Dokumen Proposal Apotik Sehat Bersama.docx

  • Uploaded by: niken
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dokumen Proposal Apotik Sehat Bersama.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,268
  • Pages: 27
PROPOSAL PENDIRIAN APOTEK SEHAT BERSAMA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

Firmansyah Nicky Astria Niken Ayu Larasati Siti Salamah Tri Indah

1

I.

LATAR BELAKANG PENDIRIAN APOTEK

Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Satu hal yang sangat penting dalam perencanaan apotek adalah studi kelayakan, yaitu suatu rancangan secara komprehensif segala sesuatu tentang rencana pendirian apotek baru untuk dapat melihat kelayakan usaha baik ditinjau dari pengabdian profesi maupun dari sisi ekonominya. Apotek sebagai salah satu sarana pendukung pembangunan kesehatan

yang berhubungan dengan pembuatan dan distribusi produk

berkhasiat obat. Konstribusi apotek dalam meningkatkan kesehatan masyarakat adalah melakukan pekerjaan kefarmasian, menyediakan dan menyalurkan perbekalan farmasi yang diperlukan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan lain dan juga memberikan informasi obat yang dibutuhkan untuk mencegah timbulnya penyalahgunaan obat. Apotek didalam pelaksanaannya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah penyedia obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Dari fungsi yang pertama ini, maka apotek harus hadir dalam wadahnya yang sangat sosial, penuh nilai etika dan nilai moral. Sedangkan fungsinya yang kedua yaitu sebagai institusi bisnis, apotek lebih mengutamakan keuntungan, dan ini dapat dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada pendirian dan operasionalisme apotek juga tidak sedikit. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker di apotek diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.

2

II.

TUJUAN PENDIRIAN APOTEK

1. Menyediakan dan menyalurkan perbekalan farmasi yang bermutu dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2. Memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang obat serta pengobatan yang benar dan rasional. 3. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker. 4. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.

III. VISI DAN MISI

1. Visi Menjadikan

apotek

dengan

pelayanan

kefarmasian

yang

berkualitas serta menguntungkan. 2. Misi Misi dari apotek adalah : a. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang terjangkau oleh masyarakat. b. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah dan informatif yang memuaskan semua pihak. c. Melaksanakan

pengabdian

kepada

masyarakat

secara

profesional. d. Meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dan pemilik modal

IV. ASPEK LOKASI

Menurut keputusan Menkes No 278/1981 tentang persyaratan apotek, lokasi apotek harus mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah dokter yang berpraktek, sarana pelayanan kesehatan, higienisitas lingkungan, dan faktor

3

lainnya. Lokasi apotek sangat menentukan keberhasilan apotek dan erat hubungannya dengan aspek pasar. Lokasi apotek sebaiknya berada di : 

Daerah yang ramai



Daerah yang aman



Daerah yang dekat dengan rumah sakit/klinik



Daerah yang sekiranya ada beberapa dokter yang berpraktek



Daerah yang mudah dijangkaui, mudah dicapai oleh masyarakat banyak dengan kendaraan.



Daerah yang cukup padat penduduknya dan mampu

1. Denah Lokasi Terlampir

2. Data-data Pendukung a. Kepadatan Penduduk Apotek Sehat Bersama berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi karena terletak tepat di pinggir Jalan Kol H Burlian . Hal ini dibuktikan dengan minimnya lahan kosong. Selain itu, banyak kompleks pemukiman di sekitarnya .

b. Tingkat Sosial dan Ekonomi Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek Sehat Bersama yang berada dekat dengan lingkungan kesehatan seperti RSUD Siti Fatimah dan RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang Dengan demikian tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan cukup baik. Keadaan ekonomi secara umum relatif baik.

c. Pelayanan Kesehatan Lain Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek antara lain : 1). Toko Alkes Palembang 2). RSUD Siti Fatimah Palembang

4

3). RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang 4). Apotek Amifa Medica

d. Jumlah Pesaing Jumlah apotek sebagai pesaing ada 1, yaitu Apotek Amifa Medica Akan tetapi dengan melihat lokasi yang sangat strategis maka diharapkan apotek dapat bersaing dengan pesaing lainnya.

e. Dekat Pusat Keramaian Apotek Sehat Bersama dekat dengan pusat keramaian seperti pasar (Pasar KM 5), sekolah abdurahman AKBID Palembang, Widya Darma, ATM (BCA,BNI,Mandiri), POM bensin, Musium Bala putra dewa, Rumah Limas Palembang, kantor pemerintah (Dinas Ketahanan Pangan dan Perternakan), tempat makan (RM cita Rasa, toko aulefia pempek, roti bakar mbak putri,

, dan masih

banyak lagi toko-toko lain. Jalan Kol. H Burlian merupakan jalan dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi.

f. Aman Lingkungan Apotek Sehat Bersama relatif aman karena aman karena letaknya berdekatan dengan KOREM 044 Garuda Dempo.

g. Mudah Dijangkau Apotek terletak di pinggir jalan raya dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti bus transmusi Apotek ini juga dilengkapi dengan area parkir yang memadai yang terletak di samping gedung.

3. Data Hasil Survey Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan terhadap peta lokasi dan peta pasar, terutama keberadaan apotek-apotek

5

lain yang lebih dahulu berdiri sebagai calon kompetitor di sekitar lokasi, diperoleh data-data sebagai berikut :

a. Apotek Kompetitor No Nama Apotek 1. Apotek Amifa Medica

Alamat Jl Kol. H Burlian

b. Jumlah Rumah Sakit dan Poliklinik No

Nama

1.

RSUD SITI FATIMAH RS KHUSUS GIGI DAN MULUT PALEMBANG Puskemas Talang Ratu

2. 3.

Jl Kol H Burlian

Jarak dari Apotek Sehat Bersama (km) 2,2 km

Jl Kol. H Burlian

2,5 km

Jl Kol. H Burlian

1,9 km

Alamat

V. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

1. Potensi Pasar Letak yang sangat strategis dan dekat dengan pusat pelayanan kesehatan dan pusat-pusat keramaian menjadikan potensi pasar apotek Sehat Bersama cukup menjanjikan. Perkiraan konsumen : Diperkirakan jumlah pasien RS Khusus Gigi dan Mulut Palembang 100 orang/hari, RSUD Siti Fatimah 200 orang/hari . Rumah sakit dan klinik menerapkan beberapa usaha untuk mencegah resep keluar sehingga prediksi pasien yang membawa resep keluar dari RS adalah 25% (75 pasien/hari).

6

Konsumen yang membeli OTC dan komoditi lain : 75 pasien/hari.

2. Market Share Jumlah pesaing di sekitar apotek Sehat Bersama : 1 apotek Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek Sehat Bersama : 150 pasien/hari. Perkiraan konsumen : 150/ 2 = 75 pasien/hari.

3. Analisis SWOT a. Strength (Kekuatan) 1). Jarak apotek Sehat Bersama lebih dekat dengan RSUD Siti Fatimah dan Puskesmas Talang Ratu jika dibandingkan apotek pesaing dan mudah dijangkau dari segala arah. 2). Pelayanan yang diberikan : Delivery service, konseling, 3). Modal yang besar sehingga obat relatif lengkap. 4). Apoteker selalu stand by di apotek untuk memberikan pelayanan dan konsultasi seputar obat. 5). Jalan di depan apotek merupakan jalur utama pusat kota b. Weakness (Kelemahan) 1). Karena apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai langganan yang loyal. 2). Pelayanan agak lama karena apoteker masih baru. c. Opportunities (Kesempatan) 1). Menerapkan “No Pharmacist No Service” 2). Diversifikasi : Delivery service, , penjualan komoditi lain seperti alat tulis, dan konsultasi kosmetika, nutrasetika. 3). Jumlah pusat pelayanan kesehatan cukup banyak sehingga diharapkan jumlah pasien yang datang ke apotek juga banyak. d. Threats (Ancaman) 1). Rumah Sakit sangat gencar menerapkan sistem untuk mencegah keluarnya resep. 2). Daya beli masyarakat menurun.

7

3). Masyarakat lebih memilih pengobatan-pengobatan alternatif non medis yang lebih terjangkau.

VI. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai di bidangnya, oleh karenanya diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Apotek Sehat Bersama merekrut 3 karyawan dengan susunan

sebagai

berikut : - Apoteker Pengelola Apotek

: 1 orang

- Apoteker pendamping

: 1 orang

- Asisten Apoteker

: 1 orang

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah : 1. Jam kerja 08.00-22.00, dibagi menjadi 2 shift masing-masing 7 jam, yaitu jam 08.00-15.00 dan jam 15.00-22.00 (hari Minggu dan hari libur tutup). 2. Volume pekerjaan Jumlah pasien setiap hari : 30 pasien Setiap pasien membutuhkan waktu 15 menit Waktu untuk 50 pasien : 20 x 50 = 750 menit = 12,5 jam 3. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya) 4. Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri. Kerjasama antar karyawan harus dijaga sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karenanya diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa memiliki terhadap apotek dari para karyawan. Untuk itu kemampuan manajerial dari Apoteker sangat diperlukan.

1. Job Description a. Apoteker Pengelola Apotek

8

Tugas dan kewajiban apoteker pengelola apotek : 1). Memimpin seluruh kegiatan apotek. 2). Berkewajiban serta bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek yang meliputi beberapa bidang antara lain : a) Pelayanan kefarmasian b) Administrasi dan keuangan c) Ketenagaan atau personalia d) Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek 3). Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas apotek Tanggung jawab apoteker pengelola apotek : APA bertanggung jawab atas kelancaran segala bidang kegiatan dalam apotek serta bertanggung jawab terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya. b. Apoteker Pendamping Tugas dan kewajiban apoteker pendamping : 1). Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA berhalangan selama jam kerja apotek. 2). Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting

yang

mendasar

dan

strategis,

harus

mendapat

persetujuan dari APA. Tanggung jawab dan wewenang apoteker pendamping : Apoteker pendamping bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping. Berwenang mengelola seluruh kegiatan di apotek sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA. c. Asisten Apoteker Tugas dan kewajiban asisten apoteker : 1). Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai asisten apoteker, yaitu meliputi : a) Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat

9

dengan resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek. b) Mengerjakan pengubahan bentuk, pembuatan sediaan racikan dan meracik. c) Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik. d) Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (Narkotika, Psikotropika, Statistika resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluwarsa. e) Mendata kebutuhan obat dalam buku defekta dan membantu kelancaran kegiatan pembelian. f) Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur, mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar daftar harga tetap up to date. g) Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan dan peracikan obat. h) Mengelompokkan dan menata obat sesuai indikasinya. 2). Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan lain sebagainya. Tanggung jawab dan wewenang asisten apoteker : Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas yang diselesaikannya. Berwenang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai petunjuk dan atau instruksi pimpinan apotek. d. Reseptir Tugas dan kewajiban reseptir : 1). Membuat sediaan di bawah pengawasan apoteker/AA misalnya membuat

kapsul

atau

pulveres,

tapi

tidak

melakukan

penimbangan. 2). Membuat resep-resep racikan yang bahannnya telah ditimbang oleh apoteker/AA. 3). Membersihkan apotek dan peralatan yang dipakai untuk peracikan.

10

4). Membantu pekerjaan lain bila diperlukan misalnya beli obat ke apotek lain, mengantar obat, mengambil obat ke PBF.

e. Kasir Tugas dan kewajiban kasir : 1) Mencatat penerimaan uang setelah dihitung yang harus dilengkapi kuitansi, nota, tanda setoran, yang sudah diparaf apoteker atau petunjuk yang ditunjuk 2) Melayani pembelian uang yang diterima saat itu juga dan dipastikan uangnya berapa agar konsumen tidak mengklaim yang tidak seharusnya 3) Membuat laporan harian, yaitu penjualan, kredit pembelian, hasil penjualan, tagihan dan pengeluaran harian. 4) Membuat laporan bulanan, misalnya daftar gaji, pajak dan laporan lainnya. 5) Melaksankan kegiatan arus uang sesuai dengan petunjuk APA, misalnya pendapatan yang diperoleh dimasukkan bank, inkaso, dan lain-lain.

2. Standard Operating Procedure (SOP)

A. SOP PELAYANAN OTC 1. Pasien datang. 2. Menyapa pasien dengan senyum ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang dibutuhkan. 3. Tanyakan terlebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat. 4. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga. 5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai dengan permintaan meliputi (nama obat, jumlah obat).

11

6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, dan cara penggunaan, bila perlu efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan obat. 7. Untuk pelayanan obat keras tanpa resep dokter, lakukan pencatatan nama pasien dan alamat serta nomor telepon pasien.

B. SOP PELAYANAN OWA 1. Pasien datang. 2. Menyapa pasien dengan senyum ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang dibutuhkan. 3. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya. 4. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah). 5. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan, maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien. 6. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga. 7. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas. 8. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat. 9. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien. 10. Buat catatan khusus tentang pasien.

C. SOP PELAYANAN RESEP

12

1. Menerima resep pasien. 2. Lakukan skrining resep

meliputi administrasi, farmasetik, dan

klinik. 3. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga. 4. Pasien diberi no antrian. 5. Tulis no struk pada resep dan satukan resep dengan no struk. 6. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan no struk. 7. Siapkan obat sesuai dengan resep. 8. Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik obat. 9. Buat etiket dan cocokkan dengan resep. 10. Teliti kemSumber resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan kuitansi. 11. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah pemakaian obat. 12. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien. 13. Buat catatan khusus tentang pasien.

D. SOP MERACIK OBAT 1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik. 2. Buatlah instruksi meracik meliputi no resep, nama pasien, jumlah dan cara pencampuran. 3. Siapkan etiket dan wadah obat lalu sertakan bersama obat dan instruksinya untuk diracik. 4. Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan atau masker. 5. Siapkan obat sesuai resep dan cocokkan dengan yang tertera pada struknya. 6. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka siapkan lebih dahulu.

13

7. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah dengan hati-hati. 8. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya. 9. Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian

serahkan kepada petugas lain untuk diperiksa dan

diserahkan. 10. Bersihkan peralatan dan meja racik setelah meracik selesai. 11. Cucilah tangan sampai bersih.

E. SOP MENIMBANG 1. Bersihkan timbangan. 2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang. 3. Ambil bahan-bahan sesuai dengan permintaan resep. 4. Ambil anak timbangan sesuai dengan berat yang diminta dan letakkan pada piring timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off). 5. Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan sebelah kanan (timbangan dalam keadaan off). 6. Buka atau on- kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangan sudah seimbang atau belum. 7. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang yang ditunjukkan oleh letak jarum pada posisi nol (pada saat menambah atau mengurangi bahan, timbangan dalam keadaan off). 8. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama yang tertera pada botol persediaan bahan. 9. Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sudah sesuai dengan resep kemudian dikemSumberkan ke tempatnya. 10. Cek ulang apakah bahan yang diambil sudah sesuai dengan resep kemudian dikemSumberkan ke tempatnya.

F. SOP KONSELING OTC

14

1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan sudah berapa lama pasien mengalaminya. 2. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut. 3. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan. 4. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya. 5. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut, bila ada yang kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya.

G. SOP KONSELING OWA 1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan sudah berapa lama pasien mengalaminya 2. Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai untuk pasien maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien. 3. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut meliputi dosis, frekuensi, durasi , cara penggunaan, bila ada yang kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya. 4. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut. 5. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan. 6. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk maka sebaiknya pasien dirujuk ke dokter . 7. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan terapi.

15

8. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien. 9. Buat catatan khusus tentang pasien. 10. Memberitahukan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

H. SOP KONSELING RESEP 1. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan dengan data pasien. 2. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien tentang keluhan yang dialaminya. 3. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan penggunaan obat tersebut. 4. Memberikan informasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat meliputi dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan. 5. Menanyakan kemSumber tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan penggunaan obat. 6. Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien 7. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter apabila dirasa ESO cukup berat dan mengganggu. 8. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan terapi. 9. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien. 10. Buat catatan khusus tentang pasien.

I. SOP PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN BARANG 1. Saat barang datang dari PBF.

16

2. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang nama barang, bentuk sediaan, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED). 3. Cek kondisi barang (rusak/pecah, tersegel atau tidak). 4. Faktur ditandatangani oleh Apoteker atau Asisten Apoteker dilengkapi dengan no. SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek. 5. Faktur diambil satu lembar sebagai arsip apotek. 6. Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di komputer. 7. Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera pada faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak. 8. Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer. 9. Hargai barang-barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek farmakologinya. 10. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing.

VII. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN

1. Tanah dan Bangunan Berdasarkan

Surat

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

No

278/MenKes/SK/V/1981 tentang persyaratan apotek tertanggal 30 Mei 1981 ditulis bahwa : a) Luas bangunan apotek minimal 50 m2 terdiri dari : Ruang tunggu Ruang peracikan dan penyerahan obat Ruang administrasi Ruang laboratorium pengujian sederhana Ruang penyimpanan obat Tempat pencucian alat Jamban/WC b) Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

17

Atap dari genteng/sirap/bahan lain dan tidak boleh bocor. Dinding harus kuat, pojok tidak siku atau melengkung dan tahan air, dan permukaan dalam usaha rata, tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan. Langit-langit (plafon) terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan berwarna terang. Lantai/ubin/semen/bahan lain dan tidak lembab. Harus berventilasi dan mempunyai sanitasi yang baik. Tanah dan bangunan yang digunakan sebagai lokasi Apotek Sehat Bersama : Tanah dan bangunan : Menyewa Luas bangunan : Bangunan bertingkat dengan luas masing-masing 10 x 15 m2

2. Lay Out dan Interior Apotek Lay Out apotek adalah letak susunan tata ruang di sebuah apotek, antara lain ruang tunggu, ruang racikan, ruang apoteker, ruang penyimpanan obat-obatan (gudang), ruang tata usaha, ruang untuk menerima para verkoper (salesman) serta WC. Interior apotek adalah ruang dalam apotek terutama di ruang tunggu. Dalam ruang tunggu ini umumnya terdapat kursi-kursi tamu untuk para pasien / konsumen menunggu sambil duduk-duduk. Sedapat mungkin ruang tunggu itu seluas mungkin dan hanya digunakan untuk tempat pasien menunggu saja, bebas dari keluar masukknya orang lain dari luar ke dalam maupun dari dalam keluar.  Berilah ventilasi agar ada aliran udara segar atau pakailah ruang ber-AC, bila memungkinkan.  Berilah penerangan lampu yang terang, tapi tidak menyebarkan panas.  Berilah warna menyejukkan sehingga memberi kesan, segar, bersih dan terang.  Agar merasa nyaman, berilah tanaman-tanaman hijau yang tahan hidup dalam ruangan dalam.

18

 Tambahkan sound sistem dengan lagu yang sayup-sayup/nyanyian klasik.  Tambahkan TV, koran atau majalah supaya mereka merasa betah menunggu.  Sediakan tempat minum dengan gelas, bila memungkinkan. Lay Out Apotek Sehat Bersama sebagaimana terlampir.

3. Perlengkapan a. Alat Pembuatan, Pengolahan dan Peracikan 

Gelas ukur



Labu Erlenmeyer



Beker glass



Corong



Batang pengaduk



Timbangan dan anak timbangan (gram/milligram)



Mortir (bercucuk dan tidak bercucuk) dan stamper



Termometer



Spatel logam/tanduk, plastik atau porselen



Literan plastik 1 dan 2 liter



Penangas air



Kompor atau alat pemanas yang sesuai



Panci



Rak tempat pengeringan alat



Sumber air

b. Alat Perbekalan Farmasi 

Botol berbagai ukuran



Pot plastik berbagai ukuran



Lemari dan rak untuk penyimpanan obat



Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika, dan bahan/obat yang berbahaya lainnya



Lemari pendingin

c. Wadah Pengemas dan Pembungkus

19



Etiket



Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat (tas plastik)



Stapler

d. Alat Administrasi

e.



Blanko pesanan obat



Blanko kartu stock obat



Blanko salinan resep



Blanko faktur dan blanko nota penjualan



Buku defecta



Buku ED



Buku OWA



Buku Farmakope



Buku ISO atau MIMS



Buku pembelian



Buku penerimaan



Buku pengiriman



Buku pembukuan keuangan



Buku pencatatan narkotika



Buku pesanan narkotika



Buku pesanan obat narkotika



Form laporan obat narkotika



Buku pencatatan penyerahan racun



Kuitansi



Buku resep jika dokter akan beli obat



Alat-alat tulis dan kertas

Perlengkapan Lainnya 

Alat pemadan kebakaran



Papan nama dari papan/seng/bahan lain yang bagian muka apotek (minimal 60 cm x 40 cm dengan tinggi huruf 5 cm dan

20

tebal 5 mm) dan harus memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat apotek dan no. telepon.

4. Perbekalan Farmasi a. Obat keras (Obat dengan Resep dan OWA) b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas c. Alat Kesehatan Masker, termometer, perban, sarung tangan, alat kesehatan, perbekalan rumah sakit. d. Bahan baku e. Makanan dan minuman ringan f. Perlengkapan bayi VIII. TENAGA KERJA

Struktur Organisasi : APA

Asisten Apoteker

Apoteker Pendamping

Kasir/Akuntan

Kurir Keamanan dan cleaning service Penjaga toko

IX. ASPEK MODAL DAN BIAYA 1. Modal Kebutuhan modal terbagi atas modal tetap, modal operasional dan cadangan modal. a.

Modal Tetap 1) Perlengkapan 1 buah lemari es

Rp 11.210.000,00 Rp 1.000.000,00

21

4 buah lemari obat

Rp 2.000.000,00

4 etalase kaca

Rp 2.800.000,00

1 buah meja racik

Rp

300.000,00

3 kursi

Rp

100.000,00

2 lemari narkotik/psikotropik

Rp

700.000,00

1 Papan nama apotek

Rp 1.000.000,00

1 telepon

Rp

500.000,00

2 buah kipas angin

Rp

500.000,00

1 TV 21’

Rp

800.000,00

2 set kursi tunggu

Rp 1.000.000,00

1 dispenser + galon

Rp

150.000,00

1 timbangan badan

Rp

60.000,00

1 Pemadam kebakaran

Rp

300.000,00

2) Perlengkapan Apotek

Rp 20.300.000,00

1 set timbangan

Rp 2.000.000,00

2 set komputer + program

Rp 7.000.000,00

1 set alat alat gelas + 2 mortir

Rp

300.000,00

1 kompor gas + tabung

Rp

500.000,00

Alat tulis kantor

Rp

500.000,00

Obat

Rp 10.000.000,00

3) Biaya Perijinan

Rp. 2.500.000,00

b. Modal Operasional

Rp 37.300.000,00

Gaji per 3 bulan

Rp 9.300.000,00

Sewa gedung per 2 tahun

Rp 25.000.000,00

Listrik, air dan telpon per 3 bulan

Rp 3.000.000,00

c. Cadangan Modal TOTAL MODAL

Rp 3.690.000,00 + Rp 75.000.000,00

2. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-1 (RAPB Tahun I)

22

a. Biaya rutin per bulan tahun ke-1 1) Tenaga kerja a) APA

Rp 1.400.000,00

b) Apt Pendamping

Rp. 1.100.000,00

c) AA

Rp Jumlah

600.000,00

Rp 3.100.000,00

2) Biaya lain-lain a) Persediaan embalance

Rp

500.000,00

b) Biaya penyusutan peralatan

Rp

424.400,00

c) Listrik, air, telepon, koran, dll

Rp 1.000.000,00

d) Sewa gedung

Rp 1.050.000,00

Jumlah

Rp 2.974.400,00 +

BIAYA TOTAL

Rp 6.074.400,00

b. Biaya rutin tahun ke-1 1) Biaya rutin bulanan x 12 bulan

Rp

72.892.800,00

2) THR

Rp

TOTAL BIAYA RUTIN TAHUN KE-1

Rp 74.442.800,00

1.550.000,00 +

c. Proyeksi pendapatan tahun ke-1 Pada tahun ke-1 diproyeksikan resep yang masuk 20 lembar/hari dengan perkiraan harga rata-rata Rp 50.000,00/lembar. 1) Penjualan obat resep tahun ke-1 (untung 25%) 20 lbr x 30 hr x 12 bln x Rp 50.000,00

Rp 360.000.000,00

2) Penjualan obat bebas (untung 15%) 30 hr x 12 bln x Rp 200.000,00

Rp

72.000.000,00

3) Penjualan OWA (untung 20%) 30 hr x 12 bln x Rp 300.000,00

Rp 108.000.000,00

4) Penjualan alkes (untung 15%) 30 hr x 12 bln x Rp 50.000,00 JUMLAH

Rp. Rp

18.000.000,00 + 558.000.000,00

23

d. Pengeluaran rutin tahun ke-1 1) Pembelian obat resep 75% x Rp 360.000.000,00

Rp

270.000.000,00

Rp

61.200.000,00

Rp

86.000.000,00

Rp

15.300.000,00

Rp

74.442.800,00 +

2) Pembelian obat bebas 85% x Rp

72.000.000,00

3) Pembelian OWA 80% x Rp 108.000.000,00 4) Pembelian alkes 75% x Rp

18.000.000,00

5) Pengeluaran rutin tahun ke-1 JUMLAH

Rp 506.942.800,00

e. Perkiraan laba rugi tahun ke-1 1) Pemasukan tahun ke-1

Rp 558.000.000,00

2) Pengeluaran tahun ke-1

Rp 506.942.800,00 -

Laba kotor

Rp 51.057.200,00

Pajak pendapatan (5%) 5% x Rp 50.000.000,00 10%x Rp 1.057.200,00 Rp Laba bersih

Rp

2.605.720,00 48.451.480,00

f. Perhitungan BEP tahun ke-1 1. Pay Back Periode Pay Back Period =

Rp 75.000.000,00 Total investasi = Rp 48.451.480,00 Laba bersih

= 1,55 tahun (1 tahun 6 bulan) 2. ROI (Return On Investment) Rp 48.451.480,00 Laba bersih x 100% = x 100% Rp 75.000.000,00 Total investasi = 64,6%

ROI =

24

3. BEP (Break Even Point) 1 x Biaya tetap Biaya var iabel 1 Pendapa tan 1 = x Rp 74.442.800,00 Rp 432.500.000,00 1 Rp 558.000.000,00 = Rp 330.988.704,00/tahun

BEP =

= Rp. 27.582.382,00/bulan Presentasi BEP = =

Biaya tetap x 100% Pendapa tan  Biaya var iabel Rp 74.442.800,00 x 100% Rp 558.000.000,00  Rp 432.500.000,00

= 59,32% 4. Kapasitas BEP Kapasitas BEP = % BEP x jumlah lembar resep/tahun = 59,32% x (20 resep x 30 hari x 12 bulan) = 4271,04 resep/tahun = 356 resep/bulan

25

LAMPIRAN Denah Lokasi

Lay Out Apotek

26

27

Related Documents


More Documents from ""