PANDUAN KARAKTERISASI Tanaman Anggrek
BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2007
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
1
PASPOR
5
PENGELOLAAN
10
LINGKUNGAN DAN TEMPAT KOLEKSI
14
KARAKTERISASI
15
PRAEVALUASI
31
DESKRIPTOR
33
DAFTAR PUSTAKA
38
2
PENDAHULUAN Paspor data adalah informasi tentang asal aksesi, berisi laporan detail tentang lokasi koleksi, dan informasi-informasi lain yang relevan, termasuk deskriptor yang berisi identifikasi suatu aksesi. Sedangkan deskriptor adalah karakteristik yang dapat diidentifikasi dan diukur, guna memfasilitasi klasifikasi, penyimpanan, pemanggilan, dan penggunaan data. Karakterisasi digambarkan sebagai karakteristik baik fenotipik maupun genotipik suatu aksesi yang didefinisikan oleh Painting et al. (1993) dalam Kell dan Maxted (2003) sebagai suatu rekaman dari deskriptor yang diwariskan dan dapat dengan mudah dilihat dengan mata dan diekspresikan di seluruh lingkungan. Sampai saat ini belum ada daftar deskriptor yang baku untuk tanaman anggrek. Sehingga deskriptor untuk tanaman anggrek disusun berdasarkan pada gabungan pustaka yang berasal dari The Manual of Cultivated Orchid Species (Bechtel et al., 1981); Flora of Malaya (Holtum, 1972); Guidelines for the tests for distincness, uniformity and stability (DUS) dari anggrek Cymbidium, Dendrobium, dan Phalaenopsis yang dikembangkan oleh Union Internationale Pour La Protection Des Obtentions Vegetales (UPOV). Penen-tuan skor sangat sulit dilakukan mengingat begitu beragamnya tanaman anggrek, terutama apabila ditemukan variasi morfologi yang sangat besar. Dalam guideline yang dikeluarkan UPOV dalam penentuan skor antara satu genus dengan genus lain juga belum terstandarisasi. Hal ini penting karena berkaitan dengan penentuan skor. Sehingga penetapan skor mengikuti metode untuk pengujian DUS yang merupakan gabungan dari tiga guidelines anggrek, namun tidak menutup kemungkinan untuk digunakan pada genus yang lain. Skor menggunakan skala 1 sampai dengan 9. Nilai 0 menunjukkan bahwa deskriptor tidak dapat diobservasi (Hintum dan Hazekamp, 1993). Skor adalah suatu intensitas ekspresi dari deskriptor, menggunakan kunci sebagai berikut 1 = sangat rendah, 3 = rendah, 5 = intermediate, 7 = tinggi, 9 = sangat tinggi. Sebagian besar tanaman, menggunakan aksesi terseleksi sebagai acuan, untuk mengungkap kisaran variasi karakter tertentu atau sejumlah karakter. Deskriptor bukan merupakan deskriptor final, namun merupakan suatu usulan deskriptor yang dapat didiskusikan sebelum ditentukan deskriptor standar untuk anggrek. Deskriptor ini berisi :
3
1. Paspor (descripsi aksesi) yang merupakan dasar informasi yang digunakan untuk pengelolaan aksesi secara umum (termasuk registrasi dalam bank gen dan informasi identifikasi lain) yang menggambarkan parameter-parameter yang harus diobservasi pada saat aksesi dikoleksi. 2.
Pengelolaan
(descripsi
pengelolaan+descripsi
multiplikasi/rejuvenasi/
regenerasi) : merupakan instruksi teknis yang diperlukan untuk pengelolaan aksesi dalam bank gen untuk regenerasi dan multiplikasi. 3. Deskripsi karakterisasi : untuk spesifik tanaman. Karakterisasi merupakan tanggung jawab kurator. 4. Deskripsi praevaluasi : untuk spesifik tanaman . Karakterisasi dan evaluasi dibagi dalam kategori karakterisasi secara umum dan khusus untuk genus/spesies tertentu yang memiliki karakter unik. Descriptor mengacu pada kategori multicrop passport descriptor Pada MCPD (Alescia, et al. 2001)
4
PASPOR 1. DESKRIPSI AKSESI 1.1 Nomor aksesi Nomor aksesi merupakan nomor identitas unik dari aksesi dalam koleksi yang diberikan pada saat aksesi masuk ke dalam koleksi. Pada saat nomor telah tercatat, nomor ini seharusnya tidak pernah di catat kembali oleh aksesi lain dalam koleksi tersebut. Bahkan apabila aksesi tersebut hilang atau mati, nomor ini tidak dapat digunakan kembali oleh aksesi lain. Penggunaan nomor didahului dengan huruf untuk menandakan identitas koleksi berasal. Nomor aksesi Hortikultura : IHR30001 (IHR menandakan aksesi Puslit Hortikultura, 3 nomor identitas untuk Balithi, 0001 nomor identitas koleksi Nomor aksesi Balithi : IOC080001: (IOC menandakan aksesi berasal dari Balithi, Segunung, 08 nomor identitas untuk komoditas anggrek, 0001 nomor identitas koleksi) Nomor aksesi KNPN : 1.2 Kode Donor Institusi Kode institusi atau individu donator materi plasma nutfah. 1.3 Nomor Donor Nomor aksesi yang diberikan oleh donatur 1.4 Nomor Donor kedua dan nomor lain yang berhubungan dengan aksesi Nomor identitas lain yang ada di tempat koleksi lain untuk aksai ini. Menggunakan system berikut: INSTCODE: ACCENUMB; INSTCODE: ACCENUMB; INSTCODE dan ACCENUMB diikuti standard yang digunakan di atas dan dipisahkan oleh “:”. Pasangan INSTCODE dan ACCENUMB dipisahkan oleh “;” tanpa spasi. Jika institut tidak diketahui, nomor/kode didahului dengan “:” Misal: NLD037:CGN00254 Misal: SWE002:NGB1912;:Bra2343 1.5 Nama aksesi Nama aksesi untuk tujuan regristrasi atau formal Misal: Emma van de Venter, Douglas 1.6 Taksonomi *TRIBE: nama tribe dari taxon, nama latin 5
Misal: Vandae *SUB TRIBE: nama bagian dari tribe dari taxon, nama latin Misal: Sarcanthinae GENUS: nama genus dari taxon, nama latin Misal: Phalaenopsis *SECTION: nama seksi dari taxon, nama latin Misal: Zebrinae SPECIES: nama tambahan spesifik dari nama ilmiah. Singkatan berikut biasa di tambahkan 'sp' Misal: amboinensis SPAUTHOR: pemberi nama spesies Misal: L. SUBTAXA: alat identifikasi taxonomi tambahan, nama latin. Diikuti singkatan ‘subsp.’ (untuk subspecies); ‘convar.’ (untuk convariety); ‘var.’ (untuk variety); ‘f.’ (untuk form) Misal: subsp. fuscum SUBTAUTHOR: pemberi nama sub taxa Misal: (Waldst. et Kit.) Arc. 1.7 Data Silsilah informasi silsilah didahului dengan kode huruf P: pedigree (tetua jantan & tetua betina) S: seleksi dari X: lainnya Misal: P = Dendrobium Fuchs Blue Twist x lasianthera/helix 1.8 Nama tanaman/aksesi Nama yang diberikan pada aksesi Nama umum : Bahasa Inggris Misal: sliper orchid (Paphiopedillum) Nama lokal/Bahasa Indonesia/daerah Misal : anggrek kasut (Paphiopedillum) Sinonim : nama lain dari aksesi yang dipakai oleh daerah atau negara lain.
6
2. DESKRIPSI kOLEKSI 2.1 Kode Institusi Koleksi Kode institut tempat pengelolaan aksesi. Kode institut dapat dilihat di FAO website (http://apps3.fao.org/views). Apabila belum terdaftar, dapat menggunakan singkatan institusi sendiri. Misal: NLD037 2.2 Nomor Koleksi Nomor sampel orisinil oleh kolektor, biasanya tersusun dari nama atau inisial kolektor, diikuti oleh nomor. Penomoran penting untuk menghindari duplikasi dalam koleksi. Misal: FA90-110 2.3 Tanggal Pencarian Aksesi (DDMMYYYY) Jika data tidak ada (bulan tanggal) ditandai dengan strip (-). Misal: 1999 - - - -, 20020620 2.4 Tanggal Dokumentasi (DDMMYYYY) 2.5 Tanggal Rejuvenasi (DDMMYYYY) 2.6 Kode Negara Asal Kode negara asal koleksi. Penentuan kode institusi berdasarkan International standard (ISO) Codes for the representation of name of countries, no. 3166, 4th Edition. 2.7 Kode Pulau Utama 2.8 Kode provinsi 2.9 Kode Kabupaten/Kotamadya/Daerah 2.10 Lokasi Penemuan Lokasi aksesi ditemukan. Misal: 7 km south of Curitiba in the state of Parana 2.11 Garis lintang tempat aksesi ditemukan Posisi lintang utara dan selatan (dengan alat GPS). Derajat (2 digit), menit (2 digit), dan detik (2 digit) diikuti N (Utara) atau S (Selatan). Jika data tidak ada (menit atau detik) ditandai dengan strip (-). Boleh menggunakan 0 pada awal kode Misal: 10- - - -S, 011530N, 4531- - S 2.12 Garis bujur tempat aksesi ditemukan Posisi bujur timur dan barat (dengan alat GPS). Derajat (3 digit), menit (2 digit), dan detik (2 digit) diikuti E (Timur) atau W (Barat). Jika data tidak ada (menit atau detik) ditandai dengan strip (-). Boleh menggunakan 0 pada awal kode Misal: 0762510W, 076- - - - W 2.13 Ketinggian Tempat 2.14 Kode habitat dari aksesi yang diharapkan Sumber koleksi materi. Skema kode dapat digunakan pada dua tingkat yang berbeda baik menggunakan kode umum seperti 10, 20, 30, 40 atau menggunakan kode spesifik seperti 11, 12, dan seterusnya.
7
10) Habitat liar 11) Hutan 12) Lahan semak 13) Padang rumput 14) Padang pasir 15) Habitat perairan 20) Lahan Pertanian atau habitat budidaya 21) Tegal 22) Kebun 23) Halaman belakang rumah, kebun rumah (sekitar perkotaan atau pedesaan) 24) Padang tandus 25) Padang rumput 26) Gudang penyimpanan hasil pertanian 27) Lantai penumbuk 28) Taman 30) Pasar atau toko 40) Institusi, kebun percobaan, organisasi penelitian, bank gen 50) Perusahaan benih 60) Habitat ditumbuhi gulma/tanaman pengganggu, habitat terganggu 61) Tepi jalan 62) Lahan marginal 99) Lain-lain (dimasukkan dalam keterangan 2.23) 2.15 Kode Status Sampel : Skema kode dapat digunakan pada tiga level yang berbeda baik menggunakan kode umum seperti 100, 200, 300, 400 atau menggunakan kode yang lebih spesifik seperti 110, 120, dan seterusnya. 100) Kerabat liar 110) Alamiah 120) Semi-alamiah/liar 200) Kerabat gulma 300) Kultivar tradisional/landrace 400) Materi pemuliaan/penelitian 410) Galur pemulia 411) Populasi sintetik 412) Hibrida 413) Populasi dasar 414) Inbrida (tetua dari kultivar hibrida) 415) Populasi bersegregasi
8
420) Mutant/stok genetik 500) Kultivar lanjut 999) Lain-lain (dimasukkan dalam ketarangan 2.23) 2.16 Kode status 1. Koleksi Kerja 2. Koleksi Dasar 2.17 Jumlah tanaman sebagai sample 2.18 Sejarah penemuan tanaman 2.19 Karakteristik budaya Apakah ada kaitan dengan kebiasaan penduduk setempat (tabu, takhayul, dll) 0 = tidak 1 = ya 2.20 Cekaman lingkungan yang dihadap Informasi utama yang berkaitan dengan cekaman biotik (hama dan penyakit), abiotik (kekeringan, salinitas, suhu). Jika indeksing pernah dilakukan catat dalam 2.23 keterangan 2.21 Gambar foto Apakah gambar/foto diambil sebagai bahan dokumentasi? Jika ya, beri identitas gambar untuk mengenali suatu aksesi, dan dicatat dalam 2.23 Keterangan 0 = tidak 1 = ya 2.22 Spesimen Herbarium Apakah dikoleksi dalam bentuk herbarium? Jika ya, beri nomor identitas aksesi 0 = tidak 1 = ya 2.23 Keterangan Keterangan yang ditambahkan untuk deskriptor dengan nilai 99 atau 999 atau lainnya
9
PENGELOLAAN 3. DESKRIPSI PENGELOLAAN 3.1 Nomor aksesi (Paspor 1.1) 3.2 Tempat/alamat penyimpanan Bangunan, ruangan, lokasi penyimpanan medium atau jangka panjang 3.3 Bentuk Penyimpanan Koleksi Jika plasma nutfah dikelola pada tipe penyimpanan yang berbeda, ditulis dua kode (dipisahkan oleh “;”). (Mengacu pada FAO/IPGRI Genebank Standards 1994 untuk tipe penyimpanan) 10) Koleksi biji 11) Jangka pendek 12) Jangka menengah 13) Jangka panjang 20) Koleksi di lapang 30) Koleksi in-vitro (pertumbuhan lambat) 40) Koleksi dengan penyimpanan suhu dingin 99) Lainnya (dimasukkan dalam keterangan 3.18) 3.4 Jumlah/ukuran aksesi Tergantung pada jenis koleksi/tanaman Jumlah biji per aksesi yang sesuai dalam bank gen Jumlah tanaman per aksesi yang sesuai dalam bank gen Jumlah stek, bulb yang disimpan Berat biji 3.5 Tanggal akuisisi Tanggal aksesi masuk dalam koleksi (DDMMYYYY) (MCPD) 3.6 Lokasi safety duplication Jika ada lokasi untuk safety duplication catat kode isntitusi dimana aksesi di simpan. 3.7 Tanggal multiplikasi/regenerasi/rejuvenasi (DDMMYYYY) 3.8 Tanggal multiplikasi/regenerasi/rejuvenasi berikutnya (DDMMYYYY) Tanggal akan dilakukan multiplikasi/regenerasi/rejuvenasi berikutnya harus dilakukan 3.9 Konservasi in-vitro 3.9.1 Tipe sumber eksplan/metode 1 biji atau embrio sigotik 2 Meristem 3 Shoot tip 4 embrio somatik 5 organ lain melalui kalus atau kultur suspensi 10
99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18) 3.9.2 Tanggal dilakukan konservasi in vitro [YYYYMMDD] 3.9.3 Tipe materi yang disub kultur 1 tunas apical atau samping/aksilar 2 embrio somatik 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18) 3.9.4 Proses regenerasi 1 Organogenesis 2 embryogenesis somatis 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18) 3.9.5 Jumlah individu yang dikonservasi in vitro 3.9.6 Jumlah ulangan per genotipe 3.9.7 Tanggal sub kultur terakhir [DDMMYYYY] 3.9.8 Media yang digunakan dalam sub kultur 3.9.9 jumlah tanaman sub kultur terakhir 3.9.10 Lokasi penyimpanan setelah sub kultur terakhir 3.9.11 Tanggal sub kultur selanjutnya [DDMMYYYY] 3.10 Penyimpanan suhu beku (Cryopreservation) 3.10.1 Ttipe materi untuk penyimpanan suhu beku 1 biji 2 tunas apical dan samping/aksilar 3 embrio somatik 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18) 3.17.2 Tanggal perlakuan dengan nitrogen cair [DDMMYYYY] 3.17.3 Jumlah sample yang di beri perlakuan nitrogen cair 3.17.4 Tanggal/periode akhir perlakuan suhu beku DMMYYYY] 3.17.5 Jumlah sample yang diambil dari nitrogen cair 3.17.6 Tipe materi yang disub kultur untuk pemulihan/recovery (setelah perlakuan nitrogen cair) 1 biji 2 tunas apical dan samping/aksilar 3 embrio somatik 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18) 3.17.7 Proses regenerasi 1 Organogenesis 2 embryogenesis somatis 99 lainnya (catat dalam keterangan 3.18) 3.17.8 Jumlah sample yang di pulihkan 3.17.9 Lokasi setelah sub kultur terakhir/regenerasi 3.18 Keterangan Informasi tambahan yang berhubungan dengan pengelolaan aksesi
11
4. DESKRIPSI MULTIPLIKASI/REJUVENASI/REGENERASI 4.1 Nomor Aksesi (Paspor 1.1) 4.2 Lingkungan multiplikasi/regenerasi 1 Lapangan 2 Screenhouse 3 Glasshouse 4 Laboratorium 99 lainnya (catat dalam keterangan 4.17) 4.3 Nama orang yang melakukan multiplikasi/regenerasi Nama dan alamat orang yang melakukan proses multiplikasi/regenerasi 4.4 Cara perkembangbiakan/perbanyakan 1 Biji 2 Setek 3 Kultur in vitro 4.5 Media untuk perbanyakan 4.6 Persentase berkecambah [%] Untuk aksesi yang diperbanyak dengan biji 4.7 Persentase setek/eksplan berakar dan yang menjadi planlet [%] Untuk aksesi yang diperbanyak secara vegetatif 4.8 Jumlah biji/setek/eksplan yang digunakan untuk setiap regenerasi 4.9 Budidaya tanaman 4.9.1 Tanggal tanam/perbanyakan vegetatif [DMMYYYY] 4.9.2 Tanggal Transplanting [DMMYYYY] 4.9.3 Tanggal panen [DMMYYYY] 4.9.4 Irigasi Berapa frekuensi dilakukan pengairan/penyiraman 4.9.5 Dosis/konsentrasi pemupukan [g/l/m2] 4.10 Tipe polinasi 1 buatan/artifisial 2 alam 3 keduanya 4.11 Metode polinasi 1 Self-pollinated (> 80%) 2 Intermediate (60 - 80%) 3 Cross-pollinated (< 60%) 4.12 viabilitas polen 3 rendah 5 intermediate 7 tinggi 4.13 Kegiatan multiplikasi/regenerasi 4.13.1 Lokasi 4.13.2 Tanggal [DMMYYYY] 4.14 Tanggal multiplikasi/regenerasi terakhir [DMMYYYY] 4.15 Berapa kali aksesi diregenerasi Sejak tanggal akuisisi 4.16 Kultivar standar yang digunakan untuk multiplikasi/regenerasi
12
Kultivar lain di tambahkan, jika perlu 4.16.1 kultivar 1 4.16.2 kultivar 2 4.17 Pertukaran/pengalihan Semua aktivitas kerjasama pertukaran/pengalihan materi plasma nutfah 4.17.1 Ketersediaan untuk pertukaran/pengalihan 0 = tidak 1 = ya 4.17.2 Jumlah yang dipertukarkan/dialihkan 4.17.3 Prosedur pertukaran/pengalihan Menjelaskan prosedur pertukaran/pengalihan 4.18 Keterangan Informasi tambahan yang berhubungan dengan multiplikasi/regenerasi aksesi
13
LINGKUNGAN DAN TEMPAT KOLEKSI 5. DESKRIPSI LOKASI KOLEKSI/KARAKTERISASI DAN PRAEVALUASI 5.1 Negara tempat karakterisasi/praevaluasi (lihat penjelasak dalam descriptor 2.6) 5.2 Tempat 5.2.1 Garis lintang 5.2.2 Garis bujur 5.2.3 Ketinggian tempat [m dpl] 5.2.4 Nama dan alamat kebun/institusi 5.3 nama dan alamat evaluator/kurator 5.4 Tanggal tanam [DDMMYYYY] 5.5 Tanggal panen [DDMMYYYY] 5.6 Lingkungan tempat praevaluasi Lingkungan tempat praevaluasi dilakukan 1 Kebun/lapang 2 Screenhouse 3 Greenhouse 4 Laboratorium 99 Lainnya (catat dalam keterangan 5.8) 5.7 Lingkungan tempat karakterisasi Gunakan descriptor 6.1.1 to 6.1.5 dalam seksi 6 5.8 Keterangan Inormasi lain yang berhubungan lokasi
14
KARAKTERISASI Karakterisasi berikut merupakan karakterisasi yang bersifat umum dan belum tersusun dengan penentuan skor. Deskriptor dan penentuan skor disajikan pada Tabel 1. Penentuan skor mengacu pada test guideline UPOV untuk anggrek. Minimum deskriptor (Tabel 2) ditentukan berdasarkan kebutuhan praktis, sedangkan deskriptor selain deskriptor minimum merupakan deskriptor tambahan/pilihan yang dapat dimasukkan apabila diperlukan. 7. Deskripsi Tanaman 7.1 Keragaan umum tanaman 7.1.1. Tipe pertumbuhan (Gambar 1) 1. Monopodial (memiliki satu batang utama yang tumbuh terus ke atas tanpa batas) 2. Sympodial (memiliki ujung batang yang terbatas)
1
2 Gambar 1. Tipe pertumbuhan
7.1.2 Penampang melintang daun (Gambar 2) 1. 2. 3. 4.
Teret / pesil Bilaterarly compressed (zigomorf/tipe simetri ditekan) Plicate (berlipatan) Conduplicate (tidak rangkap)
1
2
3
4
Gambar 2. Penampang melintang daun (Chan et al., 1994)
15
7.1.3 Tipe tonjolan/callus pada bibir (Gambar 3) 1. 2. 3.
Lamellate/dilengkapi dengan lempengan Complex/komplek Simple/sederhana
1
2
3
Gambar 3. Tipe tonjolan/callus pada bibir (Chan et al. 1994) 7.1.4 Spur (taji): tempat nektar atau sari bunga yang berbentuk pipa (Gambar 4)
1=Tidak ada 9=Ada Gambar 4. Spur (Holtum, 1964) 7.1.5 Jumlah polinia 1. dua 2. empat 3. delapan 7.1.6 Posisi pembungaan (Gambar 5) 1. 2. 3.
Pangkal/sisi pseudobulb Sisi/di antara dua ketiak daun Pucuk
1
2
3
Gambar 5. Posisi pembungaan (Chan et al., 1994)
16
7.2 Pseudobulb (pseudes = palsu, bulbus = umbi)/umbi semu 7.2.1. Bentuk penampang bujur pseudobulb (Gambar 6) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
linear/berbentuk pita/lurus lanceolate/berbentuk manset/mata lembing oblong/lonjong elliptic/jorong circular/bulat ovate/bulat telur
1
2
3
4
5
6
Gambar 6. Bentuk pseudobulb 7.2.2 Bentuk penampang melintang pseudobulb 1. 2.
elliptic/jorong, bujur telur, oval circular/bulat
1 2 Gambar 7. penampang melintang pseudobulb 7.2.3 Ukuran pseudobulb 1. sangat kecil 3. kecil 5. sedang 7. besar 9. sangat besar 7.3 Daun 7.3.1 Bentuk daun (Gambar 8) 1. subulate/berbentuk jarum 2. linear/berbentuk pita/lurus 3. oblong/lonjong 4. eliptic/jorong/bujur telur 5. spathulate/berbentuk sendok
17
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
lanceolate/berbentuk lanset/mata lembing oblanceolate/berbentuk lanset sungsang/kebalikan lanset ovate/bulat telur obovate/bulat telur sungsang trullate/berbentuk sekop cordate/berbentuk jantung triangular/segitiga sagittate/berbentuk panah hastate/mata tombak
1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Gambar 8. Bentuk daun (Chen et al., 1994) 7.3.2 Bentuk ujung daun (Gambar 9) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
1
acute/lancip/menajam ke ujung acuminate/meruncing dengan sisi-sisi yang tajam apiculate/berujung runcing mucronate/berujung suntih dangkal bertulang runcing obtuse/tumpul truncate/bentuk pepat/memotong retuse/romping/tumpul bertakik sedikit emarginated/terkoyak, ujung membelah tridentate/bergigi tiga praemorse/bergerigi setose/berbentuk sikat caudate/berekor
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gambar 9. Bentuk ujung daun (Chen et al., 1994) 7.3.3 Susunan daun (Gambar 10) 1. convolute/tergulung bersama 2. duplicate/rangkap
18
1
2
Gambar 10. Susunan daun 7.3.4. Bentuk tepi daun (Gambar 11) 1. entire/mengutuh 2. undulate/mengombak 3. sinuate/berliuk 4. angulate/menyudut/bersegi 5. crenate/beringgitan 6. erose/terkerkah 7. dentate/bergerigi 8. serrate/menggergaji 9. doubly serrate/benggergaji ganda 10. fimbriate/berjumbai 11. ciliate/kelijak, seperti bulu mata 12. crispate/mMengeriting
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gambar 11. Bentuk tepi daun (Chen et al., 1994) 7.3.5. Tekstur permukaan daun (Gambar 12) 1. glabrous/gundul 2. pilose/tertutup bulu-bulu halus jarang-jarang 3. hirsute/tertutup bulu-bulu panjang yang agak kaku 4. woolly/seperti wol 5. farinose/seperti tepung 6. verrucose/permukaan tidak teratur 7. rugulose/berkeriput papillose/seperti papila 8.
19
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 7. Tekstur permukaan daun 7.3.6 Simetri daun (Gambar 13) 1. simetri 2. tidak simetri
1
2 Gambar 13. Bentuk simetri ujung daun
7.4 Bunga 7.4.1 Tipe pembungaan (Gambar 14) 1. 2. 3.
single flowered/berbunga tunggal/soliter cymose/perbungaan terbatas spicate/berpaku-paku/permukaan yang tertutup berjalar-jarar halus, tegak, dan mendaging racemose/raceme/tandan paniculate/malai fasciculate/berberkas/bertukal umbellate/seperti payung
4. 5. 6. 7.
1
2
3
4
5
7
Gambar 14. Tipe pembungaan
20
7.4.2. Resupinasi (berputar hampir atau lebih dari 180o ke arah porosnya) (Gambar 15) Bunga anggrek sejak mulai kuncup sampai mekar, letaknya berputar yaitu waktu kuncup menghadap ke atas, namun setelah mekar menghadap ke bawah atau ke samping. 1. 2.
nonresupinat resupinat
Nonresupinat/tidak Resupinat/terpuntir t ti Gambar 15. Resupinasi/perpuntiran 7.4.3 Perhiasan bunga (Gambar 16) Terdiri atas 3 sepal dorsal, 2 petal, 1 bibir
3
2
Panjang bunga
1 3
4
Keterangan: 1. Sepal dorsal 2. Sepal lateral 3. Petal 4. Bibir
2
Lebar bunga Gambar 16. Perhiasan bunga 7.4.4
Bentuk bunga (Gambar 17) 1. 2. 3. 4.
Bulat (saling menumpang antara sepal dan petal) Bintang Keriting bertanduk 21
1
2
3
4
Gambar 17. Bentuk bunga 7.4.5
1
Bentuk sepal dorsal dan lateral (Gambar 18) 1. lanceolate/berbentuk lanset/mata lembing 2. linear/berbentuk pita/lurus 3. oblong/lonjong 4. elliptic/jorong panjang/bujur telur/oval 5. transverse elliptic/jorong pendek 6. spatulate/seperti sendok 7. obovate/bulat telur sungsang 8. ovate/bulat telur 9. circular/agak bulat
2
3
4
5
6
7
8
9
Gambar 18. Bentul sepal dorsal dan lateral 7.4.6 Bentuk petal (Gambar 19) 1. linear/berbentuk pita/lurus 2. oblong/lonjong 3. elliptic/jorong, bujur telur, oval 4. rhombic/seperti belah ketupat 5. obovate/bulat telur sungsang 6. spathulate/berbentuk sendok 7. ovate/bulat elur 8. semi-circular/agak membulat
22
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 19. Bentuk petal 7.4.7
1
Bentuk ujung sepal dan petal (Gambar 20) 1. acute/lancip/menajam ke ujung 2. acuminate/meruncing dengan sisi-sisi yang tajam 3. apiculate/berujung runcing 4. mucronate/berujung suntih dangkal bertulang runcing 5. obtuse/tumpul 6. truncate/bentuk pepat/memotong 7. retuse/romping/tumpul bertakik sedikit 8. emarginated/terkoyak, ujung membelah 9. tridentate/bergigi tiga 10. praemorse/bergerigi 11. setose/berbentuk sikat 12. caudate/berekor
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 1
Gambar 20. bentuk ujung sepal dan petal 7.4.8
Penampang melintang dan membujur sepal dan petal (Gambar 21) 1. concave/incurving/cembung 2. straight/datar 3. convex/recurving/cekung
1
2
3
Gambar 21. Penampang melintang sepal dan petal
23
9.4.9
Labellum (bibir) (Gambar 21)
Bumb and ridge/ tonjolan pada keeping tengah Terdiri atas: keping sisi/side lobe/lateral lobe sungut/whiskers keping tengah/mid lobe/apical lobe kalus/callus Gambar 21. bibir (TG 213-UPOV) 7.4.10 Letak lekuk bibir (Gambar 22) 1. Lekuk di ujung 2. Lekuk di pangkal 3. Lekuk di tengah
1
2
3
Gambar 22. Letak lekuk bibir (Chen et al., 1994)
24
7.4.11 Penampang melintang bibir (Gambar 23) 1.6.1 2.6.1 3.6.1 4.6.1 5.6.1 6.6.1 7.6.1
Melengkung ke dalam dengan ujung membalik Melengkung sangat dalam Melengkung agak ke dalam Datar Membalik agak dalam Membalik sangat dalam Membalik keluar dengan ujung melengkung
1
2
3
4
5
6
7
Gambar 23. Bentuk penampang melintang bibir 7.5 Keragaan khusus tanaman PHALAENOPSIS 7.5.1
Susunan petal (untuk Phalaenopsis) (Gambar 24) 1. 2. 3.
Terbuka Bersentuhan saling menumpang
1
2
3
Gambar 24. Susunan petal (TG 213-UPOV) 7.5.2
Bibir: bentuk keping tengah (Gambar 25) 1 ovate/bulat telur 2 elliptic/jorong 3 obovate/bulat telur tungsang
25
4 orbicular/bulat 5 semi-sircular/agak bulat 6 deltoid/segitiga 7 obdeltoid/segitiga terbalik 8 rhombic/belah ketupat
1
2
3
4
1 2 3 4 Gambar 25. Bentuk keeping tengah bibir Phalaenopsis (TG 213-UPOV) 7.5.3
Bibir: tipe bentuk keping sisi (Gambar 26) 1 tipe I 2 tipe II 3 tipe III 4 tipe IV 5 tipe V
Gambar 27. tipe bentuk keeping sisi bibir Phalaenopsis (TG 213-UPOV) 7.5.4
Bibir: tipe penampang keping sisi (Gambar 27) 1. tipe I 2. tipe II 3. tipe III
26
Gambar 27. tipe penampang keeping sisi bibir Phalaenopsis (TG 213-UPOV) DENDROBIUM 7.5.5 Bentuk bibir untuk aksesi yang tidak memiliki keping sisi (Gambar 28) 1. elliptic/jorong/bujur telur 2. circular/bulat 3. transverse elliptic/bulat telur melintang
Gambar 28. bentuk bibir dendrobium (TG 209-UPOV) 7.5.6 Bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi (Gambar 29) 1. Segitiga 2. Bulat telur 3. Trapezium menyempit 4. Trapezium melebar
1
2
3
4
Gambar 26. Bentuk keping sisi Dendrobium (TG 209-UPOV) 7.5.7 Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi (Gambar 27) 1. Mengginjal 2. Belah ketupat
27
3. Bulat telur melintang 4. Jorong/bujur telur
1
2
3
4
Gambar 27. Bentuk keping tengah Dendrobium (TG 209-UPOV) 7.5.8 Bagian pangkal keeping tengah overlapping (untuk varietas tanpa keping sisi) (Gambar 28)
Gambar 28. overlapping bagian pangkal keping tengah CYMBIDIUM 7.5.9 Bentuk bibir (cymbidium) (Gambar 29) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
narrow triangular/segitiga menyempit triangular/segitiga trapezium/Trapesium circular/bulat oblate/bulat telur sungsang spathulate/sendok
1
2
3
4
5
6
Gambar 29. bentuk bibir Cymbidium 7.6. Buah Bentuk buah 1. Kapsul 2. Berry 7.7 Akar 28
Tipe perakaran 1. Akar tanah 2. Akar udara 3. Akar lekat 7.8
Karakter-karakter lain/karakter kuantitatif (belum ditetapkan skala yang standar) 7.8.1 Tangkai bunga (Gambar 30) 1. Panjang tangkai bunga (cm) 2. Panjang rangkaian bunga (cm) 3. Diameter tangkai bunga (cm)
Gambar 30. Panjang tangkai bunga dan rangkaian bunga 7.8.2.Daun 1. Panjang daun: panjang daun diukur dari duduk daun sampai ujung daun (cm) 2. Lebar daun: lebar daun diukur pada bagian daun terlebar (cm) 3. Ketebalan daun: diukur menggunakan jangka sorong/caliper (mm) 7.8.3.Pseudobulb 1. Panjang pseudobulb/panjang tanaman/panjang rata-rata ang-gota rumpun (untuk simpodial) (cm) 2. Lebar pseudobulb (cm) 3. Ketebalan pseudobulb (cm) 7.8.4.Bunga 1. Panjang bunga (cm) 2. Lebar bunga (cm) 3. Panjang x lebar sepal dorsal (cm) 4. Panjang x lebar sepal lateral (cm) 5. Panjang x lebar petal (cm) 6. Jumlah kuntum
29
30
PRAEVALUASI PreliminarI evaluasi merupakan evaluasi yang terdiri atas sejumlah terbatas tambahan karakter agronomik yang diinginkan oleh pengguna untuk tanaman-tanaman tertentu. Karakterisasi fisiologis yang dilakukan oleh kurator dapat dipertimbangkan untuk membantu breeder mendapatkan data mendasar, seperti kebutuhan vernalisasi, waktu berbunga dan waktu masak, cekaman biotic dan abiotik, kandungan metabolit sekunder yang akan membantu untuk melakukan seleksi terbatas dalam stok materi pemuliaan yang potensial. 8. Ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik Kode/skor untuk ketahanan berkisar antara 1-9: 1 = sangat peka (ketahanan sangat rendah atau tidak terlihat tanda-tanda adanya ketahanan) 3 = peka (ketahanan rendah) 5 = sedang (ketahanan menengah) 7 = agak tahan (ketahanan tinggi) 9 = tahan (ketahanan sangat tinggi/imun) 99 = keterangan lain misal toleran (tanaman tercekam, tetapi masih berproduksi normal) 8.1 nomor aksesi (paspor 1.1) 8.2 Lokasi praevaluasi dikerjakan 8.2.1 nama evaluator 8.2.2 tanggal pra evaluasi (DDMMYYY) 8.3 Asal infestasi infeksi : alamiah, inokulasi lapang, laboratorium 8.4 Penyakit Nama umum organisme penyebab penyakit 8.4.1 Pythium ultimum and Phytophthora cactorum Black Rot 8.4.2 Cercospora Leaf spot 8.4.3 Pseudomonas cattleyas Bacterial Brown Spot 8.4.4 Erwinia cypripedii Brown Rot 8.4.5 Rhizoctonia Root Rot 8.4.6 Botrytis cinerea Petal Blight 8.4.7 cymbidium mosaic virus (CyMV), tobacco mosaic virus (TMV) and bean yellow mosaic 8.5 Hama 8.4.1 Scale insects 8.4.2 Mealybugs 8.4.3 Spider mites (mites) 8.4.4 Aphids 8.4.5 White fly 8.4.6 Slugs and Snails 8.6 keterangan : informasi tambahan yang berhubungan dengan hama dan penyakit 9. Penanda biokimia dan molekuler
31
9.1 isozim 9.2 Penanda biokimia lain 9.3 Penanda molekuler 9.3.1 Restriction Fragment Length Polymorphism (RLFP) 9.3.2 Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) 9.3.3 Penanda molekuler lainnya 10. Keterangan : Informasi lain yang berhubungan dengan kegiatan pra evaluasi
32
DESKRIPTOR Tabel 1. Deskriptor anggrek dengan penentuan skor setiap karakter No.
bagian tanaman
deskriptor
1
tanaman: ukuran
2
tanaman: bentuk pertumbuhan
2
3
monopodial herb bilatelarly compressed
plicate
5
Bibir: tipecallus Spur
lamellate tidak ada
6
Jumlah pollinia
dua
empat
delapan
7
Posisi pembungaan
basal
axillary
apical
8
pseudobulb: ketegakan
erect
9
pseudobulb:panjang
10 11
pseudobulb: ukuran Pseudobulb: ketebalan
14
pseudobulb: penampang membujur pseudobulb: penampang melintang Daun:panjang
15
Daun: lebar
12
16 17
Daun
13
score character 5
complex
6
sedang
7
8
9 sangat besar
besar
sympodial
terete
4
4
kecil
Daun: penampang melintang
Umum
pseudobulb
3
1 sangat kecil monopodial climbing
conduplicate
simple ada
sangat pendek sangat kecil sangat tipis
semi erect
horisontal
semi dropping
dropping
pendek
sedang
panjang
sangat panjang
kecil
sedang
besar
tipis
sedang
tebal
linier
lanceolate
oblong
elliptic
circular
angular
elliptic
circular
sangat tebal
ovate
pendek
sedang
panjang
sempit
sedang
lebar
Daun: bentuk
linear
lanceolate
oblanceolate
oblong
spathulate
ovate
obovate
elliptic
cordate
Daun: bentuk ujung
acute
acuminate
mucronate
obtuse
truncate
retuse
emarginate
praemorse
tridentate
33
18
Daun:simetri ujung
asimetris
simetris
19
Daun : tekstur permukaan
glabouse
pilose
20
Daun : susunan
convolute
duplicate
21 22
Daun : warna Daun: antosianin
23
Pembungaan: tipe
24
Tangkai bunga: ketegakan
25
hirsute
woolly
farinose
verrucose
rugulose
RHS color chart tidak ada singleflowered
ada cymose
spicate
raceme
paniculate
fasciculate
umbellate
horizontal
Tangkai bunga: diameter
kecil
sedang
semipendulous besar
26
Tangkai bunga: panjang
pendek
sedang
panjang
27
rachis: panjang Bunga :penampakan sepal dan petal Bunga : aroma/ bau
pendek
sedang
panjang
29 31 32
erect
incurving
spreading
Bunga : jumlah kuntum Bunga : lebar
sedikit sempit
sedang sedang
banyak lebar
Bunga : panjang
pendek
sedang
panjang
open
resupinasi
tidak ada
35
Satu arah
36
Arah menghadap bunga ovary: panjang
37
braktea: panjang
38
Braktea : bentuk
V
U
39
sepal: bentuk
lanceolate
linear
41 42
reflexing ada
Bunga :susunan petal
40
touching
overlapping ada
Dua arah
Segala arah pendek
sepal: panjang
oblong
sedang
elliptic
pendek sempit
sepal: lebar sepal: bentuk ujung
pendulous
tidak ada
34
sepal
33
Bunga
30
Pembungaan
semi-erect
28
papilose
acute
acuminate
mucronate
Transverse elliptic sedang sedang
obtuse
panjang
spathulate
obovate
ovate
circular
panjang lebar
truncate
34
43
sepal: penampang melintang
concave
flat
convex
44
Dorsal sepal: corak warna
even
shaded
edged
45
Dorsal sepal: : warna dasar
RHS color chart
46
Dorsal sepal:: warna sekunder
RHS color chart
47
Lateral sepal: corak warna
48
Lateral sepal:: warna dasar
RHS color chart
49
Lateral sepal: warna sekunder
RHS color chart
50
petal: bentuk
55
linear
acute cembung
shaded
edged
ovate
elliptic
acuminate flat
pendek sempit mucronate cekung
petal: perpuntiran
netted
striped
netted
spotted
shaded and striped
striped and spotted
edged and striped
spotted
shaded and striped
striped and spotted
edged and striped
semicircular
spathulate
oblong
obovate
rhombic
panjang lebar
obtuse
sedang sedang truncate sedang
kuat
lemah Lebih dari tiga
petal: jumlah warna
satu
dua
tiga
57
Petal:corak warna
even
shaded
edged
58
Petal:warna dasar
RHS color chart
59
Petal:warna sekunder
RHS color chart
60
mid lobe: panjang
pendek
sedang
panjang
61
mid lobe: lebar Untuk Phalaenopsisada tidaknya whiskers (sungut)
sempit
sedang
lebar
62 63
Bibir
56
petal: panjang petal: lebar sepal: bentuk ujung petal: penampang nmelintang Petal
51 52 53 54
even
striped
Ada tidaknya side lobe
striped
netted
spotted
shaded and striped
striped and spotted
edged and striped
tidak ada
ada
tidak ada
ada
35
Untuk Dendrobium: untuk varietas tanpa side lobe: bentuk bibir Untuk Dendrobium: untuk varietas yang memiliki side lobe :bentuk side lobe Untuk Dendrobium:: untuk varietas yang memiliki side lobe:bentuk mid lobe Untuk Phalenopsis: bentuk mid lobe
64 65 66 67 68
Untuk Cymbidium: bentuk bibir
elliptic
circular
transverse elliptic
triangular
ovate
narrow trapezoid
borad trapezoid
reniform
rhombic
transverse elliptic
elliptic
obdeltoid
ovate
elliptic
obovate
orbocular
rhombic
norrow triangular
triangular
trapezium
circular
oblate
spathulate
72 73
Bibir:bump and ridge pada mid lobe Untuk Phalaenopsis: Bibir: bentuk side lobe Untuk Phalaenopsis: Bibir:tipe kurvatur side lobe Bibir: corak mid lobe Bibir:warna dasar mid lobe
74
Bibir: warna corak mid lobe
75
Bibir:corak side lobe
76
Bibir:warna dasar side lobe
RHS color chart
77
Bibir:warna corak side lobe
RHS color chart
78
Bibir: ada tidaknya callus
79
Bibir: letak lekuk
80
akar: color
RHS color chart
akar: color of apex
RHS color chart
69 70
Buah
81 82 83 84 85
Akar
71
akar: tipe akar buah: tipe buah: diameter buah: panjang
deltoid
semicircular
tidak ada
ada
type I
type II
type III
type I
type II
type III
even
shaded
edged
type IV
type V
striped
netted RHS color chart
spotted
RHS color chart even
shaded
edged
striped
netted
spotted
tidak ada
ada pangkal
Akar udara capsul
tengah
ujung
Akar tanah berry sempit pendek
sedang sedang
lebar panjang
36
Tabel 2. Minimum descriptor list Deskriptor 2
Keterangan
tanaman: bentuk pertumbuhan
3
Daun: penampang melintang
4
Bibir: tipecallus
8
pseudobulb: ketegakan
16
Daun : bentuk
23
Tipe pembungaan
24
Tangkai ketegakan
bunga
:
25
Tangkai bunga : diameter
*Skala numerik (cm)
26
Tangkai bunga : panjang
*Skala numerik (cm)
27
Rachis : panjang
*Skala numerik (cm)
28
Bunga: penampakan sepal dan petal
30
Bunga : jumlah kuntum
*Skala numerik
Skor/skala
Varietas standard
1 = monopodial climbing 2 = monopodial herb 3 = sympodial 1 = terete 2 = bilateraly compressed 3 = plicate 4 = conduplicate 1 = lamellate 2 = complex 3 = simple 1 = tegak 3 = semi tegak 5 = horisontal 7 = semi menggantung 9 = mengaantung 1 = linier 2 = lanceolate 3 = oblanceolate 4 = ovlong 5 = truncate 6 = retuse 7 = emarginated 8 = praemorse 9 =tridentate 1 = single-flowered 2 = cymose 3 = spicate 4 = raceme 5 = paniculate 6 = fasciculate 7 = umbellate 1 = tegak 3 = semi tegak 5 = horisontal 7 = semi menggantung 9 = menggantung
Aranthera James Storii Vanda ; Phalaenopsis Dendrobium; Cymbidium Vanda; Luisia Spathoglottis Vanda tricolor Vanda Phalaenopsis Dendrobium; Cymbidium
Paphiopedillum
Bulbophyllum Doritis
Cymbidium finlaysonianum
3 = kecil 5 = sedang 7 = besar 3 = kecil 5 = sedang 7 = panjang 3 = kecil 5 = sedang 7 = panjang 1 = Incurving 2 = spreading 3 = reflexing 3 = sedikit 5 = sedang 7 = banyak
37
31
Bunga : lebar
*Skala numerik (cm)
39
sepal: bentuk
43
sepal: melintang
44
Dorsal warna
47
lateral warna
50
petal: bentuk
55
petal: perpuntiran
57
Petal:corak warna
58 59
Petal:warna dasar Petal:warna sekunder
penampang
sepal:
sepal
corak
:
corak
3 = sempit 5 = sedang 7 = lebar 1 = lanceolate 2 = linear 3 = oblong 4 = elliptic 5 = transverse elliptic 6 = spatulate 7 = obovate 8 = ovate 9 = circular 1 = cembung 2 = datar 3 = cekung 1 = even/merata 2 = shaded/bercorak 3 = edged/bertepi 4 = striped/bergaris 5 = netted/berjaring 6 = spoted/berbintik 7 = shaded and striped 8 = striped and spotted 9 = edged and striped 1 = even/merata 2 = shaded/bercorak 3 = edged/bertepi 4 = striped/bergaris 5 = netted/berjaring 6 = spoted/berbintik 7 = shaded and striped 8 = striped and spotted 9 = edged and striped 1 = linier 2 = ovate 3 = elliptic 4 = oboovate 5 = rhombic 6 = semi circular 7 = spathulat 8= oblong 3 = lemah 5 = sedang 7 = kuat 1 = even/merata 2 = shaded/bercorak 3 = edged/bertepi 4 = striped/bergaris 5 = netted/berjaring 6 = spoted/berbintik 7 = shaded and striped 8 = striped and spotted 9 = edged and striped RHS color chart RHS color chart
Spathoglottis ungiculata
38
73 76
Bibir:warna dasar mid lobe Bibir:warna dasar side lobe
Keterangan :
RHS color chart RHS color chart
* lebih jauh akan ditransfer ke dalam skala (1-9) berdasarkan varietas standar DAFTAR PUSTAKA
Alercia, A., S. Diulgheroff and T. Metz. 2001. List of Multicrop Passport Descriptors. FAO (Food and Agricultural Organization of the United Nations)/IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute) (http:/www.ipgri.cgiar.org) Anonim. 1999. TG/164/3. Guidelines For The Conduct Test For Distinckness, Uniformity and Stability of Cymbidium. International Union for The Protection of New Varieties of Plants UPOV. Anonim. 2003. TG/PHALAE (proj.2). Draft Guidelines For The Conduct Test For Distinckness, Uniformity and Stability of Phalaenopsis. International Union for The Protection of New Varieties of Plants UPOV. Anonim. 2003. TG/209/1. Guidelines For The Conduct Test For Distinckness, Uniformity and Stability of Dendrobium. International Union for The Protection of New Varieties of Plants UPOV. Bechtel, H., P. Cribb, and E. Launert. 1981. The Manual of Cultivated Orchid Species. Blanford Press. Poole Dorset U.K. 444 p. Hintum Th.J.L. van and Th. Hazekamp (Eds.). (1993). CGN Genebank Protocol. Agricultural Research Departement (DLO-NL) Centre for Genetic Resources, The Netherlands. 51 p. Holtum, R.E. 1972. Flora of Malaya. Vol. I Orchid. Gov. Printing Office. Singapore. 759 p. Mudjo Indo, A.B.D. 1986. Kamus Anggrek P.T Penebar Swadaya. 193 hlm. Painting, K.A., M.C. Perry, R.A. Denning, and W.G. Ayad. (1993). Giuidebook for genetic resources documentation. IBGRI, Rome. In S.P. Kell and N. Maxted (2003). Orchid conservation data: Management access and use. In K.W. Dixon, S.Ps Kell, R.L. Barrett, and P.J. Cribb (Eds.) 2003. Orchid Conservation. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinibalu, Sabah. p. 329-346.
39