BAB IV ANALISA DATA PRIMER KE DUA
1.1. Metode dan Desain Desain penelitian yang digunakan adalah observasional case control.
1.2. Populasi dan Sampel 1.2.1. Populasi Penelitian 1.
Populasi Target Populasi target pada survei kedua adalah penderita Tuberkulosis (TBC).
2.
Populasi Terjangkau Populasi terjangkau pada survei kedua adalah penderita Tuberkulosis (TBC) yang tinggal di RT 01 – 05 RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur Kabupaten Demak pada tanggal 16 Oktober 2018.
1.2.2. Sampel Sampel pada penelitian ini dipilih dengan mendata penderita Tuberkulosis (TBC) di RT 01 – 05 RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi serta dipilih dengan menggunakan teknik proportional random sampling. 1. Kriteria survei II Kriteria Inklusi : a.
Peserta survei tahap I
b.
Penderita Tuberkulosis (TBC) pada tahun 2018
Kriteria Eksklusi : a.
Tidak bersedia diwawancara
1.2.3. Cara pengambilan Sampel Pengambilan sampel survei II menggunakan teknik proportional random sampling dan sudah dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi. Tabel 4.1. Besar Sampel Jumlah RT/RW 1/II 2/II 3/II 4/II 5/II Total
Kasus
Kontrol
N % N % 2 25,0 9 25,7 1 12,5 8 22,9 3 37,5 4 11,4 1 12,5 6 17,1 1 12,5 8 22,9 8 100% 35 100% Besar sampel untuk survei kedua sejumlah 43 responden.
1.3. Pengambilan Data 1.3.1. Data Sekunder Data sekunder pada penelitian ini menggunakan data yang diambil langsung pada survei tanggal 16 Oktober 2018. Data survei II meliputi agent, host, environment terhadap penderita Tuberkulosis (TBC).
1.4. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data 1.4.1. Lokasi Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan di RT 01 – 05 RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak.
1.4.2. Waktu Pengambilan data Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2018. 1.5. Pengolahan dan Analisis Data Data terlebih dahulu diperiksa kelengkapannya, diberi kode (coding), ditabulasi dan di-entry ke dalam komputer melalui program SPSS 22. Data hasil survei berupa
data kualitatif dan kuantitatif yang dideskripsikan untuk mengetahui faktor agent, faktor host, dan faktor environment terhadap penderita Tuberkulosis (TBC). Data hasil survei kemudian dianalisis secara korelatif untuk mengetahui apa saja faktor – faktor yang menyebabkan Tuberkulosis (TBC). 1.6. Karakteristik Responden Tabel 4.2. Karakteristik Responden di RW II Desa Gaji Jumlah Karakteristik responden
Kasus n
%
Kontrol n %
Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Pendidikan TidakTamat SD / ButaHuruf
4 4
50,0 50,0
19 16
54,3 45,7
1
12,5
5
14,3
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA / SMK Akademi / D1/ D3 S1 Umur 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 >64
2 3 2 0 0
25,0 37,5 25,0 00,0 00,0
8 8 9 1 4
22,9 22,9 25,7 2,9 11,4
0 0 0 1 3 0 0 1 0 2 1
00,0 00,0 00,0 12,5 37,5 00,0 00,0 12,5 00,0 25,0 12,5
2 2 2 4 3 5 4 4 6 1 2
5,7 5,7 5,7 11,4 8,6 14,3 11,4 11,4 17,1 2,9 5,7
5 3
62,5 37,5
24 11
68,6 31,4
1
12,5
5
14,3
Penghasilan ≤ 2.000.000 > 2.000.000 Pekerjaan Pegawainegerisipil / TNI/POLRI
Petani KaryawanSwasta / Buruh Wiraswasta Pelajar Pensiunan / pengangguran / IRT
2 1 1 0
25,0 12,5 12,5 00,0
5 6 9 2
14,3 17,1 25,7 5,7
3
37,5
8
22,9
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa jenis kelamin responden kasus antara perempuan dan laki-laki sama besar (50,0%), sedangkan jenis kelamin responden kontrol lebih banyak laki-laki (54,3%). Umur responden kasus terbanyak adalah 35 - 39 tahun (37,5%) dan umur responden kontrol terbanyak adalah 40-44 tahun (14,3%). Mayoritas tingkat pendidikan responden kasus adalah tamat SMP (37,5%), sedangkan responden kontrol adalah tamat SMA/SMK (25,7%). Mayoritas penghasilan responden kasus dan kontrol adalah ≤ Rp 2.000.000,00 (62,5% dan 68.6%). Pekerjaan responden kasus terbanyak adalah pensiunan / pengangguran / Ibu Rumah Tangga (37,5%) sedangkan pekerjaan responden kontrol terbanyak adalah wiraswasta (25,7%).
1.7. Analisis Penyebab Masalah Tabel 4.3. Hasil Survey ke-2 No Pertanyaan HOST A. PENGETAHUAN TBC Apakah Saudara mengetahui penyakit TB paru ? 1 2 3 4 5 6
Apakah Saudara mengetahui penyakit TB paru itu ada obatnya ? Apakah Saudara mengetahui bahwa pengobatan TB paru di puskesmas adalah gratis / cuma-cuma / dibiayai pemerintah ? Apakah Saudara mengetahui pengobatan TB paru memerlukan pengawasan serta dilaksanakan secara teratur dan disiplin ? Apakah Saudara mengetahui cara penularan penyakit TB paru ? Apakah Saudara mengetahui gejala penyakit TB paru?
Apakah Saudara mengetahui bahwa TB paru dapat menyebabkan kematian ? Apakah Saudara mengetahui bahaya yang terjadi bila 8 pengobatan TB paru tidak tuntas ? Apakah Saudara mengetahui syarat untuk 9 mendapatkan pengobatan TB ? 10 Apakah Saudara mengetahui faktor resiko terjadinya penyakit TB? B. PERILAKU SEHAT Apakah Saudara berobat ke dokter / puskesmas / RS 1 bila ada anggota keluarga yang sakit? Apakah Saudara pernah mengalami batuk berdahak 2 lebih dari 2 minggu? Apakah Saudara membuang dahak di sembarang 3 tempat? Apakah Saudara mengetahui bagaimana etika batuk 4 yang benar ? 5 Apakah Saudara menggunakan masker saat sakit batuk? 6 Apakah Saudara menggunakan masker saat ada seseorang disekitar Saudara yang sedang sakit batuk ? Apakah Saudara merokok ? 7
7
8
Apakah Saudara mendapatkan imunisasi BCG?
9
Apakah Saudara menjemur peralatan tidur pada pagi hari 2 kali dalam seminggu?
Jawaban
F
%
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
18 25 22 21 16 27
41,9 58,1 51,2 48,9 37,2 62,8
Ya Tidak
11 32
25,6 37,4
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
7 36 14 29 18 25 7 36 1 42 6 37
16,3 83,7 32,6 67,4 41,9 58,1 16,3 83,7 2,3 97,7 14,0 86,0
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
32 11 22 21 15 28 3 40 8 35 4 39
74,4 25,6 51,2 48,8 34,9 65,1 7,0 93,0 18,6 81,4 9,3 90,7
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
18 25 33 10 14 29
41,9 58,1 76,7 23,3 32,6 67,4
1 2
C. PENYAKIT FAKTOR RESIKO TBC Apakah Saudara menderita kencing manis ? Apakah Saudara menderita HIV/AIDS ?
ENVIRONMENT A. LINGKUNGAN SEKITAR 1 Apakah disetiap ruangan tempat tinggal Saudara memiliki sistem ventilasi ( jendela )? 2 Apakah Saudara pernah kontak dengan penderita batuk lama ? 3 Apakah penderita batuk lama disekitar Saudara menggunakan masker ? 4 Apakah tempat tinggal Saudara / kantor cukup penerangan cahaya matahari ? 5 Apakah disekitar Saudara ada yang merokok ?
1 2 3
B. PELAYANAN KESEHATAN Apakah Saudara sudah menjadi anggota BPJS ? Apakah pelayanan kesehatan di lingkungan Saudara melakukan penyuluhan mengenai TB ? Apakah terdapat hambatan dalam akses Saudara ke puskesmas atau unit pelayanan kesehatan?
Ya Tidak Ya Tidak
25 18 0 43
41,9 58,1 0 100
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
23 20 20 23 4 39 25 18 32 11
53,5 46,5 53,5 46,5 9,3 90,7 58,1 41,9 74,4 25,6
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
35 8 5 38 13 30
81,4 18,6 11,6 88,4 30,2 69,8
Pada tabel 4.3 menunjukkan hasil survei ke-2 tentang Tuberkulosis (TBC) dilihat secara keseluruhan. Data yang diperoleh kemudian diubah menjadi angka menggunakan sistem skoring dan ditotal tiap kategori pertanyaan, yaitu pengetahuan TBC, perilaku sehat, penyakit faktor resiko TBC, lingkungan sekitar, dan pelayanan kesehatan. Hasil skoring kemudian dikategorikan menjadi baik dan buruk, dengan cara hasil total yang dikategorikan di uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnova dengan hasil kategori pengetahuan TBC, perilaku sehat, penyakit faktor resiko TBC, lingkungan sekitar, dan pelayanan kesehatan < 0.05 yaitu data tidak normal sehingga diambil nilai median kemudian apabila skor total dibawah nilai median maka dikategorikan kurang atau tidak baik, sedangkan apabila skor total sama dengan atau diatas nilai median maka dikategorikan baik.
Tabel 4.4. Pengetahuan TBC Jumlah Pengetahuan TBC Kurang Baik Total
Kasus n 1 7 8
% 12,5 87,5 100
n 23 12 35
Kontrol % 65,7 34,3 100
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang TBC di RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sebagian besar responden kasus memiliki tingkat pengetahuan tentang TBC yang baik sebesar 87,5%, dan kurang sebesar 12,5% dan responden kontrol memiliki tingkat pengetahuan TBC yang baik sebesar 34,3%, dan kurang sebesar 65,7%. Tabel 4.5. Perilaku Sehat Jumlah Perilaku Sehat Tidak Baik Baik Total
Kasus n 3 5 8
% 37,5 62,5 100
n 18 17 35
Kontrol % 51,4 48,6 100
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa perilaku sehat anggota keluarga di RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sebagian besar responden kasus perilaku baik sebesar 62,5%, dan tidak baik sebesar 37,5% dan responden kontrol perilaku baik sebesar 48,6%, dan tidak baik sebesar 51,4%.
Tabel 4.6. Penyakit Faktor Resiko TBC Jumlah
Penyakit Faktor Resiko TBC
Kasus n 0 8 8
Ada Tidak ada Total
Kontrol n % 0 00,0 35 100,0 35 100
% 00,0 100,0 100
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa penyakit faktor resiko TBC di RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sebagian besar responden kasus memiliki penyakit faktor resiko TBC sebesar 0,0%, dan tidak memiliki penyakit faktor resiko TBC sebesar 100,0% dan responden kontrol memiliki penyakit faktor resiko TBC sebesar 0,0%, dan tidak memiliki penyakit faktor resiko TBC sebesar 100,0%. Tabel 4.7. Lingkungan Sekitar Jumlah Lingkungan Sekitar Tidak baik Baik Total
Kasus N 3 5 8
% 37,5 62,5 100
N 16 19 35
Kontrol % 45,7 54,3 100
Tabel 4.7. menunjukkan bahwa lingkungan sekitar di RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sebagian besar responden kasus memiliki lingkungan sekitar baik sebesar 62,5%, lingkungan sekitar tidak baik sebesar 37,5% dan responden kontrol memiliki lingkungan sekitar baik sebesar 54,3%, lingkungan sekitar tidak baik sebesar 45,7%.
Tabel 4.8. Pelayanan Kesehatan Jumlah Pelayanan Kesehatan Kurang baik Baik Total
Kasus N 0 8 8
% 0,00 100,0 100
N 14 21 35
Kontrol % 40,0 60,0 100
Tabel 4.7. menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sebagian besar responden kasus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sebesar 100,0%, dan mendapatkan pelayanan kesehatan kurang baik sebesar 0,00% dan responden kontrol mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sebesar 60,0%, serta yang mendapatkan pelayanan kesehatan tidak baik sebesar 40,0%. 4.7. Pengolahan dan Analisis Data Data hasil survei kedua yang didapat berupa data kuantitatif dari sampel survei pertama, data kemudian dianalisa deskriptif univariat untuk mendapatkan frekuensi data mengenai hal-hal yang mempengaruhi kejadian TBC pada masyarakat RW II Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan studi case control dengan menelaah faktor – faktor penyebab terjadinya TBC pada kelompok kontrol dan kasus. Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 15 Januari 2018 untuk survei pertama, dan pada hari Selasa, 16 Oktober 2018 untuk survei kedua. Data yang diperoleh tersedia dalam bentuk data kualitatif, dengan skala nominal, tergolong non parametrik. Data yang ada kemudian diperiksa menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan Chi Square dan koefisien kontingensi, serta analisis multivariat yaitu regresi logistik, dan
diperiksa dengan Odd Ratio untuk melihat faktor risiko yang mungkin menyebabkan TBC. Tabel 4.9. Hasil Kategorik Keseluruhan Variabel Pengetahuan TBC Perilaku Sehat Penyakit Resiko TBC
Faktor
Lingkungan Sekitar Pelayanan Kesehatan
Kategori Kurang Baik Tidak Baik Baik Ada
N 19 24 21 22 0
% 44,2 55,8 48,8 51,2 00,0
Tidak Ada Tidak Baik Baik Tidak Baik Baik
43 19 24 14 29
100,0 44,2 55,8 32,6 67,4
Tabel 4.9. memberikan informasi bahwa responden yang memiliki pengetahuan tentang TBC yang baik ada 24 orang, lebih besar dari responden dengan pengetahuan TBC yang kurang, yaitu 19 orang. Responden dengan perilaku sehat yang baik ada 22 orang, lebih besar dari responden perilaku sehat tidak baik ada 21 orang. Semua responden tidak memiliki penyakit faktor resiko TBC yaitu sebanyak 43 orang. Responden dengan lingkungan sekitar baik ada 24 orang, lebih besar dari responden dengan lingkungan sekitar tidak baik yaitu 19 orang. Responden dengan pelayanan kesehatan baik sebanyak 29 orang, lebih besar dari responden dengan pelayanan kesehatan yang tidak baik yaitu 14 orang.
Tabel 4.10. Hasil Analisis Bivariat 5 Variabel Pengetahua n yang diuji
Pengetahu an TBC Perilaku Sehat Faktor Resiko TBC Lingkung an Sekitar Pelayanan Kesehatan
Tabel
Katego ri
Kejadian TBC Total Kasu s
Tidak Baik
OR
Kontr ol
1
18
Baik Tidak Baik
7
17
3
18
Baik
5
17
Ada Tidak Ada Tidak Baik
0
0
8
35
3
16
Baik Tidak Baik
5
19
0
Baik
8
CI (95 %)
0,13 5
0,0151,215
0,05 9
0,56 7
0,1172,744
0,69 8
0
0
-
0,71 2
0,1473,453
1,00 0
14 0 21
Nilai P
0
0.03 9
Contingency Coeficient Value Sig. 0,29 2
0,04 5
0,10 8
0,47 7
-
-
0,06 4
0,67 3
0,31 5
0,02 9
4.10. menunjukkan hasil analisis bivariat menggunakan Fisher dan
pengecekan faktor risiko terhadap kejadian TBC yaitu pengetahuan tentang TBC, perilaku sehat, penyakit faktor resiko TBC, lingkungan sekitar, dan pelayanan kesehatan. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan tentang TBC tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,059. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan bahwa orang dengan pengetahuan tentang TBC yang tidak baik merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,135; CI 95%= 0,015-1,215) tetapi tidak bermakna karena interval kepercayaan melewati angka 1. Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficient didapatkan pengetahuan tentang TBC memiliki hubungan korelatif yang signifikan tetapi lemah (value = 0,292; p = 0,045) terhadap kejadian TBC.
Perilaku sehat tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,698. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan bahwa orang dengan perilaku tidak baik merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,567 CI 95% : 0,117-2,744) tetapi tidak bermakna karena interval kepercayaan melewati angka 1. Lingkungan sekitar tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 1,000. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan bahwa orang dengan keadaan lingkungan sekitar yang tidak baik merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,712 CI 95% : 0,147-3,453) tetapi tidak bermakna karena interval kepercayaan melewati angka 1. Pelayanan kesehatan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,039. Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficient didapatkan bahwa pelayanan kesehatan memiliki hubungan korelatif yang signifikan tetapi lemah (value = 0,315 : p = 0,029) terhadap kejadian TBC.
Tabel 4.11. Hasil Analisis Bivariat Antara Faktor Risiko Pengetahuan tentang TBC Terhadap Kejadian TBC Pengetahuan yang diuji
Penyakit TBC Obat Penyakit TBC Pengobatan TBC Gratis Pengawasan Pengobatan TBC teratur Penularan Penyakit TBC Gejala Penyakit TBC Kematian akibat TBC Bahaya Pengobatan TBC tidak tuntas Syarat Pengobatan TBC Faktor Resiko Penyakit TBC Tabel
Kategori
Tidak Ya Tidak
Kejadian TBC Total TBC Kont rol 4 21 4 14 3 18
Ya Tidak
5 2
Ya Tidak
OR
CI (95%)
Nilai P
Contingency coeficient Value Sig.
0,667
0,143-3,116 0.701
0,079
0,605
0,567
0,117-2,744 0.698
0.108
0,477
17 25
0,133
0,023-0,775 0.022
0,350
0,014
6 5
10 27
0,494
0,096-2,532 0.401
0,129
0,392
Ya Tidak
3 5
8 31
0,215
0,037-1,263 0.106
0,265
0,072
Ya Tidak
3 4
4 25
0,400
0,083-1,919 0.404
0,175
0,243
Ya Tidak
4 2
10 23
0.174
0,030-0.997 0.052
0,306
0,035
Ya Tidak
6 4
12 32
0.094
0,015-0.580 0.015
0,400
0,004
Ya
4
3
Tidak
7
35
-
-
0,186
0,307
0,034
Ya Tidak
1 6
0 31
0,387
0,057-2,612 0,308
0,151
0,318
Ya
2
4
4.11. menunjukkan hasil analisis bivariat menggunakan Fisher dan
pengecekan faktor risiko tentang pengetahuan mengenai TBC terhadap kejadian TBC. Hasil menunjukkan bahwa tidak mengetahui pengobatan TBC gratis memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,022. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan bahwa tidak mengetahui pengobatan TBC gratis merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,113; CI 95% : 0,023-0,775) dan bermakna karena interval kepercayaan tidak melewati angka 1. Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficient bahwa tidak mengetahui pengobatan TBC gratis memiliki pengaruh yang lemah (value = 0,350; p = 0,014) terhadap kejadian TBC. Dari hasil analisis bivariat mengetahui bahaya dari tidak tuntasnya pengobatan TBC memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,015. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan mengetahui bahaya dari tidak tuntasnya pengobatan TBC merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,094 CI 95% : 0,015-0.580) dan bermakna karena interval kepercayaan tidak melewati angka 1. Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficient mengetahui bahaya dari tidak tuntasnya pengobatan TBC memiliki pengaruh yang sedang (value = 0,400; p = 0,004) terhadap kejadian TBC.
Tabel 4.12. Hasil Analisis Bivariat Antara Faktor Risiko Perilaku Sehat Terhadap Kejadian TBC Perilaku Sehat yang diuji
Katego ri
Kejadian TBC Total TBC Kontrol
OR
CI (95%)
Nilai P
Contingency Coeficient Value Sig.
Berobat ke Puskesmas / RS Batuk berdahak > 2 minggu
Tidak Ya
2 6
9 26
0,963
0,164-5,658
1.0
0,006
0,967
Ya
4
17
1,059
0,228-4,921
1.000
0,011
0,942
Tidak Ya
4 4
18 24
0,458
0,096-2,179
0.419
0,150
0,320
Tidak
4
11
Tidak
7
33
0,424
0,034-5,354
0.470
0,103
0,497
Ya Tidak
1 5
2 30
0,278
0,050-1,545
0.153
0,226
0,128
Ya
3
5
Tidak
5
34
0,049
0,004-0,568
0.016
0,421
0,002
Ya
3
1
Ya
3
15
0.800
0,165-3,885
1,000
0,042
0,782
Tidak Tidak
5 1
20 9
0.413
0,044-3,831
0,656
0,121
0,425
Ya Tidak
7 6
26 23
1,56 5
0,273-8,970
1,000
0,077
0,613
Ya
2
12
Membuang dahak sembaranga n Etika batuk Pakai masker saat batuk Pakai masker saat orang lain batuk Merokok
Imunisasi BCG Menjemur peralatan tidur Tabel
4.12. menunjukkan hasil analisis bivariat menggunakan Fisher dan
pengecekan faktor risiko tentang perilaku sehat terhadap kejadian TBC. Hasil menunjukkan bahwa perilaku sehat menggunakan masker saat orang lain batuk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,016. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan perilaku sehat menggunakan masker saat orang lain batuk merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,049; CI 95% : 0,004-0,568) dan bermakna karena interval
kepercayaan tidak melewati angka 1. Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficient perilaku sehat menggunakan masker saat orang lain batuk memiliki pengaruh sedang (value = 0,421; p= 0,002) terhadap kejadian TBC.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Bivariat Antara Penyakit Faktor Resiko TBC Terhadap kejadian TBC Penyakit Faktor Resiko yang diuji Diabetes Melitus HIV/AIDS Tabel
Kategori
Kejadian TBC Total
OR
CI (95%)
Contigency Coefficient
Nilai P
Kasus Kontrol Ya Tidak
4 4
14 21
0,667
0,1433,116
0,701
Ya Tidak
0 8
0 35
-
-
-
value 0,079 -
Sig. 0,700 -
4.13. menunjukkan hasil analisis bivariat menggunakan Fisher dan
pengecekan faktor risiko tentang penyakit faktor resiko TBC terhadap kejadian TBC. Hasil menunjukkan bahwa diabetes melitus tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,701. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan diabetes melitus merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,667; CI 95% : 0,1433-3,116) tetapi tidak bermakna karena interval kepercayaan melewati angka 1. Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficient diabetes melitus memiliki pengaruh yang sangat lemah (value =0,079; p=0,700) terhadap kejadian TBC.
Tabel 4.14. Hasil Analisis Bivariat Antara Faktor Risiko Lingkungan Sekitar Terhadap Kejadian TBC Lingkungan Sekitar yang diuji
Kategor i
Kejadian TBC Total TBC Kontrol
OR
CI (95%)
Nilai P
Contingency Coeficient Value Sig.
Ventilasi / jendela
Ya
6
17
0,315
0,056-1,780
0,250
0,202
0.176
Tidak
2
18
Kontak dengan penderita batuk lama Penderita batuk lama pakai masker
Ya
3
17
0,635
0,131-3,076
0,074
0,086
0.571
Tidak
5
18
Ya
1
3
0,656
0,059-7,280
1.000
0,053
0.730
Tidak
7
32
Rumah cukup penerangan cahaya matahari Di sekitar merokok
Ya
5
20
0,800
0,165-3,885
1.000
0,042
0.782
Tidak
3
15
Ya
6
26
1,038
0,177-6,100
1,000
0,006
0.967
Tidak
2
9
Tabel
4.14. menunjukkan hasil analisis bivariat menggunakan Fisher dan
pengecekan faktor risiko tentang lingkungan sekitar terhadap kejadian TBC.
Hasil
menunjukkan bahwa semua komponen pertanyaan mengenai lingkungan sekitar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian TBC. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan tidak ada komponen pertanyaan mengenai lingkungan sekitar yang bermakna karena interval kepercayaan melewati angka 1.
Tabel 4.15. Hasil Analisis Bivariat Antara Pelayanan Kesehatan terhadap kejadian TBC Contigency Kejadian TBC Pelayanan Coefficient CI Total Kesehatan Kategori OR Nilai P (95%) yang diuji value Sig. Kasus Kontrol 0,223 0,317 Anggota Tidak 0 8 0 0 0,316 BPJS Ya 8 27 Yankes 0,360 0,039 Tidak 5 33 memberikan 0,0130,101 0,037 penyuluhan 0,762 TBC Ya 3 2 0,300 0,88 Ada 0 13 Hambatan 0 0 0,082 Tidak akses yankes ada 8 22 Tabel
4.15. menunjukkan hasil analisis bivariat menggunakan Fisher dan
pengecekan faktor risiko tentang pelayanan kesehatan terhadap kejadian TBC.
Hasil
menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan TBC oleh fasilitas pelayanan kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian TBC, dengan nilai p = 0,037. Hasil analisis faktor risiko menunjukkan bahwa tidak adanya pemberian penyuluhan TBC oleh fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor protektif TBC (OR = 0,101 CI 95% : 0,0130,762) tetapi tidak bermakna karena interval kepercayaan melewati angka 1. Berdasarkan hasil uji Contingency Coefficient pemberian penyuluhan TBC oleh fasilitas pelayanan kesehatan memiliki pengaruh yang lemah (value = 0,360; p= 0,039) terhadap kejadian TBC.
Tabel 4.16. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Bivariate
Variabel Pengobatan TBC Gratis Bahaya Pengobatan TBC tidak tuntas Pakai masker saat orang lain batuk Yankes memberikan penyuluhan TBC Constant
Sig. 0,079 0,309 0,085 0,116 0,002
Tabel 4.16. menunjukkan hasil uji regresi bivariate dengan variabel mengetahui pengobatan TBC gratis, mengetahui bahaya pengobatan TBC tidak tuntas, memakai masker saat orang lain sakit batuk, serta pelayanan kesehatan memberikan penyuluhan TBC masing-masing memiliki nilai p (0,079 ; 0,309 ; 0,085 ; 0,116 ; 0,002), variabel berpengaruh jika p < 0.25, sehingga yang merupakan faktor yang berpengaruh yaitu mengetahui pengobatan TB gratis, memakai masker saat orang lain sakit batuk, serta pelayanan kesehatan memberikan penyuluhan TBC. Sehingga dapat dilanjutkan dengan melakukan uji regresi logistik untuk menentukan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian TBC.
Tabel 4.17. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistic Variabel Pengobatan TBC Gratis
B
Sig. -2,789
0,032
-3,025
0,071
-2,420
0,110
3,851
0,002
Pakai masker saat orang lain batuk Yankes memberikan penyuluhan TBC Constant
Tabel 4.17. menunjukkan dari hasil regresi logistik didapatkan bahwa mengetahui pengobatan TBC gratis merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian TBC karena memiliki nilai p < 0,05 yaitu 0,032, dibandingkan dengan memakai masker saat orang lain sakit batuk maupun pelayanan kesehatan memberikan penyuluhan TBC karena keduanya memiliki nilai p > 0,05.