BERTERNAK UNGGAS DENGAN PAKAN ALTERNATIF
Latar Belakang Ayam kampung atau dikenal sebagai ayam buras mempunyai prospek yang baik apabila dibudidayakan dengan intensif, mempunyai kelebihan dalam hal ketahanan akibat perbedaan cuaca karena telah beradaptasi dengan lingkungan, bibit anakan (DOC) tidak tergantung dari perusahaan besar (breeder farm) sehingga jadwal pemeliharaan dapat diatur sendiri, harga jual yang lebih baik dari ayam RAS , begitu pula apabila dipelihara sebagai ayam petelor harga telor ayam kampung lebih mahal dari harga telor ayam RAS, sampai saat ini telor ayam buras masih dijual dengan harga per butir sementara telor ayam RAS dijual per kilo. Hampir semua jenis ayam buras mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan sebagai ayam dwiguna (pedaging dan petelor) antara lain Kedu, Nunukan, Jawa, Arab dll. Usaha budidaya ayam buras pedaging atau petelor adalah bagian dari cluster peternakan unggas dalam pola pertanian terpadu, dengan ketergantungan terhadap sumber daya dari luar yang hampir hampir tidak ada, dari pengadaan bibit, pakan s/d penjualan. Praktek Budidaya. Uraian theoritis tentang pembudidayaan ayam dari pemilihan varitas , pemeliharaan dan perawatan, pakan dll terlalu amat panjang untuk dibahas, praktek sederhana untuk budidaya ayam buras sebagai dasar terapan secara singkat sbb: Tujuan Pemeliharaan Dibudidayakan sebagai ayam pedaging. Harga jual daging ayam buras selalu lebih tinggi dibanding harga jual daging ayam ras, daging ayam buras diperlukan cukup banyak untuk konsumsi konsumsi restoran dll. Dibudidayakan sebagai ayam petelor. Meskipun menghasilkan jumlah telor yang lebih sedikit dibanding dengan jumlah telor ayam ras petelor dan dengan berat telor yang kecil, tetapi telor ayam buras mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik, harga jual relatif lebih tinggi, ayam arab merupakan ayam buras petelor yang saat ini populer dikembangkan dan diternakkan. Bibit (DOC). Bibit dapat dibeli dari penetasan disekeliling kita, atau membeli telor tetas untuk ditetasklan sendiri baik dengan mesin tetas atau ditetaskan pada indukan ayam atau entok yang sedang mengeram atau dapat dari telor indukan sendiri. Sebaiknya satu angkatan pemeliharaan 50 ekor, 100 ekor, 200 ekor dst karena paket vaksin terkecil biasanya untuk 50 ekor ayam. Pemeliharaan. Umur 1 hari s/d 30 hari dikenal sebagai masa starter dimana anak ayam dalam fase penyempurnaan organ organ tubuh terutama organ perut, pada masa ini anak ayam dipelihara dalam bok anakan yang dilengkapi dengan lampu pemanasan sebagai ganti dekapan induknya sedangkan temperature dan kebutuhan luas kandang seperti tabel dibawah
Temperature dan kepadatan ayam pada berbagai umur. Temperaure Ekor/m2 (Celsius) 1 hari 35 1 minggu 35 60 2 minggu 32 40 3 minggu 29 40 4 minggu 26 20 S/d 2 bulan 9 2 bulan dst 6
Umur
Pada prakteknya untuk anak ayam berumur 1 hari s/d 30 hari memerlukan pemanasan dengan menggunakan lampu pijar 40 watt per 50 ekor anak ayam dengan luasan box (kotak kuthukan) 1 m2. Pemberian makan pada masa ini tidak dibatasi (ad libitum) dan apabila mungkin diberikan sesering mungkin, air minum sebaiknya diberikan air masak atau air bersih dimana tempat minum harus selalu dicuci tiap hari, tempat minum yang kosong mengakibatkan anak ayam kehausan dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan begitu pula pemberian vitamin lewat minuman sangat dianjurkan. Berat anak ayam yang baru menetas berkisar 31 s/d 35 gram tergantung besar kecilnya telor yang ditetaskan, apabila ingin mendapatkan anak ayam yang seragam disarankan pemilihan telor tetas dengan berat diatas 40 gram/butir. Setelah umur 30 hari anak ayam dipindah kekandang yang lebih luas , dapat kandang postal, ren dll tergantung sarana yang dapat disiapkan. Pakan Ayam. Kwalitas dan kandungan nutrisi dari pakan sangat menentukan keberhasilan budidaya ayam buras ini, dengan pola budidaya tradisionil dimana ayam dilepas mencari makan sendiri dan kadang kala hanya diberikan sisa sisa makanan keluarga ditambah bekatul sekedarnya, pasti tidak akan memberikan hasil yang memuaskan , angka kematian yang tinggi dan pertumbuhan berat yang sangat lambat tidak dapat diharapkan sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga, pertumbuhan dengan pemeliharaan semacam ini seperti tabel berikut. Pertumbuhan ayam buras dengan pemeliharaan tidak intensif. Umur Berat (gram) 1 minggu 49 1 bulan 136 2 bulan 278 3 bulan 550 4 bulan 760 5 bulan 1,170 Sumber : Teguh Prasetyo dkk
Sementara apabila pembudidayaan dengan menggunakan pakan unggas buatan pabrik yang harganya relatif mahal meskipun memberikan pertumbuhan yang baik belum tentu memberikan keuntungan, karena hasil penjualan ayam atau telor belum tentu mencukupi untuk pembelian pakan buatan pabrik, disamping itu usaha ini sangat rentan terhadap kemungkinan kenaikan dan kelangkaan pakan pabrik , sementara harga jual ayam belum tentu ikut naik akibat kenaikan harga pakan ,data pertumbuhan rata rata sbb: Pertumbuhan ayam buras dengan pemeliharaan intensif dengan pakan pabrik. Umur Berat rata 2 (gram) 1 hari 35 1 minggu 115 2 minggu 165 3 minggu 245 4 minggu 295 5 minggu 385 6 minggu 450 Sumber : B Sarwono Pakan Alternatif. Pakan alternatif adalah pakan buatan sendiri dari bahan bahan lokal yang dicampur sendiri untuk mendapatkan pakan dengan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan ayam, pakan ini mungkin tidak sebaik pakan buatan pabrik tetapi yang jelas sangat lebih murah dan mudah diperoleh dan akan memberikan hasil yang memuaskan dibanding dengan pakan buatan pabrik, hal ini karena pakan telah direkayasa sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi untuk unggas baik kandungan protein, energi metabolisme, kandungan lemak, batasan kandungan serat kasar serta vitamin dan mineral yang diperlukan dengan menggunakan bahan bahan hasil pertanian yang selalu mudah didapat disekeliling, bahan bahan pembentuk pakan unggas antara lain tepung ikan, tepung kulit udang, tepung gaplek, tepung jagung, tepung bungkil kedelai, bekatul, tepung jagung cantel, tepung daun , tepung kerang dll. Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan unggas secara umum dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Kebutuhan nutrisi untuk unggas. Uraian Protein Energy Lemak (%) Serat kasar (%) (%) (kkal/kg) Ayam Pedaging 1 ‐ 4 minggu 23 3,050 6 4.5 5 ‐ 8 minggu 19 3,050 6 4.5 9 ‐ 12 minggu 19 3,050 5.5 4.5 Ayam Petelor 1 ‐ 4 minggu 18 2,850 5 4.5 5 ‐ 8 minggu 17 2,850 5 4.5 9 ‐ 20 minngu 15.5 2,700 4.5 5 Masa bertelor 16.5 3,000 5 4.5
Itik Pedaging (mentok) 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu Itik Petelor (bebek) 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu 9 ‐ 20 minggu Masa bertelor Puyuh 1 ‐ 3 minggu 4 ‐ 5 minggu 6 minggu dst
22 18
3,050 2,900
18 15 15 15.5
5.5 5.5
3,000 2,800 2,800 2,900
25 20 20
6 6 5.5 6
2,900 2,600 2,600
5 5.55 4.5 5 5.5 5.5
5 5 5
4 4 4
Data pemeliharaan dibawah ini memberikan gambaran lengkap hasil pembesaran ayam buras dengan pakan alternatif. Pertumbuhan ayam buras dengan pemeliharaan intensif dengan pakan Alternatif. Umur Berat rata 2 (gram) 1 hari 35 1 bulan 290 2 bulan 750 3 bulan 1,100 Sumber : Pemeliharaan di Jombang thn 2000 Dengan mengacu pada pertumbuhan berat ayam tersebut diatas maka ayam sudah layak jual sesuai permintaan pasar dengan berat 600 gram ‐ 700 gram atau diatas 1 kg, apabila diinginkan pemeliharaan untuk induk ayam petelor maka yang dijual adalah ayam jantannya . Kebutuhan pakan dan minum . Umur gram/minggu/ek gram/hari/ekor Liter air/hari/100 or ekor ayam Minggu 1 70 10 2 Minggu 2 110 16 3 Minggu 3 160 23 5 Minggu 4 200 29 7 Minggu 5 250 36 9 Minggu 6 290 42 10 Minggu 7 320 45 12 Minggu 8 340 48 13 Minggu 9 350 50 14 Minggu 10 360 52 14.5
Minggu 11 Minggu 12 Jumlah
370 390 3,210
53 55
15 15.5 120
Bahan pakan alternatif. Untuk kemudahan penyusunan pakan dibawah ini beberapa alternatif pencampuran untuk berbagai jenis unggas utamanya ayam dan itik. Alternatif 1. Mencampur konsentrat ayam dengan dengan bekatul dan jagung.Konsentrat ayam adalah pakan lengkap dengan protein tinggi untuk campuran inti pakan ternak, hanya dengan menambahkan bekatul seperti tabel dibawah ini didapatkan pakan jadi dengan nutrisi yang memadai untuk pertumbuhan atau untuk produksi telor. Uraian Konsentra Bekatul padi t (Kg) (kg) Ayam Pedaging 1 ‐ 4 minggu 3.5 6.5 5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5 9 ‐ 12 minggu 2.5 7.5 Ayam Petelor 1 ‐ 4 minggu 3 7 5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5 9 ‐ 20 minggu 2.5 7.5 Masa bertelor 2 8 Itik Pedaging (mentok) 1 ‐ 4 minggu 3.5 6.5 5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5 Itik Petelor (bebek) 1 ‐ 4 minggu 3.5 6.5 5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5 9 ‐ 20 minggu 2.5 7.5 Masa bertelor 2 8 Puyuh 1 ‐ 3 minggu 3.5 6.5 4 ‐ 5 minggu 3 7 6 minggu dst 3 7 Harga pakan campuran diatas berkisar 60% dari harga pakan buatan pabrik. Alternatif 2. Mencampur tepung ikan Tepung Ikan dengan bahan bahan lokal lainnya yang mudah didapat.
Uraian
Ayam Pedaging 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu 9 ‐ 12 minggu Ayam Petelor 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu 9 ‐ 20 minngu Masa bertelor Itik Pedaging (mentok) 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu Itik Petelor (bebek) 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu 9 ‐ 20 minggu Masa bertelor Puyuh 1 ‐ 3 minggu 4 ‐ 5 minggu 6 minggu dst
Tepung ikan (kg)
Tepung jagung (Kg)
Bekatul (kg)
Bungkil kedelai (kg)
25 20 15
20 20 20
25 20 15 10
20 20 20 25
25 20
20 20
50 55 60 60 5 5
20 20 20 25
50 55 60
5 5 5 5
25 20 15 10
5 5 5
50 55
5 5 5 5
50 55 60 60
25 20 15
20 25 25
5 5 5
50 50 55
Untuk tepung bungkil kedelai disarankan menggunakan tepung bungkil kedelai masak dengan protein tinggi dan mengandung antitripsin. Harga pakan campuran tersebut diatas berkisar 55% dari pakan buatan pabrik. Alternatif 3. Apabila masih ada kesulitan dengan alternatif 1 dan alternatif 2 diatas misalnya sulit mencari bahan pencampur yang sudah berupa tepung maka pakan dapat diganti dengan pakan jadi siap pakai yang banyak dijual dengan kandungan komposisi kurang lebih sbb: Uraian Pakan jadi Ayam Pedaging 1 ‐ 4 minggu Protein 24% 5 ‐ 8 minggu Protein 22 % 9 ‐ 12 minggu Protein 20% Ayam Petelor 1 ‐ 4 minggu Protein 24% 5 ‐ 8 minggu Protein 20 % 9 ‐ 20 minngu Protein 18%
Masa bertelor Itik Pedaging (mentok) 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu Itik Petelor (bebek) 1 ‐ 4 minggu 5 ‐ 8 minggu 9 ‐ 20 minggu Masa bertelor Puyuh 1 ‐ 3 minggu 4 ‐ 5 minggu 6 minggu dst
Protein 16%
Protein 22% Protein 18% Protein 24% Protein 20% Protein 18% Protein 16% Protein 24% Protein 22% Protein 20%
Catatan; Hati hati waktu membeli tepung ikan karena kwalitas yang belum tentu konsisten misalnya kadar air cukup tinggi, kandungan protein yang kurang terjamin, ada kemungkinan tercampur dengan garam (menggunakan bahan protolan ikan asin) yang akan mengakibatkan kotoran ayam basah dan lepasnya bulu bulu unggas, tercampurnya dengan pasir dan tanah dalam jumlah yang cukup besar karena menggunakan bahan ikan kering yang dijemur diatas pasir/tanah tanpa alas, atau memang bahan bukan tepung ikan yang dicampur dengan cairan rebusan ikan , jenis jenis tepung ikan semacam ini banyak dijumpai dipasaran. Pengendalian penyakit. Keberhasilan usaha budidaya ini juga tergantung kesehatan ayam baik karena serangan penyakit maupun karena sebab lain misalnya kwalitas pakan yang jelek, pemberian pakan yang tidak teratur, pemberian air minum yang kurang bersih, terlalu padatnya populasi ayam dalam kandang, perubahan cuaca , stress dll sehingga perlu diadakan pencegahan terhadap kemungkinan beberapa penyakit utamanya NCD (tetelo) dengan memberikan vaksinasi, sedangkan vaksinasi Gumboro, Coxy, obat cacing dll tidak mutlak harus diberikan. Untuk pengendalian cacingan lebih baik diganti dengan pemberian daun pepaya sebagai makanan tambahan dengan interval 10 hari sekali. Sedangkan pemberian vaksin NCD untuk pencegahan penyakit tetelo dapat diterapkan seperti tabel dibawah ini. Pemberian vaksinasi NCD ayam buras . Umur Jenis Vaksinasi 4 hari Tetes mata 21 hari Air minum 56 hari Air minum 112 hari Air minum