Defina (revisi Bab I).docx

  • Uploaded by: defina
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Defina (revisi Bab I).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 342
  • Pages: 1
Pria memiliki faktor resiko lebih besar mengalami atherosklerosis dibandingkan wanita dikarenakan hormon reproduksi estrogen endogen pada wanita memiliki peran memberikan efek perlindungan terhadap pembuluh darah. Selain itu, obesitas juga menjadi faktor resiko untuk terjadi aterosklerosis. Hal ini dikarenakan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) akibat peningkatan asam lemak pada seseorang dengan obesitas (Dewi, 2007). ROS yang meningkat menyebabkan disfungi endotel (Yuliani dkk, 2014). Selain kadar ROS yang tinggi, orang dengan obesitas juga cenderung memiliki kadar LDL yang tinggi akibat konsumsi terlalu banyak makan makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Adanya LDL yang tinggi dalam tubuh disertai dengan disfungsi endothel menyebabkan LDL bisa menerobos ke lapisan intima pembuluh darah (Insull, 2009). Hal ini merupakan cikal bakal dari proses patofisiologi aterosklerosis. Obesitas memiliki resiko untuk terjadi resistensi insulin akibat ketidakseimbangan suplai dan pemakaian glukosa dalam tubuh sehingga obese sangat berkaitan dengan diabetes mellitus tipe 2. Salah satu komplikasi dari diabetes mellitus tipe 2 adalah aterosklerosis. Penderita diabetes mellitus tipe 2 memiliki koagubilitas darah yang tinggi akibat adanya peningkatan plasminogen activator inhibitor 1 (PAI-1) dan peningkatan kemampuan agregasi trombosit (Fitantra, 2011). PAI-1 ini merupakan salah satu indikator adanya disfungsi endothel dan aterosklerosis yang diekspresikan oleh adiposit (Dewi, 2007). Selain itu, rasio SGOT/ SGPT dapat naik pada kondisi aterosklerosis (Setorki, 2010). Namun, kondisi aterosklerosis akibat stress oksidatif ternyata bisa dikendalikan dengan penambahan IGF-1 karena IGF-1 mempunyai peran sebagai anti-aging akibat stress oksidatif serta menstabilkan plak aterosklerotik (Higashi, 2012). Dapus Dewi, M. 2007. Resistensi Insulin Terkait Obesitas : Mekanisme Endokrin dan Intrinsik Sel. Jurnal Gizi dan Pangan. Hal 49-54. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=5320&val=199 Insull, William. 2009. The Pathology of Atherosclerosis: Plaque Development and Plaque Responses to Medical Treatment. Jurnal AMJMED Volume 122, Issue 1, Supplement, Pages S3–S14. Available at : http://www.amjmed.com/article/S0002-9343(08)010176/fulltext Fitantra, JB. 2011. Diabetes Sebagai Faktor Resiko Aterosklerosis. Available at: http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/kardiovaskular/diabetes-sebagai-faktorresiko-aterosklerosis/ Setorki, M, dkk. 2010. Acute effects of vinegar intake on some biochemical risk factors of atherosclerosis in hypercholesterolemic rabbits . Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2837006/ Higashi, Y, dkk. 2012. Aging, Atherosclerosis, and IGF-1. The Journals of Gerontology Series A Biological Sciences and Medical Sciences 67(6):626-39. Available at : https://www.researchgate.net/publication/223973394_Aging_Atherosclerosis_and_IGF-1

Related Documents


More Documents from "Rudy Hs"