Bismillah Lp Dermatitis Igd Jauhar Latifah.docx

  • Uploaded by: jauhar latifah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bismillah Lp Dermatitis Igd Jauhar Latifah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,790
  • Pages: 12
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS

A. Konsep Penyakit 1. Anatomi Fisiologi Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan proteksi terhadap organ-organ yang terdapat dibawahnya dan membangun sebuah barrier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital. a. Epidermis Terdiri dari 5 lapisan (stratum) berturut-turut dari atas ke bawah 1) Stratum corneum 2) Stratum lucidum 3) Stratum garanulosum 4) Stratum spinosum/ spongiosum 5) Stratum basale b. Stratum corneum

1) Lapisan paling luar terdiri dari sel-sel gepeng dan tidak berinti lagi, sudah mati dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. 2) Makin keatas makin halus dan lama-lama terlepas dari kulit berupa sisik-sisik yang sangat halus. 3) Diperkirakan, tubuh melepaskan 50-60 milyar keratinosit (korneosit) setiap hari c. Stratum Lucidum 1) Hanya terdapat pada kulit yang tebal. 2) Mikroskop elektron menunjukkan bahwa sel-selnya sejenis dengan sel-sel yang berada di stratum corneum. d. Stratum Granulosum 1) Terdiri dari tiga sampai empat lapisan atau keratocytes yang dipipihkan. 2) Keratocytes ini berperan besar terhadap susunan keratin di dalam lapisan atas epidermis. e. Stratum Spinosum 1) Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda, karena adanya proses mitosis. 2) Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. 3) Diantara sel spinosum terdapat sel langerhans  mengaktifkan sistem imun f. Stratum Basale 1) Lapisan terdalam epidermis 2) 10-20 % sel di stratum basale adalah melanocytes  melanin, sel warna untuk kulit (pigmen). 3) Butiran

melanin

keratinocytes. g. Dermis

berkumpul

pada

permukaan

setiap

Dermis membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisan ini tersusun dari dua lapisan yaitu : 1) Lapisan papillaris yaitu bagian yang menonjol ke epidermis merupakan jaringan fibrous tersusun longgar yang berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. 2) Lapisan retikularis yaitu bagian di bawah lapisan papilaris yang menonjol ke arah subcutan, lebih tebal dan banyak jaringan ikat. 3) Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar rambut. h. Jaringan Subcutan/ Hipodermis Merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Jaringan subcutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. 2. Definisi Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan peradangan kulit yang mengalami peradangan berbagai sebab dan timbul berbagai

jenis,

terutama

kulit

yang

kering,umumnya

berupa

pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011). 3. Etiologi Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam type : a. Dermatits kontak -

Dermatitis kontak toksis akut Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer kuat / absolut. Contok : H2SO4 , KOH, racun serangga.

-

Dermatitis Kontak Toksis Kronik Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer lemah / relatif. Contoh : sabun , detergen.

-

Dermatitis Kontak Alergi Suatu dermatitis yang disebabkan oleh alergen . Contoh : logam (Ag, Hg), karet, plastik, dll.

b. Dermatitis Atopik Suatu

peradangan

menahun

pada lapisan

epidermis

yang

disebabkan zat-zat yang bersifat alergen. Contoh : inhalan (debu, bulu). c. Dermatitis Perioral Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya beruntus-beruntus merah disekitar mulut. Penyebabnya tidak diketahui, menyerang wanita berusia

20-60

tahun

dan

bisa

muncul

pemakaian

salep

kortikosteroid diwajah untuk mengobati suatu penyakit. d. Dermatitis Statis Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang sering meninggalkan bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan cairan dibawah kulit, sehingga cenderung terjadi varises dan edema.

4. Patofisiologi Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.

5. Tanda dan Gejala a.

Dermatitis Kontak Gatal-gatal , rasa tidak enak karena kering, kulit berwarna coklat dan menebal.

b.

Dermatitis Atopik Gatal-gatal , muncul pada beberapa bula pertama setelah bayi lahir, yang mengenai wajah, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan dan kaki.

c.

Dermatitis Perioral Gatal-gatal bahkan menyengat, disekitar bibir tampak beruntusberuntus kecil kemerahan.

d. Dermatitis Statis e.

Awalnya kulit merah dan bersisik, setelah beberapa minggu / bulan , warna menjadi coklat.

Pohon Masalah

6. Menifestasi klinis Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna. a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah. b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta. c) Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

7. Pemeriksaan diagnostik 1) Pemeriksaan penunjang : a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000). b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi 2) Laboratorium a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin b.

Urin : pemerikasaan histopatologi

8. Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu:

a. Terapi sitemik  Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid. b. Terapi topical  Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi saleb. c. Diet  Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik -

Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak sering menggaruk area yang gatal.

-

Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.

-

Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang buruk

-

Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.

-

Ajarkan

pada

pasien

menempelkan

cara-cara

untuk

mengghindari dermatitis. 9. Komplikasi a. Infeksi saluran nafas atas b. Bronkitis c. Infeks kulit B. Konsep Asuhan 1. Pengkajian keperawatan 1) Pengumpulan data Biodata terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung, identitas klien meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan,

agama, tanggal masuk rumah sakit, tanggal, tanggal pengkajian, nomor register dan diagnosa medik. Identitas meliputi : alamat, usia, jenis kelamin, pendidikan agama, pekerjaan, alamat. Sedangkan identitas saudara kandung meliputi nama dan usia. a.

Data Subjektif 1.

Kaji riwayat alergi terdahulu, dan alergi sekarang

2.

Kaji riwayat alergi keluarga

3.

Kaji keluhan pasien a)

Data Objektif

1) Kaji tanda-tanda vital 2) Kaji status neurology, perubahan kesadaran, meningkatnya fatigue, perubahan tingkah laku 3) Kulit kemerahan 4) Ada bentol-bentol 5) Pasien muntah-muntah 6) Pasien terlihat susah bernapas 7) Pasien terlihat pucat 2. Diagnosa keperawatan a. Nyeri gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit b. Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada kulit c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan garukan d. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang alergen-alergen dikulit. e.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tahanan primer tidak adekuat.

3. Intervensi keperawatan a. Nyeri gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit Tujuan : peredaan ketidaknyamanan Kriteria Hasil : -

Mencapai peredaan gangguan rasa

-

Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda

-

Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan

-

Mematuhi terapi yang diprogramkan

-

Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.

-

Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat.

Intervensi : 1) Mencatat hasil – hasil observasi secara rinci dengan memakai terminology deskriptif R/ Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulit meliputi bantuan dalam menyusun rencana intervensi. 2) Mengantisipasi

reaksi

alergi

yang

mungkin

terjadi

;

mendapatkan riwayat pemakaian obat. R/ Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk memberikan kenyamanan. 3) Kendalikan factor – factor iritan R/ Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosisi dan pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak serupa tetapi mempunyai etiologi yang berbeda. Respons inflamasi kutan mungkin mati pada pasien lansia. b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan garukan Tujuan : setelah diberikan askep selama ….x24 jam diharapkan pasien tidak akan mengalami kerusakan integritas kulit lebih parah Kriteria hasil : -

Tidak terdapat kemerahan,bentol-bentol dan odema

-

Tidak terdapat tanda-tanda urtikaria,pruritus dan angioderma

-

Kerusakan integritas kulit berkurang

Intervensi :

1) Lihat kulit, adanya edema, area sirkulasinya terganggu atau pigmentasi R/: Kulit berisiko karena gangguan sirkulasi perifer 2) Hindari obat intramaskular R/: Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang alergen-alergen dikulit. Tujuan : pemahaman terhadap perawatan kulit Kriteria Hasil : -

Memiliki pemahaman terhadap perawatan diri

-

Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan.

-

Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang diprogramkan.

-

Gunakan obat topical dengan tepat

-

Memahami pentingnya nutrisi unutk kesehatan kulit.

Intervensi : 1) Tentukan apakah pasien mnegetahui ( memahami dan salah mengerti ) tentang kondisi dirinya. R/ Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan. 2) Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar ; memperbaiki kesalahan konsepsi / informasi R/ Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang dapat

mereka

perbuat.

Kebanyakan

pasien

merasakan

manfaatnya. 3) Peragakan penerapan terapi yang diprogramkan ( kompres basah ; obat topical ) R/ Memungkinkan pasien memperoleh kesempatan untuk menunjukkan cara yang tepat unutk melakukan terapi.

4) Berikan nasihat kepada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan tindakan hidrasi dan pengolesan krim serta lotion kulit R/ Stratum korneum memerlukan air agar fleksibilitas kulit tetap terjaga. Pengolesan krim atau lotion untuk melembabkan kulit akan memcegah agar kulit tidak menjadi kering, kasar, retak, dan bersisik. d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tahanan primer tidak adekuat. Tujuan : tidak adanya komplikasi Kriteria Hasil : -

Tetap bebas dari infeksi

-

Mengungkapakn tindakan perawatan kulit yang mneingktakan kebersihan dan mencegah kerusakan.

-

Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan

-

Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang harus dilaporkan ke petugas perawatan kesehatan

-

Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit ( mis : penggantian balutan, mandi )

Intervensi : 1) Miliki indeksi kecurigaan yang tinggi terhadap suatu infeksi pada pasien yang system kekebalannya teganggu. R/ Setiap keadaan yang mneggangu status imun akan memperbesar resiko terjadinya infeksi kulit. 2) Berikan petunjuk yagn jelas dan rinci kepada pasien mengenai program terapi R/

Pendidikan

pasien

yang

efektif

bergantung

pada

ketrampilan – ketrampilan interpersonal professional kesehatan dan pada pemberian instruksi yang jelas yang diperkuat dengan instruksi tertulis.

3) Laksanakan

pemakaian

kompres

basah

seperti

yang

diprogramkan untuk mengurangi intensitas inflamasi R/ Kompres basah akan menghasilkan pendinginan lewat pengisatan yang menimbulkan vasokontriksi pembuluh drah kulit dan dengan demikian mengurangi eritema serta produksi serum.

Related Documents


More Documents from ""