Bab I - Revisi.doc

  • Uploaded by: Anonymous tXRGrQZQ2U
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I - Revisi.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 947
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap pembedahan selalu berhubungan dengan insisi/sayatan yang merupakan trauma atau kekerasan bagi penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri ( Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Hal ini didukung oleh penelitian Megawati ( 2010), bahwa pasien pasca laparatomi mengeluhkan nyeri sedang sebanyak 57,70%, yang mengeluhkan nyeri berat 15,38%, dan nyeri ringan sebanyak 26,92%. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for the Study of Pain, (IASP) mendefenisikan nyeri sebagai “suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan” (Potter & perry, 2006). Salah satu jenis tindakan operasi bedah mayor adalah bedah abdomen. Bedah abdomen merupakan pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Tindakan bedah abdomen juga merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif, adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan adalah apendektomi.

1

2 Apendiktomi merupakan tindakan yang paling tepat dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik setelah diagnose apendisitis ditegakkan. Mengingat apendisitis akut adalah kegawatan medik karena jika dibiarkan dan tidak

ditangani,

ependiks

vermiformis

tersebut

dapat

ruptur

dan

mengakibatkan infeksi yang fatal pada peritoneum (peritonitis). Inflamasi apendiks berhubungan dengan obstruksi pada 50-80% kasus, biasanya dalam bentuk fecalith, hiperplasi limfoid dan jaringan dalam bentuk batu empedu, tumor atau gumpalan cacing (Oxyuris vemucularis) (Ade Wijaya, 2009). Pascaoperasi apendiktomi mempunyai beberapa hal yang harus mendapat perhatian, antara lain: waktu rawat 2-5 hari, adanya kejadian komplikasi seperti infeksi luka operasi, abses intra abdomen, sepsis, dan rasa nyeri (Ragawati, 2009). Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang fisiologis, tetapi hal ini merupakan salah satu keluhan yang paling ditakuti oleh klien setelah pembedahan. Sensasi nyeri mulai terasa sebelum kesadaran klien kembali penuh, dan semakin meningkat seiring dengan berkurangnya pengaruh anestesi. Adapun bentuk nyeri yang dialami oleh klien pasca pembedahan adalah nyeri akut yang terjadi karena adanya luka insisi bekas pembedahan ( Perry dan Potter, 2006).

Nyeri akut yang dirasakan oleh klien pasca operasi merupakan penyebab stress, frustasi, dan gelisah yang menyebabkan klien mengalami gangguan tidur, cemas, tidak nafsu makan, dan ekspresi tegang ( Perry dan Potter, 2006). Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan nyeri (Nurhayati, 2011). Menurut Mc. Caffery (Diambil dari Tamsuri, 2006). Tehknik yang diterapkan dalam mengatasi nyeri dapat dibedakan dalam dua kelompok utama,

3 yaitu tindakan pengobatan (farmalogis) dan tindakan nonfarmakologis (tanpa pengobatan). Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis meliputi penggunaan opioid (narkotik), nonopioid/NSAIDs (Nonsteroid Anti-Inflamasi Drugs), serta koanalgesik. Obat-obat golongan ini menyebabkan penurunan nyeri yang bekerja pada ujung-ujung syaraf perifer di daerah yang mengalami cedera, dengan menurunkan kadar mediator peradangan yang dibangkitkan oleh sel-sel yang mengalami cedera (Tamsuri, 2007). Penatalaksanan nyeri secara nonfarmkologis untuk mengurangi nyeri terdiri dari beberapa tehknik diantaranya adalah : Distraksi, distraksi adalah metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien lupa terhadap nyeri yang dialami pasien. Tehknik Relaksasi, Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Imajinasi Terbimbing, imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positf tertentu (Harnawatiaj, 2008)

Data dari rekam medik Rumah Sakit Harapan Kota Magelang menunjukan bahwa angka kejadian apendisitis untuk tahun 2012 tercatat sebanyak 95 kejadian apedisitis dan harus dilakukan tindakan apendiktomi. Tahun 2013 di mulai dari bulan januari sampai bulan april sebanyak 23 kejadian apendisitis dan 18 dilakukan tindakan apendiktomi. Dari hasil wawancara dengan 2 pasien post operasi, di Ruang Cendana Rumah Sakit Harapan Kota Magelang, mereka mengatakan nyeri timbul

4 didaerah sayatan seperti teriris samapi keluar keringat dingin, dan pasien merasa tidak nyaman dan segera meminta pertolongan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil topik “ Asuhan Keperawatan Pada Nn. S dengan Post Operasi Apendiktomi Hari ke2; masalah utama nyeri akut di Ruang Cendana Rumah Sakit Harapan Magelang”.

B. Rumusan Masalah Melihat dari banyaknya angka kejadian appendisitis yang dilakukan tindakan apendiktomi di Rumah Sakit Harapan Kota Magelang dan pasca pembedahan menimbulkan nyeri sehingga pasien merasa tidak nyaman, maka di susunlah Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Nn. S dengan Post Operasi Apendiktomi Hari Ke-2; Maslah Utama Nyeri Akut di Ruang Cendana Rumah Sakit Harapan Kota Magelang “.

C. Tujuan Laporan Kasus 1. Tujuan umum Penyusunan karya tulis ilmiah ini untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam menerapkan asuhan keperawatan dengan post appendiktomi hari ke-2 masalah utama nyeri akut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan komprehensif. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian data pada post appendiktomi dengan nyeri akut.

5 b. Penulis mampu merumuskan diagnoasa keperawatan pada post appendiktomi dengan nyeri akut. c. Penulis mampu menyusun intervensi asuhan keperawatan secara menyuluruh pada post apendiktomi dengan nyeri akut. d. Penulis mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan pada post appendiktomi dengan nyeri akut. e. Penulis mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada post appendiktomi dengan nyeri akut. f. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keparawatan pada post appendiktomi dengan nyeri akut.

D. Manfaat Laporan Kasus Karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi : 1. Rumah sakit Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Harapan Kota Magelang untuk mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada pasien appendiktomi dengan nyeri kut sehingga meningkatkan mutu perawatan pasien rawat inap. 2. Institusi pendidikan Sebagai

bahan

masukan

bagi

institusi

pendidikan

dalam

meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam bidang dokumentasi keperawatan.

3. Pasien dan keluarga

6 Bagi pasien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan pengendalian nyeri pasca operasi, Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana merawat anggota keluarga pasca operasi appendiktomi. 4. Penulis Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang penyakit appendisitis dan perawatan pasien dengan nyeri akut post operasi appendiktomi.

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"