Bab Isi Makalah Partus Kasep.docx

  • Uploaded by: MohammadDheniArdhi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Isi Makalah Partus Kasep.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,228
  • Pages: 31
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara dapat ditunjukkan dengan Angka kematian Ibu (AKI). Semakin rendah AKI berarti pelayanan kesehatan ibu semakin baik. Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup. Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, terdapat 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, yang berarti pelayanan kesehatan ibu di Indonesia masih perlu peningkatan pelayanan, sudah barang tentu hal ini harus dibenahi dengan berbagai pendekatan (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Pada umumnya persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan spontan normal seperti partus lama, distosia atau komplikasi lain disebabkan oleh banyak faktor

yang

kompleks,

misalnya

ketidaktahuan

akan

bahaya

persalinan,

keterampilan yang kurang, sarana yang tidak memadai, masih tebalnya kepercayaan pada dukun serta rendahnya pendidikan dan rendahnya keadaan sosial ekonomi rakyat (Mochtar dalam Maharani, 2010). Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia, karena seperti kita ketahui, bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. Dan baru sedikit sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun. Karenanya kasus-kasus partus kasep masih banyak dijumpai, dan keadaan ini memaksa kita untuk berusaha menurunkan angka kematian ibu maupun anak. Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya partus kasep. Bila persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak, dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak (Mansjoer dalam Maharani, 2010)

1

B. Rumusan Masalah Bagaimana konsep dasar partus kasep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan partus kasep?

C. Tujuan 1. Tujuan umum a. Mengetahui konsep dasar partus kasep b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pasien dengan partus kasep.

2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui definisi partus kasep b. Untuk mengetahui etiologi partus kasep c. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada partus kasep d. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya partus kasep e. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada partus kasep f. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada partus kasep g. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada partus kasep h.

Untuk mengetahui contoh kasus asuhan keperawatan pada partus kasep

2

BAB II KONSEP DASAR

2.1 Definisi Partus kasep adalah merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul komplikasi pada ibu dan atau janin, seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) (Maharani, 2010). Partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu persalinan yang telah berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi pada ibu, janin atau keduanya. Persalinan normal ratarata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung dari awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (pada primipara 20 jam, multipara 14 jam) dan fase aktif (pada primipara 1,2 cm per jam dan 1,5 cm perjam pada multipara) atau kala pengeluaran (primipara 2 jam dan multipara 1 jam), maka kemungkinan dapat terjadi partus kasep (Cunningham G, 2006 dalam Nugraha & Husein, 2014).

2.2 Etiologi Penyebab partus kasep multikompleks, yang berhubungan dengan pengawasan pada waktu hamil dan penatalaksanaan pertolongan persalinan. Penyebab kemacetan dapat terjadi karena: 1. Faktor Kekuatan atau Tenaga Ibu a. Kelainan His

His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta

3

besarnya caput succedaneum. Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut: (1) Inersia uteri Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. (2) Kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi kontraksi uterus tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya sinkronisasi antara kontraksidaripada bagian-bagiannya. Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia janin b. Kelainan Mengejan

Pada umumnya persalinan kala II kemajuannya sangat dibantu oleh mengejan perut, yang biasanya dikerjakan bersama-sama pada waktu his. Kelainan mengejan disebabkan oleh: (1) Otot dinding perut lemah (2) Distasis recti, abdomen pendulans dan jarak antara kedua m. recti lebar (3) Refleks mengejan hilang oleh karena pemberian narkose atau anestesi. (4) Kelelahan (otot dinding perut menjadi lemah). 2. Faktor Janin (passanger)

a. Kelainan letak, posisi atau presentasi janin (1) Posisi Oksipitalis Posterior Persisten (2) Presentasi Puncak Kepala (3) Presentasi Muka (4) Presentasi Dahi (5) Letak Sungsang (6) Letak Lintang (7) Presentasi Ganda b. Kelainan bentuk janin (1) Pertumbuhan janin yang berlebihan (2) Hidrosefalus

4

(3) Kelainan bentuk janin yang lain: janin kembar melekat (double monster), janin dengan perut besar, tumor-tumor lain pada janin (Maharani, 2010). 3. Faktor Jalan Lahir

Jalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang panggul dengan sendi-sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen. Dengan demikian distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas: a. Distosia karena kelainan panggul Kelainan panggul dapat disebabkan oleh; gangguan pertumbuhan, penyakit tulang dan sendi (rachitis, neoplasma, fraktur, dll), penyakit kolumna vertebralis (kyphosis, scoliosis,dll), kelainan ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll). Kelainan panggul dapat menyebabkan kesempitan panggul. b. Distosia karena kelainan jalan lahir lunak Persalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak (kelainan tractus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri, dan uterus. 4. Faktor penolong

Dalam proses persalinan, selain faktor ibu dan janin, penolong persalinan juga mempunyai peran yang sangat penting. Penolong persalinan bertindak dalam memimpin proses terjadinya kontraksi uterus dan mengejan hingga bayi dilahirkan. Seorang penolong persalinan harus dapat memberikan dorongan pada ibu yang sedang dalam masa persalinan dan mengetahui kapan haruis memulai persalinan. Selanjutnya melakukan perawatan terhadap ibu dan bayi. Oleh karena itu, penolong persalinan seharusnya seorang tenaga kesehatan yang terlatih dan terampil serta mengetahui dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu yang melahirkan, sehingga bila ada komplikasi selama persalinan, penolong segera dapat melakukan rujukan. Pimpinan yang salah dapat menyebabkan persalinan tidak berjalan dengan lancar, berlangsung lama, dan muncul berbagai macam komplikasi (Pernoll, 2001).

5

2.3 Manifestasi Klinis 1. Kelelahan ibu; Karena mengejan terus, sedangkan asupan kalori biasanya kurang. 2. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake cairan kurang. 3. Infeksi rahim; terjadi bila ketuban pecah lama, sehingga terjadi infeksi rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi penolong yang kurang steril. 4. Perlukaan jalan lahir; terjadi karena adanya disproporsi kepala panggul juga manipulasi dan dorongan dari penolong. 5. Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam rahim. (Syakurah, 2011).

2.4 Patofisiologi Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (primi 20 jam, multi 14jam) dan fase aktif (primi 1,2 cm per jam, multi 1,5 cm per jam) atau kala pengeluaran (primi 2 jam dan multi 1 jam), maka kemungkinan akan timbul partus kasep. Tujuan persalinan adalah untuk melahirkan janin dan kemudian plasenta, dan untuk mengetahui apakah terdapat hambatan pada ibu. Uterus akan menghasilkan energi untuk berkontraksi dan relaksasi. Kondisi metabolik ini dapat berlangsung jika energi ibu cukup, dan aktivitas ini dipertahankan selama berjam-jam. Namun, jika kondisi ini berlangsung terlalu lama lebih dari 24 jam, akan menimbulkan terjadinya komplikasi. Pertama-tama, akan timbul gangguan emosi dan kelelahan pada ibu yang mengakibatkan cadangan glikogen pada uterus akan berkurang, sehingga ATP yang dihasilkan juga akan berkurang. Selain itu juga dapat terjadi asidifikasi karena timbunan asam laktat untuk memenuhi kebutuhan ATP. Timbunan asam laktat ini bisa mengurangi kemampuan uterus untuk berkontraksi. Oleh karena itu, kontraksi uterus akan melemah jika bekerja berkepanjangan karena alasan fisiologis dan biokimia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kontraktilitas uterus yang berkurang mengakibatkan kesulitan persalinan pada primigravida. Hal ini mungkin disebabkan

6

oleh uterus yang berhenti berkontraksi karena miometrium yang mengalami asidifikasi. Asidifikasi ini disebabkan oleh penurunan energi miometrium, metabolisme anaerob, dan ketosis sistemik. Pada multigravida, kemungkinan miometrium tolerans terhadap efek asidifikasi yang mekanismenya belum diketahui, sehingga kontraksi uterus tidak berhenti. Kontraksi yang terus-menerus pada miometrium yang mengalami deplesi energi dan hipoksia akan mengakibatkan edema miometrium dan nekrosis yang yang dapat menimbulkan ruptur uteri. (Neilson dkk., 2003).

7

2.5 WOC

PARTUS KASEP

Faktor kekuatan:   

Factor janin:

Kekuatan HIS Inersia uteri Kontraksi uterus yg tidak terkoordinasi

Fundus berkontraksi dahulu dari pada bagian lain

 

Faktor jalan lahir

Kelainan letak Kelainan bentuk janin

Factor predisposisi: -Ketuban pecah dini

Distorsia karena : 

Menyebabkan cepalo pelvis disporpotion



3.

Proses persalin macet Proses persalinan jadi lama

Kelainan panggul Kelainan jalan lahir

 Proses persalinan jadi lama

Pertahanan tubuh primer tidak adekuat

Resiko infeksi bd ketuban pecah dini

Perlukaan jalan lahir Terlalu banyak mengeluarkan tenaga

Kelelahan bd proses Faktor panggul persalinan yang lama

Ruptur

hipoglikemi

MK : ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN PROSES PERSALINAN

dehidrasi

MK : RESIKO INFEKSI BD PERLUKAAN JALAN LAHIR

MK: KELEKAHAN BD PROSES PERSALINAN YANG LAMA

MK: KEKURANGAN CAIRAN BD INTAKE YG KURANG

8

1.6 Komplikasi 1. Pada ibu a.

Infeksi sampai sepsis. Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.

b.

Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ.

c.

Robekan jalan lahir

d.

Ruptur uteri. Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan riwayat seksio sesarea.

e.

Robekan serta pembentukan fistula pada buli-buli, vagina, uterus dan rektum. Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, maka dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal, atau rektovaginal. Umumnya nekrosis akibat penekanan ini terjadi setelah persalinan kala dua yang sangat berkepanjangan.

2. Pada janin a.

Gawat janin dalam rahim sampai meninggal

b.

Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak menetap

c.

Trauma persalinan

d.

Patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan persalinan dengan tindakan.

9

2.7 Penatalaksanaan 1. Memperbaiki keadaan umum ibu bertujuan untuk: a. Koreksi cairan (rehidrasi) b. Koreksi keseimbangan asam basa c. Koreksi keseimbangan elektrolit d. Pemberian kalori e. Pemberantasan infeksi f. Penurun panas 2. Tindakan yang diberikan: a. Pasang infus dan kateter urin b. Pemberian cairan, kalori dan elektrolit. 1) Infus Ringer laktat, kalori dan elektrolit 2) Infus dekstrosa 5% 250cc, tetesan cepat. Cairan dapat diberikan menurut kebutuhan. c. Koreksi asam basa dengan pengukuran karbondioksida darah dan pH (bila perlu) d.

Pemberian antibiotika spektrum luas secara parenteral. 1) Inj. Ampicillin 1gr/6jam, Inj. Gentamycin 80mg/12jam, metronidazole selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin 3x500mg/hari selama 2 hari. 2) Inj. Cefotaxime 1gr/hr, selama 3 hari, dilanjutkan amoksisilin 3x500mg/hari selama 3 hari.

e. Penurun panas 1) Kompres 2) Inj. Xylomidone 2cc IM f.

Terminasi persalinan: 1) Bila syarat persalinan per vaginam memenuhi dilakukanekstraksi vakum/ekstraksi forceps atau embriotomi. 2) Bila syarat persalinan per vaginam tidak terpenuhi makadilakukan SC

10

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian A. Anamnesa 1. Biodata meliputi: Nama, Umur mengetahui usia ibu apakah termasuk resiko tinggi / tidak (terlalu muda apabila< 20 tahun atau terlalu tua > 35 tahun), pendidikan pemberian informasi yang tepat bagiklien, pekerjaan. 2. Keluhan Utama. Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya hisyang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kemih,bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit. 3. Riwayat penyakit sekarang . Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42 minggudisertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering dan kuat, adanya show (pengeluarandarah campur lendir).kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4. Riwayat penyakit dahulu. Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin,pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan. 5. Riwayat penyakit keluarga. Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar pada klien,TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit

tersebut

ditularkan

pada

klien,sehingga

memperberat

persalinannya.

11

6. Riwayat Obstetri. Riwayat haid; Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu) (Cristina’s Ibrahim, 1993,3), prematur kurang dari 37 minggu. 7. Riwayat kebidanan; Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinanberlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada multigravidaberlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam. 8. Riwayat psikososialspiritual dan budaya. Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan fantasi. Padatrimester II adanya ketidak nyamanan kehamilan (mual, muntah), Narchisitik, Pasif danintrovert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin lagi karena perubahantubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan sekarat selama persalinan berlangsung. 9. Pola Kebutuhan sehari-hari. a. Nutrisi; Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun b. Istirahat tidur; Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung anak,kliensulit tidur terutama kala I – IV. c. Aktivitas; Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidakmembutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala I apabilakepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk /berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar bersalin. Padakala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri . d. Eliminasi; Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.

12

e. Personal Hygiene. Kebersihan tubuh senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar dan mudahdipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi. f. Seksual; Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari sek yangtidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas. B. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan fisik umum a. Kesan umum 1) Apakah tampak sakit 2) Bagaimana kesadarannya 3) Apakah tampak pucat (anemis) b. Pemeriksaan tanda vital, meliputi tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan 2. Pemeriksaan khusus abdomen a. Kesan abdomen (perut kembung atau apakah tampak gerak janin) b. Pemeriksaan Leopold c. Terdapat tanda abdominal, seperti: rasa nyeri berlebihan, tanda cairan

bebas

dengan

abdomen,

kesan

lingkaran

Bandle

meningkat/ tinggi, bagian janin mudah diraba, tampak perdarahan pervaginam. d. Pemeriksaan DJJ, meliputi DJJ normal antara 120-160, keteraturan e. Apakah disertai pengeluaran mekonium pada letak kepala 3. Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan, dansetelah selaput ketuban pecah. a. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut; 1) Warna cairan amnion 2) Dilatasi serviks

13

3) Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan periksa luar) b. Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis inpartumbelum dapat ditegakkan. c. Jika terdapat kontraksi yanag menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam untukmelihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini, jika serviks terasa tipis dan terbuka makawanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidak terdapat perubahan, maka diagnosisnyaadalah persalinan palsu.

C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul a.

Kekurangan cairan sehubungan dengan pemanjangan persalinan dan pembatasan cairan/ tidak adekuatnya intake cairan.

b.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan tidakefektifnya dalam mengikuti proses persalinan

c.

Gangguan perfusi jaringan plasenta fetal distress berhubungan dengan memanjangnya proses persalinan.

d.

Kecemasan berhubungan dengan proses lamanya persalinan

e.

Resiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah, adanya perangsangan pada vagina dengan menggunakan alat.

D. Intervensi Keperawatan 1. Diagnosa Keperawatan 1: Kekurangan cairan sehubungan dengan pemanjangan persalinan dan pembatasan cairan/ tidak adekuatnya intake cairan. Tujuan: Rehidrasi cairan pasien tercapai dalam proses persalinan Intervensi 1. Pemberian cairan IV sesuai program pengobatan 2. Cek bibir pasien dan kekeringan membran mukosa serta turgor kulit 3. Monitor cairan pasien intake

Rasional 1. Cairan IV menggantikan cairan yang hilang dalam tubuh 2. dengan pengkajian klinik dapat mengetahui tandatanda dehidrasi

14

dan output

3. membantu untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh.

2. Diagnosa Keperawatan 2: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tidak efektifnya dalam mengikuti proses persalinan Tujuan: Pengurangan rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan Intervensi 1. Ajari pasien dalam teknik bernafas dan latihan relaksasi 2. Bantu pasien untuk

Rasional 1. mengurangi rasa tidak nyaman 2. dengan kehadiran perawat

memberikan support dengan

secara kekeluargaan

menunggu pasien selama

mengurangi rasa nyeri

mungkin. 3. Memberikan rasa nyaman, elusan pinggang dan

3. mengurangi ketidaknyamanan dan menolong untuk rileks.

penggantian posisi

3. Diagnosa Keperawatan 3: Gangguan perfusi jaringan plasenta fetal distres berhubungan dengan memanjangnya proses persalinan Tujuan : perkembangan bunyi jantung janin baik Intervensi 1. observasi tanda-tanda fetal distress 2. Observasi warna campuran amnion 3. posisi klien miring ke posisi lateral

Rasional 1. penurunan indikasi terjadinya fetal distress 2. mekonium keruh atau tidak bersih indikasi fetal distress 3. pasisi ini mengalirkan darah ke plasenta bertambah

15

4. Diagnosa Keperawatan 4: Kecemasan berhubungan dengan proses lamanya persalinan Tujuan : Intervensi

Rasional

1. Temani pasien untuk

1. Klien dapat merasa aman

memberikan keamanan dan mengurangi takut 2. Libatkan keluarga untuk

2. Dukungan keluarga dapat

mendampingi pasien

memperkuat mekanisme koping klien sehingga tingkat ansietasnya berkurang

3. Dorong pasien untuk

3. Klien dapat mengungkapkan

mengungkapkan perasaan,

penyebab kecemasannya

ketakutan, persepsi

sehingga perawat dapat menentukan tingkat kecemasan klien

5. Diagnosa Keperawatan 5: Resiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah, adanya perangsangan pada vagina dengan menggunakan alat. Tujuan: Tidak terjadi tanda – tanda infeksi. Intervensi

Rasional

1. Monitor suhu, nadi tiap 2

1. peningkatan suhu dan nadi

jam.

adalah salah satu tanda infeksi 2. dapat mengurangi masuknya

2. Dilakukan vulva higiene sebelum tindakan intra vaginal. 3. Penggunaan sarung tangan

kuman/ bakteri pada kulit selama tindakan. 3. meminimalkan masuknya kuman

steril serta teknik yang baik dan benar selama tindakan

16

intra vaginal

4. dengan menggunakan

4. Perlakukan terhadap intra vaginal jika ada indikasi

pengkajian dan monitoring dapat mengurangi kemungkinan rupturnya membran (ketuban)

3.2 Contoh kasus asuhan keperawatan partus kasep ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA Ny.S UMUR 36 TAHUN G2P1A0 HAMIL 41 MINGGU DENGAN PARTUS KASEP DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN Tanggal 14 september 2017 pukul 13.00 WIB

A. Pengkajian 1. BIODATA a. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 36 tahun Agama : islam Suku bangsa : jawa, Indonesia Pendidikan : SMP Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : sidomulyo 02/01, kedungmulyo b. Identitas suami Nama : Tn. D Umur : 34 tahun Agama : islam Suku bangsa : jawa, Indonesia Pendidikan : SMP Pekerjaan : swasta Alamat : sidomulyo 02/01, kedungmulyo

17

B. Anamnesa 1. Alasan utama pada waktu masuk : Ibu mengatakan rujukan dari bidan sudah dipimpin persalinan dalam waktu 1,5 jam karena pembukaan sudah lengkap tetapi bayinya belum lahir juga, dan sekarang ibu cemas dengan keadaannya dan janinnya. 2. Tanda-tanda persalinan Ibu mengatakan merasakan kencang-kencang makin lama makin sering menjalar sampai ke pinggang sejak tanggal 14 April 2015 pukul 01.00 WIB. 3. Riwayat Menstruasi, ibu mengatakan : a. Menarche

: 13 tahun

b. Siklus

: 29 hari

c. Lamanya

: 5-6 hari

d. Banyaknya : 2-3 kali sehari ganti pembalut e. Teratur/tidak : teratur f. Sifat Darah : merah segar g. Disminore

: tidak ada

4. Riwayat Perkawinan, ibu mengatakan : Status Perkawinan : sah, kawin : 1 kali umur 27 tahun dengan suami 25 tahun , usia perkawinan 9 tahun dengan 1 anak 5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. 6. Riwayat hamil ini a. HPHT : 31 Juni 2014 b. HPL : 07 April 2015 c. Keluhan-keluhan pada : Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah di pagi hari. Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Trimester III : Ibu mengatakan sering buang air kecil d. ANC : Ibu mengatakan melakukan kunjungan ibu hamil 7 kali di bidan secara teratur. Trimester I : 1 kali pada umur kehamilan 8 minggu Trimester II : 2 kali pada umur kehamilan 14 dan 20 minggu Trimester III : 4 kali pada umur kehamilan 28, 32, 35, dan 38 minggu

18

e. Penyuluhan yang pernah di dapat : Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi ibu hamil. f. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah pernah mendapatkan imunisasi TT 3 kali TT1 : pada saat sebelum menikah TT2 : pada saat kehamilan pertama TT3 : pada saat usia kehamilan 8 minggu 7. Riwayat Keluarga Berencana Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan 8. Riwayat Penyakit a. Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun seperti batuk, pilek dan panas. b. Riwayat penyakit sistemik 1) Jantung

: Ibu mengatakan tidak pernah ada keluhan nyeri pada bagian kiri dan tidak mudah lelah saat beraktivitas.

2) Ginjal

: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada punggng kanan/kiri dan tidak ada nyeri saat BAK

3) Asma

: Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas

4) TBC

: Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan lebih dari 2 minggu.

5) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning pada mata, kulit dan kuku tidak tampak kuning. 6) DM

: Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit gula dengan gejala mudah lapar, haus dan sering BAK di malam hari.

7) Hipertensi : Ibu mengatakan hasil pengukuran tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 130/90 mmHg 8) Epilepsy : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai keluar busa dari mulut 9) Lain- lain : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit lain seperti HIV/ AIDS atau penyakit menular lainnya.

19

c. Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suaminya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti DM, Asma dan Hipertensi serta tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis. d. Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar. e. Riwayat operasi : Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun. Pola kebiasaan sehari-hari 9. Pola Aktivitas a. Nutrisi 1) Selama hamil

:

Ibu mengatakan makan 3-4 kali sehari, porsi sedang dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah dan minum 7-8 gelas air putih serta 1 gelas susu. 2) Sekarang

:

Ibu mengatakan makan dan minum terakhir pukul 11.00 WIB, jenis makanan nasi, sayur, lauk dan 1 gelas air putih. b. Personal hygiene : 1) Selama hamil

:

Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti pakaian 2 kali sehari dan keramas 3 kali dalam seminggu. 2) Sekarang

:

Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, dan ganti pakaian terakhir pukul 06.30 WIB. c. Eliminasi 1) Selama hamil

:

Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas feses dan BAK 5-6 kali sehari warna kuning jernih, bau khas urine. 2) Sekarang :

20

Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 05.30 WIB, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas feses. Ibu mengatakan BAK terakhir pukul 10.30 WIB, warna kuning jernih dan bau khas urine. d. Aktifitas

:

1) Selama hamil

:

Ibu mengatakan selama hamil melakukan pekerjaan rumah sendiri. 2) Sekarang

:

Ibu mengatakan hanya berbaring di tempat tidur karena kencang-kencang yang semakin sering dan kuat. e. Istirahat/tidur 1) Selama hamil

: :

Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam/hari. 2) Sekarang

:

Ibu mengatakan kurang tidur karena perutnya kencang-kencang yang sering dan kuat

f. Psikososial budaya : 1) Perasaan menghadapi persalinan ini

:

Ibu mengatakan cemas dalam menghadapi persalinan ini karena kencengkenceng yang sangat sering dan kuat. Ibu mengatakan khawatir karena bayinya belum lahir. 2) Kehamilan ini direncanakan/tidak

:

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan. 3) Jenis kelamin yang diharapkan: Ibu mengatakan jenis kelamin yang diharapkan perempuan. 4) Dukungan keluarga terhadap persalinan ini : Ibu mengatakan semua keluarganya sangat mendukung terhadap kehamilannya. 5) Keluarga lain yang tinggal serumah

:

Ibu mengatakan hanya tinggal serumah dengan suaminya. 6) Pantangan makanan

:

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.

21

7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

:

Ibu mengatakan ada adat istiadat pada kehamilan yang pertama yaitu mitoni atau upacara 7 bulanan g. Penggunaan obat-obatan, jamu/rokok

:

Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan lain kecuali obat yang diberikan oleh bidan. h. Merokok

:

Ibu mengatakan suami dan keluarganya tidak ada yang merokok. C. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : lemah b. Kesadaran

: composmentis

c. TTV TD: 130/80 mmHg

N : 88x/menit

R : 24 x/menit

S : 37,8oC

d. TB : 150 cm e. BB sebelum hamil : 49 Kg f. BB sesudah hamil : 64 Kg g. LILA : 25,5 cm h. Kepala : 1) Rambut : hitam, tidak berketombe, tidak ada benjolam 2) Muka : simetris, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum, nampak cemas, terlihat takut dan tegang. 3) Mata : tidak odema, konjungtiva merah muda, sklera putih. 4) Hidung : simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada secret. 5) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen. 6) Mulut/gigi/gusi :bersih, tidak stomatitis, tidak caries, gusi tida berdarah. i. Dada Mammae a) Membesar : pembesaran normal b) Tumor

: tidak ada benjolan

c) Simetris

: simetris kanan dan kiri

d) Areola

: hiperpigmentasi

22

e) Putting susu : menonjol f) Kolostrum : belum keluar j. Ekstremitas Bagian atas : tidak oedema, terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kiri sedangkan ekstremitas bawah : tidak oedema, tidak ada varices. k. Pemeriksaan khusus obstetri (Abdomen) 1) Inspeksi Pembesaran : normal, susuai umur kehamilan Bentuk perut : memanjang Linea alba/nigra : nigra Strie albican/livide: tidak ada Kelainan : tidak ada kelainan Pergerakan janin : terlihat 2) Palpasi Pergerakan janin teraba/tidak : teraba pergerakan janin Kontraksi : 4 x 10 menit 45 detik Leopold I TFU : 2 jari di bawah px Fundus Uteri : teraba, bulat, lunak, tidak melenting.(bokong) Leopold II

:

Kanan : teraba bagian terkecil janin (ekstremitas) Kiri : teraba keras, panjang seperti papan (punggung) Leopold III : teraba bulat, keras, melenting jika digoyangkan (kepala), bagian terbawah sudah masuk PAP (divergen) Leopold IV : teraba 2/5 bagian TFU Mc. Donald : 33 cm TBJ : (33 - 11) x 155 = 3565 gram 3) Auskultasi DJJ Frekuensi : 144 x/menit, Teratur/tidak : tidak teratur l. Pemeriksaan panggul 1) Kesan panggul

: normal (gynecoid)

2) Distansia spinarum : tidak dilakukan

23

3) Distansia kristarum : tidak dilakukan 4) Conjugata eksterna (boudeloque) : tidak dilakukan 5) Lingkar panggul

: tidak dilakukan

m. Anogenital 1) Vulva Vagina Varices

: tidak ada

Luka

: tidak ada

Kemerahan : tidak ada Nyeri

: tidak ada

Pengeluaran pervaginam : lendir darah Bentuk

: Odema

2) Perinium Bekas luka : tidak ada Lain-lain : tidak ada 3) Anus Haemorhoid : tidak ada Keluhan lain : tidak ada 4) Inspeculo Vagina : tidak dilakukan Portio : tidak dilakukan 5) Vaginal toucher Pembukaan

: 10 cm

Porsio : tidak teraba Ketuban

: sudah pecah dengan warna jernih

Presentasi

: kepala

Posisi

: UUK di jam 12

Penurunan

: hodge III

B. DIAGNOSA Data DS :  Ibu mengatakan

Penyebab

Masalah

Lamanya proses

Ansietas

persalinan

cemas dalam

24

menghadapi persalinan ini karena kencengkenceng yang sangat sering dan kuat.  Ibu mengatakan khawatir karena bayinya belum lahir.  Ibu mengatakan sudah dipimpin persalinan dalam waktu 1,5 jam karena pembukaan sudah lengkap tetapi bayi belum lahir. DO : TTV : TD: 130/80 mmHg N : 88x/menit R : 24 x/menit S : 37,8oC Keadaan umum lemah Pembukaan 10 cm, porsio tidak teraba, ketuba sudah pecah dengan warna jernih, presentasi kepala, posisi UUK di jam 12, Penurunan hodge III.

25

Nampak cemas, terlihat takut dan tegang DS :

Cepal pelvik disproporsi

Resiko infeksi

 Ibu mengatakan sudah dipimpin persalinan dalam waktu 1,5 jam karena pembukaan sudah lengkap tetapi bayi belum lahir. DO : TTV : TD: 130/80 mmHg N : 88x/menit R : 24 x/menit S : 37,8oC Keadaan umum lemah Pembukaan 10 cm, porsio tidak teraba, ketuba sudah pecah dengan warna jernih, presentasi kepala, posisi UUK di jam 12, Penurunan hodge III.

26

D. INTERVENSI

Masalah

NOC

NIC

Ansietas berhubungan

- Kontrol Kecemasan

- Pengurangan

dengan lamanya proses

Diri (1402)

Kecemasan (5820)

persalinan

a. Mengurangi

a. Berada disisi klien

penyebab

untuk

kecemasan

meningkatkan rasa

(140202)

aman dan

b. Mengurangi rangsang lingkungan ketika cemas (140203) c. Mencari informasi

mengurangi ketakutan b. Dorong keluarga untuk mendampingi klien

untuk mengurangi

dengan cara yang

kecemasan

tepat

(140204)

c. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan

Risiko infeksi

-

Status maternal :

- Perawatan

berhubungan dengan

Intrapartum (2510)

intrapartum (6830)

cepal pelvik disporposi

a. Tingkat denyut

a. Monitor tanda-

nadi radial

tanda vital

(251010)

maternal diantara

b. Suhu tubuh (251012) c. Penggunaan

kontrraksi b. Bersihkan perinium dan ganti

teknik

pembalut secara

memfasilitasi

teratur

kehamilan (251003)

c. Monitor kemajuan persalinan,

27

meliputi pengeluaran vagina, dilatasi serviks, effacement, posisi dan penurunan janin. d. Lakukan pemeriksaan vaginal untuk menentukan dilatasi servikal lengkap, posisi dan kondisi janin.

1. Pantau tetesan infus RL 20 tpm + injeksi ampicillin 5cc 2. Berikan Support mental pada ibu dan jelaskan tentang keadaannya 3. Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 1 jam 4. Observasi kemajuan persalinan (DJJ tiap tidak ada his, kontraksi tiap 30 menit, penurunan kepala tiap 15 menit) 5. Lihat tanda-tanda persalinan kala II a. Dorongan untuk meneran b. Anus dan vulva membuka c. Perinium menonjol d. Keluar lendir darah yang banyak 6. Pastikan kelengkapan alat dan obat-obatan 7. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, yaitu posisi litotomi dengan meletakkan kedua tangan pada kedua lipatan paha, kemudian menarik ke arah dada 8. Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi 9. Bantu melahirkan kepala, bahu, badan sampai kaki bayi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

28

a. Letakkan kain bersih diatas perut ibu b. Letakkan underpad dibawah bokong ibu c. Buka partus set dan perhatikan kelengkapannya d. Pakai sarung tangan DTT e. Tangan kanan menahan perinium dan tangan kiri menahan belakang kepala bayi (verteks) agar tidak terjadi defleksi maksimal, lalu anjurkan ibu untuk meneran. f. Setelah kepala bayi lahir, lihat dan raba lilitan tali pusat, ternyata tidak ada lilitan tali pusat. g. Tunggu putaran paksi luar h. Pegang kepala bayi secara biparetal lalu anjurkan ibu utuk meneran i. Lakukan sangga susur 1) Tangan kanan menahan kepala, leher dan bahu bayi 2) Tangan kiri menelusuri badan j. Setelah bayi lahir melakukan penilaian sepintas 1) Bayi menangis kuat 2) Bayi bergerak aktif 3) Warna kulit kemerahan k. Keringkan tubuh bayi

29

BAB 4 PENUTUP

4.1

Kesimpulan Partus kasep adalah Partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu

persalinan yang telah berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi pada ibu, janin atau keduanya. Partus lama diartikan sebagai persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara, dan lebih dari 18 jam pada multipara. Penyebab partus kasep antara lain faktor kekuatan atau tenaga ibu, faktor janin, faktor penolong. Adapun komplikasi pada partus kasep pada ibu (Infeksi sampai sepsis, dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ, robekan jalan lahir dan ruptur uteri).Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah gawat janin dalam rahim sampai meninggal, lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak menetap, trauma persalinan, serta patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan persalinan.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada ibu dengan partus kasep yaitu memperbaiki keadaan umum ibu bertujuan untuk, serta tindakan untuk resusitasi cairan.

4.2

Saran Sebaiknya untuk ibu yang sedang hamil melakukan pemeriksaan rutin

selama kehamilan sehingga dapat diketahui kelainan yang terjadi pada janin dan dapat diketahui kemungkinan yang akan terjadi saat proses persalinan. Lebih dini mengetahui hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya gangguan saat proses persalinan sehingga ibu tidak dalam kondisi yang membahayakan dan anak dapat lahir sehat. Serta perlu dilakukan edukasi kepada ibu untuk menyiapkan mental serta fisik agar saat proses persalinan ibu lebih prima.

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Partus Tak Maju. Available from: Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19884/4/Chapter?20II Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Inodesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia Maharani. 2010. Laporan Kasus Obstetri Partus Kasep. Mataram: Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Ilmu kebidanan dan ginekologi. Fakultas kedokteran Unair. 2011. Hal. 94 Pernoll, M. L. 2001. Benson & Pernoll’s handbook of obstetrics and gynecology. Tenth edition. New York: Mc Graw Hill. Sam. 2011. Panduan Penulisan Diagnosa Keperawatan. hal 10

31

Related Documents


More Documents from "Muhammad Faiz Marwansyah"