ASSIGNMENT Blok 15 – Neurosensori
Neurogenik Syok pasca Trauma Bakar
Oleh: Andre Saputra NIM : 04061001042
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Neurogenik Syok pasca Trauma Bakar
Skenario Seseorang menderita nyeri hebat kemudian pingsan setelah mengalami luka bakar pada ekstremitas inferior kanan seluas 5%. Jelaskan pathway terjadinya! I.
PENDAHULUAN Berdasarkan penyebabnya, luka bakar dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Thermal burns – dapat disebabkan oleh percikan atau jilatan api atau kontak dengan objek bersuhu tinggi. b. Chemical burns – merupakan dampak dari kerusakan jaringan dari substansi kimia yang mengakibatkan nekrosis sel. c. Electrical burns – merupakan dampak dari kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh intensitas panas dari kontak arus listrik. d. Smoke & inhalation injury – terhirup udara dengan suhu tinggi atau noxious chemicals. e. Cold thermal injury - frostbite.
Figur 1. Rule of nine
Derajat keparahan luka bakar dinilai dari segi lesi pada kulit, serta luas permukaan tubuh yang terbakar. Figur 2. Derajat lesi luka bakar pada kulit
Keterangan: (1) Outer skin layer, (2) Middle skin layer, (3) Deep skin layer, (4) First degree burn, (5) Second degree burn, (6) Third degree burn
Guidline yang sering dipakai untuk menilai persentase luas kerusakan jaringan adalah Rule of Nine (figure 1). Nilai luka bakar pada ekstrimitas
inferior dextra sebesar 5% menunjukan bahwa separuh dari ekstremitas inferior dekstra mengalami lesi luka bakar. II.
PEMBAHASAN Nyeri hebat yang terjadi setelah terjadi luka bakar terjedi sesuai mekanisme pastofiologi dibawah ini. Figure 3. Burn – Pain, pathway
Pingsan atau syncope pada kasus ini terjadi akibat syok neurogenik dan diperparah oleh hilangnya plasma darah yang merupakan akibat langsung dari luka bakar. Figure 3. Pain – Shock, Neurogenic shock pathway
III. KESIMPULAN Pada umumnya syncope pada trauma luka bakar dengan lesi luas(>15%) disebabkan oleh shock hypovolemic. Hal ini merupakan dampak dari kehilangan plasma, elektrolit darah. Tetapi dalam kenyataanya, patofisiologi dari syok pasca trauma bakar dapat melibatkan lebih dari satu pathway. Pada daerah kulit yang terbakar sensitasi nosiseptor yang disampaikan menuju pusat sensorik (hypothalamus) melalui traktus sphinothalamicus dapat menyebabkan persepsi nyeri hebat. Nyeri hebat dan berlangsung cepat dapat menekan pusat vasomotor dan vasovagal. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan stimulus simpatis dan parasimpatis. Ketidak seimbangan fungsi system saraf otonom dapat memicu shock neurogenic. Respon paling cepat yang muncul dari gangguan ini adalah pada system Kardiovaskular yaitu terjadinya vasodilatasi massif dan gangguan kontraktilitas jantung sehingga terjadi kegagalan perfusi. Shock merupakan respon fisologis tubuh ketika terjadi kegagalan oksigenisasi / perfusi. Dapat disimpulakan bahwa kejadian syncope atau pingsan pada kasus ini disebabkan oleh shock neurogenik dan mungkin juga dapat diperburuk melalui jalur shock hypovolemic derajat sedang ataupun shock cardiogenic.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9. Jakarta: EGC.
Bledsoe, Bryen E. Shock: The Physiology Perspective. The George Washington University Medical Center Washington, DC.