Bukti Fisik Akreditasi.docx

  • Uploaded by: Sdi Darul Falah Tambak
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bukti Fisik Akreditasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,877
  • Pages: 20
Selain itu, perlu dipahami pemeringkatan hasil akreditasi sebagai berikut: (1) Peringkat akreditasi A (Unggul), jika Sekolah/Madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 91 sampai dengan 100 (91 < NA < 100); (2) Peringkat akreditasi B (Baik), jika Sekolah/Madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 81 sampai dengan 90 (81 < NA < 90); (3) Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika Sekolah/Madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 71 sampai dengan 80 (71 < NA < 80. Sekolah/madrasah yang tidak terakreditasi adalah yang mendapat nilai akhir: (1) 61 sampai dengan 70 (61 < NA < 70) dengan peringkat akreditasi D (Kurang); (2) 0 sampai dengan 60 (0 < NA < 60) dengan peringkat akreditasi E (Sangat Kurang).

D. Langkah Strategis Persiapan Akreditasi

1. Persiapan Sarana dan Prasarana

Salah satu syarat agar sekolah dinyatakan layak divisitasi yaitu apabila hasil evaluasi diri sekolah pada Sispena-S/M mencapai minimal 61 (enam puluh satu) pada sarana dan prasarana. Demikian juga untuk penetapan sekolah terakreditasi atau tidak salah satu syarat adalah nilai standar sarana dan prasarana minimal 61 (enam puluh satu). Oleh karena itu, sekolah sebaiknya berusaha memenuhi kategori mutu sarana prasarana agar memenuhi syarat kelayakan visitasi dan syarat terakreditasi serta bahkan berusaha memaksimalkan nilai melalui usaha melengkapi sarana dan prasarana sesuai Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan. Pemenuhan sarana dan prasarana tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba karena memerlukan perencanaan dan biaya yang banyak.

Hal yang penting diperhatikan yaitu mengecek data Dapodik/EMIS apakah sudah sesuai dengan kondisi sesungguhnya atau belum. Apabila belum sesuai hendaknya admin Dapodik/Emis segera melakukan update data. Kelengkapan dan kesesuaian data pada Dapodik/Emis tentang sarana prasarana merupakan tanggang jawab kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana. Kejelian kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana berpengaruh pada validitas data sarana dan prasarana pada Dapodik/Emis.

2. Persiapan Administrasi

Dalam mempersiapkan administrasi, sekolah perlu mempelajari regulasi berkaitan dengan

standar nasional pendidikan, meliputi: (1) Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana, (2) Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, (3) Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan, (4) Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kulifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, (5) Permendikbud Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Guru, (6) Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (7) Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, (8) Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, (9) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, dan (10) Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar.

a. Dokumen Kurikulum

Penyusunan dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dilaksanakan sebelum tahun pelajaran baru dimulai dengan melibatkan unsur: (1) guru mata pelajaran dan guru BK/konselor, (2) pengawas sekolah/madrasah, (3) narasumber, (4) komite, (5) penyelenggara pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan melalui tahapan: (1) analisis, (2) penyusunan, (3) penetapan, dan (4) pengesahan. Penyusunan dokumen kurikulum harus sesuai dengan peraturan yang berlaku terutama permendikbud No. 21 Tahun 2016. Selain dokumen KTSP yang terdiri dari dokumen 1 (Dokumen KTSP), dokumen 2 (silabus), dan dokumen 3 (RPP), semua bukti fisik diarsip dengan rapi meliputi: analisis, SK Tim Pengembang Kurikulum, daftar hadir kegiatan, daftar hadir narasumber, berita acara penetapan kurikulum, dan notulen rapat.

b. Dokumen Perencanaan Pembelajaran

Administrasi yang berkaitan dengan tupoksi guru yaitu dokumen pembelajaran dan penilaian merupakan dokumen yang amat penting dalam penilaian akreditasi. Kendala berat dirasakan oleh tim akreditasi terutama dalam mengumpulkan bukti fisik dokumen pembelajaran berupa: analisis hari efektif, program tahunan, program semester, pemetaan standar kompetenti lulusan/ kompetensi inti/ kompetensi dasar (pemetaan SKL-KI-KD), silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bagi sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013, penyusunan Silabus dan RPP harus sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016.

Apabila guru tertib menyusun perangkat pembelajaran pada awal tahun pelajaran baru/semester maka kegiatan pengumpulan bukti fisik ini tidak berat. Namun, penyakit yang

sering melanda guru yaitu kemalasan atau penundaan penyusunan perangkat pembelajaran sehingga sering terjadi friksi internal pada saat persiapan akreditasi. Hal semacam ini harus dihindari dengan kesadaran guru-guru akan tugas melekat melakukan penyusunan perangkat pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada penilaian. Perangkat pembelajaran tersebut harus ditanda tangani oleh kepala sekolah.

c. Dokumen Penilaian

Dokumen yang berkaitan dengan penilaian merupakan bukti fisik paling rumit. Terlebih pada saat ini, sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 maka instrumen akreditasi menuntut guru menyajikan bukti dokumen penilaian secara lengkap meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Guru harus menyajikan bukti perangkat penilaian mulai dari analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kisi-kisi soal, intrumen penilaian, telaah soal, hasil penilaian, analisis hasil ulangan, program remedial dan pengayaaan beserta bukti pelaksanaan.

Kunci keberhasilan standar penilaian ditentukan oleh standar isi dan proses. Apabila guru menyusun RPP dengan benar, kemudian melaksanakan dengan sesungguhnya, alhasil dokumen penilaian dimiliki oleh guru. Pembelajaran yang benar melibatkan proses penilaian sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dengan berbagai macam teknik. Penilaian sikap melalui poengamatan yang dibuktikan dengan dokumen jurnal penilaian sikap. Penilaian pengetahuan dibuktikan dengan dokumen intrumen dan hasil penilaian tertulis, lisan, dan penugasan. Penilaian ketrampilan dibuktikan dengan dokumen instrumen dan hasil penilaian praktik, proyek, dan portofolio.

d. Dokumen Supervisi

Salah satu aspek kepemimpinan kepala sekolah yang dinilai adalah pengawasan atau supervisi. Supervisi akademik dinilai pada Standar Proses dan Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan, serta Standar Pengelolaan. Kepala sekolah dibantu guru senior wajib melakukan supervisi akademik dan memiliki bukti program supervisi akademik, laporan pelaksanaan supervisi akademik, evaluasi dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.

Merupakan temuan setiap tahun bahwa nilai supervisi akademik masih belum optimal pada sebagian besar sekolah. Hal ini disebabkan kurangnya komitmen kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan. Dokumen yang dimiliki terkesan banyak yang rekayasa karena tidak dilakukan sesungguhnya. Banyak kepala sekolah tidak berpartisipasi aktif

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan supervisi namun menyerahkan kepada wakil kepala sekolah kurikulum tanpa partisipasi aktif sehingga pelaksanan supervisi hanya sekedarnya saja. Sebaiknya kepala sekolah merencanakan program supervisi, melaksanakan bersama dengan guru senior, mengevaluasi dan menindaklanjuti bersamasama dengan guru-guru senior secara baik.

e. Dokumen Bimbingan Konseling

Guru bimbingan konseling wajib menyusun perangkat bimbingan yang terdiri dari rencana program tahunan, program semester, program bulanan, satuan layanan, agenda harian, jurnal penilaian sikap.

f. Dokumen Rencana Kerja Sekolah

(1) Dokumen penyusunan visi, misi, dan tujuan sekolah disusun dengan baik dilengkapi dengan berita acara, daftar hadir, penetapan , dan peninjauan kembali. Visi, misi dan tujuan perlu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

(2) Struktur organisasi S/M disusun lengkap dengan rincian tugas setiap personel. Dokumen struktur organisasi dilengkapi dengan notulen rapat, sk penetapan, bukti sosialisasi, dan pengesahan bagan.

(3) Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang dilaksanakan minimal satu tahun sekali terhadap pencapaian delapan standar nasional pendidikan dibuktikan dengan bukti laporan hasil EDS.

(4) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah dituangkan dalam dokumen tertulis yang disusun sesuai hasil evaluasi diri sekolah, diputuskan dalam rapat dewan pendidik, ditetapkan kepala sekolah, disahkan oleh Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama, atau yayasan.

g. Dokumen Keuangan

Berbeda dengan administrasi lain, untuk penilaian standar pembiayaan diperlukandokumen keuangan selama 3 (tiga) tahun terakhir. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), Daftar Inventaris, Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu, Buku Kas Pajak, Buku

Kas Bank, serta laporan keuangan secara lengkap harus bisa disajikan dalam visitasi akreditasi. Sebagian besar nomor instrumen dikaitkan dengan besarnya daya serap anggaran. Selain itu sistimatika, transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan anggaran juga dinilai selama tiga tahun, oleh karena itu sekolah wajib melakukan pertanggungjawaban keuangan dengan menyusun dokumen laporan, menyampaikan laporan kepada pemerintah/yayasan, dan kepada orangtua.

h. Dokumen Kesiswaan

Semua dokumen yang berkaitan dengan pembinaan siswa mulai dari program ekstrakurikuler, pembinaan siswa unggul, literasi, kegiatan keagamaan, seni, olahraga, kepramukaan, UKS, KIR, budaya sekolah diarsip dengan baik dan sistematis mulai dari program, laporan pelaksanan, dan evaluasi serta tindak lanjut. Dokumentasi berupa fotofoto dan pajangan hasil karya merupakan kelengkapan yang harus ada.

3. Persiapan Pelaksanaan Visitasi

a. Diawali dengan pembentukan tim akreditasi yg terdiri atas kepala S/M, guru, tenaga kependidikan, dan komite S/M, kepala S/M melakukan sosialisasi kegiatan akreditasi kepada warga S/M. Tim akreditasi sebaiknya disusun dengan cermat berdasarkan kemampuan guru dan staf. Setelah itu, tim akreditasi mengunduh dan mempelajari dokumen Perangkat akreditasi.

b. Tim akreditasi mengelompokkan dan mengklasifikasikan data dan dokumen masingmasing standar. Berdasarkan dokumen yang ada serta sesuai dengan yang ditargetkan pada saat visitasi, tim akreditasi mengisi data isian akreditasi secara manual. Setelah melakukan pengecekan secara teliti, tim akreditasi mengisi data isian akreditasi (DIA) secara online pada Sispena-S/M. Pengisian DIA harus dilakukan secara cermat karena setelah disubmit data tidak bisa diubah lagi.

c. Tim akreditasi selanjutnya mempersiapkan pelaksanaan visitasi dimulai dari penyusunan bahan tayang profil sekolah yang akan disampaikan oleh kepala S/M. Dokumen bukti fisik diatur rapi masing-masing standar, diurutkan berdasarkan nomor instrumen secara sistematis dan mudah disajikan. Hitunglah kelengkapan dokumen dan kalkulasi prosesntasenya. Guru seyogyanya diwajibkan secara keseluruhan mengumpulkan bukti fisik yang diperlukan. Pengumpulan bukti fisik yang berasal dari guru merupakan pekerjaan yang perlu kesabaran maka diperlukan sistem yang profesional dalam menagih bukti fisik.

Sistem check-list yang diumumkan secara periodik di ruang guru bisa mengurangi kemungkinan friksi internal. Matrik data bukti fisik yang sudah masuk pada panitia dapat juga ditayangkan pada saat briefing atau rapat dinas.

d. Simulasi penilaian akreditasi baik dilakukan oleh sekolah. Setidaknya simulasi dilakukan dua kali. Pelaksanan simulasi jangan terlalu dekat dengan pelaksanan akreditasi agar tim dan semua warga sekolah memiliki waktu memperbaiki dan melengkapi. Simulasi akreditasi akan efektif jika dilakukan bersama pengawas Pembina terutama pengawas yang memiliki sertifikat asesor akreditasi dan sesuai jenjangnya. Temuan pada pelaksanan simulasi selanjutnya ditindaklanjuti untuk disempurnakan.

e. Ciptakan kebersamaan, semangat, kerja keras, ikhlas dalam menghadapi persiapan akreditasi.

E. Penutup

Dalam menghadapi perubahan ketentuan dalam akreditasi tersebut di atas, sebaiknya sekolah merespon dengan persiapan akreditasi yang matang. Persiapan yang matang dapat dilakukan apabila seluruh warga sekolah benar-benar bekerja secara profesional. Karakter kerjasama, ikhlas, kerja keras, disiplin, mandiri harus selalu damalkan oleh semua warga sekolah. Akreditasi merupakan bagian dari sistem penjaminan mutu, oleh karena itu sekolah sebaiknya memiliki sistem penjaminan mutu internal untuk menuju pemenuhan mutu. Sekolah yang bermutu tidak equivalen dengan ketersediaan tumpukan dokumen. Namun pembiasaan menulis apa yang akan dilakukan, lakukan apa yang ditulis, dan menulis apa yang telah dilakukan merupakan langkah sederhana dari sistem panjaminan mutu. Jika langkah sederhana ini dilakukan maka dokumen program akan tersedia sebagai panduan pelaksanaan, pelaksanaan program sesuai dengan rencana, akhirnya laporan pelaksanaan program beserta evaluasi dan tindaklanjut terwujud tanpa perlu rekayasa.

Daftar Rujukan:

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan

Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar

Keputusan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Nomor

082/BAN/SM/SK/2018 tentang Prosedur Operarional Standar

Akreditasi Tahun 2018

Tanggal Tempat Jam

26 Mar 2018 :s/d 26 Mar 2018 Reni : Herawati :03:03 WIB

Untuk suksesnya akreditasi sekolah Anda, mari persiapkan bukti fisik akreditasi standar sarana dan prasarana. Instrumen no 55 Bukti fisik Dokumen yang memuat luas lahan bangunan S/M. Bandingkan luas lahan tersebut dengan luas lahan minimum sesuai jumlah rambel dan jumlah lantai Instrumen no 56 Bukti fisik 1. Mengamati lingkungan 2. wawancara dengan berbagai pihak terkait sarpras. Instrumen no 57 Bukti fisik Dokumen yang memuat luas lantai bangunan S/M. Bandingkan luas lahan tersebut dengan luas lantai minimum sesuai jumlah rambel dan jumlah lantai . Instrumen no 58 Bukti fisik 1. Mengamati kondisi bangunan meliputi : a. konstruksi yang kukuh dan stabil b. Perangkat pencegahan bahaya kebakaran, c. Penangkal petir. 2. Wawancara dengan berbagai pihak terkait dengan sarpras. Instrumen no 59 Bukti fisik 1. Mengamati kondisi bangunan S/M dan sarpras yang ada,meliputi : a. ventilasi, b. pencahayaan, c. sanitasi, d. tempat sampah, e. bahan bangunan 2. Wawancara dengan berbagai pihak terkait dengan sarpras.

Instrumen no 60 Bukti fisik 1. Melihat ketersediaan penerangan listrik di semua ruangan. 2. Rekening pembayaan listrik. Instrumen no 61 Bukti fisik 1. Melihat kondisi fisik. 2. Dokumen pelaksanaan pemeliharaan S/M

Instrumen no 62 Bukti fisik Melihat ketersediaan dan kondisi prasarana yang dimiliki S/M . Khusus perpustakaan dan laboratorium dibuktikan dengan adanya jadwal penggunaan dan laporan kegiatan . Instrumen no 63 Dibuktikan dengan hasil pengamatan/observasi di lokasi dan wawancara engan berbagai pihak/wakil sarpras Instrumen no 64 Dibuktikan dengan memeriksa ruang dan pemanfaatan perpustakaan, katalog/e-katalog, perabot, media pembelajaran, dan perlengkapan lain Instrumen no 65 Dibuktikan dengan mengamati alat peraga yang tersedia di S/M. Instrumen no 66 Dibuktikan dengan memeriksa ruang pimpinan, perobot, dan perlengkapan lain Instrumen no 67 Dibuktikan dengan memeriksa ruang guru, perabot, dan perlengkapan lain Instrumen no 68 Dibuktikan dengan memeriksa tempat ibadah, perabot, dan perlengkapan lain. Instrumen no 69 Dibuktikan dengan memeriksa ruang UKS, perabot, dan perlengkapan lain

Instrumen no 70 Dibuktikan dengan memeriksa jamban dan perlengkapan lain Instrumen no 71 Dibuktikan dengan memeriksa ruang simpan/gudang dan perabot. Instrumen no 72 Dibuktikan dengan memeriksa keberadaan dan kemanfaatan tempat bermain/tempat olah raga, peralatan pendidikan, dan perlengkapan lain Instrumen no 73 Dibuktikan dengan memeriksa ruang sirkulasi. Instrumen no 74 Dibuktikan dengan memeriksa kantin. Instrumen no 75 Dibuktikan dengan memeriksa tempat parkir. 1) Menempati area tersendiri 2) Dibuat dengan mengikuti standar perda 3) Memiliki sistem pengamanan 4) Dilengkapi rambu-rambu lalu lintas sesuai keperluan

Jenis Prasarana Sekolah/Madrasah Dan Standar SarPras 1. Ruang kelas 1) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktik yang tidak

memerlukan

peralatanm khusus, atau praktik dengan alat khusus yang

mudah dihadirkan. 2) Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. 3) Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 siswa . 4) Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2m2/siswa. Untuk rombongan dengan

siswa kurang

dari

15

orang,

belajar

luas minimum ruang kelas adalah 30

m2. Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m. 5) Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. 6) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar siswa dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 7) Ruang kelas dilengkapi sarana

1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas 1.1. Kursi siswa (rasio 1 kursi/siswa) Kriteria Standar: Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh siswa. Ukuran sesuai dengan kelompokusia siswa dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum dibedakan dimensinya untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain dudukan dan sandaran membuat siswa nyaman belajar. 1.2. Meja siswa (rasio 1 meja/siswa) Kriteria Standar: Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh siswa. Ukuran sesuai dengan kelompokusia siswa dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum dibedakan dimensinya untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain memungkinkan kaki siswa masuk dengan leluasa ke bawah meja. 1.3. Kursi guru (rasio 1 kursi/guru) Kriteria Standar: Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. 1.4. Meja guru (rasio 1 meja/guru) Kriteria Standar: Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman 1.5. Lemari (rasio 1 buah) Kriteria Standar: Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan yang diperlukan kelas. Tertutup dan dapat dikunci. 1.6. Rak hasil karya siswa (rasio 1 buah) Kriteria Standar: Kuat, stabil, dan aman.

Ukuran memadai untuk meletakkan hasil karya seluruh siswa yang ada di kelas. Dapat berupa rak terbuka atau lemari. 1.7. Papan pajang (rasio 1 buah) Kriteria Standar: Kuat, stabil, dan aman. Ukuran minimum 60cm x 120cm. 2. Peralatan Pendidikan 2.1. Alat peraga (lihat daftar sarana laboratorium IPA, Agama, PKn, Bahasa (Indonesia, Jawa, Inggris/lainnya), Matematika, IPS, SBK, Penjasorkes 3. Media Pendidikan 3.1. Papan tulis (rasio 1 buah) Kriteria Standar: Kuat, stabil, dan aman. Ukuran minimum 90cm x 200cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh siswa melihatnya dengan jelas. 4. Perlengkapan Lain 4.1. Tempat sampah (rasio 1 buah) 4.2. Tempat cuci tangan (rasio 1 buah) 4.3. Jam dinding (rasio 1 buah) 4.4. Kotak kontak (rasio 1 buah) 2. Ruang perpustakaan 1) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan siswa dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas pengelola perpustakaan. 2) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 6 m. 3) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. 4) Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah/madrasah yang mudah dicapai. 5) Ruang perpustakaan dilengkapi sarana

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan 1.1. Buku teks pelajaran (1 eksemplar/mata pelajaran/siswa, ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah) 1.2. Buku panduan pendidik (1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/ mata pelajaran/sekolah) 1.3. Buku pengayaan (840 judul/sekolah) 1.4. Buku referensi (10 judul/sekolah) 1.5. Sumber belajarlain (10 judul/sekolah) 2. Perabot 2.1. Rak buku (1 set/sekolah) 2.2. Rak majalah (1 buah/sekolah) 2.3. Rak surat kabar (1 buah/sekolah) 2.4. Meja baca (10 buah/sekolah) 2.5. Kursi baca (1 buah/sekolah) 2.6. Kursi kerja (1 buah /petugas) 2.7. Meja kerja/sirkulasi (1 buah /petugas) 2.8. Lemari katalog (1 buah /sekolah) 2.9. Lemari (1 buah/ruang) 2.10. Papan pengumuman (1 buah /sekolah) 2.11. Meja multimedia (1 buah /sekolah) 3. Media Pendidikan 3.1. Peralatan multimedia (1 set/sekolah) 4. Perlengkapan Lain 4.1. Buku inventaris (1 buah /sekolah) 4.2. Tempat sampah (1 buah /ruang) 4.3. Kotak kontak (1 buah /ruang) 4.4. Jam dinding (1 buah /ruang)

3. Laboratorium IPA Laboratorium IPA di SD tidak harus mempunyai ruang khusus. Laboratorium yang dimaksud dapat berupa seperangkat alat praktik IPA yang dapat disimpan almari, dan digunakan untuk praktik pembelajaran IPA.

di

1. Perabot 1.1. Lemari (1 buah/sekolah) Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan seluruh alat peraga. Tertutup dan dapat dikunci. Dapat memanfaatkan lemari yang terdapat di ruang kelas. 2. Peralatan Pendidikan (1 buah/sekolah) 2.1. Model kerangka manusia (1 buah/sekolah) Tinggi minimum 125 cm. Mudah dibawa. 2.2. Model tubuh manusia (1 buah/sekolah) Tinggi minimum 125 cm. Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh siswa. Dapat dibongkar pasang. Mudah dibawa. 2.3. Globe (1 buah/sekolah) Diameter minimum 40 cm. Memiliki penyangga dan dapat diputar. Dapat memanfaatkan globe yang terdapat di ruang perpustakaan. 2.4. Model tata surya (1 buah/sekolah) Dapat mendemonstrasikan terjadinya fenomena gerhana. 2.5. Kaca pembesar (6 buah/sekolah) 2.6. Cermin datar (6 buah/sekolah) 2.7. Cermin cekung (6 buah/sekolah) 2.8. Cermin cembung (6 buah/sekolah) 2.9. Lensa datar (6 buah/sekolah) 2.10. Lensa cekung (6 buah/sekolah) 2.11. Lensa cembung (6 buah/sekolah) 2.12. Magnet batang (6 buah/sekolah) 2.13. Poster IPA, Jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. terdiri atas: a) metamorfosis, b) hewan langka, c) hewan dilindungi, d) tanaman khas Indonesia, e) contoh ekosistem, f) sistem-sistem pernapasan hewan 4. Ruang pimpinan 1) Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah, 2) pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite

sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya. 3) Luas minimum ruang pimpinan adalah 12m2 dan lebar minimum adalah 3m. 4) Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah, dapat dikunci dengan baik. 5) Ruang pimpinan dilengkapi sarana Jenis Sarana Ruang Pimpinan 1. Kursi pimpinan 2. Meja pimpinan 3. Kursi dan meja tamu 4. Lemari 5. Papan statistik Perlengkapan lain 1. Simbol kenegaraan 2. Tempat sampah 3. Mesin ketik/komputer 4. Filing cabinet 5. Brankas 6. Jam dinding 5. Ruang guru 1) Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik siswa maupun tamu lainnya. 2) Rasio minimum luas guru adalah 4m2/guru dan luas minimum adalah 32m2. 3) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang pimpinan. 4) Ruang guru dilengkapi sarana Jenis Sarana Ruang Guru 1. Meubelair 1.1. Kursi kerja 1.2. Meja kerja 1.3. Lemari 1.4. Papan statistik 1.5. Papan pengumuman

2. Peralatan lain 2.1. Tempat sampah 2.2. Tempat cuci tangan 2.3. Jam dinding 2.4. Penanda waktu 6. Tempat beribadah 1) Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. 2) Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SD/MI, dengan luas minimum adalah 12 m2. 3) Tempat beribadah dilengkapi sarana Jenis Sarana Tempat Ibadah 1. Perabot 1.1. Lemari/rak 2. Perlengkapan Lain 2.1. Perlengkapan ibadah 2.2. Jam dinding 7 Ruang UKS 1) Ruang UKS/M berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini siswa yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah/madrasah. 2) Ruang UKS/M dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling. 3) Luas minimum 12 m2, dan 4) Ruang UKS/M dilengkapi sarana Jenis Sarana Ruang UKS/M 1. Perabot 1.1. Tempat tidur 1.2. Lemari 1.3. Meja 1.4. Kursi

2. Perlengkapan Lain 2.1. Catatan kesehatan siswa 2.2. Perlengkapan P3K 2.3. Tandu 2.4. Selimut 2.5. Tensimeter 2.6. Termometer badan 2.7. Timbangan badan 2.8. Pengukur tinggi badan 2.9. Tempat sampah 2.10. Tempat cuci tangan 2.11. Jam dinding 8. Jamban/Sanitasi 1) Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. 2) Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 siswa pria, 1 unit jamban untuk setiap 40 siswa wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban di setiap sekolah/madrasah adalah 3 unit. 3) Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2. 4) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. 5) Tersedia air bersih di setiap unit jamban. 6) Jamban dilengkapi sarana Jenis Sarana Jamban/Sanitasi 1. Perlengkapan 1.1. Kloset jongkok 1.2. Tempat air dan Airnya minimal 200 l 1.3. Gayung 1.4. Gantungan pakaian 1.5. Tempat sampah 9. Gudang 1) Gudang berfungsi sebagai

tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar

kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun.

2) Luas minimum 18 m2. 3) Gudang dapat dikunci. 4) Gudang dilengkapi sarana Jenis Sarana Gudang 1. Perabot 1.1. Lemari (Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untukmenyimpan alat-alat dan arsip berharga) 1.2. Rak (Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan peralatan olahraga, kesenian, dan keterampilan) 10. Ruang sirkulasi 1) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial siswa di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah. 2) Ruang

sirkulasi

ruang

dalam

di

horizontal

bangunan

berupa

koridor

sekolah/madrasah

yang

menghubungkan ruang-

dengan

luas minimum adalah

30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8m, dan tinggi minimum adalah 2,5m. 3) Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 4) Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi dengan pagar pengaman dengan tinggi 90—110cm. 5) Bangunan bertingkat dilengkapi dengan tangga. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30m

dilengkapi

minimum dua

buah tangga.

6) Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan beringkat tidak lebih dari 25m. 7) Lebar minimum tangga adalah 1,5m, tinggi maksimum anak tangga adalah 17cm, lebar anak tangga adalah 25—30cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengan tinggi 85—90cm. 8) Tangga yangg memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga. 9) Ruang sirkulalsi vertikal dilengkapi dengan pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

11. Tempat bermain/berolahraga 1) Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. 2) Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3m2/siswa. Jika banyak siswa kurang dari 180 orang, maka luas minimum tempat bermain/berolahraga adalah 540m2. 3) Di dalam luasan tersebut terdapat tempat berolahraga berukuran minimum 20m x 15m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan berolahraga. 4) Sebagian dari tempat bermain ditanami pohon penghijauan. 5) Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas. 6) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir. 7) Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana Jenis Sarana Tempat Bermain/Berolahraga 1. Peralatan Pendidikan 1.1. Tiang bendera 1.2. Bendera 1.3. Peralatan bola voli (minimal 6 bola) 1.4. Peralatan sepak bola (minimal 6 bola) 1.5. Peralatan senam 1.6. Peralatan atletik 1.7. Peralatan seni budaya 1.8. Peralatan ketrampilan 2. Perlengkapan lain 2.1. Pengeras suara 2.2. Tape recorder

Related Documents

Bukti Fisik
October 2019 51
Bukti Fisik
May 2020 32
Bukti Fisik Akreditasi.docx
November 2019 27

More Documents from "Annie Ailamahira Fachrudin"