Cap Pembahasan.docx

  • Uploaded by: Sarah Fadhlillah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cap Pembahasan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,435
  • Pages: 7
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini telah dilakukan pencapan pada kain kapas dengan zat warna dispersi dengan memvariasikan antar kelompok yaitu natrium hidrosulfit dan variasi antar kain yaitu variasi suhu thermofiksasi (160 oC dan 180 oC). Proses pencapan adalah sebuah proses pemindahan motif (corak) pada bahan tekstil umumnya kain dengan menggunakan pasta cap sebagai pembentukan motif dan memiliki ketahanan luntur yang telah disesuaikan dengan kebutuhan bahan tersebut. Pada pencapan etsa yang harus diperhatikan adalah zat pengetsa yang digunakan dan sifat dari zat warna yang digunakan karena mekanisme dari pencapan etsa yaitu zat warna yang ada pada bahan akan dirusak oleh zat pengetsa sehingga zat warna dasar (pada bahan) akan luntur/hilang. Jadi dalam pencapan etsa kain diblok dahulu dengan zat warna tertentu yaitu zat warna reaktif vinil sulfon yang tidak tahan zat pengetsa. Karena warna dasar pada bahan tidak tahan terhadap zat pengetsa yang ada pada pasta cap maka warna dasar akan hilang dan digantikan dengan warna yang ada pada pasta cap membentuk sesuai motif yang digunakan . Pada saat praktikum zat warna yang digunakan adalah zat warna reaktif pada warna dasar bahan yang dilakukan dengan proses padding dan zat warna bejana pada pasta cap warna. Bila dilihat dari sifatnya zat warna reaktif tidak tahan/rusak dengan reduktor, sedangkan pada zat warna bejana reduktor dapat membantu pembentukan leuko zat warna bejana, berdasarkan sifat dari kedua zat warna tersebut maka zat pengetsa yang digunakan adalah reduktor. Reduktor yang digunakan adalah natrium hidrosulfit. Pada proses pencapan discharge (etsa) menggunakan zat warna bejanareaktif proses yang dilakukan terbilang lama karena zat warna bejana harus dilakukan pembangkitan zat warna bejana (oksidasi) dengan menggunakan H2O2 dengan suhu 60oC. Pada proses pencapan ini metoda yang digunakan adalah metoda 2 tahap dimana, metode ini akan mengetsa zat warna pada lapisan pertama yaitu zat warna reaktif dengan zat warna bejana sehingga menimbulkan warna motif dari zat warna bejana. Pada proses pencapan ini kami menggunakan empat kain dengan variasi resep yaitu kain ke-1 dilakukan thermofiksasi dengan suhu 160oC selama 1x melewati stenter, pada kain ke-2 dilakukan thermofiksasi dengan suhu 160oC selama 2x melewati stenter, kain ke-3 dilakukan thermofiksasi dengan suhu 180oC selama 1x melewati stenter, dan pada kain ke-4 dilakukan thermofiksasi dengan suhu 180oC selama 2x melewati stenter. Dapat diamati secara visual perbandingan hasil kain pencapan adalah sebagai berikut:

Ketuaan Warna

Dapat dilihat dari grafik ketuaan warna diatas, suhu thermofiksasi sangat berpengaruh terhadap ketuaan warna, karena semakin besar suhu thermofiksasi yang digunakan, warna yang dihasilkan akan semakin tua karena akan semakin banyak pasta cap yang terfiksasi. Hasil pencapan discharge (etsa) dengan menggunakan zat warna bejanareaktif, didapat hasil uji ketuaan warna yang paling baik diperoleh pada resep kain ke-4 dengan proses thermofiksasi pada suhu 180oC selama 2x melewati stenter, sedangkan hasil yang kurang baik diperoleh pada resep kain ke-1 dengan proses thermofiksasi pada suhu 160oC selama 1x melewati stenter. Hal ini terjadi karena proses thermofiksasi suhu 180oC selama 2x melewati stenter akan menyebabkan zat warna yang masuk kekain lebih banyak yang terfiksasi dalam bentuk solid solution pada kain sehingga terbentuk ikatan kovalen antara reaktif dengan kapas dan van der waals, serta hidrogen pada kain kapas dengan bejana sehingga menyebabkan kain yang h=dihasilkan mempunyai warna yang paling optimum dibandingkan resep lainnya. Pada proses terbentukannya ikatan antara Zat warna reaktif dengan kapas dilakukannya penambahan alkali sehingga zat warna dan serat dapat mengadakan ikatan kovalen yang merupakan ikatan kimia terkuat, maka dari itu hasil dari pencelupan zat warna reaktif memiliki ketahan cuci dan gosok yang sangat baik. Sel – O – H

Sel – O- + H2O

Semakin banyak alkali yang ditambahkan, pembentukan anion selulosanya semakin banyak, maka reaksi fiksasi semakin cepat. Secara singkat reaksi fiksasi tersebut dapat ditulis :

D – Cl sel-OH

D-O-sel + HCl

Selain itu selama proses pencelupan dapat terjadi reaksi hidrolisis sehingga zat warna menjadi rusak dan tidak bisa fiksasi / berikatan dengan serat D – Cl + H-O-H

D-O-sel

Proses hidrolisis ini dapat menyebabkan rusaknya zat warna dan membentuk ikatan hidrogen sehingga penurunan warnanya sangat tinggi oleh karena itu kunci pencelupan zat warna reaktif adalah pada saat pencucian, karena bila proses pencucian tidak optimal ketuaan warna yang dihasilkan tidak sesuai dengan ketuaan warna sebenarnya, maka dari itu pencucian dilakukan pada suhu 60oC agar ikatan hidrogen yang terbentuk dapat putus dan dihilangkan. Proses pencucian suhu 60oC agar serat poliester juga tidak putus saat titik transisi gelas ke-2 poliester sehingga tidak terjadi kerusakan pada serat poliester juga saat proses pencucian. Pada proses pencapan discharge (etsa) dengan zat warna bejana-reaktif untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus dilakukan beberapa proses untuk zat warna bejana yaitu sebagai berikut : 1. Pembejanaan (membuat senyawa leuko) zat utama yang digunakan adalah reduktor kuat dan soda kostik. Reaksinya adalah sebagai berikut : Na2S2O4 + 2NaOH D = C = O + Hn

2H O 2

2Na2SO4 + 6Hn D = C – OH

Zat warna bejana D – C – OH + NaOH

C = C – Ona + H2O

(senyawa leuko) 2. Oksidasi Senyawa leuko yang telah berada di dalam serat selulosa tersebut, agar tidak keluar kembali perlu dioksidasi, sehingga berubah menjadi molekul semula yang berukuran besar. Oksidasi dapat dilakukan dengan larutan oksidator ataupun dengan sinar matahasi Reaksinya adalah sebagai berikut :

2D = C – O – Na + On

CO 2

2D = C = O + Na2CO3

Proses oksidasi juga disebut sebagai proses pembangkitan warna pada zat warna bejana dimana oksidasi ini akan memberikan ion negatif pada zat warna bejana yang telah terfiksasi di dalam serat kapas sehingga warna yang timbul merupakan warna dasar dari zat warna bejana.

Kerataan warna

Dapat dilihat dari grafik kerataan warna diatas grafik menunjukkan penurunan pada setiap kainnya. Penilaian kerataan warna pada proses pencapan merupakan hal utama yang sangat penting, karena apabila hasil pencapan tidak rata maka penialainnya pun akan kurang baik. Penilaian uji kerataan warna pada hasil pencapan discharge (etsa) dengan menggunakan zat warna bejana-reaktif diperoleh hasil yang paling baik dan yang kurang baik. Kain resep dengan thermofiksasi suhu 160 oC 1x melewati stenter memiliki nilai yang paling baik. Jika ditinjau dari kerataan umumnya zat warna reaktif memiliki kerataan yang baik, karena zat warna reaktif memiliki ukuran molekul yang relatif kecil sehingga pantulan sinar yang dihasilkannya cenderung searah. Muda

Tua

Umumnya warna muda akan terlihat lebih rata karena sinar datang dan dipantulkan searah sehingga mata menangkap bahwa warna yang ditimbulkan terlihat muda, selain dari warna ukuran molekul yang kecil pun memiliki efek yang kurang lebih sama, sedangkan jika warna tidak rata maka sinar datang dan dipantulkan secara sembarang yang mana warna yang dihasilkan cenderung terlihat tua Nilai kerataan warna dilihat dari motif yang dihasilkan setelah proses pencapan. Beberapa faktor yang menyebabkan nilai kerataan kurang baik adalah : 1. Penekanan yang kurang pada screen dan pada rakel saat proses pencapan menyebabkan kerataan hasil pencapannya berbeda karena adanya kemunginan ada zat warna kurang menempel pada saat di cap karena tekanan dari screenya kurang. 2. Kemungkinan pasta cap yang dibuat terlalu cair. Pasta cap yang terlalu cair menyebabkan warna pada motif blobor. 3. Kemungkinan ketiga yaitu karena rakel yang digunakan sudah tidak rata atau bergerigi sehingga menimbulkan motif yang kurang rata. 4. Pada saat proses pencucian kurang bersih sehingga kerataannya menjadi menurun.

Ketajaman Motif

Grafik Ketajaman Motif 40 30 20

26

27

29

1

2

3

32

10 0 4

Dapat dilihat grafik ketajaman motif diatas, pada ketajaman motif kain 4 didapat nilai paling tinggi, karena pada kain 4 perakelan screen baik dan penggunaan pasta cap dan viskositasnya pas, sehingga saat pencapan tidak terjadi

blobor atau ketajaman motif yang didapat pas. Meskipun begitu, motif screen yang digunakan motifnya cukup tajam sehingga motif hasil pencapannya terlihat tajam.

Penodaan/staining Penodaan dapat terjadi karena kemungkinan zat warna tidak terfiksasi sempurna sehingga pada saat pencucian zat warna yang tidak terfiksasi dapat menodai kain selain itu staining juga dapat di sebabkan oleh pasta cap yang belobor karena viskositas yang rendah. Pada keempat kain yang dilakukan pencapan hanya sedikit yang staining dan penodaan yang paling sedikit adalah kain ke 4 karena pada kain 4 suhu thermofiksasi paling tinggi sehingga zat warna dapat terfiksasi sempurna kedalam serat. Handfeel Handfeel pada proses percobaan sangat dipengaruhi oleh urea yang berfungsi sebagai pemberi kelembaban pada kain, sehingga menyebabkan semakin mudah masuknya zat warna secara rata, karena menurunnya tegangan permukaan dan zat warna mudah masuk dan kelembaban kainpun meningkat dengan penurunan tegangan permukaan.

KESIMPULAN Pada praktikum pencapan etsa (discharge) kain kapas dengan zat warna bejanareaktif variasi suhu thermofiksasi dan natrium hidrosulfit, pada hasil pencapannya dapat disimpulkan bahwa : -

Semakin besar suhu thermofiksasi, maka hasil ketuaan, kerataan warna, dan ketajaman motifnya sama-sama semakin meningkat. Jadi, yang paling optimum yaitu kain 4 (suhu 180oC 2x melewati stenter)

-

Handfeel pada ke-4 kain memiliki pegangan yang lembut dan langsai.

Related Documents

Cap
May 2020 59
Cap.
May 2020 62
Cap
November 2019 72
Cap
November 2019 70
Cap
November 2019 44
Cap
November 2019 53

More Documents from ""