Bab Iii Baru 3 Devi.docx

  • Uploaded by: Roni Apriyana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Baru 3 Devi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,396
  • Pages: 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Rancangan Penelitian Rancangan atau desain penelitian merupakan suatu rencana dalam penelitian yang disusun secara terstruktur yang dimana digunakan sebagai alat bantu untuk memperoleh suatu jawaban dari pertanyaan yang akan dilakukan oleh peneliti secara objektif dan akurat untuk mencapai tujuan dalam penelitian yang telah ditetapkan (Setiadi, 2013). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan rancangan penelitian berupa “Quasy Experiment” yang merupakan suatu penelitian yang mempelajari adanya suatu pengaruh eksperimen tersebut terhadap penurunan tekanan darah pada hipertensi. Jenis penelitiannya berupa pre test and post test design yaitu untuk mengetahui ataupun mengidentifikasi nilai dari tekanan darah sebanyak dua kali, baik sebelum dan sesudah dilakukannya eksperimen tersebut. Hasil dari pengukuran tekanan darah sebelum diberikan terapi berkode (01 : pre test), dan untuk hasil pengukuran tekanan darah sesudah diberikan terapi berkode (02 :post test) (Sugiyono, 2010). Bagan 3.1 Rancangan Penelitian Pretest

Perlakuan

Postest

01

X

02

Keterangan : 01 = Pada pasien hipertensi, sebelum dilakukan terapi bekam/hijamah. X = Perlakuan atau eksperimen dengan bekam/hijamah terhadap hipertensi 02 = Pada pasien hipertensi, setelah dilakukan terapi bekam/hijamah

3.2

Paradigma Penelitian Berdasarkan pada terapi farmakologi yang dijalani oleh penderita hipertensi saat ini dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan efek samping dalam konsumsi obat-obatan serta biaya yang mungkin cukup besar yang harus dibayar untuk membeli obat, sehingga adapun terapi non farmakologi yang saat ini sedang menjadi tren berupa terapi komplementer menjadi salah satu pilihan dalam pengobatan hipertensi. Salah satu terapi komplementer yang dapat dipilih yaitu berupa terapi bekam atau hijamah, yang dimana bahwa terapi tersebut dapat digunakan dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan menggunakan alat-alat yang sudah modern seperti cupping set and hand pump, serta penggunaannya pada prinsip steril dan penegakan diagnosa (Syaikhu dalam Destur, 2011). Terapi komplementer telah berkembang seiring dengan berjalannya waktu, sehingga pada saat ini banyak tempat-tempat yang dapat memberikan terapi tersebut kepada penderita hipertensi dengan dimana tempat dan terapisnya tersebut telah mendapat perizinan dan pelatihan secara resmi dalam pemberian tindakan terapi hijamah tersebut. dan pada saat inipun terapi komplementer telah termasuk ke dalam teori pembelajaran seperti home care nursing, dan terapi hijamah tersebut pun telah menjadi suatu sunnah Rasulullah SAW (Kasmui, 2010).

Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan

di

bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang dalam melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif (Undang-Undang Keperawatan No.38 tahun 2014 pasal 30 ayat 2 butir M). Hijamah merupakan suatu penyedotan ataupun penghisapan dari sejumlah darah dari tempat atau bagain tertentu (dengan tujuan mengobati satu organ tubuh atau penyakit tertentu). Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muhammad Ardiansyah, 2012). Bagan 3.2 Kerangka Penelitian

Terapi Komplementer a. b. c. d.

Akupunktur Akupresure Aromatherapy Hypnotherapy

e. Terapi Bekam/Hijamah

Pengobatan untuk beberapa penyakit a. Kolesterol b. Hipertensi c. Dan lain-lain

f. Dan lain-lain

Variabel Dependen

Variabel Dependen

3.3

Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap pada rumusan masalah dalam penelitian, dikatakan sementara dikarenakan jawaban yang diberikan berdasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan atas fakta-fakta yang secara empiris telah terbukti melalui pengumpulan data. Hipotesis berfungsi berfungsi untuk menentukan adanya suatu pembuktian atas penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2017). Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Ho : Tidak adanya pengaruh dari pemberian terapi bekam terhadap tekanan darah (hipertensi) pada masyarakat dewasa di desa Kalijati Timur Kabupaten Subang. 2. Ha : Tidak adanya pengaruh dari pemberian terapi bekam terhadap tekanan darah (hipertensi) pada masyarakat dewasa di desa Kalijati Timur Kabupaten Subang.

3.4

Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau kelengkapan berupa sifat atau nilai dari orang, obyek ataupun kegiatan yang memiliki suatu varian tertentu yang telah ditetapkan oleh seorang peneliti yang berfungsi untuk dipelajari dan akhirnya akan adanya kesimpulan (Sugiyono, 2017). Variabel penelitian adalah adanya suatu ukuran ataupun nilai dari sisi yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang berbeda dengan anggota kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini

adalah pengaruh terapi bekam terhadap tekanan darah(hipertensi) pada masyarakat dewasa. 3.4.1 Variabel Independen Variabel independen sering disebut dengan variabel yang berfungsi sebagai stimulus, prediktor ataupun antecedent. Sedangkan dalan bahasa Indonesia variabel independen ini sering disebut sebagai suatu variabel yang bebas. Variabel bebas sendiri diartikan sebagai variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017). Sehingga dalam penelitian ini terdapat suatu varibel independen berupa pengaruh terapi bekam. 3.4.2 Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut sebagai suatu variabel output atau hasil, kriteria, dan konsekuen. Sedangkan dalam bahasa Indonesia variabel dependen ini disebut sebagai variabel yang terikat. Sehingga variabel terikat ini merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi suatu akibat dari adanya variabel independen atau variabel bebas (Sugiyono, 2017). Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah (hipertensi).

3.5

Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 3.5.1 Definisi Konseptual Pengobatan komplementer atau pengobatan alternatif merupakan suatu pengobatan non konvensional yang dimana pengobatan tersebut ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat dimana yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Tindakan dari pengobatan komplementer tersebut dapat dilakukan apabila yang melakukan pengobatan tersebut telah melalui suatu pendidikan yang terstruktur dengan kualitas, keamanan, serta efektifitas yang tinggi dan berlandaskan pada ilmu pengetahuan biomedik (Permenkes No. 1109/Menkes/PER/IX/2007 Pasal 1). Hijamah merupakan suatu penyedotan ataupun penghisapan dari sejumlah darah dari tempat atau bagain tertentu (dengan tujuan mengobati satu organ tubuh atau penyakit tertentu) (Azib Susiyanto, 2013). Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah yang tinggi yang memiliki sifat abnormal dan diukur pada tiga kesempatan yang berbeda. Dan secara umum, seseorang akan dianggap mengalami hipertensi apabila orang tersebut tekanan darahnya tinggi mulai dari 140/90 mmHg. Dan hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muhammad Ardiansyah, 2012). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah

kesehatan baik dinegara maju maupun negara berkembang (Riskesdas, 2013). Jika dikaitkan terapi bekam ini dengan masalah pada sistem kardiovaskuler (hipertensi) dapat dijelaskan bahwa apabila sifat darah yang rusak atau darah yang statis maka dapat terjadinya pembentukan trombosis pada pembuluh darah arteri yang sehingga apabila pembentukan trombosis itu secara terus menerus terjadi maka akan adanya penyempitan pada pembuluh darah (Azib Susiyanto, 2013). 3.5.2 Definisi Operasional Adanya definisi operasional yang memiliki tujuan berupa membatasi ruang lingkup atau pengertian beberapa variabel yang diteliti serta mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap beberapa variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Bagan. 3.2 Definisi Operasional Definisi Operasional Penelitian Pengaruh Terapi Bekam/Hijamah Terhadap Tekanan Darah (Hipertensi) Pada Masyarakat Dewasa Di Desa Kalijati Timur Kabupaten Subang Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat Ukur

Skala

Hasil

Interval

Hasil tekanan darah

Operasional Dependen

: Hipertensi

Hipertensi

sering

juga Cara ukurnya Alat pengukur

diartikan adalah dengan tekanan darah

sebagai

suatu memasang

(tensi

keadaan dimana spigmomanom tekanan

darah eter

akan menurun jika

darah)

nilai pada saat post

dan catatan.

test lebih kecil dari

dan

nilai tekanan darah

sistolik lebih dari stetoskop pada

pre test. Dan akan

120 mmHg dan lengan

meningkat jika nilai

tekanan diastolik responden

tekanan darah post

lebih

test lebih besar dari

dari

80 kemudian

mmHg.

diukur tekanan

nilai tekanan darah

darah

pretest

responden Independen :

Hijamah

Bekam

merupakan suatu

/Hijamah

penyedotan

-

Prosedur kerja

-

ataupun penghisapan dari sejumlah

darah

dari tempat atau bagain

tertentu

(dengan

tujuan

mengobati

satu

organ tubuh atau penyakit tertentu).

3.6

Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas suatu obyek ataupun subyek yang dimana obyek dan subyek tersebut memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dipahami serta yang kemudian akan diambilnya suatu kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah pada masyarakat di desa Kalijati Timur baik laki-laki ataupun perempuan yang memiliki atau penderita hipertensi.

3.6.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. apabila populasi tersebut besar, dan seorang peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena adanya suatu keterbatasan dalam pendanaan, ketenagaan, serta waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu sendiri (Sugiyono, 2017). Kriteria sampel penelitian: 1) Kriteria inklusi: (1) Bersedia menjadi responden (2) Masyarakat dewasa yang mengalami hipertensi 2) Kriteria eksklusi: (1) Pasien hipertensi (2) Menolak menjadi responden

Untuk menetapkan jumlah sampel dapat menggunakan rumus dengan metode Purposive Sampling menurut Notoatmodjo (2010) : n=

Z2 α/2 *p(1-p) N d2 (N-1)+Z2 α/2 *p(1-p)

n

: Besar sampel

𝑍 2 𝛼/2

: Nilai Z pada derajat kepercayaan 1 – α/2 (1,96)

p

: Proporsi hal yang diteliti (0,55)

3.7

d

: Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan (0,1)

N

: Jumlah populasi (31)

Pengumpulan Data 3.7.1 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu tes yang bersifat mengukur, karena berisi sebuah pertanyaan ataupun pernyataan yang jawaban diberikan berupa jawaban yang memiliki standar tertentu, serta jawaban yang benar atau salah ataupun skala dari jawaban tersebut (Sukmadinata, 2010). Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suatu nilai dari variabel yang di teliti (Sugiyono, 2016). 3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas instrumen Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument dan apakah instrument tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data 1) Uji Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar benar mengukur apa yang diukur, valid berarti instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. Jika koefisien korelasi setiap item bernilai 0,3 atau lebih, maka item tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Sugiyono, 2012). 2) Uji Reabilitas Uji realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Realibilitas merupakan syarat untuk menguji validitas instrumen (Sugiyono, 2012). Hal ini menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Dalam penelitian ini menggunakan alat-alat terapi yang steril (lanset, cup bekam, dan lain-lain), dan bersih (tissu, masker, dan lain-lain). Serta alat-alat yang digunakan merupakan alat-alat khusus dalam terapi bekam ini, yang di gunakan pula oleh terapis yang ahli dalam bidang bekam ini.

3.7.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memperoleh data serta beberapa keterangan yang dibutuhkan selama penelitian dilakukan oleh seorang peneliti tersebut (Sugiyono, 2107). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada saat sebelum dan sesudah dilakukan terapi pada masyarakat penderita hipertensi pada masyarakat di Desa Kalijati

Timur Kabupaten Subang yang bersedia menjadi responden. Masyarakat tersebut diminta untuk menyetujui menjadi responden dalam penelitian serta akan terjaganya kerahasiaan bagi responden saat dilakukan penelitian. 1. Pre Test 1) Menjalin kesepakatan waktu secara bersama, kemudian peneliti menjelaskan kembali maksud dan tujuan dilakukannya penelitian, menjelaskan teknik penelitian dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. 2) Memilih pasien dengan riwayat atau memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. 3) Pengisian kuesioner selama 5 menit kepada pasien (penyakit penyerta atau kronis, terakhir makan, dan lain-lain yang harus diperhatikan dalam tindakan terapi hijamah). 4) Pemeriksaan tekanan darah sebelum dilakukannya intervensi terapi hijamah. 5) Pengkajian terhadap kondisi kulit pasien. 6) Penggunaan baby oil, lotion, atau minyak zaitun sebagai pelumas kulit yang sesuai dengan kondisi kulit pasien. 7) Mengatur posisi pasien, lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien untuk dilakukannya terapi hijamah tersebut.

2. Perlakuan atau tindakan 1) Jelaskan kepada pasien mengenai apa yang akan dilakukan, serta jelaskan manfaat dan tujuan dilakukannya terapi hijamah tersebut. 2) Sebelum menuju ke prosedur kerja, alangkah baiknya pemberi terapi hijamah tersebut mencuci tangan terlebih dahulu. 3) Persiapan alat yang akan digunakan, diantaranya : a. Sarung tangan. b. Lanset. c. Baby oil atau lotion d. Tisu e. Antiseptik f. Pen bekam g. Satu set alat bekam berupa cup dan pump vacum. h. Alcohol swab (untuk sterilkan area badan yang akan dibekam). 4) Berikan privasi bagi pasien. 5) Persiapan pasien a. Langkah 1 Dimulai dengan membaca do’a terlebih dahulu (Al-Fatihah). b. Langkah 2 Terapis menggunakan sarung tangan. c. Langkah 3 Pasang lancet pada pen bekam.

d. Langkah 4 Posisikan pasien dengan posisi tengkurap atau duduk sesuai kenyamanan pasien. e. Langkah 5 Sapu dan urut pada area kulit yang akan dilakukan tindakan bekam menggunakan baby oil atau lotion dan lakukan pemijatan secara perlahan selama 5-10 menit. f. Langkah 6 Letakkan cup pada permukaan kulit yang akan dibekam. Kemudian cup bekam ditarik menggunakan pump vacum sebanyak 2-3 kali. g. Langkah 7 Pisahkan cup dengan pump vacum bekam dan biarkan selama 5 menit untk memberi rasa kebas atau sebagai anestesi pada kulit dan sehingga terbentuk bulatan untuk tujuan tusukan lancet. h. Langkah 8 a) Tarik tombol kecil diatas cup bekam tadi untuk dipisahkan cup bekam dari kulit. b) Buka alcohol swab dan sapukan pada kulit di area yang hendak dibekam. i. Langkah 9

Ambil pen bekam yang telah dipasang lancet tadi dan lakukan tusukan dengan serata pada area yang membentuk bulatan tadi. j. Langkah 10 Letakkan cup bekam semula dan tarik pump vacum bekam sebanyak 2-3 kali juga. Pisahkan cup dengan cup bekam lain yang digunakan. Dan biarkan bekam selama 5 menit. k. Langkah 11 Setelah 5 menit, tarik cup bekam dan sapu darah kotor pada kulit dengan menggunakan tisu. l. Langkah 12 Buka alcohol swab dan sapu pada bagian kulit yang telah dilakukan bekam tadi. m. Langkah 13 Lakukan pemijatan dengan ringan pada bagian kulit yang telah dibekam dengan baby oil atau lotion untuk mengurangi kesan lebam setelah dibekam. n. Mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan. o. Oleskan baby oil atau lotion sebagai pelumas kulit dan lakukan pemijatan secara perlahan. p. Ucapkan syukur atau hamdallah setelah dilakukan terapi bekam tersebut. (Wong, 2010)

3. Post Test 1) Setelah dilakukan tindakan bekam anjurkan pasien menggunakan pakaian nya kembali, dan anjurkan untuk tidak langsung mandi setelah dibekam. 2) Tanyakan bagaimana respon pasien terhadap tindakan bekam tersebut. 3) Lakukan pemeriksaan tekanan darah kembali setelah dilakukan terapi bekam. 4) Setelah pelaksanaan selesai, peneliti menutup acara pelaksanaan. 3.7.4 Langkah-langkah Penelitian 1. Tahap persiapan 1) Menentukan masalah dan fenomena yang sedang terjadi. 2) Memilih lokasi penelitian. 3) Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu bertemu dengan tim untuk menyamakan persepsi teknik pelaksanaan penelitian. 4) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi kepada tempat atau lokasi yang menjadi tempat penelitian. 5) Peneliti mendapatkan izin dari tempat yang akan diteliti. 6) Peneliti menelaah jumlah penderita yang mengalami hipertensi. 7) Peneliti memperkenalkan diri kemudian menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

8) Peneliti melakukan informed consent dan meminta kesediaannya untuk menjadi responden. 9) Peneliti melakukan kontrak waktu penelitian. 10) Peneliti dalam melakukan penelitian dibantu oleh terapis lain yang ahli dalam terapi komplementer terutama terapi bekam. 11) Peneliti melakukan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 1) Peneliti mendapatkan izin dari lahan penelitian. 2) Peneliti mengunjungi pasien yang menderita hipertensi untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden penelitian. 3) Mengucapkan salam kepada pasien serta memperkenalkan diri sebagai peneliti. 4) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada responden. 5) Peneliti melakukan informed consent kepada pasien. 6) Melakukan pre test kepada pasien yang menderita hipertensi dengan mengukur

tekanan

darah

sebelum

dilakukannya

tindakan

eksperimen berupa terapi bekam. 7) Melakukan tindakan eksperimen berupa terapi bekam. 8) Melakukan post test pada pasien penderita hipertensi dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah setelah dilakukannya tindakan terapi bekam. 9) Mengakhiri tindakan kepada pasien dengan berpamitan dan disertai salam.

10) Melakukan pengumpulan data. 11) Melakukan pengelolaan dan analisa data dan sesuai dengan rencana yang ada. 12) Menarik kesimpulan. 3. Tahap Akhir Penelitian 1) Menyusun laporan hasil penelitian. 2) Penyalinan hasil penelitian. 3) Perbaikan hasil penelitian. 4) Presentasi atau menyampaikan hasil penelitian.

3.8

Pengelolaan Data Dan Analisa Data 3.8.1

Pengelolaan Data Setelah data hasil penelitian didapatkan, dilakukan pengolahan data dengan komputerisasi terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap analisa data. (Notoatmodjo, 2012) mengungkapkan beberapa langkah dalam pengolahan data sebagai berikut: 1) Editing Hasil wawancara yang diperoleh dikumpulkan melalui skor kelelahan perlu disunting terlebih dahulu. Jika lembar skor ada yang kosong, peneliti melengkapi dengan melakukan wawancara atau mengkaji ulang responden.

2) Coding Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. 3) Tabulating Pengorganisasian data sedemikian rupa agar mudah dijumlahkan, disusun, ditata untuk disajikan dan dianalisis menggunakan SPSS 20. 4) Entrydata Mengisi skor kelelahan sebelum melakukan teknik back massage dan lembar skor sesudah melakukan teknik back massage dalam bentuk angka dan dimasukan ke dalam program komputerisasi. 5) Scoring Pada tahap ini, peneliti menjumlahkan data yang telah di entry atau melakukan penilaian pada masing-masing pernyataan dan menunjukan hasil yang didapat. 6) Cleaning Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya.

Kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data. 7) Data output Peneliti memasukan atau memindahkan data hasil jawaban responden pada kuesioner penelitian dalam bentuk kode kedalam program komputer.

3.8.2

Analisa Data Analisa data merupakan tahap yang paling penting dan sangat menentukan. Sebab didalamnya data diolah dan dikelompokkan, diklasifikasikan dan dikategorikan serta dimanfaatkan untuk memperoleh kebenaran sebagai jawaban dari masalah yang telah dirumuskan. 1) Analisis Univariate (Analisis Deskriptif) Analisis

univariatebertujuan

mendeskripsikan

karakteristik

untuk

menjelaskan

setiap

variabel

atau

penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Bentuk analisis univariate tergantung dari jenis datanya, untuk data numeric disajikan dalam bentuk mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi. Sedangkan untuk data kategorik disajikan dalam bentuk mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi. Sedangkan untuk data kategorik disajikan dalam bentuk proporsi atau presentase (Notoatmodjo, 2010).

Untuk penelitian ini terhadap masyarakat yang menderita hipertensi dilihat angka tekanan darah adanya perubahan atau tidak dengan dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah dilakukannya terapi hijamah ini terhadap hipertensi pada masyarakat di Desa Kalijati Timur Kabupaen Subang. 2) Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui adanya hubungan atau korelasi antara dua variabel (Notoatmodjo, 2010). Sesuai dengan tujuan penelitian maka analisa bivariat ini meliputi efektifitas terapi

bekam/hijamah

terhadap

tekanan darah

(hipertensi) sebelum dan sesudah dilakukan eksperiman berupa hijamah.

3.9

Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian keperawatan. Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia.

3.9.1 Lembar Persetujuan Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang mewakili yang akan dilakukan dan memenuhi kriteria yang sebelumnya diberikan penjelasan secukupnya tentang tujuan penelitian untuk menandatangani informed consent tersebut.

3.9.2 Tanpa Nama (Anonymity) Kerahasiaan identitas responden dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, dengan cara memberi kode atau tanda pada lembar kuesioner yang kode itu hanya diketahui oleh peneliti saja. Dalam menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data. 3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality) Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan. Hanya data tertentu saja yang disajikan pada penelitian dan peneliti menjamin privasi (kerahasiaan) responden. 3.9.4 Keadilan (Justice) Peneliti memperlakukan semua responden dengan sama tanpa membedakan responden dan menghargai responden satu sama lainnya sesuai dengan norma yang berlaku. 3.9.5 Kebebasan Memilih (Autonomy)

Di dalam peneltian ini tidak adanya suatu paksaan kepada responden untuk dilakukan penelitian. Melainkan responden bebas memilih antara “iya” atau “tidak” ingin dilakukannya penelitian. 3.9.6 Berbuat Baik (Beneficince) Dalam penelitian ini adanya perbuatan baik dari seorang peneliti bagi responden yang memiliki kekurangan dalam hal biaya dalam pengobatan hipertensi untuk membeli obat. Sehingga terapi ini dapat dilakukan untuk meminimalkan masyarakat hipertensi untuk ke kondisi yang lebih buruk. Namun terapi ini pun harus dilakukan dengan beberapa kondisi yang baik dari responden, sehingga tidak menimbulkan suatu hal yang buruk bagi responden. 3.9.7 Adil (Justice) Dalam penelitian yang dilakukan ini melihat atau bebuat secara adil dalam melakukan terapi baik kepada laki-laki ataupun wanita dewasa yang memiliki masalah kesehatan yaitu hipertensi. 3.9.8 Jujur (Veracity) Dalam penelitian yang dilakukan ini memegang prinsip kejujuran atas apa yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga apa yang disampaikan saat informed consent sesuai dengan yang akan dilakukan kepada responden. 3.9.9 Menepati Janji (Fidelity) Dalam penelitian ini seorang peneliti harus dapat menepati janji terhadap kesepakatan yang telah disetujui oleh responden dan peneliti.

Sehingga kode etik ini peneliti bertujuan untuk meningkatkan kesehatan,

mencegah

penyakit,

memulihkan

kesehatan

dan

meminimalkan penderitaan bagi responden.

3.9.10 Kerahasiaan (Confidentiality) Dalam penelitian ini akan adanya kerahasiaan dari yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden. Sehingga tidak adanya suatu publikasi atas semua dari responden. 3.9.11 Tidak Merugikan (Non-Malficience) Dalam penelitian ini tidak akan menimbulkan rasa sakit, cedera, stress maupun kematian subjek penelitian.

3.8

Lokasi dan Waktu Penelitian 3.10.1

Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitiannya. Adapun penelitian ini dibuat berada di desa kalijati timur kabupaten subang, dan tempat pelatihan peneliti dalam melakukan terapi hijamah tersebut di klinik terapi di kabupaten subang.

3.10.2

Waktu Penelitian -

Related Documents

Bab Iii Baru 3 Devi.docx
December 2019 7
Bab Iii Baru
June 2020 8
Bab Iii Baru
June 2020 3
Bab Iii,3.docx
October 2019 24
3. Bab Iii A.docx
May 2020 7
Bab Iii (3).docx
May 2020 8

More Documents from "priscilia noviyanti"

Bab Iii Baru 3 Devi.docx
December 2019 7
Bab 1 Fixxxxx.docx
December 2019 3
Bab I.docx
December 2019 5
Coveer.docx
October 2019 3