Critical Review Csr Fixxx.docx

  • Uploaded by: Emy utari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Critical Review Csr Fixxx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,489
  • Pages: 6
CRITICAL REVIEW JUDUL

PENULIS

PRAKTIK PUBLIC RELATION DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM PERUBAHAN SOSIAL GLOBAL RINA JUWITA

JURNAL

JURNAL INTERAKSI VOLUME 5 NOMOR 2 JUNI 2016

REVIEWER/NIM

NURHIDAYANTI/ 90400115094

Hasil penelitian dalam jurnal ini mengemukakan bahwa praktik corporate social responsibility telah diterapkan di beberapa perusahaan, namun terdapat dugaan bahwa CSR hanya sekedar “kosmetik” atau sekedar untuk mendapatkan legitimasi semata yang dapat mempengaruhi opini publik tentang perusahaan. Perusahaan menerapkan CSR hanya untuk mencari keuntungan semata. CSR di Indonesia sendiri diimplementasikan dalam berbagai bentuk program. Program tersebut ditujukan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Hal ini didukung oleh penelitian Santoso (2016) yang menyatakan bahwa fokus utama dari seluruh kegiatan perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga saham setinggi-tingginya, baik secara langsung maupun tidak langsung serta dipandang sebagai suatu keharusan untuk membangun citra perusahaan yang baik dan terpercaya. Hal ini sejalan dengan penelitian Lindawati dan Puspita (2015) yang menyatakan pengungkapan CSR memberikan manfaat jangka panjang serta manager dituntut untuk mengungkapkan informasi sosial dalam rangka meningkatkan image perusahaan, sekaligus memenuhi peraturan yang berlaku. Hal ini bertentangan dengan penelitian Siregar (2015) yang menyatakan bahwa CSR dilakukan bukan hanya untuk mengejar keuntungan yang aktivitasnya mengandung unsur riba, melainkan dengan praktik yang diperintahkan Allah berupa zakat, sedekah, infak, dan wakaf. Penelitian ini didukung oleh Satrio (2015) yang menyatakan bahwa CSR sebenarnya pengalaman tentang ajaran islam yang menganjurkan kepada manusia untuk membina hubungan yang harmonis kepada Allah SWT, dengan sesama manusia dan lingkungannya. Beberapa

hambatan

yang

menjadikan

perusahaan

tidak

mampu

mengimplementasikan CSR secara utuh seringkali berasal dari lingkungan eksternal dan dan sistem internal. Kurangnya pemahaman mengenai CSR menjadi hambatan utama dalam membangun pemahaman antara bisnis, pemerintah, dan masyarakat. Hal ini

didukung oleh Aprianthiny (2015) yang menyatakan bahwa kurangnya kerjasama dan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, sehingga perusahaan dituntut lebih bertanggungjawab atas lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan. Begitupula, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kegiatan industri sehingga, industri terkesan tidak memberikan manfaat langsung terhadap perbaikan kehidupan masyarakat di sekitar wilayah usaha tersebut beroperasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Darmawati (2014) yang menyatakan bahwa terdapat banyak permasalahan sosial dan perusahaan bertanggungjawab untuk menyelesaikannya. Bisnis membutuhkan berbagai sumber daya alam untuk kelangsungan usaha, sehingga perusahaan bertanggungjawab untuk memeliharanya. Islam menganggap bisnis sebagai entitas yang kewajibannya terpisah dari pemiliknya. Dengan demikian, adanya CSR ini di berpotensi mengembangkan kemauan baik perusahaan dengan meminimalisir segala hambatan yang menjadi ancaman. Globalisasi memainkan peran yang signifikan sebagai katalis gerakan CSR. Hal ini tidaklah mengherankan dimana perusahaan multinasional sebagai pendukung mengingat ada banyaknya hal yang dipertaruhkan untuk keberlangsungan perusahaan mereka. Corporate social responsibility berasal dari sistem liberal di negara-negara barat namun gerakan CSR telah berkembang menjadi sebuah gerakan global yag melibatkan berbagai sektor seperti bisnis, pemerintah, LSM bahkan publik secara luas. Penelitian ini sejalan dengan Awuy et al. (2016) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah salah satu faktor yang menunjukkan bahwa CSR menjadi sesuatu yang penting. Kesadaran stakeholder akan pentingnya pembangunan keberlanjutan yang dilakukan oleh perusahaan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan kegiatan CSR yang dilakukan. Hal ini didukung dengan penelitian Subhilhar dan Nasution (2006) yang menyatakan dalam konteks islam bahwa kehadiran globalisasi akan membawa perbaikan terutama pada manusia . Globalisasi yang bersifat kompetitif mendorong umat untuk berupaya secara sistematik untuk memproses pembangunan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas baik secara intelektual maupun moral. Globalisasi sangat menekankan adanya skema perdagangan yang membawa manusia pada pekerjaan yang lebih baik. Hal ini berbeda dengan penelitian Claudia (2014) menyatakan bahwa pelaporan CSR tidak lagi bersumber pada keunggulan kompetitif bagi dunia global dikarenakan adanya tekanan dan kendala yang datang dari kelompok-kelompok yang terlibat seperti stakeholders,

konsumen, LSM dan badana regulasi. Dengan demikian, hadirnya public relations merupakan kebijakan yang tepat yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah CSR. Konsep public relations sangat tepat untuk menangani masalah tanggung jawab sosial (CSR) yang mengikat perusahaan dikarenakan mereka dilatih untuk melihat baik itu dari sudut pandang perusahaan maupun publik serta menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan kepentingan publik. Tujuan praktisi public relations untuk membangun kesadaran korporasi, kesadaran sosial, atau kesadaran emosional. Hal ini didukung oleh penelitian Rahadhini (2010) yang menyatakan bahwa public relations mempunyai peran penting baik secara internal maupun eksternal, public relations ikut terlibat dalam membangun citra perusahaan. Public relations dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan saling pengertian antara perusahaan dengan publik. Hal ini sejalan dengan penelitian Januwardin (2015) yang mengemukakan bahwa public relations terjadi karena keadaan problematika dan sebagai penghubung antara kepentingan perusahaan dan kepentingan pemangku kepentingan. Public relations juga melakukan komunikasi antara pihak internal dan eksternal terkait kelancaran kegiatan CSR. Hal ini didukung dengan penelitian Rahmawati (2014) yang menyatakan bahwa public relations dalam konteks islam dapat dikatakan sebagai dakwah pengenalan islam yang menyampaikan berbagai informasi dengan jujur dan benar, serta dalam penyampaiannya lemah lembut dan tidak berkata kasar. Namun, hal ini berbeda dengan penelitian Ishak (2012) yang menyatakan bahwa public relations hanya sekedar pelengkap dan pajangan perusahaan semata serta ikut terlibat dalam membangun citra perusahaan. Perkembangan corporate social responsibility semakin menguat setelah adanya UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan yang bidang usahanya terkait bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan (Samsiyah et al., 2013). Tujuan dari CSR adalah untuk merangkul tangung jawab atas tindakan perusahaan dan mendorong dampak positif melalui berbagai kegiatan terhadap lingkungan dan meliputi masyarakat. Corporate Social Responsibility berfokus pada kepentingan publik dengan mendorong pengembangan masyarakat dan sukarela menghilangkan praktek-praktek yang merugikan ranah publik dan menghormati triple bottom line (Fontaine, 2013). Pengungkapan CSR merupakan output dari akuntansi

sosial yang akan membantu pemakai laporan keuangan untuk menganalisis sejauh mana tanggungjawab sosial dalam menjalankan bisnis (Fatmawatie, 2015). Perkembangan praktik dan pengungkapan CSR di Indonesia mendapat dukungan dari pemerintah dengan dikeluarkannya regulasi tersebut. Dengan demikian, adanya tujuan CSR untuk menghasilkan dampak positif terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat didukung oleh adanya konsep filantropis/ kedermawan untuk mengatasi permasahan CSR. Konsep filantropis (kedermawanan) merupakan suatu tindakan seseorang atau sikap kepedulian sosial antar sesama manusia sehingga menyumbang waktu, uang dan tenaga untuk menolong antar sesama. Kegiatan filantropi dalam dunia CSR didasari oleh kesadaran norma etika dan hukum. Program tersebut berwujud hibah untuk pembangunan baik infrastruktur maupun pembangunan SDM (Kurniasari, 2015). Sikap kedermawanan ini tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan sebagai hasil akhir. Tujuan akhir motif phylantrophy untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Filantropi dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, dan wakaf jika dikelola secara produktif, akan mampu menjalankan fungsi yang maksimal, seperti penyediaan sarana umum, pemberdayaan ekonomi, dan sebagainya (Kasdi, 2016). Filantropi tersebut ditunaikan dalam bentuk sikap kerelaan dan kesadaran individu tanpa sangsi sosial bagi tidak menunaikannya untuk kemashalatan umum. Filantropi ini konsep yang terdapat dalam Islam yang bertujuan untuk kebaikan (al-birr), melihat kondisi tingkat sosial dan ekonomi mayarakat yang berbeda-beda sebagai alaternatif bagi suatu kelompok masyarakat untuk mengurangi kesenjangan sosial diantara masyarakat (Linge, 2015). Hal tersebut tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 195 yang berbunyi “ Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhlah Allah menyukai orang berbuat baik”.

DAFTAR PUSTAKA Aprianthiny, Kadek Desy. 2015. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Modal Sosial. Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE), 5(1): 1-12. Awuy, Paulinda Vinta, Yosefa Sayekti, dan Indah Purnamawati. 2016. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 18(1): 15-26. Claudia, Ogrean. 2014. Perceptions on the Strategic Value of Corporation Social Responsibility-Some Insights from Global Rankings. Journal of International Studies, 7(2): 128-140. Darmawati. 2014. Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Islam. Mahazib, 8(2): 125-138. Fatmawatie, Naning. 2015. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Akuntansi Sosial Ekonomi Ditinjau dari Syariah. Equilibrium, 3(2): 221-237. Fontaine, Michael. 2013. Corporate Social Responsibility and Sustainability: The New Bottom Line?. International Journal of Business and Social Science, 4(4): 110119. Ishak, Aswad. 2012. Peran Public Relations dalam Komunikasi Organisasi. Jurnal Komunikasi, 1(4): 373-380. Januwardin. 2015. Peran Public Relations dalam Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR). e-Proceeding of Management, 2(3): 4092-4100. Kasdi, Abdurrohman. 2016. Filantropi Islam untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat Model Pemberdayaan ZISWAF di BMT. Iqtishada, 9(2): 227-245. Kurniasari, Netty Dyah. 2015. Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan Produktivitas Usaha. Jurnal Neo-Bis, 9(1): 98-109. Lindawati, Ang Swat Lin dan Marsella Eka Puspita. 2015. Corporate Social Responsibility: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(1): 157-174. Linge, Abdiansyah. 2015. Filantropi Islam sebagai Instrumen Keadilan Ekonomi. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, 1(2): 154-171. Rahadhini, MD. 2010. Peran Public Relations dalam Membangun Citra Perusahaan melalui Program Corporate Social Responsibility. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 10(1): 11-21. Rahmawati, Yuke. 2014. Manajemen Public Relations sebagai Alat Etika Komunikasi dalam Bisnis Islam. Jurnal Social dan Budaya Syar’i, 1(2): 181-194. Samsiyah, Yudhanta Sambharakhresna, Nurul Kompyurini. 2013. Kajian Implementasi Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah Ditinjau dari Shariah Enterprise Theory. Jurnal Infestasi, 9(1): 47-60.

Santoso, Sugeng. 2016. Konsep Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Konvensional dan Fiqh Sosial. Ahkam. 4(1): 81-104. Satrio. 2015. Qardhul Hasan sebagai Wujud Pelaksanaan CSR dan Kegiatan Filantropi Lembaga Keuangan Syariah untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Kajian Bisnis, 23(2): 104-111. Siregar, Budi Gautama. 2015. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pandangan Islam. Juris, 14(2): 135-149. Subhilhar, dan Indra Kesuma Nasution. 2006. Dunia Islam di tengah Globalisasi. Jurnal Wawasan, 11(3): 36-47.

Related Documents


More Documents from "prb liana"

December 2019 17
Keluarga.docx
June 2020 12
Articulo Liderazgo.docx
December 2019 19
Fffffff.docx
April 2020 12