Budaya Organisasi

  • Uploaded by: Adit Saputra
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Budaya Organisasi as PDF for free.

More details

  • Words: 2,144
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah.

Dalam sebuah organisasi memiliki budaya masing – masing yang menjadikan salah satu pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi dapat dikatakan kuat jika antar karyawan mempunyai nilai – nilai bersama yang dianggap baik dan sesuai dengan ketentuan, karena semakin banyak nilai saling berbagi dan saling menerimanya maka akan semakin memperkuat budaya yang diterapkan sebuah organisasi dalam berperilaku.1 Budaya organisasi dapat menjadi suatu instrumen keunggulan dalam bersaing yang utama apabila budaya tersebut dapat mendukung strategi organisasi, mampu menjawab dan mengatasi tantangan persaingan maupun perubahan yang terjadi dengan tepat dan tanggap. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka terlihat setiap perusahaan memiliki tipe budaya organisasi yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainya dan menjadikan budaya organisasi sebagai media dalam membentuk hubungan antara karyawan dengan

1 Ivenceich .J.M., Konopaske. R., dan Mateson. M.T., 2007, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta, h.46.

1

organisasi yang mengharapkan karyawan akan merasa bahwa mereka merupakan bagian dari organisasi.2 Melihat arti penting dari adanya budaya organisasi, sehingga budaya organisasi tersebut dijadikan alat untuk mengawasi pegawai mulai dari cara bekerja sama maupun dasar seluruh anggota organisasi untuk menjalankan pekerjaannya, selain itu budaya organisasi merupakan cara berinteraksi antara karyawan satu dengan yang lainnya. Sehingga di dalam implementasinya, jika budaya organisasi yang diterapkan baik maka akan berakibat baik pula terhadap kinerja yang dihasilkan terhadap peruasahaan.

Berdasarkan penjelasan latar

belakang diatas penulis memandang sangat penting untuk mengkaji budaya organisasi lebih mendalam baik dari aspek pengertian dan karakteristik dari budaya organisasi.

1.2.

Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas diantaranya yaitu : 1. 2. 3.

Apa yang dimaksud denga budaya organisasi ? Apa saja yang menjadi karakteristik budaya organisasi ? Sebutkan faktor pembentuk beserta fungsi dari budaya organisasi ?

BAB II PEMBAHASAN 2 Tanuwibowo, Jesica.C. dan Sutanto, E.M., 2014, Hubungan Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional pada Kinerja Karyawan, Trikonomika Vol.13, No.2:136-144 355-7737, h.14.

2

2.1. Pengertian Budaya Organisasi. Sebelum mengetahui mengenai pengertian budaya organisasi, ada baiknya terlebih dahulu untuk mengetahui mengenai pengertian dari budaya. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia, sedangkan organisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian – bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dilihat budaya organisasi dikatakan sebagai kebiasaan – kebiasan yang dilakukan pada sebuah organisasi yang mewakili norma – norma, perilaku yang kemudian diikuti oleh anggotanya. Disamping pengertian mengenai budaya organisasi diatas, adapun beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian dari budaya organisasi diantarnaya : 1.

Menurut Creemers dan Reynolds dalam buku Soetopo menyatakan bahwa

“ organizational culture is a pattern of beliefs and expectation shared by the organization’s members ” (budaya organisasi adalah pola keyakinan dan harapan bersama oleh anggota organisasi.3 2. Menurut Ogbonna dan Harris dalam buku Achmad Sobirin, mengartikan budaya organisasi adalah keyakinan, tata nilai, makna, dan asumsi – asumsi yang secara kolektif di bagikan oleh sebuah kelompok sosial guna membantu 3 Soetopo Hendyat, 2010, Perilaku Organisasi, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta, h.122. 3

mempertegas cara mereka saling berinteraksi dan mempertegas mereka dalam merespon lingkungan.4 3. Menurut pendapat Robbins budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh anggota – anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi – organisasi lainnya.5 Berdasarkan pengertian budaya organisasi menurut para ahli diatas, maka terlihat budaya organisasi yang terbentuk dalam sebuah perusahaan sangat tergantung pada visi dan misi organisasi dan ini melekat pada pimpinan organisasi itu sendiri. Budaya ini akan membentuk perilaku keseluruhan personal perusahaan yang dapat memperkuat nilai-nilai atau memperlemah nilai-nilai dalam bekerja nilai – nilai ini akan digunakan sebagai pedoman dalam organisasi yang kelak dapat membuat sebuah organisasi tampil beda dengan organisasi yang lain. Budaya organisasi dapat membuat karyawan gairah, disiplin, suka memiliki nilai moral yang tinggi atau malah sebaliknya, tidak bergairah, tidak disiplin, santai atau malas, selalu mengharap imbalan dan lain sebagainya. Perbedaan latar budaya dari setiap orangakan membuat perbedaan pula dalam cara mereka berperilaku. Adakalanya budaya organisasi merupakan suatu kekuatan yang tidak tampak, tapi sangat terpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan tindakan seseorang dalam bekerja.

4 Achmad Sobirin, 2007, Budaya Organisasi Pengertian, Makna dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi, IBPP STIM YKPN, Yogyakarta, h.132.

5 Robbins, Stephen P, 1996, Perilaku Organisasi, Jilid II, Alih Bahasa Hadayana Pujaatmaka, Prenhalindo, Jakarta, h.289.

4

Dalam organisasi bisa dilihat perangkat keras dari sebuah budaya seperti adanya struktur, kebijakan, peraturan, teknologi, keuangan, yang dapat diawasi dan diukur. Namun ada pula perangkat lunak yang tidak tampak, yang bersifat kejiwaan menyangkut sisi kemanusiaan dari orgnisasi, seperti nilai, kepercayaan, keyakinan, norma-norma, kebiasaan yang sudah mendarah daging, yang sulit dikuantifisir, sulitdiawasi, dan sulit dirubah. Secara tipologis budaya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian atau tipe diantaranya yaitu :6 1.

Academy, yaitu budaya organisasi yang menekankan pada spesialisasi jabatan.

Tipe ini menghendaki karyawan berasal dari suatu Perguruan Tinggiyang terkenal yang akan dididik dan ditempatkan pada suatu bidang kerja yang professional. 2. Club, dalam hal ini budaya organisasi menjadikan senioritas, loyalitas, komitmen dan pengalaman sebagai cirri khas budaya organisasi. 3. Baseball Team, mencari bakat-bakat muda yang

dapat

memberikansumbangan yang cemerlang bagi kemajuan organisasi, tidak mementingkan umur, tapi yang penting adalah individu yang memiliki jiwa “entrepreneur” dan inofatif. 4. Fortress, menekankan pada kelangsungan hidup organisasi, survive melalui kepekaan terhadap tantangan-tantangan baru.

Disisi lain, menurut Luthans dalam buku Aan Komariyah mengemukakan ciri – ciri budayaan organisasi diantaranya :7 6 Aan Komariah, 2004, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta, h.191. 7 Ibid, h.25.

5

1. 2. 3. 4. 5.

Peraturan yang berlaku yang harus dipenuhi; Norma – norma; Filosofi; Aturan – aturan; Iklim organisasi. Ciri utama yang dominan dalam budaya organisasi yang telah dijabarkan

diatas adalah terlihat adanya peraturan, norma, aturan-aturan, dan nilai-nilai. Kemudian dilihat pula iklim organisasi, suasana hubungan interaktif antar personil, atasan-bawahan. Dan antar karyawan sendiri. Sedangkan landasn filosofi adalah dasar hakiki yang dianut oleh para pemilik atau pendiri perusahaan tentang pandangan hidupnya, masa depan perusahaan, visi dan misi yang melandasi perilaku organisasi sebuah lenbaga. Iskandar Kasim menyatakan bahwa paling penting sedikit ada sepuluh aspek organisasi yang akan membentuk budaya organisasi, baik itu merupakan Badan Usaha, Instansi Pemerintah atau lembaga lainnya yaitu :8 1. Peraturan dan Kebijaksanaan; 2. Tujuan dan Ukuran; 3. Pelatihan; 4. Perilaku Menajemen; 5. Kebiasaan dan Norma; 6. Upacara dan Kejadian; 7. Penghargaan dan Pengakuan; 8. Komunikasi; 9. Lingkungan; 10. Struktur Organisasi. Kesepuluh komponen diatas, tidak perlu semuanya ada, tetapi harus dilihat dari sudut pandang kondisi pada organisasi, karena tidak satu komponen pun yang

8 Kasim, Iskandar, 2005, Manajemen Perubahan, Alfabeta, Bandung, h.3. 6

dapat berdiri sendiri membentuk budaya organisasi melainkan budaya organisasi merupakan campuran dari aspek – aspek tersebut diatas.

2.2.

Krakteristik Budaya Organisasi. Budaya organisasi merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks yang harus

memiliki beberapa karakteristik sebagai wujud nyata keberadaannya. Masingmasing karakteristik tersebut pada penerapannya akan mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Menurut pendapat Surya Dharma dan Haedar Akib mengemukakan 10 (sepuluh) bentuk karakteristik budaya perusahaan atau organisasi sebagai berikut :9 1. Identitas anggota. Merupakan derajat dimana pekerjaan lebih mengidentifikasi organisasi secara menyeluruh dan umum serta global dari pada dengan tipe pekerjaan atau bidang keahlian profesional yang memiliki oleh tiap bagian dari individu dalam suatu organisasi. 2. Penekanan kelompok. Derajat dimana aktivitas tugas lebih diorganisir untuk seluruh kelompok dari pada individu. 3. Fokus orang. Derajat dimana keputusan manajemen secara memperhatikan dampak luaran atau dampak eksternal yang dihasilkan terhadap pekerjaan dalam organisasi. 4. Penyatuan unit. Derajat dimana unit-unit dalam organisasi didorong agar berfungsi dengan cara yang terorganisasi atau bebas. 5. Pengendalian. Derajat dimana peraturan, regulasi dan pengendalian langsung digunakan untuk mengawasi dan pengendalian perilaku pekerja. 9 Dharma, Surya dan Haedar Akib, 2004, Budaya organisasi kreatif mencermati budaya organisasi sebagai faktor determinan kreativitas, Usahawan, h.25.

7

6. Toleransi resiko. Derajat dimana pekerja didorong untuk agresif, kreatif, inovatif dan mau serta mampu mengambil resiko dalam menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi. 7. Kriteria ganjaran. Derajat dimana ganjaran seperti peningkatan pembayaran dan promosi lebih dialokasikan menurut kinerja pekerja daripada senioritas, favoritisme atau faktor non pekerja lainnya. 8. Toleransi konflik. Derajat dimana pekerja didorong dan diarahkan untuk menunjukkan konflik dan kritik secara terbuka. 9. Orientasi sarana serta tujuan. Derajat dimana manajemen lebih terfokus pada hasil atauluaran dari teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai luaran tersebut. 10. Fokus pada sistem terbuka Derajat dimana organisasi memonitor dan merespon perubahan dalam lingkungan eksternal. Dengan menilai organisasi itu berdasarkan 10 (sepuluh) karakteristik tersebut, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku.

2.3.

Faktor Pembentuk Beserta Fungsi Budaya Organisasi.

8

Dalam pembentukan sebuah budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor – faktor, diantaranya menurut pendapat dari Krisdarto faktor yang mempengaruhi pembentukannya adalah sebagai berikut :10 a. Observed behavioral regularities when people interact Yaitu bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada, dan ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi. b. Group Norms. Yaitu nilai dan standar baku dalam organisasi. c. Exposed Values. Yaitu nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin

dicapai,

misalnyakualitas produk, dan sebagainya. d. Formal Philosophy. Yaitu kebijakan dan prinsip ideologis

perilaku

yang

mengarahkan

organisasiterhadap karyawan, pelanggan, dan pemegang saham. e. Rules of the Game. Yaitu aturan-aturan dalam perusahaan (the ropes), hal – hal apa saja yang harusdipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima di organisasi tersebut. f. Climate. Yaitu perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan interaksi antar karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi dengan pelanggan atau organisasi lain. g. Embedded Skills. Yaitu kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam menyelesaikan tugasnya, dan kemampuan menyalurkan keahliannya dari satu generasi kegenerasi lainnya. h. Habits of thinking, mental models, and/or linguistec paradigms. Yaitu adanya suatu kesamaan “frame” yang mengarahkan pada persepsi (untuk dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi), pikiran, dan bahasa yang digunakan oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru pada awal proses sosialisasi. 10 Krisdarto, 2001, Menuju SDM Berdaya, Alex Media Kompatindo, Jakarta, h.53. 9

i. Shared Meanings. Yaitu rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh karyawan dariinteraksi sehari-hari. j. Root Metaphors or Integrating Symbols Yaitu ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifacts lainnya. Hal ini merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi. Sedangkan fungsi yang dimiliki dari budaya organisasi menurut pendapat Beach dalam buku Aan Komariah membagi fungsi tersebut menjadi 7 (tujuh) bagian diantaranya, yaitu :11 1.

Memberikan spesifikasi apa yang utama yang harus dilakukan buat

organisasi, sehingga ada standar pengukuran baik terhadap keberhasilan ataupun kegagalan. 2. Memberi pedoman bagaimana cara menggunakan resources, dan untuk apa digunakan. 3. Menetapkan apa yang dapat diharapkan oleh organisasi dari karyawan, dan sebaliknya. 4. Membuat metode pengawasan perilaku dalam organisasi, mana yang sah, dan mana yang tidak sah, dimana letak kekuasaan dan bagai mana menggunakan kekuasaan. 5. Menetapkan mana perilaku yang boleh dilakukan dan mana yang tidak, dan menetapkan hukuman atau penghargaan.

11 Aan Komariah, Op.cit, h.192. 10

6.

Menentukan suatu tatanan bagaimana anggota harus menciptakan

kebersamaan sesama anggota dan bagaimana menghadapi non- anggota, dalam hal berkopetisi, bekerjasama, berlaku sopan. 7. Memberi petunjuk pada anggota bagaimana memperlakukan lingkunagn eksternal, aggressively, exploitatively, responsibly, or proactively.

BAB III PENUTUP 11

3.1.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembahasan ketiga rumusan masalah diatas, yaitu : 1.

Pengertian budaya organisasi adalah merupakan keyakinan, tata nilai,

makna, dan asumsi – asumsi yang secara kolektif di bagikan oleh sebuah kelompok sosial guna membantu mempertegas cara mereka saling berinteraksi dan mempertegas mereka dalam merespon lingkungan. 2.

Karakteristik dari budaya organisasi adalah adanya identitas anggota,

penekanan

kelompok,

fokus orang,

penyatuan unit,

pengendalian,

toleransi resiko, kriteria ganjaran, toleransi konflik, orientasi sarana serta tujuan, fokus pada sistem terbuka.

3.

Faktor pembentuk budaya organisasi di pengaruhi oleh, observed

behavioral regularities when people interact, group norms, exposed values, formal philosophy, rules of the game, climate, embedded skills, habits of thinking, mental models, and/or linguistec paradigms, shared meanings , root metaphors or integrating symbols dan memiliki fungsi meliputi memberikan spesifikasi, menetapkan, membuat metode pengawasan, menetapkan perilaku, menentukan kondisi, serta memberi petunjuk. DAFTAR PUSTAKA Buku – buku :

12

Aan Komariah, 2004, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta. Achmad Sobirin, 2007, Budaya Organisasi Pengertian, Makna dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi, IBPP STIM YKPN, Yogyakarta. Dharma, Surya dan Haedar Akib, 2004, Budaya organisasi kreatif mencermati budaya organisasi sebagai faktor determinan kreativitas, Usahawan. Ivenceich .J.M., Konopaske. R., dan Mateson. M.T., 2007, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta. Krisdarto, 2001, Menuju SDM Berdaya, Alex Media Kompatindo, Jakarta. Kasim, Iskandar, 2005, Manajemen Perubahan, Alfabeta, Bandung. Robbins, Stephen P, 1996, Perilaku Organisasi, Jilid II, Alih Bahasa Hadayana Pujaatmaka, Prenhalindo, Jakarta. Soetopo Hendyat, 2010, Perilaku Organisasi, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta. Tanuwibowo, Jesica.C. dan Sutanto, E.M., 2014, Hubungan Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional pada Kinerja Karyawan, Trikonomika Vol.13, No.2:136-144 355-7737.

13

Related Documents

Budaya Organisasi
June 2020 36
Budaya Organisasi
August 2019 35
Budaya Organisasi
August 2019 41
Budaya Organisasi .doc
October 2019 36

More Documents from "purnaminiluhekha"