Berpikir Kreatif Kuliah 3: 11 September 2009 (A. Syamsuddin Suryana) •Menghidupkan Jiwa Kreatif •Mengatasi Hambatan Kreatif •Penegasan Diri •Penegasan Kreatif •Memompa Pikiran
Menghidupkan Jiwa Kreatif C-O–R–E Curiousity: hasrat akan pengetahuan Open Mind: keterbukaan pikiran Risk: keberanian menanggung risiko Energi: percik api penyala jiwa
Hasrat akan Pengetahuan Rasa ingin tahu adalah induk penemuan hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya (Charles Handy) Spekulasi, eksplorasi vs. rutinitas Empat (4) kategori status pengetahuan: *Tidak tahu bahwa kita tidak tahu (00): Berdo’alah! ‘Ya Rabb-ku, tumbuhkan daku dengan ilmu’ *Tahu bahwa kita tidak tahu (10): Bertanyalah! *Tahu bahwa kita tahu (11): Berbagilah! *Tidak tahu bahwa kita tahu (01): Sadarlah!’
Keterbukaan Pikiran Mampu menerima ide baru dan memadukannya ke dalam otak kita. Renungkan saat terakhir kali Anda bertemu pribadi baru, mencoba masakan khas baru, atau mengunjungi tempat baru. Sadar akan dan tanggap terhadap kebetulankebetulan dalam hidup.
Keberanian Menanggung Risiko Risiko memasuki kegelapan: aktivitas yang menegangkan, termasuk petualangan fisik. Risiko menantang nasib: mencoba sesuatu yang baru mungkin gagal, apa arti “gagal”? Risiko untung-untungan: pilihan-pilihan investasi – peluang laba seiring dengan besarnya risiko. Risiko jadi bahan tertawaan: khawatir ditertawakan atau ditolak orang lain pada saat ide dimasyarakatkan.
Percikan Cahaya Penyala Jiwa Energi fisik: kesehatan & kebugaran tubuh perlu pada saat realisasi gagasan. Energi mental: terpesona, riang, antusias, bersemangat. Energi spiritual: cinta, “flow”= mengalir bersama, menyatu dengan proses kerja mencipta.
Mengatasi Hambatan Kreatif
TIK
Berfokuslah pada gagasan yang menghalangi Anda dari pencapaian tujuan Anda.Tuliskan di dalam kotak ini! (kiri) Duduk tenang dan periksa hal-hal negatif tersebut.
TOK
Gantikan setiap gagasan negatif dan subjektif dengan sebuah gagasan positif dan objektif. Tuliskan di dalam kotak ini! (kanan)
Penegasan Diri Ingatlah dan catat keberhasilan-keberhasilan Anda, tanpa harus sombong. Lupakan atau tarik pelajaran dari kegagalankegagalan Anda, dan catatlah pelajaran tersebut. Catat semua hal yang Anda suka dari diri Anda: sifat, karakter, ketrampilan yang positif.
Penegasan Kreatif Yakinilah sebuah gambaran tertentu tentang diri Anda untuk beberapa lama, tentu Anda akan menjadi seperti gambaran tersebut. Gambarkan diri Anda sebagai manusia kreatif, pastikan bahwa Anda percaya hal itu benar! Contoh: “Saya kreatif sekali”, atau “Saya selalu berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat, terlibat dalam kegiatan yang tepat untuk mendapatkan ide cemerlang”
Memompa Pikiran
1 Tentukan kuota ide; 2 Dapatkan nada; 3 Dengarkan ilham kecil; 4 Jangan menjadi tuan kebiasaan; 5 Pasoklah otak dengan ‘gizi bagus’; 6 Lakukan analisis kandungan (makna); 7 Buatlah bank gagasan (ide); 8 Jadilah pecinta travel (jalan-jalan); 9 Tangkap segera kilasan ide (catat seketika); 10 Luweskan pikiran (dengan hal-hal aneh); 11 Milikilah dan pelihara catatan ide.
Memompa Pikiran (1) Kuota Ide Misalnya: 5 ide per hari selama seminggu. Mendorong Anda untuk aktif menghasilkan ide-ide alternatif, daripada hanya menunggu ilham. Walaupun ide itu konyol atau muluk, biarkan muncul dengan bebas, catatlah. Dapatkan Nada Perhatikan apa yang sedang terjadi di sekitar Anda, bukan hanya sekedar melihat. Tetapkan fokus! Anda melihat apa yang dilihat orang lain, sekaligus menemukan sesuatu yang tak teduga, yang mengarah ke suatu ide.
Memompa Pikiran (2) Dengarkan Ilham Kecil Pilih sebuah foto atau gambar yang Anda suka. Pandangi objek tersebut secara terfokus selama 10 menit, pakai timer! Alihkan pandangan dari gambar, dan ingat apa yang baru Anda alami. Jangan Menjadi Tuan Kebiasaan Masukkan berbagai perubahan secara sengaja ke dalam kehidupan rutin Anda. Antara lain: rute dari rumah ke kampus; pola waktu tidur dan waktu belajar; baca koran atau tonton saluran tv yang berbeda; dsb.
Memompa Pikiran (3) Pasoklah Otak dengan Gizi Bagus Membaca berarti memberi makan otak dengan informasi dan ide-ide baru. Pilihlah dengan hati-hati. Buat catatan. Garis besar. Bacalah biografi. Bacalah buku petunjuk praktis tentang apa saja. Bacalah berbagai majalah. Bacalah buku nonfiksi. Berpikirlah. Lakukan Analisis Kandungan (makna) Bacalah koran dan brosur lokal (dalam perjalanan). Amatilah budaya populer. Dengarkan stasiun radio yang berbeda-beda. Periksa jadwal TV mingguan. Gali informasi lebih mendalam dari apa yang Anda baca atau tonton atau dengar.
Memompa Pikiran (4) Buatlah Bank Gagasan Kumpulkan dan simpan ide-ide Anda pada sebuah wadah khusus. Mulai kumpulkan iklan, kutipan, desain, ide, pertanyaan, kartun, gambar, coretan, dsb. Pada saat Anda butuh ide, kocoklah dan tariklah dua keping info, lihatlah bagaimana ia memicu munculnya gagasan-gagasan Anda lebih jauh. Jadilah Pencinta Travel Berjalan-jalanlah dengan pikiran terbuka, dan tunggu sampai sesuatu menarik perhatian Anda. Pikiran Anda seperti tumbuhan, berbunga pada kondisi tertentu, atau layu pada kondisi lainnya.
Memompa Pikiran (5)
Tangkap Segera Kilasan Ide Perhatikan pikiran-pikiran Anda. Mereka datang secara tak terduga seperti seekor burung yang terlihat diatas pohon, dan ketika Anda tidak memperhatikannya, ia menghilang. (Ralph Waldo Emerson). Begitu suatu ide muncul dalam pikiran, tuliskan segera. Mahirkan dan Luweskan Pikiran Buatlah daftar pikiran, ini memahirkan Anda (jumlah!) Lihatlah hal-hal di luar hal-hal yang biasa dan konvensional. Buatlah Catatan Ide Untuk setiap masalah, uraikan aspek-aspeknya: ide, fakta, pikiran, pertanyaan, dsb. Kehidupan pribadi atau bisnis.
Tantangan Kreatif Awal dari suatu siklus proses kreatif. Pantulan dari semangat keingin-tahuan yang kreatif, perlu bernuansa provokatif (menimbulkan efek kejutan). Merupakan suatu “proses mini” sebagai “pemanasan” bagi siklus proses kreatif yang bersangkutan.
Proses Perumusan Tantangan Kreatif 1) Tuliskan dalam bentuk pertanyaan, dimulai dengan “Dengan cara apa saya dapat …..?” 2) Variasikan pemilihan kata dalam kalimat tantangan dengan menggantikan kata-kata kunci dengan sinonimnya. 3) Rentangkan tantangan untuk melihat perspektif yang lebih luas (Ajukan tanya: Mengapa …, mengapa …? berulangkali). 4) Ciutkan tantangan untuk melihat perspektif yang lebih sempit: a) Bagilah menjadi beberapa submasalah; b) Selesaikan tiap submasalah; c) Terus tanyakan “bagaimana lagi?’ dan “mengapa lagi?”.