Bab Ii Perspektif-1.docx

  • Uploaded by: Yola Aprilya
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Perspektif-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,716
  • Pages: 12
ISU GLOBAL YANG DIANGGAP PENTING PADA SAAT INI

A.

-

WAWASAN GLOBAL

Pengertian Wawasan global adalah pengetahuan seseorang mengenai masalah global, wawasan global merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap orang di jaman sekarang ini. Wawasan dapat diperoleh dengan berbagai cara, dan yang paling efektif adalah melalui dunia pendidikan.

-

Pentingnya Wawasan Global Masalah pokok yang dihadapi dalam pendidikan adalah ”identitas bangsa”. Bentuk dan struktur pendidikan di negara kita dikhawatirkan kurang mampu menjawab tantangan globalisasi. Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu mempertahankan identitas. Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Untuk mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan UUD 1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagi perkembangan budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya daerah. HAR Tilaar (1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi, seperti berikut “Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas”. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang, maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas). Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan demikian perlu dikuasai anggota masyarakat. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih. Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa merupakan syarat mutlak.

Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu, kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakatnya harus ”melek digital”. Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara nerkembang maupun negara maju berperan penting di dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun masyarakat agar mempunyai tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya. -

Cara Menyikapi Cara dalam menyikapi wawasan global menurut kami adalah dengan mempertahankan, budaya bangsa, adat istiadat bangsa, serta kebiasaan bangsa, supaya identitas bangsa kita tidak tergerus oleh era globalisasi. Bangsa atau masyarakat suatu negara harus banyak belajar, tidak boleh terus bergantung pada negara lain, tidak boleh meniru begitu saja semua hal baru yang masuk melainkan harus memilah dan menyaring, sehingga tidak menerima atau mengalami dampak buruk dari globalisasi. B.

-

MASALAH GLOBAL

Pengertian Permasalahan global merupakan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan. Permasalahan global ini banyak sekali contohnya, misal: pencemaran air, polusi udara, radiasi, masalah pengangguran, dan masih banyak permasalahan lainnya.

-

Pentingnya permasalahan global Permasalahan global tidak bisa begitu saja dapat terselesaikan, perlu proses dan perencanaan yang tepat. Misalnya: pencemaran air sungai oleh limbah, yang mengakibatkan air menjadi keruh, bau dan beracun. Hal seperi ini tentu tidak dapat selesai begitu saja, perlu ada perencanaan, strategi yang juga harus dipelajari agar permasalahan tersebut dapat selesai.

Cara menyikapi permasalahan global Cara menyikapi permasalahan global tentu saja harus dilihat dan dipahami baik-baik terlebih dahulu apa masalahnya, baru berusaha mencari jalan keluar untuk menyelesaikan dan mengatasi permasalahan yang ada. Misal untuk permasalahan pencemaran air adalah dengen membuat peraturan, serta memberi efek jera kepada pelaku industri. Memang terkadang

sebelum sebuah industri mendirikan bisnisnya, mereka sudah mendapat izin dari pemerintah terkait limbah yang nantinya yang akan mencemari lingkungan. Bagaimana pemerintah dapat mengizinkan hal seperti ini, tentu seharusnya pemerintahtegas dengan tidak mengizinkan, karena dampak yang ditimbulkan akan sangat besar dan mengancam kesehatan lingkungan. C.

-

KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN GLOBAL

Pengertian Masalah kependudukan dapat diartikan sebagai kesulitan yang terjadi dalam masyarakat yang perlu diatasi dan di selesaikan masalahnya dengan solusi – solusi tertentu. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di negara maju maupun negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah kependudukan terjadi karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tidaklah sama, hal ini disebabkan perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan alam dimana masyarakat itu hidup. Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global.

-

Pentingnya Isu Kependudukan dan Lingkungan Sosial Isu ini menjadi penting karena, persoalan kependudukan memang bukan persoalan mudah. Bila salah dalam mengantisipasi, akan menimbulkan akibat simultan, baik aspek politik maupun sosial-ekonomi. Pertumbuhan penduduk tetap penting, tapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam kian terbatas sehingga jika jumlah penduduk tak terkendali akan menjadi problem besar di masa depan. Penanganan masalah kependudukan yang benar dan tepat akan berdampak pada terwujudnya cita-cita nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Selain itu, lingkungan global juga penting karena sudah menjadi masalah bersama seluruh dunia karena masalah lingkungan global membawa dampak yang besar atau dapat dikatakan mengancam kelangsungan hidup kita.

-

Cara Menyikapi

Antisipasi sebagai warga negara dan warga dunia adalah sebagai berikut: Menjalankan program KB (keluarga berencana) untuk mengurangi ledakan penduduk, pemerataan penduduk melalui pemindahan pekerjaan, sebisa mungkin mengurangi penggunaan kantong plastik untuk mengatasi isu Global Warming, mengurangi kegiatan pembakaran sampah untuk mengatasi penipisan lapisan ozon bumi, menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal.

D.

-

PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL

Pengertian Pendidikan di era global adalah pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menghadapi keadaan atau era globalisasi saat ini, sehingga siswa dapat bertindak lokal dengan dilandasi wawasan global. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, sumber daya manusia, bahasa, teknologi baik informasi maupun komunikasi, dan lain-lain ke dalam kurikulum yang nantinya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.

-

Pentingnya Pendidikan Di Era Global Pendidikan global dianggap penting di era ini, karena pesatnya kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang ada saat ini, yang telah mengakibatkan batas negara menjadi kabur, dan adanya proses universalisasi yang melanda berbagai aspek kehidupan. Tujuan Pendidikan global, diantaranya:

a) b) c)

Mengembangkan pengertian keberadaan mereka membentuk masyarakat. Memberi pengertian mereka yang merupakan anggota masyarakat manusia. Menyadarkan mereka adalah penghuni planet bumi, dan kehidupannya tergantung pada

d) e)

planet bumi tersebut. Mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global. Mendidik siswa agar mampu hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab, sebagai individu, umat manusia, penghuni planet bumi, dan sebagai anggota masyarakat global.

-

Cara Menyikapi Antisipasi kami sebagai bagian dari warga negara sekaligus warga dunia adalah berusaha untuk menyadari wawasan dan perspektif global, mamahami sistem-sistem global, mengerti dan memahami sejarah globalisasi, saling pengertian terhadap budaya bangsa lain, serta berusaha untuk membantu dalam mengejar ketertinggalan yang dihadapi Indonesia dalam dunia pendidikan.

E.

-

GLOBALISASI DAN KEPENTINGAN GLOBAL

Pengertian

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Kepentingan Saling Bergantung Antara Negara 1. 2.

Dalam sistem ekonomi global, tiada negara yangg mempunyai ekonomi yangg lengkap. Setiap negara perlu bergantung antara satu sama lain demi mewujudkan keadaan saling

melengkapi agar ekonomi lebih pantas berkembang. 3. Kekurangan dalam sebuah negara akan ditampung oleh kelebihan yang ada di negara yang lain. -

Pentingnya Globalisasi Hal ini penting, karena dalam menciptakan kehidupan global yang sejahtera, aman, dan damai, kerja sama dan saling ketergantungan merupakan mekanisme yang strategis. Bagaimanapun kayanya, negara-negara itu memerlukan sesuatu dari pihak, negara, bangsa dan masyarakat lain. Negara industri akan memerlukan bahan mentah atau bahan dasar yang diprosesnya dari negara lain, begitu pula barang-barang hasil produksinya juga memerlukan pasar di negara lain, untuk menjual barang-barang hasil industrinya. Sehingga timbul saling ketergantungan antara mereka. Dalam lingkup global yang luas, saling ketergantungan tidak hanya pada bidang ekonomi saja, namun juga pada bidang sosial, budaya, dan politik. Saling ketergantungan dalam bidang-bidang kesehatan, kedokteran, keluarga berencana, olah raga, kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, pemerintahan, kedaulatan rakyat, HAM dan seterusnya, menjadi tuntutan bagi terciptanya masyarakat global yang selaras, serasi, dan seimbang. Kemiskinan yang dialami oleh umat manusia juga merupakan masalah global. Kontak antar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media informasi, juga meningkatkan aspirasi penduduk terhadap kebutuhan hidup non ekonomi yang antara lain meliputi pendidikan, kesehatan, kesenian, rekreasi dan sebangsanya. Bagi masyaralat miskin, untuk memenuhi aspirasi yang tarafnya tinggi, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic neeeds) yang sangat mendasar, masih sangat sukar dicapai. Kenyataan tersebut merupakan masalah kemanusiaan yang harus mendapatkan perhatian, terutama dari mereka yang membuat dan mengambil kebijakan serta keputusan.

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala kebutuhan serta aspirasinya, pergeseran nilai, norma dan peraturan, merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu, peninjauan pengembangan dan perubahan peraturan, hukum serta perundang-undangan merupakan upaya yang wajar dalam mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan tadi. Dalam kenyataan hidup, terutama yang dialami oleh anggota masyarakat lapisan bawah yang lemah, sangat sukar untuk mendapatkan perlakuan dan pelayanan HAM-nya secara wajar. Pihak yang kuat dan berkuasa tidak jarang melakukan pelanggaran HAM terhadap mereka yang lemah, baik pada tingkat perorangan, tingkat kelompok, bangsa maupun negara. Untuk mengatasi pelanggaran atas HAM tersebut harus dimulai dari tiap individu masingmasing, yang saling menghayati benar hak dan kewajiban diri sendiri, serta hak dan kewajiban orang lain. Salah satu nilai yang harus melekat pada diri kita yaitu kemandirian. Dalam dinamika kerja sama dan saling ketergantungan, kemandirian ini memperkuat kedudukan kita di tengah-tengah negara bangsa yang lain. Kemandirian merupakan kekuatan internal yang menjaga diri dari pendiktean permainan pihak lain yang bermaksud mencari keuntungan dari kelemahan kita. Manusia selaku individu, keluarga, masyarakat dan bangsa selalu memiliki keterbatasan, meskipun termasuk ke dalam kelompok serba ada atau kaya. Oleh karena itu, kerja sama dan saling ketergantungan menjadi tuntutan yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam kehidupan global. Namun demikian jati diri dan kemandirian menjadi landasan yang harus melekat pada tiap diri manusia, baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, maupun sebagai bangsa serta warga dunia.

- Cara Menyikapi Sikap kita sebagai bagian dari warga negara, sekaligus sebagai warga dunia adalah 1.

Selalu meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar dapat menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain

2.

Selalu meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala bidang sehingga

tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain 3. Selalu meningkatkan kualitas produk hasil produksi dalam negeri sehingga dapat igunakan dan selalu dicintai oleh masyarakat dalam negeri. Selain itu, produk hasil produksi dapat bersaing dan dapat merebut pasar lokal serta internasional 4. Selalu menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan sehingga mampu menilai pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat positif manusia modern sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi 5. Selalu mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional agar tidak digantikan oleh budaya bangsa asing. F.

-

ISU GLOBAL DAN IMPERIALISME MODERN

Pengertian Imperialisme bias diartikan sebagai pola masyarakat yang cenderung memiliki kelaskelas sosial tertentu.

-

Konseptual Imperialisme Modern Indonesia telah mencatat bahwa kapitalisme dan imperialisme merupakan hal yang tak pernah terlupakan dalam sejarah Indonesia. Hal ini tak lepas dari adanya campur tangan para koloni dalam awal pembentukannya di Indonesia yang kala itu masih menjadi tanah jajahan. Imperialisme modern dengan adat kesopanannya kemudian hadir sekitar tahun 1870 seiring terpenuhinya syarat-syarat kapitalisme modern, sesudah kredit nasional kokoh, sesudah jalanjalan kereta api dan pelabuhan rampung dibangun. Mereka mulai menanamkan modal di tanah surga Indonesia, mendirikan pabrik-pabrik, kebun-kebun teh, membuka macam-macam perusahaan kereta api, trem, kapal, demi memeras secara lebih banyak negara miskin ini sehingga keuntungan mayoritas dimiliki oleh kaum partikulir, dan Indonesia lagi-lagi berperan sebagai buruh dengan upah minimal di negara sendiri. Kelebihan ekspor atas impor juga menunjukkan bagaimana kekayaan Indonesia diangkut secara terus menerus, sedangkan barang yang masuk sangat minim. Alhasil, kekayaan-kekayaan yang mungkin bisa dipergunakan untuk perkembangan ekonomi justru musnah. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kapitalisme dan imperialisme dialami oleh Indonesia sejak Indonesia menjadi negara jajahan hingga pasca Indonesia meraih kemerdekaan, bahkan di era millenium dengan berbagai macam bentuk yang berbeda. Hal tersebut menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan yang tiada akhir. Strukur kapital di

Indonesia saat inipun, sangat terliha ia masih mendapatkan pengaruh dari adanya kapitalisme dan imperialisme yang berkepanjangan. Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri. Faktor utama terjadi imperialisme modern adalah adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara jajahan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri. -

Isu Global dan Imperialisme Modern Menurut Sekretaris Jendral Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsyad, saat ini paling sedikit 169 perusahaan perkebunan asal Malaysia beroperasi di Indonesia. Luas penguasaan lahan perusahaan perkebunan kelapa sawit asal Malaysia tersebut saat ini sudah hampir mencapai 2 juta hektar, dari total 7,2 hektar kebun kelapa sawit di Indonesia. "Ini tentu tidak sesuai dengan keinginan pemerintah yang berencana menciptakan 10 juta hektar kebun kelapa sawit nasional pada tahun 2020 dengan petani sebagai pemangku kepentingan utamanya, bukan perusahaan perkebunan swasta, apalagi swasta asing," ujar Asmar di Medan. Asmar mengatakan, perusahaan perkebunan kelapa sawit asal Malaysia tersebut menggunakan standar upah Indonesia untuk menggaji petani dan buruh yang bekerja pada mereka. "Upahnya masih standar Indonesia, mestinya kalau perusahaan Malaysia, standar upahnya ikut negara mereka dong. Petani kelapa sawit yang bekerja untuk mereka tidak cocok pendapatannya," kata Asmar. Namun Asmar mengakui, penguasaan lahan perkebunan sawit Indonesia dalam jumlah besar oleh pengusaha Malaysia juga membawa dampak positif bagi petani. "Kami terutama bisa mengambil manfaat dari penerapan teknologi perkebunan yang diterapkan pengusaha Malaysia. Ada semacam transfer pengetahuan soal teknologi perkebunan," katanya. Menurut Bendara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara Laksamana Adhyaksa, bagi pengusaha kelapa sawit Indonesia, penguasaan kebun sawit oleh pengusaha Malaysia tak masalah sepanjang pemerintah menjaga kepentingan sosial masyarakat. Laksama melihat, pengusaan lahan kebun sawit oleh pengusaha Malaysia rentan menimbulkan persoalan sosial.

Laksamana mengatakan, Investasi di kebun sawit ini kan jangka panjang. Jangan sampai kepentingan sosial ini tak bisa dijaga pemerintah, terutama menyangkut masalah tanah. Untuk investasi jenis ini, pemakaian tanah kan dalam waktu yang sangat lama. Ini yang rentan menimbulkan konflik-konflik pertanahan. -

Pentingnya Pembahahan Mengenai Isu Global dan Imperialisme Modern Terlepas dari jumlah kasus yang tercatat, tidak diragukan bahwa pembangunan sektor perkebunan khususnya kelapa sawit memunculkan konflik dalam berbagai wujud antara masyarakat dengan badan-badan usaha baik milik negara maupun swasta. Situasi tersebut dapat dijelaskan secara teori maupun kenyataan di lapangan. Secara teoritis, pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit sangat memerlukan tanah dalam skala mega hektar sebagai faktor produksi utama, sementara disisi lain apa yang disebut sebagai tanah yang langsung dikuasai negara tidaklah sebanyak tanah-tanah negara yang berada dalam penguasaan masyarakat. Kenyataan inilah yang menyebabkan tanah-tanah negara yang berada dalam penguasaan masyarakat pun diincar untuk dijadikan lahan proyek pembangunan perkebunan kelapa sawit. Dalam situasi itulah konflik-konflik itu bermula yang kemudian berkembang dengan varian-varian sebab, akibat, maupun dampaknya. Konflik yang mengiringi pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit sangat erat dengan persoalan tanah. Tanah sebagai faktor produksi utama wajib ada sebelum kebun sawit dibangun. Akan tetapi tanah yang dibutuhkan oleh usaha perkebunan kenyataannya berada dalam penguasaan masyarakat, terutama masyarakat adat. Lebih-lebih, masyarakat adat bukan hanya meyakini dirinya sebagai penguasa tanah, tetapi sebagai pemilik tanah atas dasar hukum adat yang mereka jalankan sehari-hari, sehingga cukup kuat untuk dipertahankan kepenguasaan dan atau kepemilikannya. Namun, karena aturan dan kebijakan pemerintah mengatakan sebaliknya, bahwa pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit adalah untuk dan demi kepentingan nasional, tanah-tanah yang dipertahankan oleh masyarakat itu, dicarikan ’jalan’ melalui sejumlah peraturan dan kebijakan, agar bisa diambil alih untuk pembangunan kebun sawit. Akibatnya, banyak tanah-tanah dalam penguasaan dan atau pemilikan masyarakat yang diambil alih baik melalui cara-cara kekerasan maupun dengan tipu daya informasi. Berbagai skema kerjasama pun dirumuskan untuk memudahkan proses pengambi-alihan tanah dari masyarakat, antara lain skema inti-plasma, koperasi, jual beli, konsolidasi tanah maupun kompensasi. Kebakaran hutan menjadi isu penting dalam pengelolaan lingkungan, termasuk

metode pembersihan lahan untuk kepentingan perkebunan dengan metode bakar. Pada tahun 2004, pemerintah mengundangkan undang-undang khusus yang mengatur tentang perkebunan, yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan. Pasal 26 UU ini menyatakan bahwa setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup. Akibat perbuatan tersebut diatur dalam Pasal 48 yang mengancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000, apabila tindakan ini dilakukan dengan sengaja.

DAFTAR RUJUKAN Sumaat madja, dkk. 2000. Perspektif Global. Jakarta : Universitas Terbuka. Umi Oktyari retnaningsih, dkk. 1999. Perspektif Global. Pekanbaru. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi ProyekPendidikan Guru Sekolah Dasar. Triatmodjo, Hamdan, dkk. 2002. Perspektif Global.Jakarta: Depdiknas.

Related Documents

Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48
Bab Ii
June 2020 44
Bab Ii
October 2019 82

More Documents from "Mohamad Shodikin"