Cluster Headache-neu.docx

  • Uploaded by: Faiza Ruby
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cluster Headache-neu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,721
  • Pages: 16
Paper Neurologi

CLUSTER HEADACHE

Oleh: Faiza Ruby Azzahra Harahap 140100181

Pembimbing: dr. M. Yusuf, Sp.S

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER DEPARTEMEN NEUROLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

5

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cluster Headache” ini dengan baik sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dr. M. Yusuf, Sp.S selaku pembimbing tang telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini. Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal. Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengarapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah selanjutnya.

Medan, 12 Maret 2018

Penulis

i5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI ..............................................................................................

i ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Tujuan........................................................................................ 1.3 Manfaat ......................................................................................

1 1 1 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2.1 Definisi dan Klasifikasi ............................................................ 2.2 Epidemiologi ............................................................................ 2.3 Manifestasi Klinis ..................................................................... 2.4 Patofisiologi .............................................................................. 2.4 Diagnosis ................................................................................... 2.5 Diagnosis Banding .................................................................... 2.5 Penatalaksanaan ........................................................................ 2.6 Prognosis ...................................................................................

2 2 2 3 3 4 6 7 11

BAB III KESIMPULAN ...........................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

13

5ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Nyeri kepala kluster (cluster headache) adalah nyeri kepala unilateral hebat di bagian orbital, supraorbital, temporal ataupun kombinasi dari ketiganya, yang bertahan selama 15-180 menit disertai dengan gejala sekunder ipsilateral dan terjadi setidaknya satu sampai delapan kali sehari.1 Nyeri kepala kluster, sering juga disebut sebagai reader’s syndrome, histamine cephalgia, atau sphenopalatine neuralgia, lebih banyak dialami oleh pria dewasa muda berkisar 20-50 tahun, dibandingkan pada wanita (rasio 5:1). Serangan biasanya dapat diprediksi, yakni antara dini hari dan jam tiga pagi, beberapa jam setelah penderita tertidur, dan serangan yang kedua saat siang menuju sore hari. Serangan dapat terjadi beberapa kali, antara dua hingga delapan kali sehari.2.3 Rasa sakit yang dirasakan biasanya terpusat pada daerah orbital. Terasa seperti terikat ataupun tertekan, sangat intens, dan tidak berdenyut. Seringkali menjalar ke dahi, pelipis dan pipi. Nyeri kepala yang dirasakan juga disertai dengan gejala sekunder ipsilateral seperti injeksi konjungtiva, lakrimasi, nasal kongesti, dan rinore.4 1.2 Tujuan Makalah ini disusun untuk membahas definisi, epidemiologi, faktor resiko, etiologi, gejala klinis, penegakan diagnosa, diagnosa banding, penatalaksanaan, progonis kasus gangguan penyesuaian. 1.3 Manfaat Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang gangguan penyesuaian agar kemudian dapat diterapkan dan dilaksanakan pada praktiknya di lapangan saat menghadapi pasien sebagai seorang dokter.

15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Klasifikasi Nyeri kepala kluster (cluster headache) adalah nyeri kepala unilateral hebat di bagian orbital, supraorbital, temporal ataupun kombinasi dari ketiganya, yang bertahan selama 15-180 menit disertai dengan gejala sekunder ipsilateral dan terjadi setidaknya satu sampai delapan kali sehari. Nyeri kepala tipe kluster dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe utama, yakni: a. Tipe episodik, dimana terdapat setidaknya dua fase kluster yang berlangsung selama 7 hari hingga 1 tahun, yang diantarai oleh periode bebas nyeri selama 1 bulan atau lebih lama. b. Tipe kronis, dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali dalam setahun, tanpa disertai remisi, atau dengan priode bebas nyeri yang kurang dari 1 bulan.2 Penyebab spesifik nyeri kepala kluster belum sepenuhnya dipahami. Namun ada beberapa hal yang dapat memperparah gejala nyeri seperti rokok, alkohol (terutama bir), dan perubahan dalam kebiasaan tidur dalam kasus ini, sleep apnea.3 2.2 Epidemiologi Prevalensi dari nyeri kepala tipe kluster di Amerika Serikat tidak diketahui; Kudrow memperkirakan nilai sebesar 0.4% pada pria dan 0.08% pada wanita. Apabila dibandingkan dengan nyeri kepala migrain klasik, nyeri kepala tipe kluster relatif lebih jarang ditemukan, dengan angka insidensi hanya sekitar 2- 9% dari jumlah kasus migrain. Angka prevalensi pada pria adalah 0.4-1%. Pada sebuah penelitian ekstensif yang melibatkan 100,000 penduduk San Marino, didapatkan angka prevalensi sebesar 0.07%.5

25

2.3 Manifestasi Klinis Pada nyeri kepala kluster terdapat gejala primer dan sekunder. a. Primer

: Nyeri seperti tertekan atau terikat yang unilateral di orbital, supraorbital dan temporal (salah satu atau campuran).

b. Sekunder

: Injeksi konjungtiva dengan atau lakrimasi, nasal kongesti dengan atau rinore, edema palpebra, berkeringat pada kening dan wajah, miosis dengan atau ptosis juga gelisah atau agitasi.

2.4 Patofisiologi Mekanisme patofisiologi nyeri kepala kluster tidak sepenuhnya dipahami. Sama seperti migrain, nyeri kepala kluster diperkiraan melibatkan aktivasi saraf trigeminovaskular yang melepaskan neuropeptida vasoaktif dan mengakibatkan inflamasi neurigenik steril. Adanya ciri khas lokasi nyeri kepala adalah implikasi sinus karvenosa sebagai tempat proses inflamasi. Pencetus serangan nyeri kepala kluster menyebabkan sistem trigeminovaskular mengeluarkan mediator-mediator yang mengakibatkan rasa nyeri. Walaupun demikian, mekanisme yang mengaktivasi sitem trigeminovaskuler masih belum dipahami. Periodisitas dan regularitas serangan bisa merupakan implikasi disfungsi hipotalamik dan menyebabkan perubahan ritme sirkadian pada pathogenesis cluster headache. Selama masa serangan, nyeri kepala kluster menunjukkan perubahan-perubahan yang menginduksi hipotalamus pada kortisol, prolaktin, testosterone, growth hormone, β-endorfin, dan melatonin. Studi neuroimaging menunjukkan bahwa selama serangan nyeri kepala kluster akut terdapat aktivasi area grisea hipotalamus ipsilateral. Area tersebut mungkin merupakan ‘motor’ serangan nyeri kepala kluster. Karena sistem serotogenik yang memodulasi aktivitas pada hipotalamus dan saraf trigeminovaskular, 5-HT mungkin berperan dalam patofisiologi cluster headache.6 Menurut teori Horton, nyeri kepala kluster timbul karena vasodilatasi pada salah satu cabang arteri karotis eksterna yang diperantarai oleh histamine intrinsic.

35

Sedangkan menurut teori Lee Kudrow, Serangan nyeri kepala kluster merupakan suatu gangguan kondisi fisiologis otak dan struktur yang berkaitan dengannya, yang ditandai oleh disfungsi hipotalamus yang menyebabkan kelainan kronobiologis dan fungsi otonom. Hal ini menimbulkan defisiensi autoregulasi dari vasomotor dan gangguan respon kemoreseptor pada korpus karotikus terhadap kadar oksigen yang turun. Pada kondisi ini, serangan dapat dipicu oleh kadar oksigen yang terus menurun. Batang otak yang terlibat adalah setinggi pons dan medulla oblongata serta nerbus V,VII,IX, dan X. Hal ini dapat menjelaskan mengapa sleep apnea merupakan salah satu pencetus cluster headache.7 2.5 Diagnosis Menurut Internatinal Classification of Headache Disorders (ICHD-3) oleh Internatinal Headache Society (IHS), diagnose myeri kepala kluster dapat ditegakkan bila memenuhi syarat berikut: A. Paling sedikit terjadi 5 serangan yang memenuhi B-D B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supraorbita dan temporal, unilateral, durasi 15-180 menit C. Disertai dengan salah satu atau keduanya: 1. Minimal satu gejala ipsilateral berikut: 

Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi



Nasal kongesti dan atau rinore



Edema palpebral



Kening dan wajah berkeringat



Miosis dan atau ptosis

2. Gelisah atau agitasi D. Frekuensi 1 kali setiap 2 hari sampai 8 kali per hari E. Tidak berkaitan dengan gangguan lain

45

Sedangkan menurut anamnesis, nyeri kepala kluster digambarkan sebagai berikut: a. Karakterisitik

: Nyeri sangat hebat dan menyiksa

b. Lokasi

: Unilateral, pada area orbital, supraorbital, temporal, umumnya tidak menjalar sekalipun kadang-kadang dapat menjalar ke area pipi, rahang, oksipital, dan tengkuk

c. Distribusi

: Nyeri pada divisi pertama dan kedua dari nervus trigeminus; sekitar 18-20% pasien mengeluhkan nyeri pada area trigeminus

d. Onset

: Tiba-tiba, memuncak dalam 10-15 menit

e. Durasi

: 15 menit hingga 3 jam per episode

f. Frekuensi

: Dapat terjadi 1-8 kali sehari selama berbulan-bulan

g. Periodisitas

: Regularitas sikardian pada 47% kasus

h. Remisi

: Periode panjang bebas nyeri dapat ditemukan pada sebagian pasien; panjang remisi rata-rata 2 tahun, namun dapat berikisar antara 2 bulan hingga 20 tahun

Selama periode serangan nyeri kepala tipe kluster, sebanyak 90% dari pasien menjadi gelisah dan tidak dapat beristirahat. Mereka tidak dapat berbaring untuk istirahat; sebaliknya, pasien memilih untuk berjalan dan bergerak kesana kemari.1,2,3

5

2.6 Diagnosis Banding 1. Tension type headache (TTH) Kriteriteria diagnosis: a. Minimal 10 episode serangan dengan rata-rata kurang lebih 1 hari/bulan (< 12 hari/tahun) b. Nyeri kepala berlangsung 30 menit – 7 hari c. Nyeri kepala terdapat minimal 2 gejala khas:  Lokasi bilateral  Menekan/mengikat (tidak berdenyut)  Intensitas ringan atau sedang  Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik tangga d. Tidak ada:  Mual atau muntah  Lebih dari 1 keluhan (fotofobia atau fonofobia) e. Tidak berkaitan dengan kelainan lain 2. Migrain a. Minimal terjadi 5 serangan b. Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam c. Nyeri kepala memiliki 2 diantara karakteristik berikut:    

Unilateral Berdenyut Intensitas : sedang-berat Diperberat dengan aktivitas fisik

d. Selama nyeri kepala disertai salah satu:

65

 

Fotofobia dan fonofobia Mual muntah

e. Tidak berkaitan dengan gejala lainnya 2.7 Penatalaksanaan

75

85

intranasal

intramuscular.

59

neurosurgical mungkin dibutuhkan untuk pasien dengan cluster headache kronik yang resisten terhadap semua terapi medis.6,8

10 5

2.9 Prognosis Secara umum nyeri kepala tipe kluster akan berlangsung seumur hidup. Beberapa prognosis meliputi serangan rekuren, remisi yang memanjang, dan kemungkinan transformasi tipe episodik menjadi tipe kronis dan begitupula sebaliknya. Sebanyak 80% pasien-pasien dengan nyeri kepala tipe kluster tipe episodik tetap berada dalam periode episodiknya. Pada 4-13% kasus, tipe episodik berubah menjadi tipe kronis. Remisi spontan terjadi pada 12% dari pasien, khususnya mereka dengan tipe episodik. Tipe kronis menetap pada 55% dari kasus. Meskipun jarang, nyeri kepala tipe kluster tipe kronis dapat berubah menjadi tipe episodik.2 Tidak terdapat laporan mortalitas yang berhubungan langung dengan nyeri kepala tipe kluster. Namun demikian, upaya bunuh diri telah dilaporkan pada kasuskasus dengan serangan yang hebat dan frekuen. Intensitas serangan pada nyeri kepala tipe kluster sering kali menyebabkan pasien terganggu dalam menjalankan aktifitasnya.3,5

11 5

BAB III KESIMPULAN

Cluster headache adalah nyeri kepala unilateral hebat di bagian orbital, supraorbital, temporal ataupun kombinasi dari ketiganya, yang bertahan selama 15180 menit dan disertai dengan gejala sekunder ipsilateral. Pencetus tersering terjadinya cluster headache adalah alkohol dan rokok. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat diharapkan dapat mengurangi keluhan nyeri hebat cluster headache.

12 5

DAFTAR PUSTAKA 1.

International Headache Society, International Classification of Headache Disorders (ICHD-3) Trigeminal Autonomics Cephalgia (TACs). 2018. Available from: https://www.ichd-3.org/3-trigeminal-autonomiccephalalgias/3-1-cluster-headache/

2.

Universitas Hasanuddin, Buku Ajar Cluster Headache Edisi 2. Jurnal online http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar2-_-Cluster-Headache.pdf

3.

Tepper, Deborah E. 2015. American Headache Society. Headache: The journal of Head and Face Pain. USA: John Wiley & Sons, Inc.

4.

Ashkenazi A; Schwedt T. 2011. Cluster headache acute and prophylactic theraphy. USA: Wiley Periodicals, Inc.

5.

Leroux E, Ducros A. 2008. Cluster headache. In: Orphanet Journal of Rare Diseases. USA: BioMed Central Ltd.

6.

Kharisma, Yuktiana. 2017. Tinjauan Umum Sakit Kepala. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.

7.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Media Aeusclapius. Jakarta.

8.

Gaul, C., Diener, H.C., Muller, O.M. 2011. Cluster Headache. Jurnal Online http://www.sna.org.ar/web/admin/art_doc/131/Cluster.pdf

13 5

Related Documents

Cluster
October 2019 42
Cluster
November 2019 38
Cluster
April 2020 20
Cluster
November 2019 46
Cluster
October 2019 31
Cluster
November 2019 33

More Documents from ""