Bab Iv .docx

  • Uploaded by: evi choirun nisa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv .docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,292
  • Pages: 51
118

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan 1. Data Umum a.

Nama KK

: Bpk. L

b.

Usia

: 26 tahun

c.

Pendidikan

: SMP

d.

Pekerjaan

: Tukang Bangunan

e.

Alamat

: Ds. Kemulan Lambangan, RT 05 RW 04, Kec. Wonoayu, Kab. Sidoarjo

f.

Komposisi Anggota Keluarga: Tabel 4.1 Komposisi Anggota Keluarga

Bpk. K Ibu R

Jenis Kelamin L P

Hub. dengan kk Ayah Ibu

3.

Bpk. L

L

4. 5. 6. 7.

Ibu I An. A An. S By. A

P L P P

No

Nama

1. 2.

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

82 78

SD SD

Suami

26 th

SMP

Istri Adik Anak Anak

26 th 9 th 3 th 9 bln

SD SD

Dagang Dagang Tukang bangunan IRT Pelajar

119

Genogram

Gambar 4.1 genogram keluarga Bpk. L

Keterangan : : Laki – Laki : Perempuan K

: Bpk K (ayah)

I

: Ibu I (istri)

R

: Ibu R (ibu)

A

: An. A (adik)

L

: Bpk L (suami)

S

: An. S (anak)

A’

: By. A’ (anak)

g.

Tipe Keluarga Keluarga Bpk. L adalah keluarga Extended Family (keluarga besar) yang terdiri dari Bpk. K (ayah), Ibu R (ibu), Bpk. L (suami), Ibu I (istri), An. A (adik), An. S (anak), dan By. A’ (anak).

120

h. Suku Bangsa Suku bangsa Bpk. L adalah suku jawa. Bahasa yang digunakan setiap hari adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Budaya kesehatan dalam keluarga Bpk. L memandang bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit merupakan suatu masalah atau cobaan. i. Agama Keluarga Bpk. L beragama islam dan melaksanakan kegiatan sebagai umat muslim yaitu sholat. Selain itu, Ibu I juga mengajarkan kepada An. S dan By. A untuk berdo’a ketika ingin makan sebelum dan sesudah sholat. j. Status Ekonomi Keluarga Dalam keluarga Bpk. L yang bertugas mencari nafkah adalah Bpk. L yang bekerja sebagai kuli bangunan. k. Aktivitas Rekreasi Keluarga Dalam satu minggu, keluarga Bpk. L hanya meluangkan satu hari untuk bermain bersama atau terkadang jalan – jalan disekitar rumah.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap perkembangan pada keluarga Bpk. L saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia toodler (1 – 3 tahun) atau dikenal dengan BATITA yaitu An. S.

121

b. Riwayat Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya Dalam keluarga Bpk. L masalah yang sampai saat ini belum terpenuhi adalah nafsu makan By. A yang kurang sehingga BB belum terpenuhi, keamanan lingkungan rumah yang kurang, dan pembinaan hubungan sehat antar keluarga yang masih kurang. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti 1) Bpk. L

: Bpk. L mengatakan tidak memiliki penyakit

menular ataupun penyakit keturunan. 2) Ibu I

: Ibu I mengatakan tidak memiliki penyakit menular

maupun penyakit keturunan. 3) An. S

: An. S pada umur 0 – 12 bulan pernah mengalami

BGM. 4) By. A

: By. A saat ini mengalami BGM. Ibu I mengatakan

anaknya pernah demam dan sekarang By. A sedang pilek. Ibu I juga mengatakan nafsu makan anaknya berkurang. Ibu I selalu rutin menimbangkan By. A ke Posyandu tetapi pernah sekali tidak melakukan penimbangan, imunisasi yang belum di dapat imunisasi DPT. Berat badan lahir pada By. A adalah 2100 gram. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya Ibu I mengatakan dahulu By. A lahir dengan berat badan 2100 gram dan dokter mengatakan By. A adalah BBLR. By. A hanya pernah sakit demam, pilek, dan panas.

122

3. Lingkungan a. Karakteristik Rumah Luas rumah ± 6 × 6, bangunan masih terdiri 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 kamar mandi. Diruang tamu terdapat lemari TV dan TV, di kamar tidur 1 ada kasur dan jendela tetapi cahaya tidak dapat masuk, di kamar tidur 2 ada kasur tetapi tidak ada jendela. Ruang makan dan dapur hanya dipisahkan oleh skat triplek. Lantai rumah tidak berkeramik melainkan dari tanah yang dialasi kain bekas banner, hanya ruang tamu yang sudah berkeramik. Susunan rumahnya tidak memiliki teras dan didepan rumah terdapat kandang ayam dan genangan air yang besar.

Gambar 4.2 Peta rumah Bpk. L

Keterangan : KM

: kamar mandi

123

KT 1

: kamar tidur 1

KT 2

: kamar tidur 2

RM

: ruang makan

RT

: ruang tamu : pintu : jendela

b. Karakteristik Keluarga dan Komunikasinya Rumah Bpk.L berhimpitan dengan tetangga, masyarakat di sekeliling rumah serta disebelah rumah Bpk. L adalah saudara Bpk. L. Hubungan sosial antara keluarga Bpk. L dengan tetangga terjalin baik. Terbukti keluarga Bpk. L mengenal semua tetangganya, selain itu apabila tetangga Bpk. L memiliki hajat, keluarga Bpk. L selalu diundang. Dan juga Ibu I sering bercengkrama dengan tetangganya. Tipe lingkungan komunitas didaerah rumah Bpk. L adalah masyarakat desa. Bpk.L dan Ibu I sering menghadiri acara perkumpulan

yang

ada

di

desa

seperti

perkumpulan

RT,

perkumpulan pengajian dan lain – lain. Transportasi yang umum digunakan adalah transportasi sepeda motor.

124

c. Mobilitas Geografis Keluarga Ibu I mengatakan bahwa ia merupakan warga asli desa Lambangan dan menetap bersama suami, anak, dan orang tua di desa Lambangan. d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Setiap hari minggu semua keluarga pasti berkumpul, saling bercengkrama satu sama lain. Dengan masyarakat sekitar juga sangat akrab, tidak pernah ada permusuhan dengan tetangga di sekitarnya. e. Sistem Pendukung Keluarga Ibu I mengatakan memiliki keluarga yang harmonis, sangat jarang dikeluarganya terjadi pertengkaran. Bpk. L dan Ibu I berusaha bersama dan sabar dalam mengasuh keluarganya.

4. Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Keluarga Keluarga Bpk. L menggunakan bahasa verbal yaitu bahasa Jawa dan Indonesia saat berkomunikasi. Keluarga Bpk. L sangat memperhatikan komunikasinya dan selalu bertindak sopan apalagi dengan orang yang lebih tua. Keluarga Bpk. L selalu merespon dengan baik dan menjadi pendengar yang baik, apabila ada hal yang belum dimengerti selalu dipertanyakan kembali.

125

b. Struktur Kekuatan Keluarga Dalam keluarga Bpk. L yang berpengaruh dalam keluarganya atau memegang peranan penting dan tinggi dalam keluarganya adalah Bpk.L. c. Struktur Peran 1) Bpk . L sebagai kepala kelurga, suami, dan ayah Bertugas mencari nafkah dan melindungi keluarga. 2) Ibu I sebagai istri, ibu dari anak – anaknya Bertugas mengasuh anak, merawat anak, dan melakukan pekerjaan rumah tangga. 3) An. S sebagai anak pertama keluarga Bpk. L Berhak mendapatkan perhatian, perlindungan, dan kasih sayang. 4) By. A sebagai anak kedua dari keluarga Bpk. L Berhak mendapatkan perhatian, perlindungan, dan kasih sayang. d. Nilai dan Norma Budaya Keluarga Bpk. L menganut norma dan adat yang ada di lingkungan sekitar. Keluarga Bpk. L masih mempercayai tentang budaya nenek moyang tentang mitos – mitos. Apabila ada keluarga yang sakit, menurut Ibu I berusaha membawanya ke dokter terdekat atau ke puskesmas.

5. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif

126

Ibu I mengatakan menjalin hubungan baik dengan anggota keluarga yang lain. Bpk. L dan Ibu I selalu memperlihatkan keharmonisan dikeluarganya dengan cara selalu member kasih sayang kepada An. S dan By. A. b. Fungsi Sosialisasi Bentuk interaksi yang digunakan dalam keluarga Bpk. L adalah interaksi langsung dan tidak langsung. Terkadang menelfon atau langsung membicarakan tatap muka. c. Fungsi perawatan kesehatan 1) TUK 1 a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang nutrisi atau gizi seimbang tetapi belum mengetahui menu sehat dan porsi yang sesuai ekonomi keluarganya b) Ibu I mengatakan bahwa By. A beratnya sangat kurang dan tidak mengetahui penyebabnya. Ibu I juga mengatakan anak pertamanya dulu juga mengalami BGM seperti anak kedua. 2) TUK 2 a) Keluarga masih belum mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah BGM pada By. A, tetapi sudah berusaha membawa kepelayanan posyandu. b) Meskipun Ibu I sedang sakit pilek dan sedikit demam, Ibu I masih melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh kedua anaknya.

127

3) TUK 3 a) Keluarga kurang mampu dalam merawat anaknya yang sakit b) Ibu I dan Bpk. L selalu mengasuh anaknya dengan penuh kasih sayang. c) Ibu I mengatakan bahwa By.A minum susunya dari sufor dan ASI, tetapi makannya sedikit rewel dikarenakan sedang pilek. d) Ibu I juga mengatakan anaknya selalu rewel dan menangis dan ibu I juga mengatakan By. A lebih suka digendong daripada belajar berjalan e) Ibu I mengatakan By.A minum sufor sejak usia 4 bulan, karena menurut Ibu I sufor dapat menaikkan berat badan By. A. f) Ibu I mengatakan tidak ada menu khusus untuk By. A, hanya nasi tim dengan ikan seadanya dengan porsi kecil 1 – 2 kali sehari tetapi dihaluskan terlebih dahulu dan lebih sering minum sufor daripada ASI. 4) TUK 4 a) Ibu I mengatakan jarang merapikan rumahnya apalagi membersihkan

halaman

rumah

yang

berantakan

dikarenakan repot mengurus kedua anaknya tetapi berusaha merapikan jika sangat berantakan

128

b) Ibu I mengatakan tidak memiliki tanaman toga disekitar rumahnya, karena tidak mempunyai bibit tanaman toga. c) Keluarga Bpk. L tidak memiliki tempat pembuangan sampah sehingga membuangnya di halaman kosong depan rumahnya dan belum terpikir untuk pemanfaatan lahan yang kosong d) Keluarga Bpk. L tampak kurang menjaga kebersihan lingkungannya 5) TUK 5 a) Ibu I mengatakan jika salah satu anggota keluarga sakit, biasanya dibawa ke bidan desa atau langsung ke puskesmas. b) Ibu I mengatakan selalu rutin membawa By. A untuk ke posyandu, tetapi 1 kali tidak mengikuti posyandu karena ada keperluan . 6. Stressor dan Koping Keluarga a. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang Masalah yang dihadapi oleh keluarga Bpk. L adalah masalah kesehatan anaknya. Pada keluarga Bpk. L dengan anak kedua, By. A lahir BBLR dan ketika umur 4 bulan By. A sudah diberikan sufor sedangkan untuk ASI hanya diberikan kadang – kadang, serta lingkungan rumah yang sangat kumuh dan tidak kondusif untuk tumbang By. A

129

b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah Ibu I mengatakan kedua anaknya belum pernah masuk rumah sakit, jikalau anggota keluarganya sakit biasanya hanya berobat ke bidan atau ke puskesmas. Ibu I selalu membawa By. A ke posyandu agar anaknya mendapat imunisasi lengkap dan mengetahui tumbang By. A, tetapi Ibu I juga pernah absen tidak mengikuti posyandu dikarenakan ada suatu kepentingan. c. Strategi Koping yang Digunakan Keluarga Bpk. L menerima apa adanya semua keadaan yang menimpa keluarganya dan menganggap bahwa keadaan ini sudah takdir dari yang maha kuasa. Keluarga Bpk.L hanya bisa berdo’a untuk kebaikan keluarganya.

7. Pemeriksaan Fisik Table 4.2 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Bpk. L Keadaan Kesadaran : umum composmentis, keadaan umum : baik, GCS : 4-5-6 Tanda – TD : 140/80 tanda vital mmHG S : 36,8 ℃ N : 82 x/mnt R : 21 x/mnt BB, TB, BB : 65 kg

Hasil Pemeriksaan Ibu I An. S Kesadaran : Kesadaran : composmentis, composmentis, keadaan umum keadaan umum : baik, GCS : : cukup, GCS : 4-5-6 4-5-6 TD : 130/70 TD : - mmHG mmHG S : 36,5 ℃ S : 36,2 ℃ N : 86 x/mnt N : 78 x/mnt R : 22 x/mnt R : 18 x/mnt BB : 45 kg BB : 11 kg

By. A Kesadaran : composmentis, keadaan umum : cukup, GCS : 4-5-6 TD : - mmHG S : 36,5 ℃ N : 84 x/mnt R : 24 x/mnt BB : 4,5 kg

130

LiLA, LK Kepala

dan TB : 158 cm

TB : 150 cm

TB : 82 cm LiLA :16 cm LK : 44 cm Rambut Rambut Rambut berwarna berwarna berwarna hitam, wajah hitam, wajah hitam kusut, simetris, tidak simetris, tidak wajah simetris, ada lesi, tidak ada lesi, tidak tidak ada lesi, ada edema ada edema tidak ada edema, wajah tampak lesu

Mata

Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, ada reflek cahaya

Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, ada reflek cahaya

Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, ada reflek cahaya

Hidung

Bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi Bibir tampak lembab, tidak ada lesi, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, tidak ada karies pada gigi Kedua telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pendengaran Tidak ada lesi,

Bentuk simetris, ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi Bibir tampak lembab, tidak ada lesi, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, tidak ada karies pada gigi Kedua telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pendengaran Tidak ada lesi,

Bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi Bibir tampak lembab, tidak ada lesi, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, ada karies pada gigi

Mulut

Telinga

Leher

Kedua telinga simetris, ada serumen, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pendengaran

TB : 61 cm LiLA :12,5 cm LK : 36 cm Rambut berwarna kecoklatan, rambut tidak lebat, wajah simetris, wajah tampak pucat, tidak ada lesi, tidak ada edema Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, ada reflek cahaya, mata tampak berair Bentuk simetris, ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi Bibir tampak lembab, tidak ada lesi, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, tidak ada karies pada gigi Kedua telinga simetris, ada serumen, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pendengaran

Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,

131

tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan

tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan

Dada

Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi

Abdomen

Bentuk simetris, tidak ada lesi, suara perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada ruam, BU : 18x/mnt

Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada, ada suara napas tambahan (ronkhi), tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi Bentuk simetris, tidak ada lesi, suara perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada ruam, tidak ada bekas jahitan, BU : 18x/mnt

Ekstremitas Atas dan Ekstremitas Bawah

Bentuk normal, tidak ada lesi, tidak ada ruam, tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 5 5 5 Tidak terkaji

Genetalia

Bentuk normal, tidak ada lesi, tidak ada ruam, tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 5 5 5 Tidak terkaji

tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, pada lipatan leher tampak kotor Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi Bentuk simetris , tidak ada lesi, suara perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada ruam, BU : 10x/mnt

Bentuk normal, tidak ada lesi, tidak ada ruam, tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5 5 5 5 Bentuk genetalia sesuai dengan jenis kelamin,

tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan

Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada, ada suara napas tambahan (ronkhi), tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi Bentuk abdomen sedikit cekung, warna kulit sama dengan warna kulit tubuh, tidak ada lesi, suara perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada ruam, BU : 18x/mnt Bentuk normal, tidak ada lesi, tidak ada ruam, tidak ada nyeri tekan

Bentuk genetalia sesuai dengan jenis kelamin,

132

tidak ada lesi

tidak ada lesi

8. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga Keluarga berharap dengan adanya mahasiswa keperawatan dan petugas kesehatan dari puskesmas, maka masalah pada By. A dikeluarga Bpk L dapat teratasi. Keluarga juga berharap dapat menerapkan ilmu yang telah diberikan khususnya dibidang kesehatan.

133

9. Analisa Data Table 4.3 Analisa Data No. DATA ETIOLOGI 1. Ds : Ketidakmampuan a. Ibu I mengatakan bahwa keluarga merawat By.A minum susunya By. A dengan dari sufor dan ASI, tetapi masalah BGM makannya sedikit rewel dikarenakan sedang pilek b. Ibu I mengatakan By.A minum sufor sejak usia 4 bulan, karena menurut Ibu I sufor dapat menaikkan berat badan By. A c. Ibu I mengatakan tidak ada menu khusus untuk By. A, hanya nasi tim dengan ikan seadanya dengan porsi kecil 1 – 2 kali sehari tetapi dihaluskan terlebih dahulu dan lebih sering minum sufor daripada ASI Do : a. Kesadaran :composmentis keadaan umum : cukup GCS : 4-5-6 b. TTV : TD : - mmHG S : 36,5 ℃ N : 84 x/mnt R : 24 x/mnt c. BB : 4,5 kg TB : 61 cm LiLA :12,5 cm LK : 36 cm d. Mengkonsumsi susu SGM dan ASI e. Rambut berwarna kecoklatan, rambut tidak

MASALAH Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk L

134

lebat, wajah tampak pucat, bentuk abdomen tampak sedikit cekung 2.

3.

Ds : a. Ibu I mengatakan bahwa By. A beratnya sangat kurang dan tidak mengetahui penyebabnya, Ibu I juga mengatakan anaknya selalu rewel dan menangis b. Ibu I mengatakan By. A lebih suka digendong daripada belajar berjalan Do : a. Kesadaran :composmentis keadaan umum : cukup GCS : 4-5-6 b. TTV : TD : - mmHG S : 36,5 ℃ N : 84 x/mnt R : 24 x/mnt c. BB : 4,5 kg TB : 61 cm LiLA :12,5 cm LK : 36 cm d. Hasil KPSP : (M = Ya 8 Tidak 2) Ds : a. Ibu I mengatakan jarang merapikan rumahnya apalagi membersihkan halaman rumah yang berantakan dikarenakan repot mengurus kedua anaknya b. Ibu I mengatakan tidak memiliki tanaman toga disekitar rumahnya. c. Ibu I juga mengatakan tidak memiliki tempat pembuangan sampah

Ketidakmampuan keluarga menstimulasi By. A dengan masalah BGM

Resiko gangguan perkembangan pada By. A dikeluarga Bpk L

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Ketidakefektifan pemeliharaan rumah pada keluarga Bpk. L

135

sehingga membuangnya di halaman kosong depan rumahnya. Do : 1. Keluarga Bpk. L tidak memiliki tempat pembuangan sampah sehingga membuangnya di halaman kosong depan rumahnya. 2. Keluarga Bpk. L tampak kurang menjaga kebersihan lingkungannya 10. Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga merawat By. A dengan masalah BGM b. Resiko gangguan perkembangan pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga menstimulasi By. A dengan masalah BGM c. Ketidakefektifan pemeliharaan rumah pada keluarga Bpk. L b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

136

11. Skoring Masalah Keperawatan Keluarga a. Diagnosis Keperawatan 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga merawat By. A dengan masalah BGM Tabel 4.4 Skoring Masalah Keperawatan Keluarga 1 No. KRITERIA 1. Sifat masalah Skala : actual

SKORE 3 ×1=1 3

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : mudah

1 ×2=1 2

3.

Potensial masalah untuk dicegah Skala : tinggi

3 ×1=1 3

4.

Menonjolnya masalah Skala : segera diatasi

2 ×1=1 2

PEMBENARAN Ibu I mengatakan tidak ada menu khusus untuk By. A, hanya nasi tim dengan ikan seadanya dengan porsi kecil 1 – 2 kali sehari tetapi dihaluskan terlebih dahulu dan lebih sering minum sufor daripada ASI (BB : 4,5 kg; TB : 61 cm; LiLA :12,5 cm; LK : 36 cm) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang nutrisi atau gizi seimbang tetapi belum mengetahui menu sehat dan porsi yang sesuai ekonomi keluarganya  Ibu I mengatakan jika salah satu anggota keluarga sakit, biasanya dibawa ke bidan desa atau langsung ke puskesmas  Ibu I mengatakan selalu rutin membawa By. A untuk ke posyandu BB : 4,5 kg; TB : 61 cm; LiLA :12,5 cm; LK : 36 cm Pada KMS berat badan sejak lahir selalu dibawah garis merah Masalah kesehatan pada By.A harus segera diatasi karena akan menyebabkan komplikasi lebih lanjut

137

b. Diagnosis Keperawatan : Resiko gangguan perkembangan pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga menstimulasi By. A dengan masalah BGM Tabel 4.5 Skoring Masalah Keperawatan Keluarga 2 No. KRITERIA 1. Sifat masalah Skala : resiko tinggi

SKORE 2 2 ×1= 3 3

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : sebagian

1 ×2=1 2

3.

Potensial masalah untuk dicegah Skala : cukup Menonjolnya masalah Skala : tidak segera diatasi

2 ×1=1 3

4.

1 1 ×1= 2 2

PEMBENARAN BB : 4,5 kg TB : 61 cm LiLA :12,5 cm LK : 36 cm Hasil KPSP : (M = Ya 8 Tidak 2) Sifat masalah resiko tinggi karena perkembangan anak dari hasil KPSP meragukan 1) ibu I mengatakan By. A lebih suka digendong daripada belajar berjalan  Ibu I selalu membawa By. A ke posyandu agar anaknya mendapat imunisasi lengkap dan mengetahui tumbang By. A, tetapi Ibu I juga pernah absen tidak mengikuti posyandu dikarenakan ada suatu kepentingan Ibu I mengatakan By. A lebih suka digendong daripada belajar berjalan. Hal ini menunjukkan keluarga perlu edukasi tentang cara menstimulasi By. A Karena harus memperbaiki pola nutrisi By. A dan melakukan stimulasi latihan setiap waktu

138

c. Diagnosis Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan rumah pada keluarga Bpk. L b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan Tabel 4.6 Skoring Masalah Keperawatan Keluarga 3 No. KRITERIA 1. Sifat masalah Skala : sedang

SKORE 1 1 ×1= 3 3

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : tinggi Potensial masalah untuk dicegah Skala : sebagian

2 ×2=2 2

Menonjolnya masalah Skala : tidak segera diatasi

1 1 ×1= 2 2

3.

4.

1 1 ×1= 3 3

PEMBENARAN  Ibu I mengatakan jarang merapikan rumahnya apalagi membersihkan halaman rumah yang berantakan dikarenakan repot mengurus kedua anaknya  Ibu I mengatakan tidak memiliki tanaman toga disekitar rumahnya Ibu I mengatakan jarang merapikan rumahnya tetapi berusaha merapikan jika sangat berantakan Keluarga Bpk. L tidak memiliki tempat pembuangan sampah sehingga membuangnya di halaman kosong depan rumahnya dan belum terpikir untuk pemanfaatan lahan yang kosong Karena masalah kurangnya pemeliharaan rumah tidak terlalu berpengaruh pada masalah kesehatan By. A

139

12. Rencana Asuhan Keperawatan Table 4.7 Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan nurtrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk. L berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluargayang sakit

Tujuan

Kriteria Evaluasi Umum Khusus Kriteria Standar Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga mampu : a. Gizi kurang kunjungan intervensi a. Menjelaskan atau kurang sebanyak lima kali keperawatan selama pengertian gizi (BGM selama 45-60 menit, 45 – 60 menit, BGM balita) muncul keluarga mampu keluarga mampu : b. Menyebutkan 2 akibat asupan mengenal, a. Mengenal dari 3 energi dan memutuskan, dan masalah BGM penyebab makronutrien merawat anggota BGM yang tidak keluarga dengan c. Menyebutkan 2 memadai. ketidakseimbangan dari 3 tanda b. Penyebab nutrisi : kurang dari dan gejala BGM yaitu kebutuhan tubuh BGM kurangnya asupan nutrisi, pola makan asuhan anak kurang memadai, yankes kurang memadai c. Tanda dan gejala BGM

Rencana Keperawatan 1. Gali pengetahuan keluarga tentang BGM 2. Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian BGM 3. Jelaskan kepada keluarga penyebab BGM 4. Jelaskan tanda dan gejala BGM pada balita 5. Jelaskan dampak yang ditimbulkan pada balita dengan BGM 6. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya 7. Bantu keluarga

140

yaitu badan untuk mengulangi kurus, rambut apa yang telah kecoklatan, BB dijelaskan pada KMS 8. Beri pujian atas berada BGM prilaku yang benar d. Dampak yang ditimbulkan pada balita yang mengalami BGM b. Mengambil Keluarga mampu Keluarga 1. Jelaskan pada keputusan memutuskan menyatakan keluarga mengenai untuk masalah keputusan dalam tindakan yang mengatasi mengatasi BGM harus dilakukan kondisi pada balita saat anak menderita ketidakseimban BGM gan nutrisi : 2. Bimbing dan kurang dari motivasi keluarga kebutuhan untuk mengambil tubuh keputusan dalam menangani masalah BGM 3. Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk mengatasi masalah BGM pada balita

141

c. Merawat Keluarga mampu a. Keluarga dapat 1. Jelaskan pada anggota memberikan diit menjelaskan keluarga cara keluarga yang sesuai anjuran tentang cara meningkatkan sakit dengan merawat balita nafsu makan anak : mendemontrasik dengan BGM menyajikan an cara membuat yaitu denga makanan dalam makanan pemberian diit bentuk yang menarik tinggi energi menarik, tinggi protein memberikan makan (TETP) sedikit tapi sering, b. Keluarga dapat pelihara kebersihan mendemontrasi gigi dan mulut, kan kembali sajikan makanan dengan benar : yang hangat dan cara menyusun tingkatkan aktivitas menu makanan anak dan menyajikan 2. Jelaskan menu makanan MODISCO dan mendemonstrasika nnya 3. Demontasikan bersama keluarga cara membuat makanan yang menarik 4. Beri kesempatan pada keluarga untuk

142

5.

d. Menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk meningkatkan nafsu makan anak

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan khususnya ruang makan

Keluarga 1. memperlihatkan suasana ruang makan dan lingkungan yang bersih dan 2. rapi

3.

4.

5.

mendemontrasikan kembali Beri pujian atas keberhasilan keluarga Jelaskan pentingnya lingkungan dalam memenuhi asupan nutrisi balita Mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi ruang makan yang menyenangkan bagi balita Motivasi keluarga untuk menata ruang makan Memotivasi keluarga memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami tanaman toga Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan

143

e. Membawa balita Keluarga mau kepelayanan membawa anak ke kesehatan fasilitas kesehatan terdekat

Keluarga 1. Jelaskan pada membawa anak ke keluarga tentang pelayanan kondisi balita kesehatan untuk 2. Motivasi keluarga melakuakn untuk membawa penimbangan BB balita ke pelayanan dan pengukuran kesehatan TB 3. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan keluarga

118

13. Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga Tabel 4.8 Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga No. 1.

HARI/TGL Selasa 30 Oktober 2018

PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI 14.00 1. Memvalidasi keadaan Subyektif : keluarga 1. Ibu I 2. Membuat kontrak waktu menerima pertemuan kedatangan 3. Melakukan pendekatan mahasiswa BHSP 2. Ibu I 4. Menjelaskan maksud dan menyetujui tujuan pertemuan 5. Mengukur BB, TB, LK, sesuai dan LiLA kontrak waktu yang akan disepakati 3. Ibu I menandatan gani surat persetujuan menjadi responden Obyektif : 1. Keluarga Bpk L terlihat terbuka dengan kedatangan mahasiswa dirumahnya TUK 1 : 1. Menggali pengetahuan keluarga tentang BGM 2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak dari BGM 3. Memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya 4. Meminta keluarga untuk

S: Ibu I mengatakan pemahaman tentang BGM hanya sebatas pengertiannya O: Ibu

I

119

mengulangi apa yang telah dijelaskan 5. Melakukan kontrak waktu

mendengarkan dengan baik dan sesekali bertanya A: TUK terlaksana sebagian

2.

Rabu 31 Oktober 2018

16.00

Lanjutan TUK 1 : 1. Meminta keluarga untuk mengulangi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak dari BGM 2. Memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya TUK 2 : 1. Menjelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang harus dilakukan saat anak menderita BGM 2. Membimbing dan memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah BGM 3. Melakukan kontrak waktu selanjutnya

1

P: Lanjutkan TUK 1 dan TUK 2 S:  Ibu I mengatakan sedikit kesulitan mengulangi tentang BGM yang telah dijelaskan kemarin  Bpk L mengatakan menerima saran untuk keluarganya diberi bimbingan dan perawatan khusus untuk By. A O:  Ibu I bisa menjelaskan tentag pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak dari BGM

120

meskipun tidak selengkap yang telah dijelaskan  Keluarga Bpk L menerima semua bimbingan dan saran yang telah diberikan A: TUK 1 TUK terlaksana

3.

Kamis 1 November 2018

10.00

TUK 3 1. Menjelaskan pada keluarga cara meningkatkan nafsu makan anak : a. menyajikan makanan dalam bentuk yang menarik b. memberikan makan sedikit tapi sering c. menyajikan makanan yang hangat dan tingkatkan aktivitas anak 2. Menjelaskan menu MODISCO dan mendemonstrasikannya a. Menjelaskan terapi modisco b. Menjelaskan cara membuat agar – agar labu modisco 3. Memdemonstrasikan bersama keluarga cara membuat makanan yang menarik

dan 2

P: Lanjut TUK 3 S: Ibu I mengatakan baru pertama kali mendengar MODISCO dan belum pernah membuatnya O:  Ibu I mampu membuat menu agar – agar labu modisco  Ibu I mencoba menerapkan menu sehat menarik yang sederhana A: TUK

3

121

4. Memberi kesempatan pada keluarga untuk mendemontrasikan kembali 5. Melakukan kontrak waktu selanjutnya 4.

Jum’at 2 November 2018

16.00

terlaksana sebagian P: Lanjut TUK 3 dan TUK 4 S: Ibu I mengatakan banyak pengetahuan baru dalam perawatan By. A

Lanjutan TUK 3: 1. Meminta keluarga menjelaskan kembali menu MODISCO 2. Menjelaskan bagaimana cara mensterilkan botol minum (dot) dan cara menyimpannya 3. Menjelaskan cara cuci tangan yang benar O: 4. Menjelaskan PHBS pada  Ibu I mampu keluarga menjelaskan 5. Membuat menu kolak menu pisang modisco modisco  Keluarga TUK 4 Bpk L 1. Menjelaskan pentingnya tampak lingkungan dalam senang saat memenuhi asupan nutrisi diberikan balita penjelasan 2. Mendiskusikan dengan dan keluarga cara memodifikasi demonstrasi ruang makan yang  Keluarga menyenangkan bagi balita Bpk. L 3. Motivasi keluarga untuk sangat menata ruang makan kooperatif 4. Memotivasi keluarga baik diskusi memanfaatkan lahan maupun kosong untuk ditanami demonstrasi tanaman toga 5. Memasang mading A : kesehatan balita TUK 3 6. Memasang kalender dengan terlaksana dan menu modisco yang sehat TUK 4 dan menarik terlaksana 7. Melakukan kontrak waktu sebagian untuk bekerja bakti membersihkan rumah P: Lanjutkan TUK 4

122

5.

Sabtu 3 November 2018

10.00

Lanjutan TUK 4 1. Mengajak keluarga bekerja bakti membersihkan dan merapikan rumah 2. Menanam tanaman toga di halaman yang kosong 3. Melakukan kontrak waktu selanjutnya

S: Keluarga Bpk L sangat senang dan berterima kasih telah dibantu membersihkan dan merapikan rumahnya O:  Rumah dan lingkungan rumah tampak bersih dan rapi  Halaman kosong tampak lebih bersih dan hijau A: TUK terlaksana

6.

Minggu 4 November 2018

10.00

TUK 5 1. Menjelaskan pada keluarga tentang kondisi By. A 2. Memotivasi keluarga Bpk. L untuk membawa By. A ke posyandu untuk diketahui tumbangnya

16.00

TUK 3 1. Membuat menu krim kentang 2. Melakukan kontrak waktu selanjutnya

4

P: Lanjut TUK 5 dan TUK 3 S:  Ibu I mengatakan sangat senang ada kenaikan berat badan By. A meskipun sedikit  Ibu I mengatakan banyak belajar menu baru untuk nutrisi By. A

123

O:  Berat badan By A bertambah menjadi 5,0 kg  Ibu I tampak senang mempraktek kan membuat menu krim kentang  By. A mau dengan lahap memakan krim kentang A: TUK terlaksana

7.

Senin 5 November 2018

16.00

5

P: Lanjutkan TUK 3 1. Memotivasi keluarga Bpk.L S : untuk menjaga kebersihan Ibu I dan kerapian rumah mengatakan 2. Membuat menu puding sangat senang modisco membuat menu menarik untuk By A O: By. A suka dengan puding buatan ibu I A: TUK 1,2,3,4,5 terlaksana P: Lanjutkan TUK 3

124

8.

Selasa 6 November 2018

16.00

1. Memotivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah 2. Melakukan stimulasi kepada By. A dengan belajar berjalan 3. Membuat menu jus tomat modisco

S: Ibu I mengatakan belum pernah merasakan jus tomat O: By. A mencoba sedikit demi sedikit minum jus tomat modisco A: TUK 1,2,3,4,5 terlaksana

9.

Rabu 7 November 2018

16.00

1. Memberikan susu proten dan sirup penambah nafsu makan dari puskesmas 2. Memotivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah

P: Lanjutkan TUK 3 S : Ibu I mengatakan beruntung By.A mendapatkan perawatan khusus dan bantuan dari puskesmas O: Keluarga Bpk. L menerima bantuan dari puskesmas A: TUK 1,2,3,4,5 terlaksana

10.

Kamis 8 November

16.00

P: Lanjutkan TUK 3 1. Memotivasi keluarga Bpk.L S : untuk menjaga kebersihan Ibu I

125

2018

dan kerapian rumah 2. Meminta keluarga menjelaskan kembali tentang BGM dan cara merawat By. A dengan BGM

mengatakan banyak ilmu yang didapat sejak kehadiran mahasiswa O: Keluarga Bpk. L dapat menjelaskan kembali tentang BGM dan cara perawatan By. A dengan BGM A: TUK 1,2,3,4,5 terlaksana

11.

Jum’at 9 November 2018

16.00

1. Memotivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah 2. Meminta keluarga menjelaskan bagaimana cara cuci tangan yang benar

P: Lanjutkan TUK 3 S: Ibu I mengatakan sedikit kesulitan menghafal urutan cuci tangan O: Keluarga Bpk L mempraktekkan cuci tangan yang benar meskipun sedikit lupa A: TUK 1,2,3,4,5 terlaksana

12.

Sabtu

10.00

1. Memotivasi

P: Lanjutkan TUK 3 keluarga S :

126

10 November 2018

Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah 2. Memotivasi keluarga untuk tetap menerapkan perawatan pada By.A yang telah diajarkan 3. Menimbang berat badan By. A 4. Berpamitan kepada keluarga Bpk. L

Ibu I mengatakan akan menerapkan semua yang telah diajarka O:  Keluarga Bpk. L sangat kooperatif dan berterima kasih atas pelayanan selama praktek  Berat badan By.A naik 0,1 kg menjadi 5,1 kg A: TUK 1,2,3,4,5 terlaksana P: Intervesi dihentikan Dan dilanjut oleh keluarga

127

B. Pembahasan Kasus Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah balita BGM di wilayah kerja Puskesmas Wonoayu, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo yang telah dilakukan sejak tanggal 29 Oktober sampai tanggal 10 November 2018 selama 1 - 2 kali kunjungan perhari, maka pada bab pembahasan penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian,

merumuskan

diagnosa,

merumuskan

rencana

tindakan,

pelaksanaan tindakan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian Peneliti melakukan pengkajian pada keluarga Bpk. L dengan menggunakan format pengkajian keluarga, pengkajian pada balita BGM dengan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang diperlukan. Saat dilakukan pengkajian Ibu I mengatakan bahwa By.A minum susunya dari sufor dan ASI, tetapi makannya sedikit rewel dikarenakan sedang pilek. By.A minum sufor sejak usia 4 bulan, karena menurut Ibu I sufor dapat menaikkan berat badan By. A. Ibu I juga mengatakan tidak ada menu khusus untuk By. A, hanya nasi tim dengan ikan seadanya dengan porsi kecil 1 – 2 kali sehari tetapi dihaluskan terlebih dahulu dan lebih sering minum sufor daripada ASI.

128

Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil Kesadaran

:

composmentis, keadaan umum : cukup, GCS : 4-5-6 BB : 4,5 kg; TB : 61 cm; LiLA :12,5 cm; LK : 36 cm. Rambut berwarna kecoklatan, rambut tidak lebat, wajah simetris, wajah tampak pucat, tidak ada lesi, tidak ada edema. Kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, ada reflek cahaya, mata tampak berair. Bentuk hidung simetris, ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi. Bibir tampak lembab, tidak ada lesi, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, tidak ada karies pada gigi. Kedua telinga simetris, ada serumen, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pendengaran. Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada, ada suara napas tambahan (ronkhi), tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi. Bentuk abdomen sedikit cekung, warna kulit sama dengan warna kulit tubuh, tidak ada lesi, suara perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada ruam, BU : 18x/mnt. Bentuk ekstremitas atas dan bawah normal, tidak ada lesi, tidak ada ruam, tidak ada nyeri tekan. Bentuk genetalia sesuai dengan jenis kelamin, tidak ada lesi.

2. Diagnosis Keperawatan Diagnosis keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk problem (P) dapat digunakan tipologi dari (NANDA, 2015-2017) dan etiologi

(E)

berkenaan

dengan

5

tugas

keluarga

dalam

hal

kesehatan/keperawatan menurut (Friedman, 2014). Pada perumusan

129

diagnosis yang didapatkan dari analisa data berdasarkan data subjektif dan objektif. Diagnosis yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori dengan kasus mengenai masalah gizi kurang terdapat sedikit perbedaan. Dalam teori terdapat 4 diagnosis keperawatan, tetapi di kasus terdapat 3 diagnosis keperawatan dengan 2 diagnosis sesuai dengan teori dan 1 diagnosis yang berbeda dengan teori, diantaranya : a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga merawat By. A dengan masalah BGM b. Resiko gangguan perkembangan pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga menstimulasi By. A dengan masalah BGM c. Ketidakefektifan pemeliharaan rumah pada keluarga Bpk. L b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Dari beberapa masalah yang didapatkan dalam kasus ditentukan 3 diagnosis yang dipilih berdasarkan prioritas masalah. Masalah yang didapatkan adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga merawat By. A dengan masalah BGM. Data ini didukung oleh data subjektif : Ibu I mengatakan bahwa By.A minum susunya dari sufor dan ASI, tetapi makannya sedikit rewel dikarenakan sedang pilek, Ibu I mengatakan By.A minum sufor sejak usia 4 bulan, karena menurut Ibu I

130

sufor dapat menaikkan berat badan By. A. Ibu I mengatakan tidak ada menu khusus untuk By. A, hanya nasi tim dengan ikan seadanya dengan porsi kecil 1 – 2 kali sehari tetapi dihaluskan terlebih dahulu dan lebih sering minum sufor daripada ASI. Sedangkan data obyektif : tingkat kesadaran : composmentis; keadaan umum : cukup; GCS : 4-5-6; TTV : TD : - mmHG, S

: 36,5 ℃ , N : 84 x/mnt, R : 24 x/mnt; BB : 4,5 kg;

TB : 61 cm; LiLA :12,5 cm; LK : 36 cm. By. A mengkonsumsi susu SGM dan ASI. Rambut berwarna kecoklatan, rambut tidak lebat, wajah tampak pucat, bentuk abdomen tampak sedikit cekung. Menurut analisa peneliti kurangnya asupan nutrisi pada anak balita dapat menyebabkan gizi kurang ditadai juga dengan BB yang tidak sesuai dengan usia balita. Lain halnya dengan penelitian Nuzula (2016), menjelaskan bahwa status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan per umur (BB/U) atau underweight, tinggi badan per umur (TB/U) atau stunting, dan berat badan per tinggi badan (BB/TB) atau wasting. Diagnosa pertama ini sesuai dengan teori Friedman (2014) menjelaskan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan (yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual) adalah

131

fungsi keluarga yang paling relevan bagi perawat keluarga. Kurangnya kemampuan keluarga untuk memfasilitasi kebutuhan balita terutama pada asupan makanan dapat menyebabkan balita mengalami gizi kurang. Diagnosis kedua yaitu resiko gangguan perkembangan pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga menstimulasi By. A dengan masalah BGM. Data subyektifnya : Ibu I mengatakan bahwa By. A beratnya sangat kurang dan tidak mengetahui penyebabnya, ibu I juga mengatakan anaknya selalu rewel dan menangis. Ibu I mengatakan By. A lebih suka digendong daripada belajar berjalan. Sedangkan data obyektifnya : tingkat kesadaran : composmentis; keadaan umum : cukup; GCS : 4-5-6; TTV : TD : - mmHG, S

: 36,5 ℃, N : 84 x/mnt, R : 24

x/mnt, BB : 4,5 kg, TB : 61 cm, LiLA :12,5 cm, LK : 36 cm, hasil KPSP : (M = Ya 8 Tidak 2) Menurut Musbikin (2012), berbagai faktor yang menyebabkan anak lambat berjalan yaitu kurangnya stimulasi, gangguan gizi ketika bayi, hingga gangguan sistem syaraf. Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk gangguan perkembangan anak telah dibuat, demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit – penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak. Dalam memilih bentuk alat ukur perkembangan haruslah mengacu kepada tujuan dari pengukuran tersebut. Ada banyak metode tes perkembangan dan psikologi untuk menilai perkembangan anak. Para ahli didunia dan di Indonesia untuk menilai

132

perkembangan anak yang paling sering digunakan salah satunya adalah KPSP (Soetjiningsih, 1999). Diagnosis ketiga adalah ketidakefektifan pemeliharaan rumah pada keluarga Bpk. L b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan. Dengan data subyektif : Ibu I mengatakan jarang merapikan rumahnya apalagi membersihkan halaman rumah yang berantakan dikarenakan repot mengurus kedua anaknya. Ibu I mengatakan tidak memiliki tanaman toga disekitar rumahnya. Ibu I juga mengatakan tidak memiliki tempat pembuangan sampah sehingga membuangnya di halaman kosong depan rumahnya. Sedangkan data obyektifnya keluarga Bpk. L tidak memiliki tempat pembuangan sampah sehingga membuangnya di halaman kosong depan rumahnya. Keluarga Bpk. L tampak kurang menjaga kebersihan lingkungannya

3. Intervensi Keperawatan Perawat keluarga berperan dalam melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga (Friedman, 2010). Intervensi dari diagnosa pertama ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga merawat By. A dengan masalah BGM

133

yaitu sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah, dengan cara menggali pengetahuan keluarga tentang BGM, mendiskusikan

bersama

keluarga tentang pengertian

BG,

menjelaskan kepada keluarga penyebab, tanda, dan gejala serta dampak yang ditimbulkan pada balita dengan BGM. Selanjutnya mengambil keputusan dengan cara menjelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang harus dilakukan saat anak menderita BGM, membimbing dan motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah BGM. Selanjutnya merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara menjelaskan pada keluarga cara meningkatkan nafsu makan anak : menyajikan makanan dalam bentuk yang menarik, memberikan makan sedikit tapi sering, pelihara kebersihan gigi dan mulut, sajikan makanan yang hangat dan tingkatkan aktivitas anak. Menjelaskan menu MODISCO dan mendemonstrasikannya bersama keluarga cara membuat makanan yang menarik. Selanjutnya memodifikasi lingkungan dengan cara menjelaskan pentingnya lingkungan dalam memenuhi asupan nutrisi balita, mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi ruang makan yang menyenangkan bagi balita, memotivasi keluarga untuk menata ruang makan, memotivasi keluarga memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami tanaman toga. Selanjutnya memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan cara menjelaskan pada keluarga tentang kondisi balita, memotivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan (posyandu).

134

Menurut peneliti, rencana keperawatan dibuat untuk pedoman dalam melakukan implementasi kepada keluarga. Mengenalkan masalah kepada keluarga, sehingga keluarga mampu mengambil

keputusan serta

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengatasi masalah yang ada didalam keluarga. Friedman (2010), menyampaikan bahwa lima tugas kesehatan keluarga meliputi: pertama, keluarga diharapkan mampu mengenal berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota keluarga. Kedua, keluarga mampu memutuskan tindakan keperawatan yang tepat dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota keluarga. Ketiga, keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat sehari-hari di rumah. Keempat, keluarga dapat menciptakan dan memodifikasi

lingkungan

rumah

yang

dapat

mendukung

dan

meningkatkan kesehatan seluruh anggota keluarga. Kelima adalah keluarga diharapkan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengontrol kesehatan dan mengobati masalah kesehatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga

4. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga dididik untuk

dapat

menilai

potensi

yang

dimiliki

mereka

dan

135

mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk : mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007). Implementasi dari diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. A dikeluarga Bpk L b.d ketidakmampuan keluarga merawat By. A dengan masalah BGM, yaitu pada hari pertama melakukan validasi keadaan keluarga Bpk. L; membuat kontrak waktu pertemuan, melakukan pendekatan BHSP; menjelaskan maksud dan tujuan; dan mengukur BB, TB, LK, dan LiLA. Kemudian dilanjutkan mengimplementasikan TUK 1 yaitu : menggali pengetahuan keluarga tentang BGM; mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak dari BGM; memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya; meminta keluarga untuk mengulangi apa yang telah dijelaskan; melakukan kontrak waktu selanjutnya. Pada hari kedua melanjutkan implementasi TUK 1 yaitu meminta keluarga untuk mengulangi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak dari BGM; memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya. Setelah itu dilanjutkan TUK 2 keluarga mampu memutuskan masalah, diantaranya : menjelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang harus dilakukan saat anak menderita BGM, membimbing dan memotivasi

136

keluarga untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah BGM, melakukan kontrak waktu selanjutnya. Pada hari ketiga dilakukan TUK 3 keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara menjelaskan pada keluarga cara meningkatkan nafsu makan anak : menyajikan makanan dalam bentuk yang menarik, memberikan makan sedikit tapi sering, menyajikan makanan yang hangat dan tingkatkan aktivitas anak; menjelaskan menu MODISCO dan mendemonstrasikannya; menjelaskan terapi modisco; menjelaskan cara membuat agar – agar labu modisco; mendemonstrasikan bersama keluarga cara membuat makanan yang menarik; memberi kesempatan pada keluarga untuk mendemontrasikan kembali; melakukan kontrak waktu selanjutnya Pada hari keempat melanjutkan implementasi TUK 3, diantaranya : meminta keluarga menjelaskan kembali menu MODISCO, menjelaskan bagaimana cara mensterilkan botol minum (dot) dan cara menyimpannya, menjelaskan cara cuci tangan yang benar, menjelaskan PHBS pada keluarga, membuat menu kolak pisang modisco. Kemudian dilanjut TUK 4 keluarga mampu memodifikasi lingkungan, diantaranya : menjelaskan pentingnya lingkungan dalam memenuhi asupan nutrisi By. A, mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi ruang makan yang menyenangkan bagi By. A, memotivasi keluarga untuk menata ruang makan, memotivasi keluarga memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami tanaman toga, memasang mading kesehatan balita, memasang kalender

137

dengan menu modisco yang sehat dan menarik, melakukan kontrak waktu untuk bekerja bakti membersihkan rumah. Pada hari kelima melanjutkan TUK 4, diantaranya : mengajak keluarga bekerja bakti membersihkan dan merapikan rumah, menanam tanaman toga di halaman yang kosong, melakukan kontrak waktu selanjutnya. Pada hari keenam dilakukan TUK 5 keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, diantaranya : menjelaskan pada keluarga tentang kondisi By. A, memotivasi keluarga Bpk. L untuk membawa By. A ke posyandu untuk diketahui tumbangnya. Setelah itu melanjutkan TUK 3, yaitu : membuat menu krim kentang. Kemudian melakukan kontrak waktu selanjutnya. Pada hari ketujuh melakukan motivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah, membuat menu puding modisco, dan membuat kontrak waktu selanjutnya. Pada hari kedelapan dilakukan kegiatan memotivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah, melakukan stimulasi kepada By. A dengan belajar berjalan, membuat menu jus tomat modisco, dan membuat kontrak waktu selanjutnya. Pada hari kesembilan dilakukan pemberian susu proten dan sirup penambah nafsu makan dari puskesmas, memotivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah serta dan membuat kontrak waktu selanjutnya.

138

Pada hari kesepuluh dilakukan motivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah, meminta keluarga menjelaskan kembali tentang BGM dan cara merawat By. A dengan BGM, dan membuat kontrak waktu selanjutnya. Pada hari kesebelas dilakukan motivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah, meminta keluarga menjelaskan bagaimana cara cuci tangan yang benar, dan membuat kontrak waktu selanjutnya. Pada hari keduabelas dilakukan motivasi keluarga Bpk.L untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah, motivasi keluarga untuk tetap menerapkan perawatan pada By.A yang telah diajarkan, menimbang berat badan By. A dan berpamitan kepada keluarga Bpk. L. Menurut pendapat peneliti, dengan membuatkan makanan yang menarik untuk By. A sehingga minat By. A untuk makan juga meningkat ditambah lagi jika lingkungan balita juga bersih dan rapi. Webster-Gandy (2014), menjelaskan bahwa terapi gizi kurang yaitu dengan meningkatkan asupan energi dan protein, memperbaiki berat badan dan mengurangi penurunan berat badan. Penatalaksanaan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penilaian status gizi, melakukan tindakan nonteknis yang relatif mudah untuk membantu dalam mendapatkan makanan yang sesuai dan memberikan suplemen yang mengandung asupan energi dan zat gizi yang banyak.

139

5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi

keperawatan

keluarga

adalah

proses

untuk

menilai

keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga (Sudiharto, 2007). Evaluasi pada hari pertama pada saat melakukan BHSP, subyektif : ibu I menerima kedatangan mahasiswa, ibu I menyetujui pertemuan sesuai kontrak waktu yang akan disepakati, ibu I menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Sedangkan obyektif : keluarga Bpk L terlihat terbuka dengan kedatangan mahasiswa dirumahnya. Kemudian evaluasi untuk TUK 1, subyektif : ibu I mengatakan pemahaman tentang BGM hanya sebatas pengertiannya. Obyektif : ibu I mendengarkan dengan baik dan sesekali bertanya. Assesment : TUK 1 terlaksana sebagian. Planning : lanjutkan TUK 1 dan TUK 2 Pada hari kedua hasil evaluasi, Subyektif : ibu I mengatakan sedikit kesulitan mengulangi tentang BGM yang telah dijelaskan kemarin dan Bpk L mengatakan menerima saran untuk keluarganya diberi bimbingan dan perawatan khusus untuk By. A. Obyektif : ibu I bisa menjelaskan tentag pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak dari

BGM

meskipun tidak selengkap yang telah dijelaskan, keluarga Bpk L menerima semua bimbingan dan saran yang telah diberikan. Assesment : TUK 1 dan TUK 2 terlaksana. Planning : lanjut TUK 3

140

Pada hari ketiga hasil evaluasi menyatakan, Subyektif : ibu I mengatakan baru pertama kali mendengar MODISCO dan belum pernah membuatnya. Obyektif : Ibu I mampu membuat menu agar – agar labu modisco dan ibu I mencoba menerapkan menu sehat menarik yang sederhana. Assessment : TUK 3 terlaksana sebagian. Planning : lanjut TUK 3 dan TUK 4. Pada hari keempat hasil evaluasi menyatakan, Subyektif : ibu I mengatakan banyak pengetahuan baru dalam perawatan By. A. Obyektif : ibu I mampu menjelaskan menu modisco, keluarga Bpk L tampak senang saat diberikan penjelasan dan demonstrasi, keluarga Bpk. L sangat kooperatif baik diskusi maupun demonstrasi. Assessment : TUK 3 teratasi dan TUK 4 terlaksana sebagian. Planning : lanjutkan TUK 4. Pada hari kelima hasil evaluasi menyatakan, subyektif : keluarga Bpk L sangat senang dan berterima kasih telah dibantu membersihkan dan merapikan rumahnya. Obyektif : rumah dan lingkungan rumah tampak bersih dan rapi, halaman kosong tampak lebih bersih dan hijau. Assesment : TUK 4 terlaksana. Planning : lanjut TUK 5 dan TUK 3. Pada hari keenam hasil evaluasi menyatakan, subyektif : ibu I mengatakan sangat senang ada kenaikan berat badan By. A meskipun sedikit dan ibu I mengatakan banyak belajar menu baru untuk nutrisi By. A. Obyektif : berat badan By A bertambah menjadi 5,0 kg, ibu I tampak senang mempraktekkan membuat menu krim kentang, By. A mau dengan

141

lahap memakan krim kentang. Assessment : TUK 5 terlaksana. Planning : lanjutkan TUK 3. Pada hari ketujuh hasil evaluasi menyatakan, subyektif : ibu I mengatakan sangat senang membuat menu menarik untuk By A. Obyektif : By. A suka dengan puding buatan ibu I. Assesment : TUK 1,2,3,4,5 terlaksana. Planning : lanjutkan TUK 3. Pada hari kedelapan hasil evaluasi menyatakan, subyektif : ibu I mengatakan belum pernah merasakan jus tomat. Obyektif : By. A mencoba sedikit demi sedikit minum jus tomat modisco. Assesment : TUK 1,2,3,4,5 terlaksana. Planning : lanjutkan TUK 3. Pada hari kesembilan hasil evaluasi menyatakan, subyektif : ibu I mengatakan beruntung By.A mendapatkan perawatan khusus dan bantuan dari puskesmas. Obyektif

: keluarga Bpk. L menerima bantuan dari

puskesmas. Assessment : TUK 1,2,3,4,5 terlaksana. Planning : lanjutkan TUK 3. Pada hari kesepuluh hasil evaluasi menyatakan, subyektif : ibu I mengatakan banyak ilmu yang didapat sejak kehadiran mahasiswa. Obyektif : keluarga Bpk. L dapat menjelaskan kembali tentang BGM dan cara perawatan By. A dengan BGM. Assessment : TUK 1,2,3,4,5 terlaksana. Planning : lanjutkan TUK 3. Pada hari kesebelas hasil evaluasi menyatakan, subyektif : ibu I mengatakan sedikit kesulitan menghafal urutan cuci tangan. Obyektif :

142

keluarga Bpk L mempraktekkan cuci tangan yang benar meskipun sedikit lupa. Assessment : TUK 1,2,3,4,5 terlaksana. Planning : lanjutkan TUK 3 Pada hari kedua belas hasil evaluasi menyatakan, subyektif : ibu I mengatakan akan menerapkan semua yang telah diajarkan. Obyektif : keluarga Bpk. L sangat kooperatif dan berterima kasih atas pelayanan selama praktek, berat badan By.A naik 0,1 kg menjadi 5,1 kg. assessment : TUK 1,2,3,4,5 terlaksana. Planning : intervesi dihentikan dan dilanjut oleh keluarga. Menurut Unicef Indonesia (2012), menyebutkan bahwa penyedia layanan kesehatan dan petugas masyarakat tidak memberikan konseling gizi yang memadai. Tanpa konseling yang efektif, pemantauan pertumbuhan tidak akan efektif, pemantauan pertumbuhan tidak akan efektif dalam menurunkan gizi kurang. Dilakukan pengukuran untuk memantau perkembangan By. A dengan hasil, BB : 5,1 kg, TB : 61 cm, LiLA : 12,5 cm, lingkar Kepala : 36 cm. Menurut DEPKES (2018), menjelaskan bahwa penilaian status gizi pada anak menggunakan Z-Score dengan mengetahui berat badan, tinggi badan dan umur dari anak tersebut. Batasan karakteristik tersebut yaitu menurut kategori BB/U dapat dikatakan gizi buruk; jika Z-score < - 3,0 gizi kurang ; jika Z-score > - 3,0 s/d Z-score < - 2,0 gizi baik ; jika Z-score > - 2,0 s/d Z-score < 2,0 gizi lebih ; jika Z-score > 2,0.

Related Documents

Bab Iv .docx
May 2020 6
Bab Iv .docx
April 2020 9
Bab Iv Penalaran .docx
October 2019 9
Bab Iv 180319.docx
November 2019 15
Bab Iv-1.docx
June 2020 27
Bab Iv (sttu).docx
June 2020 11

More Documents from "Denia"

Bab Iv .docx
May 2020 6
Abstrak.docx
April 2020 5
Cover.docx
July 2020 6
Bab V.docx
May 2020 4
Cover Done.docx
April 2020 2