BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menjadi guru IPS yang baik, kita diharapkan memiliki dasar-dasar pembelajaran IPS, karena membelajarkan IPS di Sekolah Dasar bukan berarti mengajarkan disiplin ilmu-ilmu social, melainkan membelajarkan konsepkonsep esensi ilmu social untuk membentuk peserta didik menjadi warga Negara yang baik. Untuk itu guru IPS harus menghayati hakikat dan tujuan pendidikan IPS, landasan IPS serta perkembangan kurikulum IPS di SD.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS di SD? 2. Apa yang dimaksud dengan landasan Pendidikan IPS di SD? 3. Apa yang dimaksud dengan perkembangan kurikulum Pendidikan IPS di SD?
C. Tujuan 1. Dapat menjelaskan Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS di SD. 2. Dapat menjelaskan dengan landasan Pendidikan IPS di SD. 3. Dapat menjelaskan dengan perkembangan kurikulum Pendidikan IPS di SD.
1
BAB II PEMBAHASAN
PENDIDIKAN IPS DI SD MODUL 1 Hakikat, Landasan, dan Kurikulum Pendidikan IPS di SD
A. Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS di SD Setiap manusia, sejak lahir sampai menjadi dewasa pasti membutuhkan orang lain. Sehingga manusia tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, pengenalan dan pengalaman manusia semakin meluas. Selain itu, manusia merupakan makhluk yang sempurna yang diciptakan oleh tuhan karena memiliki akal dan budi. Dari banyaknya interaksi dengan lingkungan sosial yang dilakukan dan akal yang dimiliki, manusia mampu menciptakan sesuatu hal yang dibutuhkan dalam kehidupannya, mampu mengenali lingkungan tempat tinggalnya, dan dengan siapa mereka hidup. Dengan budi manusia bisa menimbang baik dan buruk dalam menjalankan kehidupan. 1.
Hakikat Pendidikan IPS di SD Kehidupan sosial manusia di masyarakat beraspek majemuk atau multiaspek yang meliputi : a. Hubungan social Dalam bermasyarakat, manusia tidak dapat hidup sendiri pasti membutuhkan bantuan orang lain. Karena manusia adalah makhluk sosial. b. Ekonomi Manusia membutuhkan pangan, sandang, dan papan sehingga manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya tersebut sehingga melancarkan kegiatan ekonomi di masyarakat. c. Psikologi Manusia tidak hanya membutuhkan pangan, sandang dan papan untuk sekedar bisa kenyang dan tempat berlindung saja. Tetapi ada gengsi dan nilai sosialnya. Misalnya manusia menganggap makan nasi lebih tinggi nilai sosialnya daripada makan singkong dan memiliki rumah sendiri akan menaikkan status sosialnya di masyarakat.
2
d. Budaya Dengan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, manusia memanfaatkannya untuk mengembangkan teknologi yang bisa membantu kesejahteraan masyarakat. Yang artinya IPTEK ada karena manusia memanfaatkan akalnya, berbeda dengan makhluk hidup lainnya yang tidak diberi akal oleh tuhan. e. Sejarah Jika melihat kebelakang 10 tahun sampai dua puluh tahun yang lalu pasti tempat tinggal, orang yang ada di masyarakat semua mengalami perubahan. Dalam hidup bermasyarakat, urutan waktu sangat bermakna dalam menelaah perkembangan serta kemajuan suatu bangsa. Sejarah mengungkapkan peristiwaperistiwa masa lalu yang terjadi. Melalui penelaahan sejarah dapat mengetahui peristiwa lampau, masa kini, dan dapat memperhitungkan kejadian di masa datang serta dapat menghindarkan diri dari pengalaman-pengalaman buruk terdahulu yang merugikan. f. Geografi Kehidupan manusia bukan hanya dilihat dari urutan waktunya (sejarah), namun juga berkaitan langsung dengan ruang dan waktu. Suatu tempat atau ruang di permukaan bumi secara ilmiah diciirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, jenis serta kesuburan tanahnya, sumber daya air, dan sifat alamiah lainnya. Hubungan keruangan antara faktor alam dengan faktor manusia (jumlah penduduk, kualitas penduduk, mata pencaharian, penguasaan IPTEK dan lainlain) memberikan karakter (ciri khas) pada tempat tersebut. Misalnya di daerah pinggiran pantai masyarakatnya sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan di dataran tinggi sebagian besar bekerja sebagai petani teh. Selanjutnya apabila dicermati, dalam bermasyarakat muncul yang namanya aspek norma, nilai, bahasa, seni dan budaya (humaniora). Hal tersebut berbeda kajian dengan ilmu-ilmu sosial yang sudah dibahas diatas. Namun dengan pendidikan IPS keduanya dapat diintegrasikan untuk sebuah program pembelajaran di sekolah Dari catatan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial (ips) adalah suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk menjadi warga Negara yang baik. 3
2.
Tujuan Pendidikan IPS di SD Tujuan pendidikan IPS di SD adalah membina peserta didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara. IPS sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari pada itu yaitu siswa dibina dan dikembangkan kemampuan mental – intelektualnya menjadi warga Negara yang berketerampilan
sosial
dan
intelektual
dan
berkepedulian
sosial
serta
bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ada lima kriteria yang hendaknya dapat menjadi kemampuan yang terintegrasi dan terinternalisasi dalam diri guru IPS di SD ketika mengembangkan materi pembelajaran, sebagai berikut : a.
Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan memahami berbagai fenomena sosial yang meliputi kemelek – wacanaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
b. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan komunikasi sosial yakni keterampilan menangkap berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan siswa c. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan dasar dalam memecahkan masalah d. Pembelajaran
IPS
di
SD
hendaknya
mengembangkan
kemampuan
membiasakan diri peka, tanggap, adaptif tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar e. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis masalah terpadu secara terpadu Fungsi pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut: a) Membekali pengetahuan yang berguna dan dapat diterapkan oleh siswa b) Membekali keterampilan sosial dan keterampilan intelektual serta mengembangkan kepedulian sosial.
4
B. Landasan pendidikan IPS SD 1. Landasan pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
a. Landasan filosofis merupakan suatu sistem yang mendasari tentang suatu gagasan dibagi menjadi tiga aspek yaitu 1) Aspek ontologis merupakan landasan filosofis pendidikan IPS yang menentukan suatu objek kajian dan bagian pengembangan pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu, 2) Aspek
epistemologis
menentukan
suatu
pengembangan
merupakan cara
pendidikan
suatu
proses IPS
disiplin
maupun
sehingga
ilmu
dalam
metode
dalam
dapat
menentukan
pengetahuan yang dianggap benar sah valid atau terpercaya, 3) Aspek aksiologis merupakan disiplin ilmu yang dibangun dan dikembangkan untuk mencapai tujuan dan manfaat dari pendidikan IPS. Landasan ini dapat memperkuat body of knowledge Pendidikan IPS agar dapat berkembang lebih luas lagi. b. Landasan ideologis, suatu landasan yang memberikan gagasan yang bersifat ideologis terhadap pendidikan IPS yang tidak hanya oleh filsafat yang bersifat umum. c. Landasan sosiologis merupakan suatu gagasan tentang interaksi sosial dalam kehidupan masa depan terhadap institusi pendidikan dalam proses perubahan yang membangun teori-teori pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. d. Landasan antropologis, merupakan suatu gagasan yang mendasar dalam menentukan struktur pendidikan dan struktur kebudayaan yang berkaitan dengan struktur perilaku manusia dalam hal ini memberikan dasar Sosio kultural masyarakat terhadap struktur pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. e. Landasan kemanusiaan, memberikan suatu ide untuk menentukan karakteristik manusia secara ideal sebagai sasaran proses pendidikan yaitu dengan memperlakukan manusia dengan baik. f. Landasan politis, merupakan suatu gagasan yang mendasari untuk menentukan arah atau garis kebijakan dalam politik pendidikan IPS
5
yang mempunyai andil besar dalam menentukan kebijakan berkaitan dengan pendidikan dengan keterlibatan pihak pemerintah. g. Landasan psikologis, suatu landasan yang memberikan gagasan membahas informasi tentang kehidupan manusia berkaitan dengan aspek pribadi sesuai dengan perkembangan dan tujuan untuk menentukan cara membangun kedisiplinan pengetahuan pendidikan IPS. h. Landasan religius, suatu gagasan yang mendasari tentang nilai, norma dan moral untuk membangun dalam pendidikan IPS yang bersumber dari ajaran agama yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.
2. Landasan filosofis pendidikan IPS SD
a. Landasan filosofis guru IPS dalam perubahan zaman Dalam era perkembangan zaman kinerja guru IPS harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi dengan menggunakan berbagai sumber informasi dari media massa modern beserta teknologi. Terdapat dua aliran filsafat ekstremitas yaitu sikap reaksioner yang selalu berhatihati terhadap perubahan dan sikap radikal yang selalu mendukung perkembangan. Menurut Daldjoeni Terdapat 4 titik utama secara filosofis bagi kinerja guru dalam melakukan seleksi di antara 2 aliran ekstremitas perkembangan dan perubahan zaman yaitu: 1) Perenialisme, berisi tentang suatu kebenaran yang bersifat mutlak
yang mengutamakan bahan ajar konstan atau perennial paham ini berakar pada filsafat Thomas Aquino. 2) Esensialisme, berisi paham tentang pendidikan yang mengutamakan
pelajaran Secara teoritis yang perlu dikembangkan secara cepat kepada generasi sekarang di sekolah. 3) Pragmatisme, suatu sistem dilihat dari segi nilai kegunaan praktis
yaitu secara tradisional koma progresivisme suatu aliran yang menentang pendidikan tradisional yang menginginkan pendidikan berkembang atau ada perubahan. 4) Rekonstruksionisme
yaitu sekolah atau pendidikan diharapkan
menjadi pelopor perubahan masyarakat. 6
b. Landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS SD Dalam pengembangan kurikulum pendidikan IPS SD di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa aliran filsafat, yaitu: 1) Aliran filsafat esensialisme berhubungan dengan kecemerlangan ilmu dimana kecemerlangan ilmu itu adalah sesuatu yang harus menjadi kepedulian setiap generasi ke generasi . Dalam hal ini tentang penguasaan ilmu yang baik, dapat menciptakan masyarakat yang berkembang dengan tujuan untuk mendidik peserta didik dalam kemampuan memecahkan masalah agar berkembang dengan baik. 2) Aliran filsafat eklektikisme, yaitu tentang keterpaduan dari beberapa disiplin ilmu yang dikembangkan dalam bentuk korelasi dan terpadu. 3) Aliran filsafat perenialisme, yaitu tentang pengembangan intelektual yang menghendaki adanya pewarisan nilai dari setiap generasi ke generasi melalui penyampaian berbagai informasi atau pengetahuan kepada peserta didik. Filsafat ini berakar pada pemikiran Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. 4) Aliran filsafat progresivisme, tentang pengembangan pembelajaran dengan tujuan utama sekolah yaitu untuk meningkatkan kecerdasan dan memberikan kemudahan siswa untuk memecahkan masalah berdasarkan pengalaman siswa. 5) Aliran filsafat rekonstruksi sosial, tentang suatu pendidikan sebagai tempat untuk mengembangkan kesejahteraan yang dijadikan salah satu alternatif untuk mengembangkan kurikulum pendidikan IPS SD masa depan. 3. Landasan operasional pendidikan IPS SD
Berbagai suku bangsa yang terdapat di Indonesia mempunyai keanekaragaman yaitu dari segi bahasa, budaya beserta kearifan lokal yang dimiliki setiap suku. Dengan keberagaman yang dimiliki masyarakat Indonesia sangat berperan dalam pendidikan dan pembelajaran IPS, karena dapat membekali siswa tentang pemahaman konsep dasar ilmu sosial di berbagai jenjang pendidikan. Tercapainya suatu pendidikan dan pengajaran IPS sangat memberikan peran yang sangat penting dalam pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara.
7
Adapun dasar hukum yang mengatur dalam kurikulum pendidikan dan pembelajaran mata pelajaran IPS sebagai berikut: a. UU Nomor 20 Tahun 2003 bab III pasal 2, tentang Sistem Pendidikan
Nasional Republik Indonesia. b. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, tentang standar isi satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pendidikan dan
Pembelajaran IPS pada satuan Pendidikan Dasar (SD/ MI) dan (SMP/MTs). d. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 22 Tahun 2006
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
C. Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD 1. Perkembangan Kurikulum Pendidikan di SD Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS di SD sangatlah pesat, terdapata beberapa macam kurikulum yaitu: a. Kurikulum tahun 1964 Dilihat dari tujuan kurikuler, kurikulum 1964 lebih menekankan unsur tujuan pendidikan kewargaan Negara/moral. b. Kurikulum tahun 1975 kurikulum tahun 1975 unsur pendidikan kwarganegaraan dalam IPS mulai dipisah dan dijadikan bidang studi tersendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP) c. Kurikulum SD Tahun 1994 Kurikulum tahun 1994 antara IPS dan PMP tetap terpisah, hanya saja PMP mengalami perubahan nama menjadi pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKN). PPKN diajarkan sejak kelas 1 sedangkan IPS diajarkan mulai kelas 3. Adapun kurikulum SD Tahun 1994 lebih menekankan hal-hal sebagai berikut: a. Membaca, menulis, dan berhitung b. Muatan local c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) d. Wawasan lingkungan 8
e. Pengembangan nilai f. Pengembangan keterampilan d. Kurikulum SD Tahun 2006 Kurikulum SD tahun 2006 lebih menekankan hal-hal sebagai berikut : kerangka dasar kurikulum dan kelompok mata pelajaran. Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. Kelompok mata pelajaran estetika; e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
2. Prinsip pengembangan kurikulum Kurikulum tingkat satuan pendidikan
jenjang Pendidikan Dasar
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut : a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. b. Beragam dan terpadu c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan e. Menyeluruh dan berkesinambungan f.
Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
3. Prinsip pelaksanaan kurikulum Adapun prinsip pelaksanaan kurikulum setiap satuan pendidikan adalah: 9
a. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan potensi b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar c. Pelaksanaan kurikulum bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik d. Kurikulum
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan
multistrategi, multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. e. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social dan budaya serta kekayaan daerah. f. Kurikulum mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
local, dan
pengembangan
diri
diselenggarakan
dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan jenis serta jenjang pendidikan.
4. Struktur kurikulum SD Stuktur kurikulum SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai dari kelas 1 samapai dengan kelas 6. Struktur kurikulum SD disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan local dan pengembangan diri. Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.substansi muatan local ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengembangkan
dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan dalam bentuk ekstrakurikuler. 10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Mengenai hakikat, landasan dan kurikulum Pendidikan di SD tentunya mempunyai tujuan yang jelas untuk pendidikan yang semakin maju dan modern. Selain tujuan yang jelas, kurikulum dikembangkan berdasarkan landasan pendidikan yang kuat dalam jenjang pendidikan kususnya kurikulum Pendidikan IPS di SD. Sebagai pendidik tentunya kita harus bisa mengikuti perkembangan kurikulum supaya kita mempunyai pegangan yang kuat serta cara mendidik yang bisa mengikuti perkembangan zaman. B. Saran Penulis berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Saran dari pembaca sangat kami harapkan supaya dapat memperbaiki karya kami selanjutnya untuk pembelajaran yang lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ischak dan Sardjijo. 2017. Pendidikan IPS di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
12