Bab Ii Sma 2.docx

  • Uploaded by: Adhy Kambose Saleh
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Sma 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,800
  • Pages: 18
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hakekat Perangkat Pembelajaran a. Perangkat pembelajaran Belajar merupakan proses interaksi dengan lingkungan untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman sehingga dapat menghasilkan perubahan tingkah laku. Gagne dalam Dimyati dan Mudjiyono (2013) menyatakan bahwa: Belajar adalah kegiatan yang kompleks. Hasil dari belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Slameto (2010) menyatakan bahwa: Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu pengetahuan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang menambah pengetahuan serta memiliki perubahan tingkah laku yang baru. Perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas Zuhdan,dkk (2011: 16).

Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga/parktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran.Trianto (2007) menguraikan bahwa lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam pengembangan suatu rancangan pembelajaran, yang menjadi acuan utama adalah kurikulum. Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Kemdiknas lebih lanjut mengemukakan bahwa kebijakan pemberlakuan kurikulum 2013 bertujuan mendorong peserta didik atau siswa menjadi lebih mampu melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang diperoleh atau diketahui setelah menerima materi pembelajaran. “Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.” Dari uraian tersebut

dapatlah dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, serangkaian perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi pembelajaran di kelas, berikut dalam tulisan ini kami membatasi perangkat pembelajaran hanya pada: Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku siswa (BS), Buku Pegangan Guru (BPG), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar Suhadi (2007: 24).

1. Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompokmata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi,Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,indikator,pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumberbelajar (Trianto, 2010:96). Langkah-langkah pengembangan silabus (Trianto, 2010: 99): 1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum padaStandar Isi. 2. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran. 3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran. 4. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi. 5. Menentukan jenis penilaian. 6. Menentukan alokasi waktu.

7. Mentukan sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, bahwa tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selanjutnya dijelaskan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup beberapa hal yaitu: (1) Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/ semester; (2) Materi Pokok; (3) Alokasi waktu; (4) Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) Materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) Media, alat dan sumber belajar; (7) Penilaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam scenario kegiatan. Rencana pelaksnaan pembelajaran disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajran, yang masing-masing dirancang untuk pertemuan selama 90 menit dan 135 menit. Scenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indicator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum 2013. Agar dapat digunakan secara praktis oleh guru dan dapat dengan mudah diobservasi. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat tujuan isi atau materi

pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, daftar pustaka dan penilaian O’Meara (2000). Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan baik, terurut dan didesain dengan baik.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yangmenggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran unutk mencapai satuKD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputisilabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuanpembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi Trianto (2007a: 73). Lembar kegiatan siswa memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukkan kemampuan dasar sesuai indicator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Komponen-komponen LKS meliputi: judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan atau bahan diskusi.

DEPDIKNAS (2008b:23) menguraikan rambu-rambunya, bahwa LKS akan memuat paling tidak: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian peralatan/ bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Langkah-langkah persiapan LKS dijelaskan dalam DEPDIKNAS (2008a: 23-24) sebagai berikut: a. Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar siswa, dan kompetensi yang harus dicapai siswa. b. Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS. c. Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi pokok dan pengalaman belajar. d. Penulisan LKS. Langkah-langkahnya: (1) perumusan KD yang harus dikuasai, (2) menentukan alat penilaian, (3) penyusunan materi dari berbagai sumber, (4) memperhatikan struktur LKS, yang meliputi: (a) judul, (b) petunjuk belajar, (c) kompetensi yang akan dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan langkah-langkah kerja, dan (f) penilaian.

4. Buku Siswa Buku siswa adalah buku sumber belajar bagi peserta didik, buku siswa juga diarahkan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati,

menanya,

mencoba,

menalar,

berdiskusi

serta

meningkatkan

kemampuan

berkomunikasi baik antarteman maupun dengan gurunya. Guru dapat

mengembangkan atau memperkaya materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan 5. Media Pembelajaran Media belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien (Sutjiono 2005). Sedangkan menurut Schramm (1977) dikutip dalam Rudi dan Cepi (2008: 6) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah “teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”. Media pembelajaran juga merupakan “sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya” Briggs (1977) dalam Rudi dan Cepi (2008: 6). Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah proses pembelajaran yang memerlukan sarana fisik untuk memenuhi keperluan pembelajaran agar dapat berjalan secara efektif dan efesien.

6. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar meliputi tes hasil belajar produk, tes hasil belajar proses, dan tes hasil belajar psikomotorik. Tes hasil belajar psikomotik berupa keterampilan melaksanakan eksperimen. Tes hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indicator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor kinerja siswa. Model desain instruksional yang digunakan dalam penelitian ini adalah model mengikuti tahap-tahap penelitian pengembangan menurut Brog and Gall (Sutopo, 2009; Puslitjaknov, 2008) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perencanaan Aspek yang penting dalam langkah ini adalah pernyataan tujuan yang harus dicapai pada produk yang akan dikembangkan. 2. Studi Eksplorasi Kegiatan dalam langkah ini meliputi dua bagian: a) Kajian literatur tentang produk: Teori yang mendukung, Penelitian yang relevan, dan aspek lain yang penting, b) Kajian tentang situasi lapangan: kondisi lembaga, jumlah dan keadaan mahasiswa, sarana dan praktek pembelajaran yang berlaku sekarang 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk

Kegiatan dalam langkah ini berupa pembuatan disain produk yang akan menghasilkan bentuk awal yang diinginkan.Kegiatan ini memerlukan dukungan reviu ahli dan perbaikan yang dapat berlangsung berkali-kali 4. Validasi Validasi produk dilakukan melalui: a) Validasi ahli Validasi ahli dilakukan ahli atau pakar dalam bidang produk yang berguna untuk mereview produk awal. b) Uji Lapangan Uji lapangan merupakan uji penggunaan produk terhadap subjek sasaran yang representatif dan sesuai. Rancangan yang digunakan untuk uji lapangan adalah kuasi ekperimen. Validasi melalui uji lapangan dilakukan dengan disain kuasi eksperimen yang dialkukan pada skala terbatas dengan menggunakan produk awal dan pada situasi sesungguhnya dalam pembelajaran dengan menggunakan produk ujicoba. Data empiris pada ujicoba produk awal merupakan informasi untuk refleksi dan revisi produk, yang kemudian menghasilkan produk ujicoba yang siap digunakan dalam pembelajaran yang sesungguhnya. Data hasil penelitian produk ujicoba merupakan informasi untuk refleksi dan revisi produk, yang kemudian menghasilkan produk akhir. 5. Instrument Pengumpulan dan Analisis Data a. Teknik Pengumpulan Data: observasi, wawancara, kuesioner,dan tes

b. Instrumen:format observasi, format wawancara, angket (kuestioner), instrumen tes tulis/tes kinerja c. Analisis data: Organisasi, klasifikasi, dan reduksi data; Deskriptif atau inferensial: sesuai rancangan ujicoba yang digunakan 6. Revisi Produk Berdasarkan Ahli Validasi Tahap ini merupakan tahap revisi akhir terhadap produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan pada tahap ini merupakan produk yang siap didesiminasikan. Revisi dilakukan berdasarkan masukan hasil uji coba lapangan operasional pada langkah sebelumnya. 7. Desiminasi Langkah ini merupakan langkah melaporkan produk yang telah dihasilkan pada pertemuan ilmiah dan atau jurnal ilmiah. 2.1.2 Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem-Based Learning) Problem Based Learning(PBL) adalah metode belajar menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru Suradijono (2004). Problem Based Learning (PBL) mempunyai perbedaan penting dengan pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan pertanyaanpertanyaan berdasarkan disiplin ilmu dan penyelidikan siswa berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas dalam ruang lingkup kelas, sedangkan Problem Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna dimana siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih dan melakukan penyelidikan apapun

baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh itu diperlukan untuk memecahkan masalah. (Dutch, 1994) Jadi Problem Based Learning(PBL) merupakan suatu proses pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dimana siswa dapat memilih atau melakukan penyelidikan didalam sekolah maupun diluar sekolah dan masih dalam bimbingan guru. 2. Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL) Menurut Arends dalam Trianto (2007) berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah a.

Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip ilmu tertentu.

b.

Jelas, yaitu dirumuskan dengn jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.

c.

Mudah di pahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

d.

Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah harus mencakup seluruh materi pelajaran yang akan di ajarkan sesuai denga waktu, ruang, dan sumber yang tersedia.

e.

Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecahan masalah dan guru sebagai pembuat masalah.

. 2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu. 3) Penyelidikan autentik (nyata) Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan

informasi

,

melakukan

eksperimen,

membuat

kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir. 4) Menghasilkan produk dan memamerkannya Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. Kolaborasi dan kerja sama. 5) Kolaboratif Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa 3. Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah: a. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah. b. Merumuskan masalah Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu. c. Menganalisis masalah Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini. d. Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagianbagian yang membentuknya. e. Memformulasikan tujuan pembelajaran Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat f. Mencari informasi tambahan dari sumber lain

Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan menemukan kemana hendak dicarinya. g. Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan

2.1.3 Hasil Belajar Menurut Dimyanti dan Mudjiyono (2002), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Hasil belajar menunjukan suatu tingkat keberhasilan seseorang dalam menguasai bahan pelajaran setelah diadakan proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2006) hasil belajar adalah dimana sesorang telah belajar akan perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Ada pula yang menyatakan hasil belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, ranah efektif dan ranah psikomotor yang merupakan ukuran keberhasilan siswa. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sistematika dan evaluasi. Ranah efektif meliputi pembentukan sikap dan norma-norma sosial melalui pengetahuan. Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan dan kemmampuan seseorang terhadap tugas akademik yang diberikan oleh guru dalam periode tertentu meliputi penguasaan pengetahuan sikap dan keterampilan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap yang diperoleh siswa setelah ia meneriman perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. . 2.2.5 Alat Peraga Alat peraga merupakan seperangkat benda yang dirancang untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep terhadap mata pelajaran yang di terima. Ahli lain mengemukakan bahwa alat peraga yaitu alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru atau siswa dalam belajar mengajar (Engkoswara, 1979:52). Menurut Brunner (Suherman, 2003:43) dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran oleh Brunner dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret/alat peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang terdapat dalam benda-benda yang sedang diperhatikannya. Menurut Briggs alat peraga adalah wahana fisik yang digunakan untuk mengomunikasikan materi pembelajaran agar terjadi proses belajar. A. Tujuan menggunakan alat peraga : 1. memperjelas informasi atau pesan pembelajaran 2. memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting

3. memberi variasi dalam pengajaran 4. memperjelas struktur pengajaran 5. memotivasi siswa belajar. B. Bentuk alat peraga bisa seperti : 1. Buku, koran, majalah (bahan-bahan cetakan) 2. Alat-alat audio dan visual 3. Sumber-sumber masyarakat( monumen,candi dan peninggalan sejarah lainnya) 4. Koleksi benda-benda seperti benda-benda mata uang kuno 5. Prilaku guru ketika mengajar yang dicontokan kepada siswa

2.2.6 Uraian Materi

2.2 Penelitian relevan Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian dari Irfan Yusuf pada tahun 2015 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Modern Berbasis Media Laboratorium Virtual Berdasarkan Paradigma Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum 2013. Penelitian ini menunjukan bahwa perangkat berbasis media labvir berupa materi pembelajaran abstrak yaitu radiasi benda hitam, efek fotolistrik dan efek compton ini dapat dikatakan layak ditunjukan dari peningkatan presepsi peserta didik dengan nilai 91,20%. Penelitian yang relevan yang kedua adalah penelitian dari Susdarwati pada tahun 2016 dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Hukum Newton dan Penerapannya Kelas X SMAN 2 Mejayan.Penelitian ini menunjkkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis ProblemBased Learning (PBL) pada materi hukum Newton dan penerapannya kelas X SMAN 2 Mejayan layak digunakan dengan kategori sangat baik berdasarkan: (a) hasil penilaian validasi oleh dosen ahli, guru, dan peer review, (b) hasil penilaian siswa terhadap pembelajaran pada uji coba terbatas dan uji coba lapangan, dan (c) hasil penilaian guru pada tahap penyebaran, 3) implementasi perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL) pada uji coba lapangan menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X SMAN 2 Mejayan mengalami peningkatan sebesar 13,17 %. Penelitian ketiga yang relevan adalah penelitian dari Cindy Alvionita pada tahun 2018 dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis

masalah Menggunakan Alat Peraga Fluida Status Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 1 Ratahan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pengujian untuk produk pengembangan ini sangat layak untuk digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan presentase sebesar 90,94%.

2.3 Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis Penelitian Terdapat

peningkatan

nilai

hasil

belajar

dari

proses

pembelajaran

menggunakan Perangkat pembelajaran Fisika Berbasis Masalah mengunakan alat peraga dinamika dibandingkan dengan pembelajaran tanpa Perangkat pembelajaran Fisika Berbasis berbasis Masalah mengunakan alat peraga dinamika.

Related Documents

Bab Ii Sma 2.docx
May 2020 9
Bab-8-sma Mtk.pdf
December 2019 12
Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48

More Documents from ""

Fisika.docx
May 2020 7
Bab Ii Sma 2.docx
May 2020 9
Eva.docx
May 2020 8
Excel.docx
May 2020 8