Bab Vii 2017.docx

  • Uploaded by: Wildan Farik Alkaf
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Vii 2017.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,412
  • Pages: 8
BAB VII PELAKSANAAN PROYEK A. Tinjauan Umum Tahapan pelaksanaan dikerjakan setelah adanya persiapan yang matang baik pada penyediaan bahan, peralatan maupun kesiapan tenaga kerja. Tahap ini merupakan tahap realisasi dari sebuah perencanaan suatu proyek yang hasilnya adalah suatu bangunan fisik yang sesuai dengan sasaran perencanaan. Dalam hal ini adalah Pembangunan Jembatan Sejiwan dengan bentang 125 m yang terdiri dari 2 pilar yang membentang dari arah barat ke timur melintasi Sungai Bogowonto. Dalam proses pelaksanaan ini, tidak semudah yang ada pada perecanaan, banyak sekali hal-hal yang sulit sekali dilaksanakan di lapangan, sehingga memerlukan sejumlah tenaga yang handal dan berpengalaman di bidangnya. Tahap ini terdiri dari berbagai kegiatan saling berkesinambungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain. Jadi sebuah pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Apabila pekerjaan itu tertunda, maka akan menyebabkan pekerjaan berikutnya tertunda. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi keterlambatan waktu dari yang direncanakan. Pada proses ini, segala sesuatunya baik yang menyangkut biaya, waktu, kualitas maupun kuantitas harus sesuai dangan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam dokumen lelang. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus disediakan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Begitu juga dengan peralatan yang akan dipakai. Peralatan ini harus disediakan dalam kondisi baik, sehingga tidak akan menghambat jalannya pekerjaan. Pada pelaksanaannya, kontraktor bekerja dengan diawasi oleh konsultan pengawas dan pengawas lapangan dari pihak pemilik proyek. 65

Jadi antara ketiga unsur itu harus dapat bekerja sama dengan baik untuk pencapaian hasil yang optimal. B. Pelaksanaan Proyek Suatu proyek bangunan terdiri dari berbagai kegiatan yang saling berkesinambungan satu sama lain, dimana tahap – tahap kegiatan tersebut sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Apabila terjadi kemungkinan dimana salah satu kegiatan tertunda, maka akan berpengaruh pada kegiatan selanjutnya. Pelaksanaan pekerjaan merupakan salah satu hal yang paling utama dalam suatu tahapan kegiatan pembangunan, karena pelaksanaan berupa kegiatan merealisasikan hasil suatu perencanaan kedalam suatu bentuk bangunan yang nyata di lapangan. Dalam pelaksanaan pembangunan diupayakan semaksimal mungkin agar tercapai keterpaduan persyaratan. Beberapa persyaratan adalah sebagai berikut : 1.

Konstruktif ( Constuctive ) Bahwa bangunan harus kuat menahan gaya atau muatan yang bekerja baik yang berupa muatan tetap maupun beban bergerak serta tahan terhadap gaya desak lainnya.

2.

Fungsional ( Functional ) Bentuk suatu bangunan menunjukkan fungsi dari bangunan itu sendiri. Oleh karena itu, produk pembangunan harus dioperasikan sesuai dengan fungsi yang telah direncanakan dengan sebaik – baiknya, sehingga hasil pembangunan tidak sia – sia dan bangunan dapat memerankan fungsinya secara maksimal.

66

3.

Estetis ( Aesthetic ) Antara fungsi dan estetic, mewujudkan karakteristik dari suatu bangunan. Dalam hal ini karakteristik merupakan penampilan utama dalam membawakan perwujudan karakteristik.

4.

Ekonomis ( Economi ) Keberhasilan suatu bangunan sangat dipengaruhi oleh tersedianya dana (Budgetting). Perencanaan dana pembangunan perlu dipertimbangkan secara seksama, dangan prinsip ekonomis tetapi tercapai kualitas dan kuantitas bangunan yang optimal. Untuk mencegah terjadinya kesalahan yang berakibat fatal bagi bangunan

jembatan, maka dari awal perencanaan hingga pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan segi kualitas dan kuantitas bangunan yang sesuai dengan gambar rencana dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen pelelangan. C. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan tahap awal pelaksanaan pembangunan, dimana pelaksanaan merupakan perwujudan atau manifestasi dari suatu perencanaan sehingga menghasilkan produk pembangunan. Pekerjaan persiapan diperlukan guna kelancaran jalannya pekerjaan utama. Dalam pekerjaan persiapan pada pembangunan jembatan Sejiwan ini akan diuraikan sebagai berikut : 1.

Pembersihan Lahan Pembersihan lahan yang dimaksud adalah membersihkan lokasi proyek dari semak atau penebangan pohon-pohon yang mengganggu, pembuangan akar dibawah permukaan tanah yang ada dan menutupi kembali lubang-lubang bekas akar. Selain itu juga dilakukan pembongkaran bangunan 67

yang tidak diperlukan serta pembersihan batu-batuan, sampah dan bahan-bahan yang tidak diperlukan. Pada pekerjaan ini diperlukan alat berupa Excavator, gergaji kayu, parang dan lain-lain. 2.

Penyediaan Bangunan Sementara Penyediaan bangunan sementara dimaksudkan untuk mendukung kelancaran, kemudahan dan keamanan jalannya proyek. Lokasi bangunan sementara hendaknya sedekat mungkin dengan lokasi kerja proyek, sehingga koordinasi kebutuhan proyek dapat berjalan dengan baik. Bangunan sementara masing-masing dilengkapi sarana sesuai dengan kebutuhan. Pada proyek ini bangunan sementara meliputi beberapa hal, antara lain. a. Kantor Pelaksana dan Pengawas Untuk penyediaan kantor, Kontraktor dan konsultan membuat bangunan sementara yang ada disekitar lokasi proyek. Kantor ini digunakan untuk mengkoordinasi tugas masing-masing. b. Base camp / Direksi Keet Base camp merupakan bangunan sebagai tempat koordinasi segala kegiatan pelaksanaan proyek. Base camp yang terletak di dekat lokasi proyek juga dilengkapi dengan laboratorium. Di dekat lokasi Base camp dibuat barak keperluan para pekerja proyek. Adapun peralatan dan perlengkapan yang tersedia didalam direksi keet antara lain : a. meja dan kursi, b. white board, c. alat – alat tulis, d. time schedule, dan

68

e. gambar kerja. c. Gudang Gudang merupakan tempat untuk menyimpan peralatan kerja proyek dan bahan material, tujuannya agar peralatan kerja tidak rusak dan aman serta menjaga material supaya tidak berkurang mutunya karena pengaruh cuaca. Keadaan gudang harus selalu dijaga dan diperhatikan sehingga selalu bersih, kering, tidak lembab serta dasar gudang harus rata dan diberi alas. Untuk kendaraan dan peralatan proyek yang ukurannya besar, disediakan tempat khusus disekitar gudang untuk parkir. Selain itu juga tersedia tempat casting yard untuk perpotongan dan pembengkokan besi tulangan, karena pekerjaan tersebut tidak dapat dikerjakan di lokasi proyek. 3.

Pemasangan Papan Nama Proyek Pemasangan papan nama proyek dimaksudkan agar masyarakat mengetahui adanya kegiatan tersebut. Papan nama proyek berisi mengenai data-data proyek yang penting diketahui masyarakat, dengan demikian diharapkan

masyarakat

akan

dapat

berperan

serta

membantu

mengamankan pembangunan proyek tesebut. 4.

Pekerjaan Pengukuran Pekerjaan pengukuran dilakukan berdasarkan gambar kerja. Sebagai alat bantu ukur digunakan alat pengukur jarak optik (Theodolit dan waterpass), bak ukur, rol meter, patok kayu, cat dan pelengkap lainnya. Untuk pekerjaan pengukuran yang sederhana dapat digunakan slang plastik transparan yang diisi air.

69

5.

Penyediaan Bahan Material dan Peralatan Penyediaan bahan material dan peralatan

dilakukan secara

bertahap, mengingat bahwa lokasi proyek berada didekat arus lalu lintas, sehingga tidak memungkinkan semua bahan dan peralatan disiapkan di lokasi proyek. Bahan bangunan yang akan dipakai diajukan kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan, apakah material tersebut memenuhi syarat. Sedangkan bahan bangunan dan peralatan lain disiapkan secara bertahap sesuai dengan schedule pelaksanaan pekerjaan proyek.

D. Pekerjaan Bangunan Bawah Pekerjaan bangunan bawah terdiri dari pekerjaan galian tanah, pondasi bore pile, penulangan abutment dan pengecoran abutment.

Dari beberapa pekerjaan

tersebut, maka dapat diuraikan menjadi beberapa penjelasan seperti berikut ini. a. Pekerjaan fondasi 1. Galian tanah Pekerjaan galian tanah dilakukan pada awal pelaksanaan proyek untuk proses pembuatan fondasi. Proyek tahap 1 ini mengunakan fondasi bore pile dengan kedalaman 6 m dan lebar 3 m. Fondasi sumuran berjumlah 6 buah dengan 2 buah setiap sisi abutmentnya dan 2 buah bagian pilar. 2. Penulangan fondasi Penulangan fondasi dirangkai pada tempat galian fondasi langsung agar mudah dalam pengerjaannya. Fondasi sumuran berbentuk lingkaran dengan diameter 3 m dan kedalaman 6 m. Menggunakan 70

tulangan vertikal D16-150 dan tulangan melingkar D12-150. Lebih lengkap lihat gambar detail fondasi pada lampiran III. b. Pemasangan bekisting Pekerjaan

bekisting

abutment

dilaksanakan

setelah

pekerjaan

penulangan abutment selesai. Bekisting pada kaki abutment ini menggunakan bahan kayu usuk dan multiplek yang dirangkai dan diperkuat oleh perancah. Bagian pekerjaan bekisting ini sangat penting untuk menentukan hasil dari pengecoran dan bekisting ini harus kuat, kaku dan kokoh menahan beban yang ditimbulkan dari proses pengecoran harus rapat dan harus sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan agar nantinya hasil dari pengecoran menjadi baik dan tidak akan terjadi kecacatan dalam beton bertulang tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan bekisting adalah kekuatan berkisting harus mampu menahan beban beton yang ada tanpa berubah bentuk/geser pada posisinya. Berkisting pada pilar tengah ini harus diberikan perkuatan tambahan berupa pengaku yang kokoh menahan beban diatasnya pada saat pelaksanaan pengecoran dilakukan. Cara ini berlaku pula pada pemasangan bekisting kolom dan kepala jembatan. Pada bagian kolom bekisting dipasang setelah foot plate selesai dicor dan telah mengeras, begitu juga untuk bangunan yang berada di atasnya. c. Pengecoran dan pilar Beton yang digunakan pada pengecoran pilar dalam produksinya dari permulaan pengadukan sampai pengerasan (curing) harus sesuai dengan spesifikasi. Pekerjaan pengecoran pilar dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting selesai. Pekerjaan ini mencakup penyiapan bahan campuran beton ready mix dimana penyampuran bahan-bahan beton dilakukan diarea baching 71

plan dan dimobilisasi ke lokasi pekerjaan dengan concrete mixer truck, estimasi jarak dan waktu angkut/pengiriman harus diperhitungkan dengan tepat sehingga tidak terjadi setting dalam perjalanan. Penghamparan beton dilakukan diatas pondasi sumuran yang sudah siap untuk disaluri beban diatasnya. Mutu beton yang digunakan untuk abutment yaitu fc’ 20 Mpa dan pilar yaitu fc’ 15 MPa . Setelah beton pada kaki pilar mengeras dilanjutkan pengecoran badan pilar juga secara bertahap. Pengecoran mengunakan alat bantu Excavator untuk menjangkau tempat yang tinggi. Pengecoran dilakukan sampai dicapai bentuk dan ukuran yang telah direncanakan pada gambar.

72

Related Documents

Bab Vii
June 2020 24
Bab Vii Penutup.docx
May 2020 14
Bab Vii Filtrasi .doc
December 2019 30
Bab I - Vii Final
May 2020 16
Bab Vii 2017.docx
May 2020 20

More Documents from "Wildan Farik Alkaf"

Bab Ii 2017.docx
May 2020 9
Bab I 2017.docx
May 2020 8
Bab Viii 2017.docx
May 2020 15
Bab Vii 2017.docx
May 2020 20
Jadwal Piket Kebersihan.docx
November 2019 60