LAPORAN KASUS
Disusun oleh : Puput Aurelia Harjanto 1102014210
Pembimbing : dr. Maula Nuruddin Gaharu, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK SYARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Tk. I R.S. SUKANTO PERIODE 15 OKTOBER 2018 – 17 NOVEMBER 2018 LAPORAN KASUS
1
BAB 1 LAPORAN KASUS I.
Identitas Pasien Nama
: Tn.K
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 42
Agama
: Islam
Status pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
: Penjual Makanan Keliling
Alamat
: Kp Sentul RT 2/8 Cikeas Udik Gunung Putri
Tanggal masuk RS
: 19 Oktober 2018
Tanggal pemeriksaan : 24 Oktober 2018 Ruang perawatan
II.
: Nuri 1
Anamnesis Secara alloanamnesis pada tanggal 24 Oktober 2018
Keluhan utama: Pasien datang dengan keluhan sakit kepala bagian belakang.
Keluhan tambahan: Pasien terkadang nyambung diajak bicara kadang tidak.
Riwayat penyakit sekarang: Pasien laki-laki berusia 42 tahun datang ke IGD RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto karena mengeluh merasakan sakit kepala dibagian belakang setelah pulang berdagang, keesokan harinya pasien mulai kurang nyambung jika diajak berbicara. Sebelumnya pasien dibawa ke RS MH Thamrin Cileungsi dan dirawat disana selama 2 hari dengan keluhan yang sama dan akhirnya dirujuk
2
untuk dibawa ke IGD RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto. Pada saat datang ke IGD, dari penilaian skala nyeri pasien tampak nyeri berat dengan nilai 8. Namun saat dilakukan pemeriksaan tanggal 24 Oktober pasien tampak nyeri ringan. Berdasarkan alloanamnesis dengan istri pasien, suaminya terkadang nyambung diajak berbicara tapi juga sering tidak nyambung.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat Hipertensi
: (+)
Riwayat Diabetes
: (+)
Riwayat Jantung
: (-)
Riwayat Trauma
: (-)
Riwayat Epilepsi
: (-)
Riwayat kejang demam
: (-)
Riwayat Maag
: (-)
Riwayat Anemia
: (-)
Riwayat Kebiasaan
Alkohol
: Ada
Narkoba
: Disangkal
Merokok
: Ada
Riwayat penyakit keluarga: Disangkal adanya sakit serupa
III.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2018. Kesadaran umum
: Tampak sakit ringan
3
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital
:
Tekanan darah
: 170/100 mmHg
Pernafasan
: 20 x/menit
Nadi
: 84 x/menit
Suhu
: 36 oC
Status Generalis Kepala/ leher
Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Pembesaran KGB (-)
Kaku kuduk (-)
Meningeal sign (-)
Mata
Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/- , reflek cahaya normal/normal
Hidung
Bentuk normal, tidak ada deviasi, tidak ada sekret
Mulut
Bibir mukosa lembab, faring tidak hiperemis
Thoraks
Inspeksi
: Simetris pada keadaan statis dan dinamis
Palpasi
: nyeri tekan (-)
Perkusi
: sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
: 4
Cor
:Bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen
Inspeksi
: perut datar, sikatrik (-)
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-), edema (-) pada kedua tungkai, CRT < 2 detik
Status Neurologis GCS: Eye 4 Motoric 6 Verbal x (Saat Pemeriksaan)
Tanda Rangsang Meningeal: Kanan
Kiri
Kaku kuduk
-
-
Brudzinky 1
-
-
Laseque
-
-
Kernig
-
-
Brudzinsky 2
-
-
5
Saraf Kranial Kanan
Kiri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Lapang pandang
Normal
Normal
Warna
Normal
Normal
+
+
M.rectus medius
Normal
Normal
M.rectus superior
Normal
Normal
M.rectus inferior
Normal
Normal
M.Obliqus inferior
Normal
Normal
M.levator palpebral
Normal
Normal
+
+
V1
Normal
Normal
V2
Normal
Normal
V3
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Mengigit
Normal
Normal
Membuka rahang
Normal
Normal
N.I (OLFAKTORIUS) N.II (OPTICUS) Visus
Refleks cahaya langsung N.III, IV, VI
Refleks cahaya tak langsung N.V (TRIGEMINUS) Sensorik
Refleks Kornea Motorik
N.VII Sensorik (pengecapan 2/3
Tidak dilakukan
6
anterior lidah) Motorik Mengerutkan dahi
Simetris
Simetris
Mengangkat alis
Normal
Normal
Memejamkan mata
Normal
Normal
Meringis/senyum
Simetris
Simetris
Menggembungkan pipi
Normal
Normal
N.VIII Gesekan jari
Normal
Garpu tala
Normal Tidak dilakukan
Rhinne Weber Swabach N.IX Refleks Menelan
Baik
Pengecapan 1/3 posterior lidah
Tidak dilakukan
N.X Refleks muntah
Tidak dilakukan
Letak uvula
Tidak deviasi
Disfoni
(-)
Disfagi
(-)
N.XI Mengangkat bahu
Baik
Baik
Memalingkan kepala
Baik
Baik
N.XII
7
Deviasi lidah (menjulur)
Tidak ada deviasi
Atrofi
-
Fasikulasi
-
Tremor
-
Pemeriksaan Motorik Kanan
Kiri
Ekstremitas atas
555
555
Ekstremitas bawah
555
555
Ekstermitas atas
Normotonus
Normotonus
Ekstremitas bawah
Normotonus
Normotonus
Patella
-
-
achiles
-
-
Brachioradialis
+
+
Biceps
+
+
Triceps
+
+
Patella
+
+
+
+
Kekuatan
Tonus
Klonus
Refleks Fisiologis
Achilles
8
Refleks Patologis Hoffmann
-
-
Tromner
-
-
Babinski
-
-
Chaddock
-
-
Schaefer
-
-
Gordon
-
-
Oppenheim
-
-
Pemeriksaan Sensorik Kanan
Kiri
Ekstremitas atas
+
+
Ekstremitas bawah
+
+
Ekstremitas atas
+
+
Ekstremitas bawah
+
+
Raba halus
Nyeri
Suhu Ekstremitas atas
Tidak dilakukan
Ekstremitas bawah
Tidak dilakukan
Getar Ekstremitas atas
Tidak dilakukan
Ekstremitas bawah
Tidak dilakukan
Proprioseptif Ekstremitas atas
Normal
Normal
9
Ekstremitas bawah
Normal
Normal
Otonom BAB
Normal
BAK
Normal
Hidrosis
Normal
Koordinasi Romberg
Tidak dilakukan
Disdiadokokinesis
Tidak dilakukan
Tes jari- hidung
Tidak dilakukan
Tes tumit- lutut
Tidak dilakukan
Rebound phenomenon
Tidak dilakukan
Tes Tambahan Saat di IGD Tes Patrick
: -/-
Tes Kontra Patrick
: -/- pada kaki kiri
Saat Pemeriksaan Tes Patrick
: -/-
Tes Kontra Patrick
: -/-
10
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium 19 Oktober 2018 Hasil
Nilai rujukan
Satuan
16,7
13 – 16
g/dl
27.800
5000-10.000
u/l
Hematokrit
47
40 – 48
%
Trombosit
263.000
150.000-400.000
/ul
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
SGOT / AST (37 C) SGPT / ALT (37 C) Lemak Lengkap
18,2 18,6
<37 <40
g/dl
Choleterol Total Cholesterol HDL – Direk Cholesterol LDL – Indirek Trigliserida
252 58 157 137
<200 35-55 <160 <200
mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl
Ureum
66
10 - 50
mg/dl
Creatinine
1.7
0.5 – 1.5
mg/dl
Asam Urat
8.4
3.4 – 7.0
mg/dl
Pemeriksaan Hematologi Hemoglobin Leukosit
20 Oktober 2018
Pemeriksaan Kimia Klinik
11
21 Oktober 2018 Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
72 1,6 52 123
10 – 50 0,5 – 1,5 >= 90 <200
mg/dl mg/dl ml/min/1,73m2 mg/dl
KUNING AGAK KERUH 6,0 1.025 0,1 -
5 – 8,5 1,000 – 1,030 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif 0,1 – 1,0 IU Negatif
Kimia Klinik Ureum Creatinine Estimasi GFR (CKD-EPI) Glucosa Darah Sewaktu Urine Lengkap Warna Kejernihan Reaksi/Ph Berat Jenis Protein Bilirubin Glukosa Keton Darah / Hb Nitrit Urobilinogen Leukosit Sedimen : - Leukosit - Eritrosit - Sel Epitel - Silinder - Kristal
1–2 0–1 + -
0–5 1-3
Ureum
66
10 - 50
mg/dl
Creatinine
1.7
0.5 – 1.5
mg/dl
Asam Urat
8.4
3.4 – 7.0
mg/dl
/LPB /LPB /LPK
12
24 Oktober 2018 CT Scan Kepala
Kesan: -
Gambaran infark stroke acute di cortical dan subcortical lobus temporal occipital sinistra (emboli) Tidak tampak efek desak massa maupun penyengatan patologis pasca kontras. Penebalan conchae nasalis kanan septum nasi tengah
13
Resume Pasien laki-laki berusia 42 tahun datang ke IGD RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto karena mengeluh merasakan sakit kepala dibagian belakang setelah pulang berdagang, keesokan harinya pasien mulai kurang nyambung jika diajak berbicara. Sebelumnya pasien dibawa ke RS MH Thamrin Cileungsi dan dirawat disana selama 2 hari dengan keluhan yang sama dan akhirnya dirujuk untuk dibawa ke IGD RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto. Pada saat datang ke IGD, dari penilaian skala nyeri pasien tampak nyeri berat dengan nilai 8. Dari pemeriksaan fisik pada tanggal 24 Oktober 2018 didapati penilaian, tekanan darah pasien 170/100 mmHg, frekuensi pernafasan 20x/menit, denyut nadi 84x/menit dan suhu tubuh 36℃. Dalam pemeriksaan status generalis dan status neurologis secara garis besar dalam batas normal. Namun dari penilaian GCS didapati E4 M6 Vx, Verbal sulit dinilai karena pasien mengalami afasia. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Oktober 2018 didapati adanya peningkatan Haemoglobin yakni 16,7 mg/dl serta Leukosit 27.800 u/l. Kemudian pada pemeriksaan kimia klinik tanggal 20 Oktober 2018 didapati adanya peningkatan kolesterol total yakni 252 mg/dl, kolesterol HDL-Direk 58 mg/dl serta peningkatan ureum, creatinine dan asam urat masing-masing 66 mg/dl, 1,7 mg/dl dan 8,4 mg/dl Diagnosis Kerja: Diagnosis klinik Diagnosis topis Diagnosis etiologis
: Stroke Non Haemoragik : Cortical dan subcortical lobus temporal occipital sisnistra : Hipertensi Urgensi, Hiperlipidemia, Hiperurisemia
Diagnosis Banding: Stroke Haemoragik Tatalaksana: Non medikamentosa Fisioterapi
Medikamentosa : IVFD RL 19 tpm Inj Ceftriaxone 2 x 2 gr Inj Ranitidine 2 x 50 gr Inj Dexametasone 3 x 1
14
Inj Cithicolin 2 x 50 mg Per Oral Captopril 3 x 25 mg Per Oral Simvastatin 1 x 10 mg Allopurinol 1 x 100 mg
Prognosis Ad vitam Ad functionam Ad sanactionam
: dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam
15
BAB II ANALISA KASUS SPACE OCCUPYING LESIONS Karakterisik Kasus Pada kasus ditemukan bahwa terdapat defisit neurologis berupa kesulitan dalam memahami dan atau memproduksi bahasa yang disebabkan adanya lesi didaerah bahasa bagian posterior atau lesi temporo parietal (jenis Wernicke) dikarenakan pada pasien pemeliharaan kata tunggal terpelihara, namun kata kompleks terganggu. Adanya nyeri kepala bagian belakang disertai dengan riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tanpa adanya trauma ataupun infeksi sebelumnya.
Teori Menurut WHO karakteristik stroke: - Defisit neurologis fokal atau global - Akut (mendadak) - Penyakit vaskuler (bukan akibat trauma ataupun penyakit infeksi)
Faktor Resiko Kasus Pasien memiliki riwayat hipertensi urgensi tak terkontrol, hiperkolesterol, serta hiperurisemia. Juga disertai dengan adanya kebiasaan merokok serta riwayat diabetes mellitus.
Teori Faktor resiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi: - Usia - Jenis kelamin - Herediter - Ras/etnik Faktor resiko yang dapat dimodifikasi: - Riwayat stroke - Hipertensi - Penyakit jantung - Diabetes mellitus - TIA - Hiperkolesterol - Penggunaan kontrasepsi oral - Obesitas - Merokok
16
Tanda dan Gejala Kasus Gejala - Nyeri kepala disertai pusing - Bicara tidak nyambung - Badan cendenrung lemas Teori - Mengalami kebingungan - Terjadi gangguan dalam berbicara atau memahami ucapan orang lain - Pusing, sakit kepala - Penglihatan kabur atau ganda Diagnosis
Anamnesis Keluhan utama: Bicara tidak nyambung Keluhan tambahan: Sakit kepala bagian belakang, lemas anggota badan, adanya riwayat hipertensi dan diabetes mellitus. Kronologis: Merasakan sakit kepala belakang setelah pulang kerja dan terjadi secara tiba-tiba. Teori: 1. Identitas pasien 2. Kronologis terjadinya keluhan; saat beraktifitas atau tidak, apakah mendadak, apakah ada trauma/penyakit infeksi yang mendahului. 3. Faktor resiko pada pasien (hipertensi diabetes mellitus)
Pemeriksaan Fisik Umum - GCS E4M6V5 (saat pemeriksaan) - Tanda vital: Tekanan darah 170/100 mmHg, nafas 20x/menit, nadi 84x/menit dan suhu 36 derajat. Neurologis Secara umum pemeriksaan neurologis dalam keadaan normal namun ada beberapa yang sulit dinilai dan tidak dapat dilakukan karena kondisi pasien yang kesulitan dalam memahami bahasa dan perintah serta penyampaian kalimat yang cenderung terbatas.
17
Pemeriksaan Penunjang - CT Scan kepala dengan kontras - Pemeriksaan kimia klinik, kolesterol, asam urat, gula darah sewaktu, serta urin.
Teori Penegakkan diagnosis stroke didasarkan pada anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik-neurologik dan pemeriksaan penunjang. Sedang untuk membedakan jenis stroke iskemik dengan stroke hemoragik dilakukan pemeriksaan radiologi Computed Tomography Scanning (CT – Scan) otak (Misbach, 1999). Sistem Skor untuk membedakan jenis stroke, yaitu : 1. Skor Siriraj: ( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x tekanan diastolik ) – ( 3 x petanda ateroma ) – 12 SS> 1 : Stroke Hemoragik -1 < SS < 1 SS < -1
: perlu konfirmasi CT Scan : Stroke Non Hemoragik
Penilaian derajat kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2) Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1) Vomitus
: tidak ada (0), ada (1)
Ateroma : Tidak terdapat penyakit jantung, DM (0), Terdapat penyakit jantung, DM (1) 1. Alogaritma Stroke Gajah Mada
Proses penyumbatan pembuluh darah otak memiliki beberapa sifat spesifik : 1. Timbul mendadak 2. Menunjukkan gejala neurologis kontralateral terhadap pembuluh darah yang tersumbat 3. Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak. Sedangkan pada stroke iskemik lebih jarang terjadi penurunan kesadaran. A. Penemuan Klinis i. Anamnesis Terjadinya keluhan / gejala defisit neurologik secara mendadak 18
Tanpa trauma kepala Adanya faktor risiko GPDO 1. Pemeriksaan Adanya defisit neurologikal fokal Ditemukan faktor risiko 1. Pemeriksaan Tambahan / Laboratorium Dilakukan pemeriksaan Neuro-radiologik, antara lain:
CT Scan : membantu diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase akut. Angiografi cerebral untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu atau hasil CT Scan tidak jelas. Pemeriksaan Cerebrospinal membantu membedakan infark, perdarahan otak, baik perdarahan intraserebral maupun perdarahan subaarchnoid. 1. Pemeriksaan Lain-lain Pemeriksaan yang menentukan faktor risiko : Hb, Ht, Leukosit, eritrosit, LED, hitung jenis, bila perlu gambaran darah Komponen kimia darah, gas, elektrolit Doppler, ECG
Tatalaksana
Non medikamentosa Fisioterapi
Medikamentosa : IVFD RL 19 tpm Inj Ceftriaxone 2 x 2 gr (Antibiotik) Inj Ranitidine 2 x 50 gr Inj Dexametasone 3 x 1 (Steroid) Inj Cithicolin 2 x 50 mg (Neuorprotektor) Per Oral Captopril 3 x 25 mg (Faktor resiko hipertensi) Per Oral Simvastatin 1 x 10 mg (Hiperkolesterolemia) Allopurinol 1 x 100 mg (Hiperurisemia)
Teori Pengobatan stroke non hemoragik/ iskemik : 1. Memberi aliran darah kembali pada bagian otak tersebut
19
A. Membuka sumbatan: Trombolisis dengan streptokinase atau urikinase, keduanya merubah sirkulasi plasminogen menjadi plasmin. Jadi timbul systemic lytic state, serta dapat menimbulkan bahaya infark hemoragik. Fibrinolisis local dengan tissue plasminogen activator, disini hanya terjadi fibrinolisis local yang amat singkat B. Menghilangkan vasokonstriksi Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum ada edema otak (GCS >12). C. Mengurangi viskositas darah. Hemodilusi; mengubah hemoreologi darah : pentoxyfilin. D. Menambah pengiriman oksigen. Perfluorocarbon, oksigen hiperbarik. E. Mengurangi edema : Manitol (Ringleb, 2008; Israr 2008) 2. Mencegah kerusakan sel yang iskemik 1. Mengurangi kebutuhan oksigen: hipotermi, barbiturate. 2. Menghambat pelepasan glutamat, dengan merangsang reseptor adenosine dari neuron; mengurangi produksi glutamate dengan methionin. 3. Mengurangi akibat glutamate. NMDA blocker pada iskemia regional. AMPA blocker pada iskemia global yang sering disertai asidosis. 4. Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase C yang melarutkan membrane sel dapat diinhibisi dengan ganglioside GM1. 5. Menetralisir radikal bebas dengan vitamin C, vitamin E, superoxide dismutase seperti 2-1 aminosteroid (lazeroid) akan memperpanjang half life dari endothelial derived relaxing factor. 6. Mengurangi produksi laktat : turunkan gula darah sampai normal 7. Mengurangi efek brain endorphine : naloxone 3. Memulihkan sel yang masih baik. Metabolic activator seperti citicholin, piracetam, piritinol bekerja dalam bidang ini. 4. Menghilangkan sedapat mungkin semua faktor resiko yang ada 5. Pengobatan penyebab stroke Jika terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini melewati permukan kasar seperti plaque arteria maka akan terbentuk white clot (gumpalan platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat adalah aspirin untuk mengurangi agregasi platelet ditambah tiklodipin untuk mengurangi daya pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal ini diikuti oleh stenosis dan pelambatan aliran darah yang progresif, maka terapi adalah antikoagulan sampai penyebab dapat dihilangkan atau sampai buntu total dan aliran darah hanya dari kolateral saja baru antikoagulan dihentikan dan diganti dengan aspirin (Harsono, 1996). Fase Pasca Akut Pengobatan dititik beratkan pada tindakan rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya stroke yaitu dengan cara : 20
1. Rehabilitasi Upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi. 2. Prinsip dasar rehabilitasi Mulailah rehabilitasi sedini mungkin Harus sistematik Meningkat secara bertahap Pakailah bentuk rehabilitasi yang spesifik untuk defisit penderita 1. Terapi preventif. Pencegahan Primer, untuk mencegah terjadinya ateroma, yaitu: Mengatur tekanan darah baik sistoli maupun diastolic Mengurangi makan asam lemak jenuh Berhenti merokok Minum aspirin dua hari sekali (16), 300 mg/hari, pada : Individu dengan anamnesis keluarga dengan penyakit vaskuler Umur lebih dari 50 tahun Tidak ada ulkus lambung Tidak ada penyakit mudah berdarah Tidak ada alergi aspirin
21
Daftar Pustaka Andries, G., 2009. Neuroterapi pada Stroke. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
Aninditha Tiara, W. W. (2017). Buku Ajar Neurologi. Tangerang: Penerbit Kedokteran Indonesia Baehr M, F. (2016). Diagnosis Topik Neurologi Duus. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. (PERDOSSI), P. S. P. D. S. S. I. (2011). Guideline Stroke Tahun 2004. Guideline Stroke Tahun 2011, 2(stroke), 1–10.
22