Draft Laporan Pkl 123.docx

  • Uploaded by: Lathifa Zulfani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Draft Laporan Pkl 123.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,462
  • Pages: 16
DRAFT LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN SOSIAL EKONOMI PEMETAAN 2019 HOME INDUSTRY

AYU HANDAYANI

1402617062

GITI IRMAYASARI

1402617063

LASMIA SALEH LINGARA I.

1402617086

LATHIFA MIA ZULFANI

1402617081

MEGA APRIANINGSIH

1402617042

MUHAMAD RIFQI VIANTA

1402617047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2019

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga Laporan Praktik Kuliah Lapangan Sosial Ekonomi Pemetaan 2019 yang mengkaji Industri Rumahan atau “Home Industry” ini dapat selesai pada waktunya. Penulisan ini merupakan syarat untuk memenuhi mata kuliah Praktik Kuliah Lapangan Sosial Ekonomi dan Pemetaan. Laporan ini memuat tentang pandangan masyarakat terhadap Home Industry, jenisjenis Home Industry, hambatan-hambatan yang terjadi di suatu usaha rumahan serta pengaruh dan potensi pengembangan Home Industry terhadap perekonomian masyarakat di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Banyak pihak yang telah berjasa membantu dan memberikan pengarahan dalam penyelesaian laporan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Aris Munandar, S.Pd., M.Si dan Ode Sofyan Hardi, S.Pd., M.Si., M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah PKL SOSEKTA yang telah membimbing dan memberikan masukan, saran serta kritik kepada kami demi terselesainya laporan ini. Kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 23 Maret 2019

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang terletak pada 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT dengan temperatur yang cukup tinggi dan curah hujan per-tahun yang cukup besar. Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sangat luas dengan kondisi alam yang beranekaragaman menghasilkan suatu pola kehidupan masyarakat yang beranekaragam pula. Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang beraneka ragam suku dan budaya. Terdapat banyak wilayah yang dapat dikaji di Indonesia dari beberapa aspek secara langsung, seperti aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek geografis. Kondisi geografis Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali memiliki luas 1.365.88 km² dan secara geografis berada di 8°3’40” – 8°23’00” LS dan 115°25’55” – 115°27’28” BT. Pegayaman terhampar pada lereng Bukit Gigit sebelah Barat, Desa Pegadungan di antara jajaran perbukitan yang memagari Bali Utara dan Desa Pancasari di daerah bagian selatan. Desa Pegayaman berada di ketinggian antara 450 – 1.200 mdpl dengan kemiringan tanah 33% dan dengan curah hujan normal. Luas wilayah desa seluas 15.84 km² atau 1.584 Ha dengan penduduk sebanyak 1.155 Kepala Keluarga. Jaraknya hanya 12 km disebelah selatan Kota Singaraja dan sekitar 65 km dari arah Denpasar. Kabupaten Bulelang terdiri dari 9 kecamatan, 19 kelurahan, dan 129 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 814,73 jiwa/km² dengan sebaran penduduknya 598 jiwa/km². Desa Pageyaman mempunyai potensi yang sangat baik dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan dan pembangunan fisik/lingkungan. Desa Pageyaman mempunyai letak yang sangat strategis berada di lokasi yang dekat dengan Pantai Lovina dan sehingga sangat cocok untuk memaksimalkan potensi pariwisata, perdagangan, bahkan home industry di daerah ini. Potensi itulah yang memunculkan aktivitas lain sebagai wujud dalam pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki Desa Pageyaman, seperti kegiatan home industry yang masih terus dikembangkan Desa Pageyaman. Home industry di Desa Pageyaman salah satu contohnya industri oleh-oleh khas Bali berupa makanan atau souvenir untuk tourist yang nantinya akan kami kaji lebih dalam pada Praktik Kuliah Lapangan Sosial, Ekonomi dan Pemetaan Program Studi Pendidikan Geografi tahun 2019.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang kondisi perekonomian, sosial, dan geografis Desa Pegayaman, dapat di simpulkan beberapa identifikasi masalah yang akan di kaji dalam pelaksanaan PKL SOSEKTA 2019, di antaranya ialah : 1. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap home industry di Desa Pegayaman, kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali? 2. Apa saja hambatan-hambatan yang terjadi di suatu usaha rumahan (home industry) di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali?

1.3 Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini ialah : 1. Mengkaji home industry di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. 2. Home Industry yang di maksud adalah home industry yang dalam skala menengahkecil atau kecil-besar di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

1.4 Rumusan Masalah Dari pernyataan pembatasan masalah di atas dapat di simpulkan beberapa rumusan masalahnya, antara lain yaitu : 1. Apa saja jenis-jenis home industry yang ada di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali? 2. Bagaimanakah pengaruh dan potensi pengembangan home industry terhadap perekonomian di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali?

1.5 Tujuan Kegiatan Dari pernyataan rumusan masalah di atas dapat di simpulkan beberapa tujuan kegiatan, diantaranya, yaitu : 1. Memenuhi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan Sosial, Ekonomi, Pemetaan. 2. Memperdalam ilmu pengetahuan dan mengimplementasikan materi yang telah di pelajari.

1.6 Manfaat Kegiatan Dari beberapa tujuan di atas dapat di simpulkan beberapa manfaat kegiatan antara lain : 1. Mahasiswa Geografi dapat meningkatkan kerjasama antar mahasiswa satu dengan yang lainnya, meningkatkan tali silaturahmi dengan dosen Prodi Geografi, serta menjalin silaturahmi dengan masyarakat setempat. 2. Mahasiswa Geografi mendapatkan pengetahuan lebih yang diperoleh dengan pengamatan langsung, guna menjadi bekal sebagai calon pendidik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Industri dan Sejarah Industri 2.1.1

Pengertian Industri Industri berasal dari bahasa latin yang artinya yaitu industria yang bermakna buruh (tenaga kerja) dan industrios yang bermakna kerja keras. Menurut UU No. 3 Tahun 2014, Pengertian Industri adalah seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengelolah bahanya baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa industri. Menurut Badan Pusat Statistik Industri merupakan sebuah kesatuan unit usaha yang menjalankan suatu aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan barang maupun jasa yang berdomisili pada suatu tempat atau lokasi tertentu & memiliki catatan administrasi masing-masing. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misal mesin. Jadi Pengertian Industri yaitu suatu usaha atau kegiatan pengelolaan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah guna mendapatkan keuntungan.

2.1.2

Sejarah Industri Revolusi Industri merupakan fenomena yang terjadi antara tahun 17501850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar keseluruh dunia. Bermula dari penemuan mesin uap, mesin sederhana ini kemudian diaplikasikan dalam berbagai mesin yang dapat memperbanyak produksi barang di eropa. Perkembangan yang juga tidak kalah cepatnya adalah sektor transportasi,komunikasi dan keuangan eropa. Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur.

Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya jalan raya atau perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik. ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris. Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian.

2.2 Pengertian Home Industry (Industri Rumahan) Pengertian home industry adalah usaha di rumah adalah tempat tinggal yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan. Semula pelaku home industry yang mempunyai desain ini adalah kalangan enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum. Untuk mempunyai lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang dapat berperan membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan. Pengertian Home Industry Menurut Para Ahli : 1. Tohar : Pengertian yang pertama yang telah dikemukakan. Beliau mengatakan bahwa Home Industry yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam suatu undangundang. 2. Ina Primiana

Pengertian yang kedua mengatakan bahwa home industry adalah; 

Usaha kecil ialah pengembangan empat kegiatan ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pembangunan, ialah agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia, serta bisnis kelautan.



Usaha kecil ialah pengembanagn kawasan andalan untuk dapat mempercepat pemulihan perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah, ialah dengan pemulihan wilayah atau daerah untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan sektor-sektor dan potensi.



Usaha kecil ialah peningkatan upaya-upayapemberdayaan masyarakat.

3. Kwartono : Pengertian home industry menurut para ahli yang selanjutnya. Beliau mengatakan bahwa Home Industry ialah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah serta bangunan tempat usaha. Atau yang mempunyai hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 dan milik warga negara Indonesia. 4. Zulkarnain : Beliau mengatakan bahwa ialah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi beberapa kriteria. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan yaitu bahwa Home Industry dilakukan oleh masyarakat kecil yaitu sebagai pemilik modal atau pelaku utamanya.

2.3 Ciri Home Industry Adapun karakteristik dari home industry antara lain : 1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya telah tetap tidak gampang berubah. 2. Lokasi/tempat usaha umumnya telah menetap tidak berpindah-pindah. 3. Pada umumnya telah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha. 4. Sudah mempunyai izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. 5. Sumberdaya manusia (pengusaha) mempunyai pengalaman dalam berwira usaha. 6. Sebagian telah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal. 7. Sebagian besar belum bisa membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

2.4 Landasan Hukum Home Industry

Menurut Law Trade (dikutip dari Fuady 2008) adapun yang menjadi landasan hukum usaha kecil adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh UU No.1 Tahun 1985. 2. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No.9 Tahun 1995. 3. Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan perdagangan diatur dalam UU No.1 Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas. 4. Perizinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan dan tanda daftar industri. 5. Tata cara perizinan usaha perdagangan diatur dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 591/MPR/Kep/99 tentang tata cara pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Alasan Lain Pertumbuhan Bisnis Berbasis Rumahan Banyak bisnis berbasis rumahan dimiliki oleh orang yang berusaha mengkombinasikan karir dan keluarga menurut Bill Drayton dalam bukunya McGraw-Hill (2009), janganlah salah paham dan menggambarkan para pekerja berbasis rumahan adalah wanita dan anakanak masih kecil, hampir 30 persen dari mereka adalah pria, selain untuk membantu pemerintah bisnis menyeimbangkan antara kerja dan keluarga, alasan lain pertumbuhan bisnis berbasis rumahan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Teknologi komputer telah menyeimbangkan lapangan persaingan, memungkinkan bisnis berbasis rumahan untuk terlibat dan bertindak seperti pesaing korporat yang besar. Koneksi internet broadband, personal assistant (PDA), dan teknologi lainnya sedemikian terjangkau, sehingga mendirikan sebuah bisnis menumbuhkan investasi awal yang jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya. 2. Perampingan korporat telah membuat para pekerja menyadari tidak adanya jaminan pekerjaan, dan menyebabkan banyak orang mendirikan ventura mereka sendiri. 3. Sikap sosial telah berubah. Wirausaha sebelum memulai usahanya para pelaku home industry membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pelaku usaha yang lebih dahulu menekuni home industry dan dari jawaban mereka pelaku home industryyang baru dapat menambah informasi dari merek yang sudah menekuni dunia usaha terlebih dahulu.

4. Hukum pajak yang sekarang diberlakukan lebih mempermudah para pelaku home industrydibandingkan hukum pajak dan peraturan pajak yang dahulu.

2.5 Tantangan dan Hambatan dalam Home Industry Menurut McGraw-Hill (2009) adapun tantangan didalam home industry sebagai berikut : 1. Mendapatkan pelanggan baru. Mendapatkan pelanggan baru tanpa melalui media promosi home industry juga dapat kendala bahkan ancaman, dengan kata lain perlu dilakukan promosi seperti promosi melalui media sosial maupun media cetak. 2. Mengelolah waktu, karena home industry dilakukan dirumah maka pengelolahan waktu yang baik didalam menjalankan pekerjaan dengan tugas-tugas rumah tangga agar bisa berjalan dengan baik. 3. Memisahkan tugas kerja dan keluarga. Home industry dituntut untuk berpikir bijak dalam pembagian waktu baik keluarga maupun persoalan usaha walaupun yang dilakukan dirumah dalam menjalankan usahanya. 4. Mematuhi peraturan kota. Pelaku home industrylebih cermat menyikapi perizinan usaha yang biasanya diikuti dengan keadaan lokasi bisnis yang ingin dibangun. 5. Mengelolah resiko. Wirausahawan berbasis rumahan harus meninjau polis asuransi pemilik rumah mereka karena tidak semua polis mencangkup kliam yang berkaitan dengan bisnis. Beberapa bahkan akan menghanguskan perlindungan jika terdapat bisnis di rumah. (McHugh,2009:198)

2.6 Klasifikasi Industri Jenis industri adalah bagian suatu cabang industri yang mempunyai ciri khusus yang sama dan hasilnya bersifat akhir dalam proses industry (UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Perindustrian). Jenis industri menurut Godam (2006), yaitu dibedakan berdasarkan tempat bahan baku, besar kecil modal, jumlah tenaga kerja dan produktifitas perorangan. A. Jenis Industri berdasarkan tempat bahan baku 1. Industri Ekstraktif, merupakan industri yang bahan bakunya diambil langsung dari alam sekitar. 2. Industri Nonekstraktif, merupakan industri yang bahan bakunya terdapat di tempat lain selain di alam sekitar. 3. Industri Fasilitatif, merupakan industri yang memiliki prosuk utama berupa jasa. B. Jenis Industri menurut Besar Kecil Modal

1. Industri Padat modal, merupakan jenis industri yang dibangun dengan modal besar dan teknologi yang tinggi. 2. Industri Padat Karya, merupakan industri yang dibangun dengan menggunakan tenaga manusia yang besar dibandingkan tenaga mesinnya. C. Jenis Industri berdasarkan jumlah tenaga kerja 1. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang, memiliki modal yang sanagat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik industri kepala rumah tangga itu sendiri. 2. Industri Kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah 5-19 orang, memiliki modal yang realtif kecil, tenaga kerja dari lingkungan sekitar. 3. Industri sedang/menengah, yaitu industri yang menngunakan tenaga kerja 20-99 orang, memiliki modal cukup besar, dan tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar serta mempunyai keterampilan khusus. 4. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang, memiliki modal besar berbentuk saham, tenaga kerja memiliki keahlian khusus. D. Jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan 1. Industri Primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut, barang yang dihasilkan dapat dinikmati langsung. 2. Industri Sekunder, yaitu industri yang menghasilakan barang atau benda yang perlu pengolahan lebih lanjut sebelum digunakan. 3. Industri Tersier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat digunakan lebih lanjut atau langsung. Namun, industry ini berupa layanan jasa yang bertujuan untuk mempermudah kebutuhan konsumen. E. Jenis Industri menurut SK Menteri Perindustrian NO. 19/M/I/1986, yaitu dibedakan berdasarkan klasifikasi dan penjenisannya : 1. Industri kimia, yaitu jenis industri yang menghasilkan produk kimia yang dapat langsung digunakan oleh konsumen. 2. Industri mesin dan logam dasar, yaitu industri yang merancang atau membuat produk berupa mesin yang digunakan oleh konsumen. 3. Industri kecil, yaitu industri yang berfokus kepada satu produk saja. 4. Aneka Industri, yaitu industri yang dapat menghasilkan lebih dari dua produk dalam satu lokasi industri.

2.7 Contoh Home Industry Beragam contoh yang biasanya ditemukan dalam home industri masyarakat, antara lain; 1. Home Industry Daur Ulang Sampah Sampah masih bisa diolah menjadi barang-barang yang mampu dipergunakan lagi. Diawali dengan memilih sampah, hal ini perlu dilakukan agar lebih mempermudah pengolahan atau daur ulangnya. Modal utamanya pastinya tentu saja kreatifitas serta daya imajinasi. Dengan berbagai macam sampah, maka kita akan semakin banyak melihat peluang. Vas bunga dari botol bekas ataupun bunga plastic dari daur ulang kiranya mampu menarik minat para konsumen. Karena bagaimanapun, olahan kerajinan tangan akan bisa memberikan daya tarik tersendiri masyarakat dibandingkan dengan produk pabrik yang sudah sering mereka ketahui. Bohlam lampu bekas bisa berubah menjadi pot bunga atau dikenal dengan pengertian tabulapot yang akan mewarnai rumah para calon-calon konsumen anda. Bukanlah hal yang mudah memang, namun kreatifitas akan sangat dapat membantu peluang usaha anda.

2. Mengolah Kain Perca Memulai usaha home industry dengan cara mengolah kain perca menjadi kreatifitas yang dapat dimanfaatkan lagi sepertinya dapat menjadi pertimbangan anda. Sedangkan macam kreatifitas yang bisa dilakukan dengan kain perca sungguh sangat beragam. Contohnya saja dengan mengubah kain perca menjadi tas anak, sarung bantal, celemek memasak, sprei, serta masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Hal ini juga akan sangat dipengaruhi oleh daya imajinasi kita dalam mengolah kain perca menjadi produk yang memiliki nilai jual. Kita juga mampu mengolah kain perca dengan harga yang dapat bersaing. Dengan demikian, kita pun juga mampu semakin mengembangkan kualitas produk dari usaha home industry kita dengan olahan berbagai jenis serta motif, maka jangan takut untuk dapat mulai mengembangkan usaha anda.

3. Pudding Art Home Industry Sepertinya, kemampuan kreatifitas juga bisa dicoba dengan manisnya pudding yang sangat disukai oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain menjadi makanan yang

lembut serta berserat, pasalnya pudding juga dapat menjadi hidangan pencuci mulut. Kini, dengan berkembangnya waktu, manfaat pudding di mata masyarakat pun juga sangat beragam, tak jarang ada Pudding yang digunakan sebagai pengganti kue ulang tahun. Sebutan manisnya ialah Pudding Art, ialah pudding yang dalam prosesnya pembuatannya menggunakan spuit dalam melukis bagian dalam Pudding agar dapat terbentuk lukisan yang apik di dalam pudding. Ini bisa menjadi referensi anda untuk memulai usaha yaitu home industry. Selain itu, dengan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi serta maraknya sosial media bisa menjadi alasan untuk anda semakin sigap menghadapi pangsa pasar yang kini cukup canggih. Ada lagi cara untuk dapat semakin memeberikan minat untuk dapat menarik pelanggan, yaitu dengan memanfaatkan jasa pesan-antar. Hal ini mungkin bisa menjadi referensi memulai usaha kita.

4. Home Industry Abon Lele Abon ialah salah satu makanan yang masih menjadi primadona di hati masyarakat. Makanan yang ringan untuk dapat dijadikan lauk ini sangat mampu menarik lidah masyarakat Indonesia. Abon sapi serta abon ayam sudah biasa dikonsumsi, namun untuk penjelajah lidah masyarakat, maka tidak ada salahnya jika kita memulai untuk memulai usaha home industry dapat membuat abon lele. Selain lebih terjangkau dari segi ekonomis, dan ada pula keunggulan dari segi produktifitas. Kita dapat mengelola sendiri budidaya lele yang memang dapat hidup serta berkembang di air tawar. Jadi, bukan hanya memudahkan kita dalam memulai home industry, kita juga mampu mengembangkannya dengan produk menggunakan lebel milik kita sendiri.

5. Home Industry Makanan Khas Makanan khas nampaknya masih bisa memikat peluang anda dalam memulai usaha. Dengan tempat tinggal kita yang kiranya dapat diolah melalui daya tarik khas sekitar, maka makanan ialah hal termudah yang pasti dicari oleh pengunjung sebuah kota tertentu. Contohnya saja ‘Brem’ khas kota Madiun, ‘Pecel’ khas kota Kediri, atau yaitu olahan apel khas kota Malang. Namun, anda tetap bisa mencari ide lain untuk mengolah usaha makanan khas home industry agar dapat semakin menarik minat masyarakat luas.

6. Furniture Bisnis furnitur tidak selalu identik dengan perusahaan yaitu mebel besar. Pada Jepara untuk melihat bisnis ini, banyak sekali masyarakat wilayah jepara yang dapat membuat usaha kecil kecilan di bidang ini. Halaman rumahnya dapat dijadikan lokasi usaha. Jumlah karyawannya 3 hingga 5 orang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kuliah Lapangan Kegiatan Praktik Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada : Hari/tanggal

: Senin, 22 April 2019 – Minggu, 28 April 2019

Tempat

: Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

3.2 Populasi dan Sampel Populasinya yaitu masyarakat di Desa Pageyaman yang melakukan kegiatan Home Industry sebanyak kurang lebih … orang. Dari jumlah populasi tersebut sampel diambil secara non random sampling atau non probability sampling, yang mana tidak semua populasi dijadikan responden untuk mencari sumber data, akan tetapi hanya beberapa yang dijadikan sample. Didapatkan sampel sebanyak … orang terdiri dari para pemilik home industry, hingga tenaga kerja di home industry tersebut.

3.3 Metodologi PKL Sosial Ekonomi dan Pemetaan Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dan observasi secara langsung di Desa Pageyaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan para pemilik dan tenaga kerja di home industry tersebut, mengetahui karakteristik dan jenis-jenis home industry yang terdapat di Desa Pageyaman.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh dua sumber yang terdiri dari : a) Data Primer Untuk memperoleh data yang valid, kelompok menggunakan cara pengumpulan data yang relevan dengan pendekatan melalui wawancara dengan responden maupun dengan kerabat responden yang mewakili (salah satu anggota keluarga). b) Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui buku-buku, laporan, internet, dan berbagai loterasi lainnya disertai data penduduk tetap.

3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengolahan data adalah kuisioner yang bersifat semi tertutup. Di dalam kuisioner tersebut terdiri atas pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang berprofesi sebagai pemilik, pekerja industri rumah tangga dan konsumen.

3.6 Analisis Data Untuk melakukan analisis data yang telah diperoleh, data akan diubah menjadi bentuk diagram, tabulasi dan grafik-grafik. Setelah data diubah maka akan lebih mudah dalam menganalisis hal-hal yang ingin disampaikan.

Related Documents


More Documents from "Tanggabali"