,menyumbat pembuluh darah kecil di parifer paru,dan menimbulkan nyeri dada pleuritik(Wong,1999;Sharma,2005)

II.

Tujuan Tujuan Umum Memenuhi tugas mata kuliah KMB 1 Asuhan keperawatan pada klien dengan emboli paru Tujuan Khusus Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperwatan pada klien dengan emboli paru

3

BAB II PEMBAHASAN

I.

TINJAUAN TEORI

A

PENGERTIAN Emboli paru merupakan keadaan terjadinya obstruksi sebagian atau

total sirkulasi arteri pulmonalis atau cabang-cabang akibat tersangkutnya Emboli thrombus atau Emboli yang lain (Aru W. Sudoyo, 2006). Emboli paru merupakan suatu keadaan darurat medis.satu sampai 2 jam setelah terjadinya emboli adalah periode yang paling kritis dan mungkin saja dapat terjadi kematian karena komplikasi seperti infark paruparu

(terjadinya

nekrosis

jaringan

paru)atau

hipertensi

paru-

paru(meningkatnya tekanan arteri pulmonal),perdarahan paru-paru,kor pulmonal akut dengan gagal jantung dan disritmias(gangguan irama jantung),usila sangat rentan terhadap komplikasi-komplikasi tersebutsebab telah terjadi perubahan-perubahan dari keadaan normal dalam system pulmonal(penurunan vertebra)dan

complains

system

paru

klasifikasi

kardiovaskular

tulang

(penyempitan

rawan

di

pembuluh

dasrah,penebalan dinding kapilar).(Blair,1990) Penyumbatan Arteri pulmonalis oleh suatu embolus biasanya terjadi secara tiba-tiba. Suatu Emboli bisa merupakan gumpalan darah (Trobus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah. Biasanya arteri yang tidak tersumbat dapat memberikan darah dalam jumlah yang memadai kejaringan paru-paru yang terkena sehingga kematian jaringan bisa dihindari tetapi bila yang tersumbat adalah pumbuluh yang sangat besar atau orang memiliki kelainan paru-paru sebelumnya, maka jumlah darah mungkin tidak mencukupi untuk mencegah kematian paru-paru. Penyumbatan Arteri pulmonalis oleh suatu embolus biasanya terjadi secara tiba-tiba. Suatu Emboli bisa merupakan gumpalan darah (Trobus), tetapi bias juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah. Biasanya arteri yang tidak tersumbat dapat memberikan darah dalam jumlah yang memadai

4

kejaringan paru-paru yang terkena sehingga kematian jaringan bisa dihindari tetapi bila yang tersumbat adalah pumbuluh yang sangat besar atau orang memiliki kelainan paru- paru sebelumnya, maka jumlah darah mungkin tidak mencukupi untuk mencegah kematian paru-paru.

B

ANATOMI DAN FISIOLOGI 1. Hidung Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama ketika proses pernafasan berlangsung,udara yang diinspirasi melalui rongga

hidung

akan

menjalani

tiga

proses

yaitu

penyaringan(filtrasi),penghangatan,dan pelembaban 2.

Faring Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambunganya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.

3. Laring Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara,pada bagian pangkal ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan menutup laring. 4. Trakea Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira10cm dengan lebar 2,5cm.trachea berjalan dari cartilage cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni,berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni)atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan ditempat ini bercabang menjadi dua bronkus. 5. Bronkus Bronkus yang berbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kirakira vertrebrata torakalis ke lima,mempunyai struktur kelima,mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.

5

6. Paru-paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri atas gelembung-gelembung kecil(alveoli).alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya .ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveolis dan sakus alveolaristerminalis merupakan akhir paru-paru,asinus atau kadang disebut lobulus primer memiliki kanan kira-kira 0,5 s/d 1,0cm.terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trakea sampai sakus alveolaris.

C

ETIOLOGI Emboli

paru

disebabkan

oleh

trombos

pada

pembuluh

darah,terutama vena ditungkai bawah atau dari jantung kanan ,tumor yang telah menginvasi sirkulasi vena (Emboli tumor), udara, lemak, Kemudian material Emboli beredar dalam peredaran darah sampai disirkulasi pulmonal dan tersangkut pada cabang-cabang arteri pulmonal, memberi akibat timbulnya gejala klinis.

D

KLASIFIKASI 1. Embolus besar 

Thrombus tersangkut di arteri pulmonalis besar atau dari percabangan arteri pulmonali.



Dapat menyebabkan kematian seketika



Dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan gangguan hemodinamik.

2. Embolus Kecil 

Tidak menimbulkan gejala klinis pada penderita tanpa kelemahan kardiovaskuler.



Dapat menyebabkan nyeri dadasepintas dankadang-kadang hemoptisi karena pendarahan paru



Pada penderita dengan kelemahan sirkulasi pulmoner (payah jantung)dapat menyebabkan infeksi

6

E

MANIFESTASI KLINIS Gambaran klinis emboli paru bervariasi tergantung pada beratnya obstruksi pembuluh darah, jumlah emboli paru, ukurannya, lokasi emboli, umur pasien dan penyakit kordiopulmonal yang ada. Emboli yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi sering menyebabkan sesak napas. 1. Tanda – tanda yang muncul pada pasien dengan emboli paru – paru adalah a) Dispnea b) Nyeri dada pleuritis c) Kecemasan d) Batuk e) Hemoptisis 2. Gejala yang muncul pada pasien dengan emboli paru – paru adalah: a) Takipnea b) Crackles c) Takikardia d) Bunyi jantung S3 e) Jika tidak ada bunyi S3 bisa jadi ada bunyi S4 f) Keringat berlebih g) Demam

F

PATOFISIOLOGI

Ketika trombus menyumbat sebagian atau seluruh arteri pulmonal, ruang rugi alveolar membesar karena area, meski terus mendapat ventilasi, menerima aliran darah sedikit maupun tidak sama sekali. Selain itu sejumlah subtansi yang dilepaskan dari bekuan dan menyebabkan pembuluh darah bronkhiolus berkonstriksi. Reaksi ini diseimbangi ketidak seimbangan ventilasi perfusi, menyebabkan darah terpirau dan mengakibatkan penurunan kadar O2 dan peningkatan CO2. (brunner dan suddarth,2001.621) Konsekuensi himidinamik adalah peningkatan tahanan vascular paru akibat penurunan ukuran jarring-jaring vascular pulmonal.,

7

menyebabkan peningkatan tekanan arteri pulmonal dan akhirnya mningkatkan kerja ventrikel kanan untuk mempertahankan aliran darah pulmonal. Bila kebutuhan ventrikel kanan melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi gagal ventrikl kanan yang mengarah pada penurunan tekanan darah sistemik dan terjadinya syok. (brunner dan suddarth,2001.621) Embolus berjalan keparu – paru dan diam di pembuluh darah paru – paru. Ukuran dan jumlah emboli ditentukan oleh lokasi. Aliran darah terobstruksi sehingga menyebabkan penurunan perfusi dari bagian paru – paru yang disuplai oleh pembuluh darah. Akibat buruk yang paling awal terjadi tromboemboli adalah obstruksi komplit atau parsial aliran darah arteri pulmonalis bagian distal. Obstruksi ini akan mengakibatkan serangkaian kejadian patofisiologik yang dapat dikelompokkan sebagai “Pernapasan” dan “Hemodinamik” sebagai akibat trombo emboli paru – paru (TEP) 

Konsekuensi Pernapasan Obstruksi akibat emboli menyebabkan daerah paru – paru yang berventilasi tidak mampu melakukan perfusi ‘anatomical dead space’ intra pulmonalis karena dead space tidak terjadi pertukaran gas, ventrikel daerah yang nonperfusi ini sia – sia dalam arti fungsional. Konsekuensi potensial yang ditimbulkan obstruksi emboli ini adalah konstruksi ruang udara dan jalan napas pada daerah paru – paru yang terlibat. Pneumokonstriksi ini dapat dilakukan sebagai mekanisme homeostasis untuk mengurangi ventilasi yang terbuang, kelihatannya disebabkan oleh hipokapnia bronkoalveolar yang merupakan hasil penghentian aliran darah kapiler paru – paru karena aliran tersebut dihilangkan oleh inhalasi udara yang kaya dengan karbondioksida. Gangguan lain akibat obstruksi emboli adalah hilangnya surfaktan alveolar, namun hal tersebut tidak terjadi dengan cepat. Hipoksima arteri bisa dijumpai, walaupun sama sekali bukan merupakan akibat dari tromboemboli paru – paru.



Konsekuensi Hemodinamik Konsekuensi hemodinamik utama yang diakibatkan oleh

8

obstruksi tromboembolik adalah reduksi daerah potongan melintang dari jaringan arteri pulmonalis. Hilangnya kapasitas vaskuler ini meningkatkan resistensi aliran darah paru – paru yang bisa bermakna akan berkembang menjadi hipertensi paru – paru dan gagal ventrikel kanan akut. Takikardia dan kadang penurunan curah jantung juga dapat terjadi.

G

PATHWAY Thrombus/emboli ↓ Penyumbatan aliran darah

Penurunan aliran darah ke paru-paru

Penurunan aliran darah ke jantung





Kadar O2 jaringan paru2 menurun

Oksigen ke jaringan menurun ↓

Hipoksia jaringan paru-paru

Hipoksia jaringan tubuh ↓

Infark jaringan paru2 tempat emboli paru

sianosis Gangguan

pertukaran gas

nyeri

H

kerusakan pertukaran gas

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Laboratorium 

Pemeriksaan darah tepi: Kadang – kadang ditemukan leukositosis dan laju endap darah yang sedikit tinggi.



Kimia darah: Peningkatan kadar enzim SGOT, LDH



Analisis gas darah: Pao2 rendah (Hipoksemia), menurunnya Pa Co2 atau dibawah 40 mmhg.

9

2. Elektrokardiografi

Kelainan yang ditemukan pada elektrokardiografi juga tidak spesifik untuk emboli paru, tetapi paling tidak dapat dipakai sebagai pertanda pertama dugaan adanya emboli paru, terlebih kalau digabungkan dengan keluhan dan gambaran klinis lainnya.

3.

Rontgen Thorax Pada pemeriksaan foto rontgen dada pasien emboli paru, adalah pembesaran arteri pulmonalis desendens, peninggian diagfrakma bilateral, pembesaran jantung kanan, densitas paru daerah terkena dan tanda westermark.

4. Gas darah arteri GDAmenunjukkan hipoksemia (PaO2 kurang dari 80MmHg)dan alkalosis respiratori (PaCO2 kurang dari 35MmHg dan pH lebih tinggi dari 7,45).Alkalosis respiratori dapat di sebabkan oleh hiperventilasi

5. Skanning paru-paru(skanning ventilasi dan perfusi)untuk mengetahui area yang mengalami hipoperfusi (Engram vol.1 hal 47)

KOMPLIKASI

I

1. Asma Bronkhial 2. Efusi Pleura 3. Anemia 4.

Emfisema

5. Hipertensi Pulmoner

PENATALAKSANAAN

J

1. Tindakan untuk memperbaiki keadaan umum pasien 

Memberikan Oksigen untuk mencegah terjadinya hipoksimia.

10



Memberikan cairan infus untuk mempertahankan kesetabilan keluaran ventrikel kanan dan aliran darah pulmonal

2. Pengobatan Utama Terhadap Emboli Paru 

Pengobatan anti koagulan dengan heparin dan warfarin.



Pengobatan trombolitik.

Tujuan pengobatan utama ini adalah: 

Segera menghambat pertumbuhan tromboemboli.



Melarutkan tromboemboli.



Mencegah terjadinya emboli ulang

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A

Pengkajian 1) Identitas Klien Nama : Umur : Jenis Kelamin: Pendidikan : Alamat : Pekerjaan : 2) Keluhan Utama Klien sering mengeluh nyeri dada tiba- tiba sesak napas. 3) Riwayat Kesehatan Klien merasa lemah, nyeri dada, nyeri kepala, sesak napas. 4) Riwayat Kesehatan Terdahulu Apakah ada riwayat emboli paru-paru sebelumnya, pembedahan, stroke, serangan jantung, obesitas, patah tulang tungkai-tungkai / tulang panggul, trauma berat. 5) Riwayat Kesahatan Keluarga Apakah ada di antara keluarga klien yang mengalami penyakit yang sama dengan penyakit yang dialami klien. 6) Data Dasar Pengkajian 1. Aktifitas / istirahat Gejala: Kelelahan, Dispnea, ketidak mampuan untuk tidur, tirah baring lama,

11

Tanda: Gelisa, Lemah, Imsomnia, kecepatan jantung tak normal. 2. Sirkulasi Tanda: Takikardia Penurunan tekanan darah (Hipotensi), nadi lemah dapat menunjukan anemia. 3. Integrasi Ego Gejala: Perasaan takut, takut hasil pembedahan, perasaan mau pingsan, perubahan pola hidup, takut mati. Tanda: Ketakutan, Gelisah, ansietas, Gemetar, Wajah tegang, peningkatam keringat. 4.

Makanan dan cairan Gejala: Kehilang napsu makan, Mual / muntah. Tanda: Berkeringat, edema tungkai kiri atas Glukosa dalam Urin

5. Eliminasi Gejala: Penurunan frekuensi urin Tanda: Urin kateter terpasang, bising usus samar 6. Nyeri / Kenyamanan Gejala: Nyeri kepala, nyeri dada, nyeri tungkai-tungkai Tanda: Berhati-hati pada daerah yang sakit, mengkerutkan wajah 7.

Pernafasan Gejala: Kesulitan bernapas Tanda: Peningkatan frekuensi / takipnea penggunaan asesori pernapasan

8. Neurosensori Gejala: Kehilangan kesadaran sementara, sakit kepala daerah frontal Tanda: Perubahan mental (bingung, somnolen), disorientasi 9. Keamanan Gejala: Adanya trauma dada Tanda: Berkeringat, Kemerahan,kulit pucat 10. Pembelajaran / Penyuluhan Gejala: Faktor resiko keluarga, tumor, penggunaan obat

12

Rencana Pemulangan: Kebutuhan dalam perawatan diri pengaturan rumah / memelihara Perubahan program obat

B

Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri dada berhubungan dengan infark paru 2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan: 

gangguan aliran darah ke alveoli atau bagian besar paru



Perubahan membrane alveolar-kapiler,(atelektasis, kolaps jalan nafas/alveolar, edema pulmonal/efusi, penumpukan sekret/pendarahan aktif). .

3. Intoleransi aktivitas brhubungan dengan penurunan suplai oksigen dalam jaringan

C

intervensi 1. Nyeri dada berhubungan dengan infark paru Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang Kriteria hasil :  Pasien mengatakan nyeri berkurang atau dapat dikontrol  Pasien tampak tenang Intervensi : 1. Kaji terhadap adanya nyeri, skala dan intensitas nyeri. R/ dapat mengetahui skala nyeri pada klien 2. Ajarkan pada klien tentang manajemen nyeri dengan distraksi dan relaksasi R / klien dapat mengerti tentang manajemen nyeri dengan distraksi dan relaksasi 3. Kaji keefektifan tindakan penurunan rasa nyeri R /dapat mengurangi rasa nyeri yang diderita klien 4. Berikan analgetik sesuai indikasi R/ dapat digunakan mengurangi rasa nyeri

2. 

Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan: gangguan aliran darah ke alveoli atau bagian besar paru

13



Perubahan membrane alveolar-kapiler,(atelektasis, kolaps jalan nafas/alveolar, edema pulmonal/efusi, penumpukan sekret/pendarahan aktif).

Ditandai dengan: 

Dispnea, kelemahan, apprehension, somnolen, sianosis



Perubahan GDA/ nadi oksimetry missal hipoksemia dan hiperkapnea

Intervensi: Mandiri 1. Catat RR, kedalaman, penggunaan otot nafas tambahan, dan pernapasan mulut R/ Takipnea dan dipsnea menyertai obstruksi paru.kegagalan pernapasan lebih berat menyertai kehilangan paru unit fungsional sedang sampai berat 2. Observasi warna kulit dan sianosis pada jaringan hangat, seperti cuping telinga, bibir, lidah, dan membrane bukal (buccalis) R / Area yang tak terfentilasi dapat di identifikasi dengan tak adanya bunyi nafas.krekels terjadi pada jaringan terisi cairan atau jalan napas atau dapat menunjukkan dekompensasi jantung. 3. Bantu klien untuk memelihara kepatenan jalan nafas, missal dengan batuk, suctioning R / Jalan napas lengket/kolaps menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi secaranegatif mempengaruhi pertukaran gas. 4. Elevasi kepala sesuai dengan toleransi klien R / Meningkatkan ekspansi dada maksimal ,membuat mudah bernafas yang meningkatkan kenyamanan fisiologi atau psikologi 5. Monitor tanda vital R /Takikardia,takipnea,dan perubahan pada TD terjadi dengan beratnya hipoksemia dan asidosis 6. Kaji tingkat kesadaran/perubahan mental 7. Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas, missal keluhan kelemahan selama melakukan aktivitas. Berikan periode istirahat dan batasi aktivitas. Kolaborasi: 1. Monitor GDA /Nadi oximetry

14

2. Berikan oksigen sesuai dengan metode tepat

3.

Intoleransi aktivitas brhubungan dengan penurunan suplai oksigen dalam jaringan

Tujuan : pasien tidak intoleransi aktivitas lagi Kriteria Hasil : 

Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan



Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi

Intervensi : 1. Kaji respon aktivitas R / mengetahui seberat atau sebesar apakah aktivitas yang dapat dilakukan oleh klien 2. Instruksi pasien tentang teknik penghematan energi R / pasien dapat menghemat energinya sendiri 3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika intoleransi kembali R / pasien dan keluarga dapat melakukan perawat diri sendiri apabila intoleransi kembali

D

implementasi Sesuai intervensi

E

EVALUASI Soap

15

BAB III PENUTUP A

KESIMPULAN Emboli paru merupakan masalah terbesar kesehatan dunia dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi mencapai 30% jika tidak diobati(Torbicki,2000; Sharma,2005). Dari hasil penelitian dari outopsy paru pasien yang meninggal karena penyakit ini menunjukan dengan jelas disebabkan oleh thrombus pada pembuluh darah, terutama vena di tungkai bawah atau dari jantung kanan. Embolus paru banyak terjadi akibat lepasnya suatu thrombus yang berasal dari pembuluh dara vena kaki

B

SARAN Dengan di susunya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat memahami,apa yang tertulis dalam makalah ini,sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca dan Semoga mahasiswa keperawatan III B mampu memahami penyakit emboli paru - paru dengan baik. Mampu menerapkan tindakan keperawatan emboli pari –paru.

16

DAFTAR PUSTAKA

http://rhinysagita.blogspot.com/2012/07/emboli-paru.html http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=4208&med=106&bid=106 http://eliananugroho.blogspot.com/2011/10/askep-emboli-paru.html Engram,Barbara .1998.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC Dongoes,Marilynn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan .jakarta:EGC

17

Related Documents

Emboli Paru.docx
June 2020 12
Pulmoner Emboli
June 2020 10
Emboli Fixxx.docx
October 2019 22
Emboli Air Ketuban
May 2020 10
Makalah Emboli Paru.docx
November 2019 19
Askep Emboli Paru.docx
June 2020 13

More Documents from "asmira mira"