“ DIABETES MELITUS TIPE 1 ”
OLEH : 1. KHAERATUNNAFISAH 2. ADE NOVIRA 3. HESTI WULANDARI 4. ARFIAH AKRAM 5. MUHAMMAD ALI BUGIS
KELOMPOK
: V ( LIMA ) JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019
A.LATAR BELAKANG Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus (DM).Untuk mencegah komplikasi, pilar utama penatalaksanaan DM yaitu edukasi. Diabetes Self Management Education (DSME) adalah memberikan pengetahuan kepada pasien mengenai aplikasi strategi perawatan diri secara mandiri untuk mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah komplikasi, danmemperbaiki kualitas hidup pasien DM. Sampai saat ini puskesmas Ngaglik I belum menerapkan edukasi dengan metode DSME, tetapi masih menggunakan edukasi konvensional. B. INTERVENSI
No
Diangnosa
Rencana tidakan keperawatan Tujuan & criteria
Intervensi
Rasional
hasil 1.
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang
kebutuhan berhubungan gangguan
Tujuan :
1.
kolaborasi 1. sangat bermanfaat
dari Setalah dilakuakan dengan tubuh asuhan
ahli
gizi dalam perhitungan dan
untuk menentukan penyesuaian diet utuk
dengan keperawatan
jumlah kalori dan memenuhi
Diharapkan
nutrisi
kebutuhan
yang pasien
keseimbangan insulin, peningkatan berat dibutuhkan pasien
2. mengkaji pemasukan
makanan, dan aktivitas badan hasil dari 2. monitor adanya makanan yang adekuat jasmani
pemenuhan nutrisi penurunan sesuai kebutuhan
badan
Kriteria hasil :
3.
1
dapat kerja
adanya dengan
sesuai untuk
dengan tujuan
insulin
sama glukosa
Tidak penurunan
darah
dan
pemberian 4. kepatuhan dalam diet dan
diet dapat
memperbaiki
metabolisme dan status
4. anjurkan pasien kesehatan klien
3 tidak ada tanda untuk tanda malnutrisi
menurunkan
lain metabolisme klien
2. mengidentifikasi diabetic kebutuhan nutrisi
insulin
tim memperbaiki
peningkatan berat kesehatan badan
berat 3.pemberian
mematuhi
diet yang telah di
terjadi programkan berat
badan tak berarti 2.
Resiko
Tujuan: Setelah diberikan ketidakseimbangan asuhan cairan dan elektrolit keperawatan
1. pertahankan 1. Membantu catatan intke dan memperkirakan output yang akurat kekurangan volume 2. kaji nafi perifer, total
berhubungan
dengan diharapkan gejala polyuria dan menunjukkan hidrasi adekuat dehidrasi Kriteria hasil : 1.Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urin normal, HT normal 2.Tekanan darah , nadi dan suhu tubuh dalam batas normal 3. Tidal ada tanda dEHidrasi, elastisitas turgor, kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
pengisian kapiler, turgor kulit dan membran 3. monitor vital sign 4. kolaborasi pemberian cairan IV 5. Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman. Selimuti klien dengan selimut tipis
2. Merupakan indicator tingkat dehidrasi 3. Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi 4. Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi 5. Menghindari pemanasan yang berlebihan akan menimbulkan kehilangan cairan
3.
Devisit volume cairan Tujuan : berhubungan
1.
kaji
pola 1.
mengidentifikasi
dengan Setelah
berikan berkemih
seperti fungsi kandung kemih
asuhan
frekuensi
dan misalnya pengosongan
keperawatan
jumlahnya.
polyuria
kandung kemih, fungsi
diharapkan
pola Bandingkan
eliminasi
urin keluaran
normal, normal
ginjal
dan
urin keseimbangan cairan
input masukan cairan dan 2. disfungsi kandung catat
berat
jenis kemih
urin
bervariasi,
ketidakmampuan
a.2. palpasi adanya berhubungan distensi
kandung hilangnya
kemih
kontraksi
dan kandung kemih untuk
observasi
merilekskan
pengeluaran cairan
urinarius
3. anjurkan pasien 3. untuk
dengan
minum
masukan
sfingter
membantu
/ mempertahankan
cairan fungsi ginjal, mencegah
termasuk juice yang infeksi
dan
mengandung asam pembentukan batu askorbat
4.
4.
berikan lingkungan asam dan
pengobatan indikasi
mempertahankan
sesuai menghambat
seperti
: pertumbuhan bakteri
vitamin dan atau antiseptic urinarius 4. Intoleransi
aktivitas
pasien
lebih
: pasien pasien tentang kooperatif dapat mentoleransi kelemahan fisik, ketidak aktivitas yang biasa tindakan yang 2. Pemenuhan seimbangan suplay dan dilakukan. akan dilakukan kebutuhan perawatan Kriteria hasil: kebutuhan O2. 2. Berikan bantuan diri pasien tanpa 1. Pasien mengungkapkan dalam aktivitas mempengaruhi stress tidak sesak nafas perawatan diri miokard (peningkatan saat melakukan
berhubungan
dengan Tujuan
b. 1. Jelaskan kepada 1. Agar
aktivitas sesuai indikasi, kebutuhan oksigen 2. Pasien mampu selingi periode yang berlebihan melakukan aktivitas aktivitas dengan 3. Peningkatan bertahap perawatn diri istirahat pada aktivitas 3. Pasien tidak terlihat 3. Ajarkan aktivitas menghindari kerja kelelahan/sesak secra bertahap jantung atau napas pada saat melakukan 4. Observasi konsumsi oksigen aktivitas
peningkatan
berlebih.
intoleransi
dan perbaikan fungsi
aktivitas
jantung
5. Catat
respon
Penguatan
dibawah
stress, bila disfungsi
kardiopulmunal
jantung tidak dapat
terhadap
baik kembali
aktivitas,
catat 4. Dapat
menunjukkan
takikardi,
peningkatan
distritmia,
dekompensasi jantung
dyspnea,
dari pada kelebihan
berkeringat,
aktivitas
pucat
5. Penurunan
6. Observasi
tand
atau
ketidakmampuan
vital
sebelum
miokardium
dan
sesudah
meningkatkan volume
aktivitas, khususnya
untuk
sekuncup bila
selama
aktivitas
dapat
pasien
menyebabkan
menggunakan
peningkatan
vasodilator,
frekuensi jantung
diuretic
6. hipotensi
segera
ortostatik
dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat
(vasodilatasi),
perpindahan
cairan
atau pengaruh fungsi jantung.
C. METODE Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment menggunakan rancangan nonequivalent control Group Design.Jumlah sampel 32 yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 16 responden pada kelompok intervensi dan 16 responden pada kelompok kontrol. Teknik sampling yang menggunakan teknik consequtive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas Ngaglik I Sleman Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi 1) Usia di atas 30 tahun, 2) Mengidap DM lebih dari 1 tahun, 3) Mampu berkomunikasi dengan baik. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner Diabetes Self care activities Foot Care diadopsi dari Crowder (2002)6 untuk menilai self care perawatan kaki dan panduan observasi dari Australasian Podiatry Councilyang menilai masalah pada kulit kaki, kuku kaki, bentuk kaki, serta lokasi masalah kaki. Cara pengumpulan data, setelah bersedia menjadiresponden, kemudian diberikan kuesioner penelitian untuk mengetahui self care perawatan kaki dan dilakukan pemeriksaan kaki diabetik, setelah pengumpulan data kemudian diberikan intervensi DSME pada kelompok intervensi. ,Metode pembelajaran yang dilakukan yaitu metode ceramah dan demonstrasi, minggu I tentang konsep DM dan komplikasi kaki diabetic, dilanjutkan dengan diskusi interaktif, kesimpulan dan penutup. Minggu II: tentang perawatan kaki diabetic, kelompok intervensi diberikan set perawatan kaki sehingga setelah penyuluhan dapat langsung mempraktekkan cara perawatan kaki.Minggu III : aktivitas fisik, termasuk mengajarkan senam kaki diabetic, Minggu IV : tentang pengobatan, terutama pengobatan bila ada masalah kaki diabetic, setelah DSME selesai dilakukan post test dengan instrument yang sama.Adapun kelompok kontrolmendapatkan leaflet setelah pengumpulan data post tes. Analisis univariat dilakukan terhadap karakteristik dari responden penelitian. Uji normalitas menggunakan rumus shapiro wilk dengan tingkat kepercayaan 95%.Uji bivariat pada penelitian ini menggunakan uji parametic-test. Uji statistik untuk seluruh analisis tersebut dilakukan dengantingkat kemaknaan 95% (α=0,05). Untuk mengukur pre dan post pada kelompok intervensi dan control menggunakan T-Test Paireduntuk data yang berdistribusi normaldan Wilcoxon bila distribusi data tidak normal. Sedangkan untuk menganalisa nilai post tes pada pada kelompok intervensi dengan control menggunakan Mann Whitney untuk data berdistribusi tidak normal. D. HASIL E. SOP F. KESIMPULAN DSME efektif menurunkan kejadian kaki diabetik non ulkus di Puskesmas Ngaglik I Sleman Yogyakarta.