LEADERSHIP Pada Pelayanan Mutu Hafizurrachman
Figure 2.1. UMMC integrated TQM Model leadership culture Philosophy
Technicall & analytical skills
Customer focus
People skills
Structure & organization Source: Copyright © 1992, University of micnigan Medical Center,Ann Arbor,Mich
DEFINISI LEADERSHIP (1) • “Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dipahami”. (Richard L. Daft) • Kemudian dipermudah : “sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya”.
DEFINISI LEADERSHIP (2) • “A leader is an individual who influences others to act toward a particular goal or endstate” (Judith R.Gordon) Konsepsi kepemimpinan meliputi tindakan seperti merumuskan gagasan, memobilisasi kekuatan, mengorganisasikan orang dan meluncurkan gerakan.
DEFINISI LEADERSHIP (3) • Kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk (inducing) orang-orang lain menuju sasaran bersama. (Th. Agung M. Harsiwi,1997) • Definisi tersebut mencakup tiga elemen berikut: 1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept), yaitu kepemimpinan hanya ada dalam proses korelasi dengan orang lain (para pengikut), 2) Kepemimpinan merupakan suatu proses, yaitu agar bisa memimpin maka pemimpin harus mampu melakukan sesuatu, 3) Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan, yaitu pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberikan imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan visi.
DEFINISI LEADERSHIP (4) “proses yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan individu atau kelompok dalam usaha mengidentifikasi tujuan serta memotivasinya dalam mencapai tujuan tersebut.” (Newstorm)
Definisi Leadership (5) “Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya
1)
2)
3)
4)
tujuan. Sumber dari pengaruh ini bisa formal, seperti misalnya yang disediakan oleh pemilikan peringkat manajerial dalam suatu organisasi.” (Robbin) Ada empat pendekatan terhadap apa yang membuat pemimpin efektif : Berusaha mencari ciri kepribadian yang universal yang sampai sesuatu derajat yang lebih tinggi dimiliki oleh pemimpin dari pada bukan pemimpin, Mencoba menjelaskan kepemimpinan dalam perilaku seseorang yang terlibat di dalamnya. Kedua pendekatan ini telah dicap sebagai “awal yang palsu,” yang didasarkan pada konsepsi mengenai kepemimpinan yang keliru dan terlalu disederhanakan, Menggunakan model-model kemungkinan untuk menjelaskan tidak memadainya teori-teori kepemimpinan sebelumnya dalam merujukkan dan memadukan aneka ragam penemuan riset, dan Perhatian kembali ke ciri, tetapi dari suatu perspektif yang berbeda. Garis pemikiran ini mengemukakan bahwa hakikat kepemimpinan adalah gaya yang menonjolkan penampilan sebagai pemimpin.
Menurut Campbel : “lima tipe pemimpin untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain, yaitu: (1) Kekuasaan imbalan (reward power), (2) kekuasaan paksa (coercive power), (3) kekuasaan kewenangan (legitimate power), (4) kekuasaan daya tarik (referent power), dan 5) kekuasaan keahlian (expert power). “
• Menurut Hurber adalah “suatu proses dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan adalah suatu konsep dan proses yang berhubungan dengan setiap kelompok”. • Grant yang dikutip Hurber mendefinisikan kepemimpinan sebagai “suatu pedoman, kelangsungan, pembelajaran serta pemberian motivasi dalam mencapai tujuan dan prestasi. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah suatu gabungan yang berbeda antara tugas dan hubungan perilaku yang biasa digunakan untuk mempengaruhi individu atau kelompok dalam pencapaian tujuan.”
Definisi Leadership KESIMPULAN • kepemimpinan pada intinya merupakan upaya mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. • Kepemimpinan dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting. Pentingnya kepemimpinan dalam suatu organisasi terkait dengan strategi fungsi kepemimpinan.
• Menurut Hurber, terdapat lima aspek penghubung di dalam kepemimpinan, yaitu : 1) Pemimpin (The leader), 2) Bawahan (The Follower), 3) Situasi (The Situation), 4) Proses Komunikasi (The Communication process), dan 5) Tujuan (The Goal).
• Beberapa hubungan antara atasan (pimpinan) dengan bawahan (karyawan) meliputi : 1)Tingkat percaya diri ; kepercayaan, kehormatan bawahan kepada pimpinannya, 2)Struktur kerja (tingkat tugas kerja sesuai prosedur contoh; struktur atau tidak terstruktur) 3)Posisi kekuasaan (tingkat akan pengaruh pemimpin dimana mempunyai kekuasaan lebih seperti pembayaran gaji, pemberhentian, tingkat disiplin, promosi dan kenaikan gaji.
• Model Fielder ialah untuk mengevaluasi keadaan ketiga jarak kontingensi variabel. Hubungan pemimpin dan karyawan adalah baik atau buruk, struktur kerja: tinggi atau rendah, dan posisi kekuasan: kuat atau lemah. • Fielder menetapkan hubungan pemimpin-karyawan yang lebih baik yaitu: struktur kerjanya lebih terstruktur dan posisi kekuasaannya lebih kuat, lebih terkontrol atau pengaruh yang dimiliki oleh pemimpin. Orientasi hubungan pemimpin, bagaimanapun lebih menampilkan kepada situasi yang lebih moderat. (F.D Becker, Creating Environment in Organizations (Proger Publisher, 1981).
• Tiga keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam memimpin atau mempengaruhi karyawan yaitu: • 1) Mendiagnosa (Diagnosing), proses pendiagnosaan kegiatan yang menyangkut pemahaman situasi dan permasalahan baik yang bisa diatasi maupun tidak bisa diatasi, 2) Mengadaptasi (Adapting), proses pengadaptasian kegiatan yang menyangkut pengadapatasia perilaku dan pengembangan lain yang disesuaikan dengan situasi, dan 3) Mengkomunikasikan (Communicating), proses pengkomunikasian kegiatan karyawan.
• Dalam bukunya The Fifth Discipline, Peter M. Senge yang dikutip Jaffe menyatakan bahwa bangunan dari learning organization adalah lima unsur yaitu • (1) System thingking • (2) Personal mastery (penguasaan personal); (3) Mentals models • (4) Shared vision • (5) Team learning. (David
Jaffe, Organization Theory (Singapore: McGrawHill International Edition, 2001)
Studi Kepemimpinan terbagi dalam garis penelitian dan diklasifikasikan menurut focus: 1. Pendekatan Trait (sifat) 2. Pendekatan Perilaku (behavior) 3. Pendekatan Situasional 4. Pendekatan Transaksional 5. Pendekatan Transformasional 6. Pendekatan Kepemimpinan Kharismatik 7. Pendekatan Teori Kepemimpinan X dan Y 8. Pendekatan Teori Kepemimpinan Z
1. Pendekatan Trait •
•
Yukl di dalam Richard L. Daft mengemukakan bahwa pemahaman awal tentang kepemimpinan terfokus pada karakteristik sifat yang dimiliki seorang pemimpin. Sifat merupakan salah satu karakteristik yang spesifik yang dimiliki oleh individu, seperti kepercayaan diri, kejujuran, kecerdasan, dan keberanian. Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi seorang pemimpin. Individu tersebut lebih dikenal sebagai orang super (great person). Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu dilahirkan memiliki sifatsifat tertentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang pemimpin. Teori ini mencoba untuk membandingkan sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin dengan individu yang bukan seorang pemimpin.
1. Pendekatan Trait • Kemudian studi kepemimpinan memusatkan perhatian pada ciri pribadi pemimpin, yang dikenal dengan trait theory. Trait pada dasarnya menjadi motivasi bagi pemimpin. Trait atau sifat yang penting antara lain:mendorong atau ambisi, kejujuran dan integritas, motivasi kepemimpinan, percaya diri, kemampuan kognitif, pengetahuan bisnis, kreativitas dan fleksibilitas.
2. Pendekatan Perilaku • Pendekatan awal terhadap studi perilaku pemimpin dihubungkan dengan trait theory atau teori sifat, yaitu tetap menekankan pada hal yang diyakini merupakan perbedaan dasar dalam pola perilaku pemimpin yang berasal dari kepribadian dan pandangan hidup pribadi. Daft mengungkapkan gaya kepemimpinan berdasarkan gabungan dua dimensi, yaitu: Pertama, seberapa jauh pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan (otokratis-demokratis). Kedua, seberapa jauh pemimpin mengarahkan kegiatan bawahan dan memberi tahu bagaimana cara melaksanakan pekerjaan mereka (direktif-permisif).
3. Pendekatan Situasional • Pendekatan situasional disebut juga dengan pendekatan contingency yang didasarkan kepada pendapat bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada sejumlah faktor. Tidak ada kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi atau keadaan. Menurut teori Fiedler terdapat 3 kriteria situasi yaitu hubungan antara pimpinan dan karyawan, tugas kelompok dan kekuasaan. Fiedler percaya bahwa kunci dari kesuksesan seorang pemimpin terletak pada gaya kepimpinannya.
4. Pendekatan Transaksional • Pada organisasi modern gaya kepemimpinan yang banyak diterapkan adalah pendekatan kepemimpinan transaksional. Gaya kepemimpinan ini berdasarkan asumsi bahwa kepemimpinan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan pengikut. • Kedua pihak saling independent dan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan sendiri. Seringkali tujuan dan kebutuhan kedua pihak saling bertentangan sehingga mengarah ke situasi konflik antara pemimpin (manajemen perusahaan) dengan bawahan (karyawan)
5. Pendekatan Transformasional • Richard L. Daft dengan judul buku The Leadership Experience menggagas teori kepemimpinan transformasional (transfomational Leadership). Pengembangan faktor-faktor kepemimpinan transformasional telah dikembangkan dari penelitian oleh Bass. Ia mengidentifikasikan lima faktor (tiga yang pertama berlaku pada transformasional dan dua faktor yang terakhir berlaku pada kepemimpinan transaksional). Faktor-faktor tersebut adalah: (a) Karisma, (b) Perhatian Individual, (c) Rangsangan Intelektual, (d) Pujian terbuka, dan (e) Inspirasi.
5. Pendekatan Tranformasional • Pemimpin transformasional dapat menggunakan kekuasaan dan wewenang untuk mengganti suasana lingkungan sosial dan psikologis secara radikal, melakukan perubahan, membuang yang lama dan menggantikannya dengan yang baru.
6. Pendekatan Kepemimpinan Kharismatik •
•
Max Weber (1947) memberi perhatian kepada kepemimpinan kharismatik, menurutnya kepemimpinan kharismatik memiliki kapasitas untuk mengubah sistem sosial yang ada, berdasarkan persepsi pengikut yang percaya bahwa pemimpin ditakdirkan memiliki kemampuan istimewa. Pemimpin kharismatik akan muncul jika terjadi krisis sosial dengan visi yang radikal dan menjanjikan solusi terhadap krisis. Teori Robert House disebut The Path-Goal Theory, dikembangkan berdasarkan teori pengharapan dalam motivasi yang mengatakan bahwa orang akan termotivasi oleh dua harapan berupa kemampuannya mengerjakan suatu tugas dan rasa percayanya bahwa jika pegawai tersebut dapat mengerjakan dengan baik akan memperoleh hadiah yang berharga. Selanjutnya, Richard L. Daft membedakan ciri kepribadian dari perilaku pemimpin kharismatik dan non-kharismatik.
7. Pendekatan Teori Kepemimpinan X dan Y •
•
Teori X dan Teori Y yang dikembangkan oleh Douglas McGregor (1985). Pada teori X diasumsikan bahwa: (1) Manusia pada dasarnya tidak suka bekerja, dan bila mungkin akan menghindari pekerjaan; (2) Karena sifat manusia tidak suka bekerja, maka kebanyakan manusia harus dipaksa, dikontrol, diancam dengan hukuman agar mereka mau berusaha mencapai sasaran organisasi; (3) Pada umumnya manusia lebih suka diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi, dan menginginkan keamanan lebih dari segalanya. Sedangkan Teori Y menjelaskan bahwa manajemen perusahaan mulai mengadopsi nilai-nilai yang lebih manusiawi dengan perlakuan lebih sederajat dan lebih murah hati terhadap karyawannya. Perubahan ini menimbulkan asumsi yang lain mengenai manusia. Jadi dimensi teori Y adalah: (1) Keluarnya tenaga fisik dan mental dalam bekerja adalah sama seperti bermain atau beristirahat; (2) Control eksternal dan ancaman hukuman bukan merupakan satu-satunya cara untuk membangkitkan usaha karyawan (kinerja) bagi pencapaian sasaran organisasi,
7. Pendekatan Teori Kepemimpinan X dan Y • (3) Komitmen terhadap sasaran merupakan fungsi dari penghargaan yang dikaitkan dengan pencapaiannya (kinerja); (4) Pada umumnya orang suka belajar, dan pada kondisi yang tepat akan mencari tanggung jawab; (5) Kapasitas untuk melakukan imajinasi tingkat tinggi, kepintaran dan kreativitas dalam rangka solusi masalah organisasi umumnya tersebar luas di masyarakat; dan (6) Dalam kondisi kehidupan industrial modern, potensi kecerdasan manusia hanya sedikit yang digunakan.
8. Pendekatan Teori Kepemimpinan Z • Model integratif perilaku organisasi yang diajukan oleh William Ouchi, menyajikan contoh yang berguna yang menunjukkan bahwa resep perilaku bagi para manajer harus sejalan dengan lingkungan organisasi. Ciri-ciri teori Z yang menonjol yaitu : 1) Kepegawaian seumur hidup, 2) Karier yang tidak dispesialisasikan, 3) Tanggungjawab individu, 4) Perhatian terhadap orang seutuhnya, 5) Sistem pengendalian kurang formal, 6) Pengambilan keputusan berdasarkan konsensus dan 7) Laju promosi lebih lamban.
2. Pendekatan Perilaku • Dengan demikian terdapat empat gaya (perilaku) kepemimpinan, yaitu: (a) Otokratis-direktif, mengambil keputusan sendiri, dengan ketat mengawasi bawahan. (b) Otokratis-permisif, mengambil keputusan sendiri, tapi memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan pekerjaannya. (c) Demokratis-direktif, mengambil keputusan secara partisipatif, tetapi mengawasi bawahan secara ketat. (d) Demokratispermisif, mengambil keputusan secara partisipatif, dan memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Leadership and Management Behaviors Leadership Behaviors
•Inspires followers to make decisions •Communicates desired Values for decisions •Motivates followers to be creative and innovative •Models decisive actions •Develops strategic plans Influences followers to make autonomous decisions
Management Behaviors
•Makes decisions about resources allocation •Motivates subordinates to come to consensus •Plans day-to-day operations •Resolves selected problems •Organizes the work Evaluates productivity Takes corrective actions
Overlap Areas Uses decision making Strategies to accomplish goals Assists individuals and groups to make decisions Makes decisions
Leadership and Management Behaviors Leadership Behaviors
•Enables group members to participates •Communicates enthusiasm and visions of group goals Motivates followers to accomplish group goals •Models constructive group participation Inspires team collaboration •Facilitates constructive group roles •Monitors group process
Management Behaviors
•Plans committee agenda and task accomplishment •Organizes a team •Delegates group work and assign tasks •Arranges support services •Communicates through reporting structure •Handles conflict situations
Overlap Areas •Communicates to futher the group’s productivity •Monitors the group’s movement toward goal accomplishment
Leadership and Management Behaviors Management Behaviors Leadership Behaviors
•Integrates work effort •Facilitates communications •Coordinates plans and actions •Envisions an empowered decision making environment •Enables participation •Liaisons with group members and outside the group
•Coaches individual employees •Teaches others how to handle conflict •Collaborates with staff •Consults across units •Creates a participative govermance environment •Communicates widely •Coordinates work activities
Overlap Areas •Communicates •Coordinates activity Enables participation in decision making
Leadership and Management Behaviors Leadership Behaviors
•Enables followers to use power to manage conflicts •Models constructive conflict resolution •Encourages growth producing conflict •Mentors and supports followers in conflict management •Builds conflict interventions •Is visible in conflict situations •Collaborates with other
Management Behaviors
•Plans for conflict management •Organizes the environment to decrease frustration •Directs subordinates in resolving conflicts •Negotiates conflict resolutions •Competes and bargains for scare resources
Overlap Areas •Manages conflicts •Resolves conflicts
• Ketiga gaya diatas kemudian dilengkapi satu gaya lagi menjadi empat Gaya, yakni: 1. Direktif 2. konsultatif 3. partisipatif 4. delegasi
• 1. Gaya direktif; semua kegiatan terpusat pada pimpinan dan sedikit saja kebebasaan orang lain untuk beraksi dan bertindak yang diijinkan. Pada dasarnya gaya ini adalah gaya otoriter. • 2. Gaya konsultatif; gaya ini dibangun diatas gaya direktif, kurang otoriter, dan lebih banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota organisasi. Fungsi pimpinan lebih banyak berkonsultasi memberikan bimbingan, motivasi memberikan nasihat dalam rangka mencapai tujuan.
3. Gaya partisipatif; bertolak dari gaya konsultatif yang berkembang kearah saling percaya antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan kepada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai tanggung jawab mereka. Sementara itu kontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya ini pemimpin lebih banyak mendengar, menerima, bekerjasama, dan memberi dorongan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian diberikan kepada kelompok. 4. Gaya free rein atau disebut juga gaya delegasi; yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin sehingga gaya ini hanya bisa berjalan bila staf memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran organisasi.
• Dengan demikian dapat disimpulkan dalam sebuah sintesis bahwa Gaya Kepemimpinan atasan adalah tindakan atasan di dalam mempengaruhi, mengawasi, dan mengarahkan bawahannya sebagai individu atau kelompok dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dengan indikator mengambil keputusan, melakukan pengawasan, melaksanakan pembagian kerja, mendistribusikan wewenang, dan membangun kerjasama.
Mereka telah Menjalankan Peran Leadership Siapa Mereka???
Managers vs. Leaders Managers • Focus on things • Do things right • Plan • Organize • Direct • Control • Follows the rules
Leaders • Focus on people • Do the right things • Inspire • Influence • Motivate • Build • Shape entities
Planning Manager • Planning • Budgeting • Sets targets • Establishes detailed steps • Allocates resources
Leader • Devises strategy • Sets direction • Creates vision
Organizing Manager • Creates structure • Job descriptions • Staffing • Hierarchy • Delegates • Training
Leader • Gets people on board for strategy • Communication • Networks
Directing Work Manager • Solves problems • Negotiates • Brings to consensus
Leader • Empowers people • Cheerleader
Controlling Manager • Implements control systems • Performance measures • Identifies variances • Fixes variances
Leader • Motivate • Inspire • Gives sense of accomplishment
Budaya Organisasi
Pendahuluan • Built it and they will come • Technology will replace face-to-face • Change the organizational culture to learn Lingkungan budaya organisasi berpengaruh dalam menentukan implementasi pada manajemen
Budaya • Budaya J hal yang mendasari nilai, kepercayaan, dan kode etik yang manjadikan masyarakat/komunitas begitu adanya • Budaya adalah fenomena kehidupan aktif yang diciptakan manusia bersama dan menciptakan ulang dunia tempat mereka hidup (Morgan, 1977) • Budaya berifat subyektif
Budaya Organisasi (BO) Adalah pola asumsi dasar –diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok untuk belajar mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal- yang telah berfungsi baik dan dianggap valid untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai jalan terbaik untuk menerima, berpikir, dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah tersebut (Schein, 1999) J The way we do things around here
Elemen Kunci BO • Nilai lisan dan tertulis • Harapan eksplisit dan implisit perilaku anggotanya • Adat dan ritual • Kisah dan mitologi sejarah kelompok • Shop talk – bahasa digunakan dalam kelompok • Climate – perasaan ditimbulkan karena interaksi dengan orang lain/lingkungan • Metafora dan simbol
BO dalam Konteks Bisnis • Dianggap sebagai sikap dimana organisasi menyelesaikan masalah untuk mencapai tujuan spesifiknya dan untuk memeliharanya sepanjang waktu • Bersifat holistik, terbukti oleh sejarah, dikonstruk secara sosial, dan sulit untuk diubah
Jenis Budaya 1. Budaya communal J Memberikan rasa memiliki bagi anggota
2. Budaya networked J Anggota diperlakukan sebagai teman dan keluarga
3. Budaya mercenary J Fokus langsung pada tujuan
4. Budaya fragmented J Rasa memiliki sangat rendah
Budaya Sebagai Fondasi • Budaya corporate adalah komponen kunci untuk menjamin pengetahuan dan informasi kritikal mengalir dalam organisasi • Budaya berbagi pengetahuan dibangun atas dasar kepercayaan • Sistem komunikasi merupakan sarana penyebaran budaya
Budaya Berbagi Pengetahuan Adalah budaya dimana berbagi pengetahuan dianggap sebagai norma, bukan pengecualian, dimana orang didorong untuk bekerja sama, berkolaborasi dan berbagi, dan mereka yang melakukannya akan diberikan reward, dst. Knowledge is power J Sharing knowledge is more powerful
Karakteristik Lingkungan Budaya Berbagi Pengetahuan • Struktur reward (penghargaan) • Keterbukaan dan transparansi • Pendukung sharing – komunikasi dan kordinasi antar kelompok • Trust (kepercayaan) • Dukungan manajemen puncak
Tansformasi Budaya 1. Orang melihat pemimpin untuk mengetahui apa yang penting dalam organisasi 2. Budaya disebarluaskan melalui cerita dan mitos 3. Dalam situasi krisis, pemimpin menunjukkan nilai dan asumsi 4. Sistem reward dapat memperlihatkan apa yang dianggap penting 5. Keputusan penting juga dapat memperlihatkan pentingnya nilai tertentu 6. Pemimpin mengkomunikasikan pentingnya nilai melalui apa yang mereka puji dan kritik
Menciptakan BO Berbagi Pengetahuan • Jurnalis pengetahuan memulai interview orangorang kunci untuk dokumentasi • Melaksanakan kumpul-bersama KM – sarapan, makan siang, informal meeting, dll • Membuat newsletter untuk publikasi inisiatif KM • Menjalankan proyek pilot KM – intranet, dll • Mendesain ulang ruang kerja yang memungkinkan tempat berkumpul • Mengubah kriteria evaluasi kinerja yang mengacu pada kompetensi berbagi pengetahuan
Sekian dan Terima kasih