HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET KEPADA ANAK SMP TELKOM BANDUNG TERHADAP GANGGUAN PENGLIHATAN(MYOPIA) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Riset Keperawatan
Dosen pembimbing Nur Intan H.K., Ners., M.Kep
TETI AK115102
PROGRAM S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNG JL.Soekarno-Hatta No. 754 Telp. (022)7830768 Cibiru-Bandung 2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tahap remaja adalah masa transisi anak dan dewasa, dimana terjadinya pacu tumbuh timbul ciri-ciri seks sekunder dan terjadinya perubahan psikologis dan kognitif, proses yang unik dan dan hasil akhir berbeda-beda memiliki ciri tersendiri pada setiap remaja (kozier, Erb, Berman, & Snyder,2011, Soetjiningsih, 2010). Pertumbuhan dan perkembangan adalah perubahan fisik dan meningkatnya ukuran. Seperti tinggi badan, berat badan, pertumbuhan gigi. perkembangan adalah kemajuan keterampilan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan, misalnya individu mengembangkan kemampuan untuk berjalan, komunikasi
,
dan
berlari
merupakan
suatu
aktifitas
yang
semakin
komplek(Winkelstein, & schwart, 2009) Semakin berkembangnya kehidupan dapat mendorong seseorang menciptakan teknologi yang semakin canggih dan hampir semua orang menggunakan gadget untuk berkomunikasi dengan seseorang maupun jarak yang jauh dan di butuhkan dalam sehari-hari. Dalam penggunaan gadget ada beberapa dampak yang mungkin akan ditimbulkan ataupun yang berbahaya untuk penggunanya. Adapun dampak positifnya yaitu untuk dapat berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial jarak jauh atau dekat bukan lagi halangan untuk berkomunikasi karena canggih dari aplikasi melalui gadjet yang ia miliki, dan untuk dampak negatifnya yaitu berupa layar gadget yang menggunakan tulisan kecil sehingga jarak membaca akan lebih dekat yang meningkatkan kebutuhan penglihatan pada penggunaanya sehingga
mengakibatkan muncul gejala penglihatan seperti mata lelah, penglihatan buram, penglihatan ganda, pusing, mata kering, serta ketidaknyamanan apabila penggunaan gadget dengan jangka waktu yang lama (Widiawati dan sugiman 2014). Terdapat beberapa sekolah yang dimana sekolah tersebut mengharuskan muridnya untuk mencar beberapa materi yang mungkin tidak dipelajari disekolah dengan
mencari
menggunakan
alat
elektronik
seperti
komputer
atau
smarthphone/gadjet. Yang sehingga hal tersebut memicu adanya gangguan penglihatan jika dilakukan dalam jangka panjang dan sangat lama. Adapula murid smp contohnya yang telah mengenal berbagai macam fitur dalam gadjet yang seperti games, dan sosial media. Sehingga anak tersebut secara tidak sadar sangat antusias yang sehingga pula menyebabkan anak tersebut secara terus menerus menggunakan gadjetnya. selain tersebut anak smp merupakan remaja awal dimana seseorang tersebut ingin mencari hal-hal yang mungkin menurut nya sangat menarik dan rasa ingin tahu akan sesuatu sangat tinggi (Wati, 2008) Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan penyebab terbesar terjadinya gangguan penglihatan di dunia.1 Kelainan refraksi dikenal dalam beberapa bentuk, yaitu: miopia, hipermetropia, dan astigmatisma rabun jauh (miopi), dimana untuk pengertian miopi itu sendiri adalah merupakasn kelainan refraksi dengan bayangan sinar dari suatu objek yang jauh difokuskan di depan retina pada mata yang tidak berakomodasi, yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara kekuatan optik (optical power) dengan panjang sumbu bola mata (axial length) (Basri, 2014).
Perkembangan miopia telah dapat diidentifikasi melalui beberapa penelitian. Anak-anak yang memiliki orang tua miopia cenderung mempunyai panjang aksial bola mata lebih panjang dibanding dengan anak dengan orang tua tanpa miopia. Sehingga, anak dengan orang tua menderita miopia cenderung menjadi miopia dikemudian hari. Disamping faktor keturunan, faktor lingkungan juga sangat berperngaruh terhadap perkembangan miopia pada anak. Kemajuan teknologi merupakan faktor yang ikut pula mengambil andil dalam perkembangan miopia pada anak, contohnya seperti televisi, komputer, video game, dan lainlain, secara langsung akan meningkatkan aktivitas melihat jarak dekat, terutama bagi anak-anak daerah perkotaan yang mau tidak mau bersinggungan dengan keadaan tersebut. Hal ini sangat kontras dengan keadaan anak usia sekolah di pedesaan dimana kemajuan teknologi belum sederas di daerah perkotaan (Imam, dkk., 2008). Data dari World Health Organization (WHO), sebanyak 285 juta penduduk dunia menderita gangguan penglihatan, dimana 39 juta orang atau 14% dari jumlah penderita gangguan penglihatan mengalami kebutaan, dan 246 juta orang menderita low vision. Sebanyak 80% gangguan penglihatan yang terjadi dapat dihindari, baik dengan pencegahan maupun pengobatan. Katarak (33%) dan kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (42%) merupakan penyebab utama terjadinya gangguan penglihatan yang dapat dihindari. Selain itu, kelainan refraksi yang tidak terkoreksi juga dapat menyebabkan kebutaan, walaupun hanya sedikit. Data WHO tahun 2010 didapatkan prevalensi miopia di dunia sebesar 27% dan 2,8% untuk miopia tinggi. Faktor risiko terjadinya miopia adalah faktor keturunan
dan faktor lingkungan. Diperlukan studi tentang faktor risiko dalam upaya pencegahan miopia. Menurut Studi penelitian pada tanggal 22 november 2018 di Smp Telkom Bandung dengan keseluruhan jumlah siswa dan siswi 904 dan terdapat gangguan penglihatan dengan jumlah siswa 171 siswa yang terdapat gangguan penglihatannya dengan hasil 93 siswa menggunakan kacamata dan 78 siswa tidak menggunakan camatan tetapi siswa tersebut mempunyai min. Menurut penelitian chistia F.N.Bawelle. Fransiska Lintong. Jimmy Rumampuk Juli-Desember 2016 terdapat ada hubungan antara lama penggunaan smartphone dengan fungsi penglihatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang dan metode penelitian secara survei analitik dengan penggunaan pendekatan cross sectional, populasi diberikan kuesioner untuk menentukan sampel yang akan diteliti.
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan antara penggunaan gadget anak SMP terhadap gangguan penglihatan (miopia) ? ”
1.3 Tujuan penelitian I.3.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan lama penggunaan gadget dan dampak lama penggunaan gadget dengan ketajaman penglihatan kepada anak SMP
I.3.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi penggunaan gadget kepada anak SMP 2. Mengidentifikasi gangguan penglihatan myopia kepada anak SMP 3. Menganalisis perbandingan penggunaan gadget kepada anak SMP terhadap gangguan penglihatan myopia
1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada mengenai penggunaan gadget kepada anak SMP terhadap gangguan penglihatan myopia 1.4.2 Secara praktis 1. Profesi Keperawatan Untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan kemampuan perawat
dalam memberikan informasi tentang kesehatan mata kepada anak usia sekolah SMP. 2. Bagi Remaja Untuk meningkatkan pengetahuan pengetahuan menambah wawasan remaja awal dalam memelihara kesehatan mata agar terhindar dari rabun jauh. 3. Bagi Stikes Bhakti Kencana Bandung a. Mampu mengembangkan serta meningkatkan peran pendidikan bagi mahasiswa maupun mahasiswi dalam penelitian.
b. Mampu mendukung mahasiswa maupun mahasiswi dalam melakukan penelitian. c. Mampu meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam bidang kesehatan yang baik dan profesional 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri, merupakan pengalaman yang sangat berharga dan menambah wawasan yang lebih luas lagi. 5. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini di harapkan para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas.
1.5 Sistematika penulisan 1.5.1 BAB I (PENDAHULUAN ) terdapat pembahasan mengenai latar belakang, rumusan penulisan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan 1.5.2 BAB II (PEMBAHASAN) terdapat pembahasan mengenai teori-teori baik tentang penggunaan gadget yang baik dan tentang kesehatan terhadap gangguan penglihatan kepada anak 1.5.3 BAB III 1.5.4 BAB IV 1.5.5 BAB V