SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA KONTEMPORER PARADIGMA, CIRI DAN KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM Paper Disusun Sebagai Tugas pada Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dengan dosen pengampu Euis Amalia M.Ag pada Jurusan Muamalah Perbankan Syariah
Oleh Amiruddin Al Islami Matroji Saumi Rizqiyanto Syarah Syafira
F A K U L T A S S Y A R I A H D A N H U K U M U N I V E R S I T A S I S L A M N E G E R I S Y A R I F H I D A Y A T U L L A H J A K A R T A 2 0 0 7
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM B A B I P E N D A H U L U A N Setelah sekian lama ilmu ekonomi Islam pulas tertidur dalam buaian masing-masing benak ilmuan muslim, barulah pada akhir abad ke dua puluh, setelah beberapa decade, mulai muncul kesadaran umat untuk kembali berkiblat pada sistem ekonomi Islam. Namun yang patut untuk disayangkan adalah kesadaran itu hanya sebatas pada wacana, belum ada tindakan yang lebih riil seperti tataran teoritis maupun praktis. Sudah menjadi hukum alam ketika bola salju menggelinding, maka lama-kelamaan bola salju itu akan membesar, dan keadaan semacam inilah yang terjadi pada ilmu ekonomi Islam, berangkat dari kegelisahan banyak pihak, akhirnya pada tahun 1976 diadakanlah konferensi pertama ilmu ekonomi Islam di mekkah. Konferensi ini berperan sebagai katalisator di dunia internasional. Konferensi ini seakan menjadi symposium, puncak daripada keinginan yang mendalam mengenai bagaimana ekonomi Islam berkembang layaknya disiplin ilmu ekonomi yang lain. Alhasil, berkat dari pada kegigihan seluruh entitas ekonomi Islam, sekarang bisa dilihat, banyaknya diskursus, riset maupun lembaga-lembaga sector riil yang menandai kebangkitan ekonomi Islam itu sendiri. Namun dengan berkembangnya ekonomi Islam, lalu kemudian menjadi lengah, ada tantangan baru bagi umat Islam, yakni bagaimana menempatkan posisi ekonomi Islam pada tingkat global. Saat ini, kita tahu, kiblat dari ilmu ekonomi adalah Amerika Serikat dan Inggris dengan system ekonomi neo liberal yang digagas Joseph Scumpeter dan kawan-kawannya. System inilah yang kini menjadi mainstream bagi banyak Negara. Dicirikan oleh perdagangan dan pasar bebas lintas Negara. Atau lebih tepatnya Globalisasi. Terlepas daripada kelebihan dan kekurangan system yang telah menciptakan “decade keserakahan”1 ini, alangkah lebih baiknya jikalau kalangan muslim untuk tetap menggali ilmu ekonomi Islam. Terkait dengan bagaimana mereposisi disiplin ilmu ini dalam wacana dunia, alangkah lebih baiknya, kita belajar pemikiran-pemikiran brilian dari kalangan muslim semisal Umar Chapra dan Monzher Kahf tentang paradigma dan karakteristik ilmu ekonomi Islam.
1
Meminjam istilah Joseph Stiglitz dalam bukunya yang berjudul decade keserakahan, diterbitkan oleh penerbit serambi tahun 2006
-1-
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM B A B I I P E M B A H A S A N A. Umar Chapra (1933 M) A.1. Pemikiran Satu hal penting yang memberi dampak kesejahteraan bagi semua, adalah cara mengelola sumber daya yang terbatas sebagai amanat dari Allah. Allah Taala sebagai pencipta dan pemilik sumber daya telah menyediakan nilai-nilai yang pasti, aturan hidup atau lembaga-lembaga dalam sebuah bingkai di mana manusia diharapkan mampu untuk mengelola sumber daya tersebut dan saling berinteraksi antara satu dan lainnya. Nilai-nilai itu tidak saja diberikan pada sekelompok umat tertentu, tapi juga diberikan kepada seluruh umat manusia dalam masa waktu yang berbeda-beda sepanjang sejarah melalui para rasul_Nya sebagai jalinan mata rantai. A.2 Paradigma Menurut Umar Chapra prinsip-prinsip paradigma Islam adalah 1. Rational Economic Man Mainstream pemikiran ekonomi Islam sangat konkret dan gamblang dalam mencirikan tingkah laku rational yang bertujuan agar dapat memberdayakan karunia Allah, dengan cara yang dapat menjamin kesejahteraan duniawi individu. Menurut Islam, kekayaan yang dimiliki oleh seseorang akan berpotensi melakukan kesalahan atau membuka peluang pemborosan, keangkuhan dan ketidakadilan. Sedangkan kemiskinan telah dianggap sebagai hal yang tidak disukai karena menimbulkan kekafiran, keputusasaan dan nestapa. 2. Positivisme Dalam konvensional positivisme adalah kenetralan mutlak antar seluruh tujuan atau bebas dari posisi etika tertentu atau pertimbanganpertimbangan normative. Sejak seluruh sumberdaya yang dapat dikonsumsi disadari adalh milik tuhan, sedangakn manusia hanyalah pemegang amanah saja, manusia akan bertanggungjawab kepada_Nya atas penggunaan yang sesuai dengan syaratsyarat dan kondisi pemberian amanah. 3. Keadilan Sumberdaya alam yang merupakan amanah dari Allah kepada Manusia, yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak hendaklah digunakan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Persaudaraan (Broterhood) sebagai tujuan utama dari syariah hanyalah akan menjadi sebuah jargon yang tidak berarti jika saja tidak didukung oleh keadilan dalam pengalokasian dan distribusi sumberdaya yang diberikan oleh Allah.
-2-
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM 4. Pareto Optimum Dalam Islam penggunaan sumberdaya yang paling efisien diartikan dengan maqashid. Setiap perekonomian dianggap telah mencapai efisiensi yang optimum bila telah menggunakan seluruh potensi sumberdaya manusia dan materi yang terbatas untuk mencapai kesejahteraan 5. Peranan Negara Pentingnya peranan Negara ternyata didukung oleh pernyataan para ulama, misalnya Almawardi, ia telah menyatakan bahwa keberadaan sebuah pemerintahan yang efektif, sangat dibutuhkan untuk mencegah kedzaliman dan pelanggaran. Ibn Taimiyah juga menganggap bahwa Islam dan Negara mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan, satu pihak menjalankan perannya tanpa dukungan yang lain. Proses implementasi syariah tidak akan mungkin tanpa adanya Negara yang memerankan peran penting, dan Negara mungkin akan terpuruk kedalam pemerintahan yang tidak adil dan tirani tanpa pengaruh syariah. Karenanya ia menganggap bahwa Negara merupakan sebuah amanah kepentingan public dan sebagai instrument pokok untuk menjamin keadilan melalui implementasi syariah. A.3 Ciri dan Karakteristik Menurut Umar Chapra ilmu ekonomi Islam yang baik seharusnya memiliki 1. Instrumen Zakat, zakat dalam Islam merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang diperoleh dari seorang muslim yang wajib disalurkan kepada mustahik. 2. Pajak dalam Islam tidak dikenakan kepada muslim hanya dikenakan kepada non muslim dalam bentuk jizyah, kharaj dan ushr. Yang dikenakan kepada seorang muslim hanya pajak perdagangan 3. Bebas variable bunga 4. Orientasi pada maqashidu syariah, yakni pengayaan pada keimanan, jiwa, akal, keturunan, dan kekayaan. Yang selalu menjadi focus dari semua upayaupaya manusia. B. Monzer Kahf Monzer Kahf merupakan orang pertama yang mengaktualisasikan analisis penggunaan agregat ekonomi. Yang paling utama dan terpenting dari pemikiran Kahf adalah pandangannya terhadap ekonomi sebagai bagian tertentu dari agama. Karena baginya agama dengan definisi yang dihadapkan pada kepercayaan dan perilaku manusia, perilaku ekonomi pastinya menjadi salah satu aspek agama. B.1. Asumsi Dasar Kahf Kahf memiliki asumsi dasar atau paradigma bagaimana seharusnya system ekonomi Islam itu, dibawah ini adalah asumsi dasar tersebut. a. Islamic Man
-3-
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM Adalah orang dapat menerima tiga pilar system ekonomi Islam, adapun pilarpilar ekonomi Islam yaitu: a. Segala sesuatau adalah milik Allah, manusia adalah khalifahnya, b. Tuhan itu satu hanya hukum Allah yang dapat diberlakukan c. Kerja adalah kebajikan, kemalasan adalah sifat buruk oleh karenanya diperlukan sikap memperbaiki diri sendiri 2. Negara Negara adalah pembuat rencana dan pengawas, menurut Kahf, objek dari kebijakan negara yaitu a. memaksimalisasi tingkat penggunaan sumberdaya alam b. meminimalisir gap distribusi c. membuat peraturan bagi pelaku ekonomi untuk menjamin ditaatinya “peraturan pemerintah” Untuk mencapai ketiganya, negara menggunakan kebijakan fiskal dan moneter, alat produksi dan distribusi serta kekuatan hukum. Islamic Man dan Negara harus bekerja sama dalam mencapai tujuan B.2.
Karakteristik Ekonomi Islam
a. Kepemilikan b. Peran Negara dan alokasi sumber daya c. Implementasi zakat dan pelarangan riba. C. Abul A’la AlMaududi 1. Paradigma a. Kepemilikan pribadi dan batasannya Islam tidak membagi harta kepemilikan kepada produksi dan konsumsi atau menghasilkan dan tidak menghasilkan. Akan tetapi kepemilikan dibedakan berdasarkan halal dan haram. b. Keadilan Distribusi konsep ini merupakan konsep penting dalam ekonomi, dalam Islam, tidak ada di alam semesta ini dua hal yang sangat sama rata - persamaan distribusi dalam ekonomi memrlukan regulasi yang tegas mengenai pemerataan pendapatan. c. Hak-hak sosial Islam mengubungkan antara hak sosial dengan kekayaan individu. Sesorang yang memiliki harta lebih, memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan kepada kerabatnya yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini bertujuan untuk menanamkan kepada setiap muslim sikap dermawan, mencegah sikap egois dan kikir serta berbagi antar sesama d. Zakat Dalam ekonomi, zakat bertujuan untuk menciptakan dana yang dapat membantu secara ekonomi pada golongan mustahik, misalnya meningkatkan MPC. Zakat dapat pula disalurkan pada pembangunan jalan, gedung, dan -4-
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM lainnya. Yang pastinya bertujuan untuk memenuhi hak-hak orang yang telah ditentukan oleh Allah. e. Hukum Waris Islam telah menetapkan hukum waris yang intinya mendistribusikan harta pada ahli waris f. Pengelolaan Modal dan Tenaga Kerja Islam menganggap kedua hal ini sebagai faktor ekonomi yang kemudian harus adil; dalam bagian keuntungan. Intinya Islam melepaskan pada kebiasaan dalam pembagiannya. Jika terdapat ketidakadilan antara faktor tersebut, hukum mempunyai hak untuk mengintervensi guna menjaga ketertiban g. Ekonomi bebas riba Riba telah diharamkan pada seluruh operasi sistem ekonomi. Almaududi telah menjelaskan bahwa tidak ada kesulitan yang berat untuk mencapai tujuan ini. D. Baqir AlSadr 1. Karakteristik Ekonomi Islam a. Hubungan Milik dalam Islam menurut Sadr memiliki 2 konsep kepemilikan yakni kepemilikan pribadi dan kolektif. Kepemilikan Kolektif dibagi lagi menjadi dua sub yakni kepemilikan publik dan negara. Kpemilikan pribadi terbatas pada hak memetik hasil, prioritas, dan hak menghentikan orang lain terhadap penggunaan kepemilikan. Perbedaan kepemilikan publk dan negara terletak pada penggunaan. Sadr menyandarkan hampir seluruh kepercayaannya pada kepemilkan negara karena itu ia menempatkan otoritas lebih besar kepada otoritas negara. b. Peranan Negara dalam pengalokasian sumber daya dan kesejahteraan publik. Negara mempunyai kekuasaan sehingga mempunyai tanggungjawab yang besar untuk menciptakan keadilan. Hal ini dapat dilihat pada fungsi negara sebgai berikut: distribusi sumberdaya alam kepada individu yang didasarkan pada keinginan dan kepastian untuk bekerja. pelaksanaan yang tepat sesuai dengan konstitusi yang sah pada penggunaan sumber daya memastikan keseimbangan sosial. Pada akhirnya kekuasaan yang dimiliki negara dipercaya untuk meciptakan kedinamisan yang sesuai menurut situasi zaman yang ada. Sadr memandang bahwa mujtahidun adalah sebuah negara. Maksudnya tiap negara memiliki ahli hukum atau memiliki beberapa dewan penasehat. c. larangan riba dan pelaksanaan zakat menurut sadr terbatas pada uang modal. Dan zakat merupakan tugas Negara untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan keseimbangan sosial. Target Sadr
-5-
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM adalah terciptanya keseimbangan sosial dengan tidak mengarah pada keseimbangan standar hidup antara miskin dan kaya.
-6-
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM D A F T A R
PU S T A K A
Amalia, Euis, MAg., Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Cetakan Kedua. 2007. Jakarta; Pustaka Asatruss Chapra, M. Umar, Dr., The Future Of Economics, an Islamic Perspective. 2001. Jakarta; SEBI Hanief, M. Aslem. Contemporary Islamic Economic Thought, a selected comparative analysis. 1995. Kuala Lumpur; Ikraq Stiglitz, Joseph. Dekade Keserakahan. 2006. Jakarta; Serambi
-7-