Difusi Adalah Gerakan Partikel Dari Tempat Dengan Potensial Kimia Lebih Tinggi Ke Tempat Dengan Potensial Kimia Lebih Rendah Karena Energi Kinetiknya Sendiri Sampai Terjadi Keseimbangan Dinamis.docx

  • Uploaded by: Adit
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Difusi Adalah Gerakan Partikel Dari Tempat Dengan Potensial Kimia Lebih Tinggi Ke Tempat Dengan Potensial Kimia Lebih Rendah Karena Energi Kinetiknya Sendiri Sampai Terjadi Keseimbangan Dinamis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 841
  • Pages: 3
Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis. Senada dengan itu, difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah (Jati, 2007: 54). Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka makin tajam pula gradasi konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan difusinya.Apabila partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu partikelpartikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya, dan secara menyeluruh gerakan partikel ke arah tertentu disebut difusi. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya (Malyan, 2013:85). Difusi adalah peristiwa di mana terjadi tranfer materi melalui materi lain. Transfer materi ini berlangsung karena atom atau partikel selalu bergerak oleh agitasi thermal. Walaupun sesungguhnya gerak tersebut merupakan gerak acak tanpa arah tertentu, namun secara keseluruhan ada arah neto dimana entropi akan meningkat. Difusi merupakan proses irreversible. Pada fasa gas dan cair, peristiwa difusi mudah terjadi pada fasa padat difusi juga terjadi walaupun memerlukan waktu lebih lama (Malyan, 2013: 94). Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu : a.

Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.

b.

Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

c.

Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

d. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. e.

Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

Semua zat terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil yang bergerak terus menerus secara acak-acakan. Makin tinggi suhunya makin cepat gerakan partikel- partikel tersebut. Dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan ternyata ada kecenderungan bergerak dari satu tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat lain yang konsentrasinya lebih rendah, proses ini disebut difusi. Proses ini juga terjadi sebagai akibat adanya mobilitas dan energi kinetik dari molekul atau ion yang mengadakan difusi tersebut (Lakitan, 2002: 101). Arah gerak molekul dalam larutan atau gas tidak tertentu karena adanya hantaman molekul air atau dari gas lain. Arah gerak molekul ini mengikuti gerak Brown, atau geraknya dinamakan “Random Walk”. Difusi zat cair dan gas ternyata lebih cepat dari pada zat padat. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah, makin cepat proses difusi. Banyak zat-zat terlarut dapat masuk atau keluar dari sel-sel hidup karena protoplasma bersifat kobid mirip dengan agar- agar dan permeabel. Difusi maupun arus massa oleh gaya dorong yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan potensial (temperature, listrik, terjadi adanya tekanan hidrolik, konsentrasi, dan sebagainya) yang mengarah dari tempat dengan potensial tinggi ke tempat dengan potensial lebih rendah (Lakitan, 2002: 103). Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak terikat dalam suatu zat padat. Tiap molekul bergerak lurus sampai ia bertabrakan dengan molekul lainnya. Pada setiap tabrakan molekul terpental dan melaju ke arah lain. Inilah yang menyebabkan gerakan acak dari molekul tersebut. Kecepatan difusi zat melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipit dari partikel- partikel tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membran dari pada molekul hidrofilik. Membran sel, kurang permeabel terhadap ion-ion dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel dari da molekul besar. Dan nyatanya difusi sederhana dari molekul hidrofolik yang besarnya lebih dari 7- 8 A hampir tidak dapat berlangsung karena terhalang oleh membran sel. Meskipun demikian molekul dapat juga masuk dalam sel. Suatu cara bagaimana ini dapat berlangsung adalah dengan jalan yang di sebut “difusi terbantu” (Mudakir, 2004: 121- 122). Osmosis adalah gerakan bersih spontan air melintasi membran semipermeabel dari daerah konsentrasi zat terlarut tinggi ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut rendah, menuruni gradien konsentrasi zat terlarut. Ini terjadi ketika media sekitarnya sel memiliki konsentrasi air

lebih tinggi dari sel. Sel bertambah air dan pada saat yang sama, banyak molekul penting, dan partikel untuk pertumbuhan, juga berpindah dari satu sel ke sel lainnya (Sasmitamihardja,2003 : 89-90) Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeable (Sasmitamihardja, 2003: 92).

Dapus Malyan, A. 2013. Pengaruh Suhu dan Kosentrasi Terhadap Penyerapan Larutan Gula Pada Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Jurnal Tenik Pertanian Lampung. 2 (1): 85-94. Jati, Wijaya. (2007). Aktif Biologi. Jakarta : Ganeca Exact. Lakitan, Benyamin. (2002). Dasar-Dasar Biologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mudakir, I.(2004). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia. Sasmitamihardja, D. (2003). Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Biologi FMIPA ITB Dirjen Dikti.

Related Documents


More Documents from ""