Kemampuan Lahan Eqy

  • Uploaded by: Rezki Arham AR
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kemampuan Lahan Eqy as PDF for free.

More details

  • Words: 1,374
  • Pages: 7
KELAS KEMAMPUAN LAHAN Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian

lingkungan

fisik

termasuk

iklim,

topografi/relief,

tanah,

hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976). Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan

tertentu.

Dant

dan

Young

juga

menegaskan

bahwa

lahan

sebenarnya merupakan suatu kumpulan yang kompleks. Sebagai suatu sistem lahan terdiri dari seluruh elemen lingkungan fisik, yang elemenelemennya tersebut berpengaruh terhadap potensi penggunaan lahan. Penggunaan lahan diartikan sebagai bentuk campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan ini dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu penggunaan lahan untuk pertanian dan non pertanian. Penggunaan lahan untuk pertanian secara garis besar dapat dibedakan atas macam penggunaan lahan berdasarkan penyediaan air dan

komoditi

yang

diusahakan

seperti

penggunaan

lahan

untuk

persawahan, oleh karena itu perlu diadakan kajian kesesuaian lahan (Dent, D and Young, A, dalam Adrian 2007 : 8).Menurut FAO (1995), lahan memiliki banyak fungsi yaitu: Fungsi produksi¬ Sebagai basis bagi berbagai system penunjang kehidupan, melalui produksi biomassa yang menyediakan makanan, pakan ternak, serat, bahan baker kayu dan bahan-bahan biotic lainnya bagi manusia, baik secara langsung maupun melalui binatang ternak termasuk budidaya kolam dan tambak ikan. Fungsi lingkungan biotik¬Lahan merupakan basis bagi keragaman daratan (terrestrial) yang menyediakan habitat biologi dan plasma nuftah bagi tumbuhan, hewan dan jasad-mikro di atas dan di

bawah

permukaan

tanah.

Fungsi

pengaturan

iklim¬Lahan

dan

penggunaannya merupakan sumber (source) dan (sink) gas rumah kaca dan menentukan neraca energi global berupa pantulan, serapan dan transformasi dari energi radasi matahari dan daur hidrologi global. Fungsi hidrologi¬Lahan mengatur simpanan dan aliran sumber daya air tanah dan air permukaan serta memengaruhi kualitasnya. Fungsi penyimpanan¬ Lahan merupakan gudang (sumber) berbagai bahan mentah dan mineral untuk dimanfaatkan oleh manusia. Fungsi pengendah sampah dan polusi¬ Lahan berfungsi sebagai penerima, penyaring, penyangga dan pengubah senyawa-senyawa berbahaya. Fungsi ruang kehidupan¬Lahan menyediakan sarana fisik untuk tempat tinggal manusia, industri dan aktivitas sosial seperti olahraga dan rekreasi. Fungsi peninggalan dan penyimpanan¬Lahan merupakan media untuk menyimpan dan melindungi benda-benda bersejarah dan sebagai suatu sumber informasi tentang kondisi iklim dan penggunaan lahan masa lalu. Fungsi penghubung spasial¬ Lahan menyediakan ruang untuk transportasi manusia, masukan dan produksi serta untuk pemindahan tumbuhan dan binatang antara daerah terpencil dari suatu ekosistem alami (FAO dalam Rayes 2007:2). 2. Kemampuan Lahan Kemampuan lahan (land capability) adalah pengelompokkan lahan berdasarkan kemampuannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Istilah kemampuan lahan biasa digunakan dalam sistem USDA, dimana didalam sistem ini satuan peta tanah dikelompokkan terutama atas dasar kemampuannya

(capability)

untuk

memproduksi

tanaman-tanaman

pertanian dan rumput makanan ternak, tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu panjang. Dalam tingkat kelas, kemampuan lahan menunjukkan kesamaan besarnya factor-faktor penghambat. Berikut ini merupakan tingkat kelas dalam

kemampuan lahan, yaitu : a. Kelas I Lahan kelas I sesuai untuk segala jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan tindakan pengawetan tanah yang khusus. Lahannya datar, solumnya dalam, bertekstur agak halus atau sedang, drainase baik, mudah diolah, dan responsif terhadap pemupukan. Lahan kelas I tidak mempunyai penghambat atau ancaman kerusakan, sehingga dapat digarap untuk usaha tani tanaman semusim dengan aman. Tindakan pemupukan dan usaha-usaha pemeliharaan struktur tanah yang baik diperlukan guna menjaga kesuburan dan mempertinggi produktivitas. b. Kelas II Lahan kelas II mempunyai beberapa penghambat yang dapat mengurangi pilihan

jenis

tanaman

yang

diusahakan

atau

memerlukan

usaha

pengawetan tanah yang tingkatnya sedang, seperti pengolahan menurut kontur. Factor penghambat lahan kelas II adalah salah satu atau kombinasi dari sifat-sifat berikut: (1) lereng melandai (gentle slope), (2) kepekaan erosi atau erosi yang telah terjadi adalah sedang, (3) kedalaman tanah agak kurang ideal, (4) struktur tanah agak kurang baik, (5) sedikit gangguan salinitas atau Na tetapi mudah diperbaiki, (6) kadang-kadang tergenang atau banjir, (7) drainase yang buruk (wetness) yang mudah diperbaiki dengan saluran drainase, dan (8) iklim sedikit menghambat. c. Kelas III Lahan

kelas

mengurangi

III

mempunyai

pilihan

jenis

penghambat

tanaman

yang

yang dapat

agak

berat,

yang

diusahakan,

atau

memerlukan usaha pengawetan tanah yang khusus, atau kedua-duanya. Tindakan pengawetan tanah yang perlu dilakukan antara lain adalah penanaman dalam strip, pembuatan teras, pergiliran tanaman dengan tanaman penutup tanah dengan waktu untuk tanaman tersebut lebih lama, disamping usaha-usaha untuk memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah. Factor penghambat kelas III adalah salah satu atau

kombinasi dari sifat-sifat berikut: (1) lereng agak curam, (2) kepekaan erosi agak tinggi atau yang telah terjadi cukup berat, (3) tergenang banjir, (4) permeabilitas sangat lambat, (5) masih sering tergenang meskipun drainase telah diperbaiki, (6) dangkal, (7) daya menahan air rendah, (8) kesuburan tanah rendah dan tidak mudah diperbaiki, (9) salinitas kandungan Na sedang, dan (10) penghambat iklim sedang. Tanah yang berdrainase agak buruk dengan permeabilitas lambat perlu perbaikan drainase. Perlu pemilihan pola tanam yang dapat memperbaiki struktur

tanah

sehingga

menjadi

mudah

diolah.

Untuk

mencegah

pelumpuran dan disamping tidak mengolah tanah pada waktu basah.

d. Kelas IV Lahan kelas IV mempunyai penghambat yang berat yang membatasi pilihan tanaman yang dapat diusahakan, memerlukan pengelolaan yang sangat berhati-hati, atau kedua-duanya. Penggunaan lahan kelas IV sangat terbatas karena salah satu atau kombinasi dari penghambat berikut: (1) lereng curam, (2) kepekaan erosi besar, (3) erosi yang telah terjadi berat, (4) tanah dangkal, (5) daya menahan air rendah, (6) sering tergenang banjir yang menimbulkan kerusakan berat pada tanaman, (7) drainase terhambat dan masih sering tergenang meskipun telah dibuat saluran drainase, (8) salinitas atau kandungan Na agak tinggi, dan (9) penghambat iklim sedang. Pada lahan yang berlereng curam, bila digunakan untuk tanaman semusim diperlukan pembuatan teras atau pergiliran dengan tanaman penutup tanah atau makanan ternak atau pupuk hijau selama 3 sampai 5 tahun. Untuk tanah yang berdrainase buruk, perlu membuat saluransaluran drainase. e. Kelas V Lahan kelas V mempunyai sedikit atau tanpa bahaya erosi, tetapi mempunyai penghambat lain yang praktis sukar dihilangkan, sehingga

dapat membatasi penggunaan lahan ini. Akibatnya, lahan ini hanya cocok untuk tanaman rumput ternak secara permanen atau dihutankan. Lahan ini datar, akan tetapi mempunyai salah satu atau kombinasi dari sifat-sifat berikut: (1) drainase yang sangat buruk atau terhambat, (2) sering kebanjiran, (3) berbatu-batu, dan (4) penghambat iklim cukup besar. Sebagai contoh lahan kelas V ini adalah: (a) lahan di lembah-lembah yang sering kebanjiran sehingga tanaman tidak dapat berproduksi secara normal, (b) lahan datar denga musim tumbuh yang pendek, (c) lahan datar yang berbatu, dan (d) daerah yang tergenang yang tidak cocok untuk tanaman pertanian tetapi cocok untuk rumput atau pohon-pohonan. f. Kelas VI Lahan kelas VI mempunyai penghambat yang sangat berat sehingga tidak sesuai untuk pertanian dan hanya sesuai untuk tanaman rumput ternak atau dihutankan. Penggunaan untuk padang rumput harus dijaga agar rumputnya selalu menutup dengan baik. Baik dihutankan, penebangan kayu harus selektif. Bila dipaksakan untuk tanaman semusim, harus dibuat teras bangku. Lahan ini mempunyai penghambat yang sulit sekali diperbaiki, yaitu salah satu atau lebih sifat-sifat berikut: (1) lereng sangat curam, (2) bahaya erosi atau erosi yang telah terjadi sangat berat, (3) berbatu-batu, (4) dangkal, (5) drainase sangat buruk atau tergenang, (6) daya menahan air rendah, (7) salinitas atau kandungan Na tinggi, dan (8) penghambat iklim besar. g. Kelas VII Lahan kelas VII sama sekali tidak sesuai untuk usaha tani tanaman semusim

dan

hanya

sesuai

untuk

padang

penggembalaan

atau

dihutankan. Factor penghambatnya lebih besar dari kelas VI, yaitu salah satu atau kombinasi sifat-sifat berikut: (1) lereng terjal, (2) erosi sangat berat, (3) tanah dangkal, (4) berbatu-batu, (5) drainase terhambat, (6) salinitas atau kandungan Na sangat tinggi, dan (7) iklim sangat menghambat. h. Kelas VIII

Lahan kelas VIII tidak sesuai untuk produksi pertanian, dan harus dibiarkan dalam keadaan alami atau dibawah vegetasi hutan. Lahan ini dapat digunakan untuk daerah rekreasi cagar alam atu hutan lindung. Penghambat yang tidak dapat diperbaiki lagi dari lahan ini adalah salah satu atau lebih sifat berikut: (1) erosi atau bahaya erosi sangat berat, (2) iklim sangat buruk, (3) tanah selalu tergenang, (4) berbatu-berbatu, (5) kapasitas menahan air sangat rendah, (6) salinitasnya atau kandungan Na sangat tinggi, dan (7) sangat terjal. Bad-land, batuan singkapan, pasir pantai, bekas-bekas pertambangan, dan lahan yang hamper gundul termasuk dalam kelas ini.

TUGAS INDIVIDU PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH Dosen: Prof. Dr. Ir. Christianto Lopulisa, M.Sc

KELAS KEMAMPUAN LAHAN (LAND CAPABILITY)

REZKI ARHAM AR G 211 06 008

JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

Related Documents

Kemampuan Lahan Eqy
June 2020 18
Kemampuan Lahan
June 2020 18
Kelas Kemampuan Lahan
June 2020 20
Kelas Kemampuan Lahan
June 2020 22
Kemampuan Awal.docx
April 2020 25
Lahan Potensial
May 2020 21

More Documents from "Ali Hamidi"