Bab V Reka Ruam Popok.docx

  • Uploaded by: reka
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab V Reka Ruam Popok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,112
  • Pages: 7
BAB V HASIL PENELITIAN

A. Alur Penelitian 1. Jalannya penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu dari tanggal 21 Januari s/d 04 Febuari 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur kota Bengkulu. Tahap pertama yang dilakukan pada awal penelitian adalah persiapan yang meliputi survey awal, study pustaka untuk acuan penelitian, pembuatan proposal penelitian. sebelumnya peneliti menetapkan tiga wilayah puskesmas untuk dilakukan survey awal yakni terdiri dari Puskesmas Lingkar Timur, Puskesmas Lingkar Barat Dan Puskesmas Pasar Ikan. Berdasarkan study pustaka awal data dinas kesehatan kota Bengkulu didapatkan data batita yakni, ada 328 batita di puskesmas pasar ikan ,309 batita di Puskesmas lingkar barat , dan ada 396 batita di puskesmas Lingkar Timur. Dari hasil studi pustaka, di dapatkan jumlah batita tertinggi berada di puskesmas lingkar Timur kota Bengkulu, sehingga peneliti memutuskan untuk memilih puskesmas lingkar timur sebagai tempat dilakukannya penelitian. Selanjutnya peneliti meminta surat izin penelitian masing-masing dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Bengkulu Dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. Setelah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, peneliti mengurus izin penelitian ke puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu. Kemudian mendapatkan surat izin melakukan penelitian dan mempersiapkan instrument penelitian sebagai alat untuk melakukan pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu. Populasi penelitian ini adalah 396 batita di wilayah kerja

puskesmas lingkar timur kota Bengkulu tahun 2019, sedangkan sampel penelitian diambil sebanyak 30 batita penderita ruam popok diwilayah kerja puskesmas lingkar timur kota Bengkulu, teknik pengambilan sampel yakni dengan teknik consequtive sampling. Consequtive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan cara memasukkan pasien yang memenuhi kriteria sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil data awal nama-nama dan alamat batita diwilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu, selanjutnya peneliti mendatangi rumah-rumah responden. Responden diseleksi dengan melakukan wawancara terlebih dahulu untuk mengetahui apakah responden memenuhi kriteria penelitian. Responden akan ditanya terlebih dahulu apakah responden mengalami ruam popok dan dengan apa cara mengatasinya selanjutnya jenis apakah obat yang digunakan ibu responden dalam mengatasi ruam popok, Pada tahap selanjutnya, jika ibu responden tidak bersedia diberikan pengobatan minyak zaitun maka tidak dapat dijadikan sebagai responden. Untuk responden yang memenuhi kriteria penelitian yaitu bersedia diberikan pengobatan dengan minyak zaitun secara teratur akan diminta persetujuan dengan melakukan inform consent menjadi responden dan akan dilakukan pemeriksaan derajat ruam popok. Kemudian, dilakukan pertama penggolesan minyak zaitun diarea yang terkena ruam popok setelah itu peneliti menjelaskan kepada ibu responden untuk melanjutkan penggolesan minyak zaitun secara rutin pagi dan sore hari sesudah mandi. Kemudian, ibu responden diberikan SOP sebagai acuan untuk melanjutkan pemberian minyak zaitu secara teratur pagi dan sore hari sesudah mandi. Selanjutnya, peneliti akan mendatangi kerumah responden pada hari ketiga untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok Apabila responden tidak memenuhi prosedur tindakan sampai selesai maka responden tidak dapat memenuhi kriteria penelitian dan akan langsung di ganti dengan responden lainnya. Pada hari ketiga setelah melakukan pengolesan minyak zaitun. Hasil pemeriksaan sebelum dan setelah relaksasi

otot progresif di masukan dalam lembar observasi untuk dilakukan analisa data. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji wilcoxon signed ranks test pada 5% one tail.

2. Hasil penelitian a. Analisa univariat Analisa univariat pada penelitian ini untuk melihat nilai mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal serta 95% CI for mean sebelum dan sesudah dilakuakn intervensi (penggolesan minyak zaitun). 1) Karakteristik responden Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan responden yang akan diteliti, yaitu meliputi usia, jenis kelamin. Berikut ini adalah penjelasan karakteristik responden dengan tabel dibawah ini :

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia di wilayah kerja puskesmas lingkar timur kota bengkulu tahun 2018

Variabel

Usia

N

22

Mean

54,27

Median

54,00

SD

7,330

Min-

95% CI

Maks

for mean

39-64

51,4557,18

Hasil analisis yang didapatkan bahwa rerata umur responden pada penelitian ini adalah 54,27 tahun dan standar deviasi 7,330. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rerata usia responden adalah antara 51,45-57,18.

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja puskesmas lingkar timur kota bengkulu tahun 2018

NO

Jenis

N

%

kelamin 1.

Laki-laki

5

22,7

2.

Perempuan

17

73.3

Total

22

100

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa lebih dari sebagian (73,3 %) responden pada penelitian ini adalah perempuan.

Tabel 5.3 Distribusi tingkat pendidikan responden di wilayah kerja puskesmas Lingkar Timur kota Bengkulu pada tahun 2018

No

Tingkat

N

%

pendidikan 1.

Rendah

9

40.9

2.

Menengah

7

31.8

3.

Tinggi

6

27.3

Total

22

100

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hampir separuh (40.9%) responden berpendidikan rendah.

Tabel 5.4 Distribusi rerata kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe II sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi otot progresif diwilayah kerja Pusekesmas Lingkar Timur

Kota bengkulu tahun 2018

Kadar

N

Mean

Median

SD

Min-maks

95% CI for Mean

22

249,05

221,50

73,790

149-446

221,28-281,35

glukosa darah Sebelum intervensi Setelah

22

230,36

203,50

76,253

163-441

202,64-263,45

intervensi

Hasil analisis didapatkan bahwa rerata kadar glukosa darah sebelum dilakukan relaksasi otot progresif adalah 249,05 dan standar deviasi 73,790 . dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rerata kadar glukosa darah pasien diabetes melitus Tipe II sebelum dillakukan relaksasi otot progresif adalah antara 221,28-281,35. Hasil analisis didapatkan bahwa rerata kadar glukosa darah setelah dilakukan relaksasi otot progresif adalah 230,36 dan standar deviasi 76,253. dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rerata kadar glukosa darah pasien diabetes melitus Tipe II sebelum dillakukan relaksasi otot progresif adalah antara 202,64-263,45.

b. Analisa bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus Tipe II. Sebelum analisis bivariat dilakukan peneliti melakukan uji normalitas data dan hasil analisis menunjukan data tidak berdistribusi normal dengan nilai < 0.05 sehingga untuk analisis berikutnya digunakan uji statistic non parametric yaitu uji wilcoxon pada α 5%. Untuk melihat kemaknaan,

apabila p ≤ 0.05 maka ada pengaruh relaksasi terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe II.

Tabel 5.5 Selisih rerata kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe II sebelum dan setelah dilakukan intervensi relaksasi otot progresif diwilayah kerja puskesmas Lingkar Timur Kota bengkulu tahun 2018

Variabel

N

Mean

Z (df)

P value

Post-pre

22

-18

-

0.002

3,166

Dari tabel 5.5 didapatkan bahwa selisih rerata kadar glukosa darah sebelum dan setelah dilakukan relaksasi otot progresif yaitu -18. Hasil uji statistic menunjukan p = 0.002 < 0.05, artinya ada perbedaan signifikan rerata kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus Tipe II sebelum dan setelah dilakukan relaksasi otot progresif. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabates melitus tipe II.

Related Documents

Bab V Reka Ruam Popok.docx
December 2019 12
Reka
April 2020 21
Bab V
May 2020 46
Bab V
June 2020 45
Bab V
June 2020 48
Bab V
August 2019 78

More Documents from "ratna"

Format Lembar Askep.docx
December 2019 34
Asma Bronkial-1.docx
November 2019 25
3345-8476-2-pb.pdf
May 2020 15
Abstrak Ruam Popok.docx
December 2019 26
Ppt Thtku.pptx
November 2019 16