Bab Ii.docx

  • Uploaded by: sun fredrick sijabat
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,501
  • Pages: 8
BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi keluarga Keluarga adalah sebagai sebuah kelompok yang mengidentifikasikan diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga. (Whall, 1986) Menurut Familly Service America juga mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensif sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan keintiman. Dengan menggabungkan pernyataan pokok pada definisi nontradisional di atas keluarga dalam teks ini adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga. B. Tipe keluarga 1. Keluarga inti (terkait dengan pernikahan) Keluarga yang terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orang tua, atau kelahiran terdiri atas suami, istri, dan anak – anak mereka (biologis, adopsi atau keduanya) 2. Keluarga orientasi (keluarga asal) Unit keluarga tempat seseorang dilahirkan 3. Extended family Keluarga inti dan individu terkait lainnya (oleh hubungan darah), yang biasanya merupakan anggota keluarga asal dari salah satu pasangan keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas sanak saudara dan dapat mencakup nenek / kakek, bibi, paman, keponakan, dan sepupu. 4. Keluarga orang tua tunggal Keluarga orang tua tunggal tradisional adalah keluarga dengan kepala rumah tangga duda / janda yang bercerai, ditelantarkan, atau berpisah.

Mendes (1988) mengidentifikasi lima gaya hidup yang sering terjadi pada orang tua tunggal : 1. Gaya hidup kepemimpinan tunggal Pada gaya hidup tipe ini, orang tua tunggal adalah satu-satunya orang tua yang secara aktual terlibat dalam kehidupan dan pengasuhan anak – anaknya. Dalam beberapa kasus, orang tua tunggal berusaha untuk memenuhi peran baik sebagai ayah maupun ibu dan mudah sekali terpajan stress, keletihan, dan kelebihan peran. 2. Auxiliary parent (orang tua bantu) Dalam gaya hidup ini orang tua yang memegang hak pengasuhan anak berbagi satu tanggung jawab pengasuhan atau lebih dengan orang tua bantu biasanya ayah atau satu anak lebih. 3. Pengganti yang tidak memiliki hubungan kekerabatan Dalam gaya hidup ini orang tua yang memegang hak pengasuhan anak berbagi satu fungsi pengasuhan atau lebih dengan seseorang yang tidak memiliki hubungan. Contohnya pembantu rumah tangga. 4. Pengganti yang memiliki hubungan kekerabatan Dalam kondisi ini individu pengganti adalah kerabat yang memiliki hubungan darah atau sah secara hukum yang mengemban peran sebagai orang tua. Contohnya seperti nenek / kakek, paman, bibi, sepupu atau saudara kandung lainnya. 5. Titular parent (orang tua hanya sebutan) Orang tua hanya sebutan tinggal dengan anak – anak, tetapi untuk maksud dan tujuan tertentu melepaskan peran sebagai orang tua. Ibu yang masih berusia remaja atau ibu pecandu alcohol, obat – obatan terlarang atau mengalami gangguan jiwa sering kali menjadi orang tua sebutan saja. C. Struktur keluarga Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri dari : a. Pola dan proses komunikasi 1. Pola interaksi keluarga yang berfungsi : a. bersifat terbuka dan jujur

b. selalu menyelesaikan konflik keluarga c. berfikir positif d. tidak mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri 2. Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk : a. Karakteristik pengirim, yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa pendapat, apa yang di sampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. b. Karakteristik penerima, siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.

D. Fungsi keluarga Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut: a. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah : 1. Saling mengasuh 2. Saling menghargai 3. Ikatan dan identifikasi, Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi. b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. c. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi

kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.\ d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit E. Tahap dan tugas perkembangan keluarga Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu: 1. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah : a. Membina hubungan intim yang memuaskan. b. Menetapkan tujuan bersama. c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social. 2. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan). b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan). 3. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga. b. Membantu anak bersosialisasi. c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi. d. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

4. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun) a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas. b. Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual. c. Menyediakan aktivitas untuk anak. 5. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun). a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi). b. Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan. c. Memelihara hubungan intim dalam keluarga. 6. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family). a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai. b. Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua. c. Keakrapan dengan pasangan. d. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga. 7. Keluarga Lanjut Usia. a. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian b. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat. c. Melakukan life review masa lalu. F. Tugas kesehatan keluarga Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga 3. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 4. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

G. Indicator keluarga sejahtera Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009). indikator keluarga yang dapat dikategorikan sebagai keluarga sejahtera sesuai dengan tingkat kesejahteraan menurut BKKBN, yaitu : 1. Indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs) : a. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. b. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. c. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik. d. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan. 2. Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga, yaitu : a. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. b. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur. c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun. d. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah. e. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. 3. Indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator ”kebutuhan pengembangan” (develomental needs), yaitu : a. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama. b. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang. c. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

d. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal. 4. Indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self esteem), yaitu: a. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial. b. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Keluarga adalah sebagai sebuah kelompok yang mengidentifikasikan diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga. (Whall, 1986) Dengan menggabungkan pernyataan pokok pada definisi nontradisional di atas keluarga dalam teks ini adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga. B. Saran Setelah membaca makalah tentang bagaimana perawatan keluarga dari berbagai ahli pendapat diharapkan mahasiswa bias memahami dan mengerti dari makalah yang sudah dibuat oleh kelompok dan bias digunakan sebagai sumber atau pedoman ketika dilapangan kerja.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab Ii.docx
December 2019 11
Tugas Meningitis (kmb).docx
December 2019 34
May 2020 39
May 2020 27
May 2020 18
May 2020 16