BAB IV PEMBAHASAN
Pada kasus di atas, dilakukan tindakan Mastectomy dengan anestesi umum (anestesi general). Mastektomi adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III tanpa mengangkat m.pektoralis major dan minor.
Manajemen Pre-Operatif Sebelum tindakan mastektomi, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu status klinis pasien (tanda-tanda vital, asupan dan keluaran), tingkat nyeri yang dialami pasien, serta status pernafasan pasien, selain itu yang paling penting adalah persiapan darah karena kemungkinan perdarahan durante dan post operasi. Manajemen Intra-Operatif Tindakan mastektomi, dibutuhkan anestesi umum (anestesi regional) karena tindakan ini memerlukan insuflasi CO2 dan relaksasi otot yang tidak memungkinkan pasien untuk bernapas spontan. Oleh karena itu, untuk menjamin adekuatnya difusi CO2 ke luar tubuh, respiratory rate harus diatur menggunakan mechanical ventilator dengan RR yang cepat (hiperventilasi) dan volume tidal yang tidak terlalu besar.
Manajemen Post-Operatif Pemantauan post operatif diantaranya bertujuan untuk mengurangi resiko yang dapat timbul dari penggunaan anesthesia selama operasi. Diantaranya adalah obstruksi saluran napas bagian atas (misalnya karena residu anestesi atau edema jalan napas atas), hypoxemia arterial, hipoventilasi, hipotensi atau hipertensi, disritmia jantung, oliguria, penurunan suhu tubuh, agitasi atau delirium, mual dan muntah serta nyeri. Pemantauan jalan napas, serta koreksi oksigen, cairan, serta elektrolit dan perbaikan suhu tubuh umumnya dapat mengatasi kondisi di atas secara umum. Selain itu nyeri yang ditimbulkan setelah operasi juga dapat memerlukan perhatian khusus. Pasien post mastektomi yang paling penting diamati adalah perubahan hemodinamiknya, karena perubahan hemodinamik sangat mugkin terjadi akibat perdarahan.
BAB V KESIMPULAN Teknik anestesi dan manajemen perioperatif yang dilakukan pada tindakan Mastectomy pada pasien ini, baik dari preoperatif, intraoperatif dan postoperatif sudah sesuai dengan teori yang ada. Setelah dirawat di recovery room hingga kesadaran membaik dengan ditemukan tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 96 x/menit, respirasi 22 x/menit dan saturasi O2 100%, selanjutnya pasien dipindahkan ke ruang ICU untuk dilakukan pemantauan lebih lanjut.