1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah berdasarkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang dapat dicapai sesuai dengan kondisi dan situasi setempat serta waktu. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi. Angka kematian didefinisikan sebagai jumlah ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Menurut WHO, angka kematian ibu (AKI) di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu hamil meninggal saat hamil dan bersalin. Rasio angka kematian ibu di negara berkembang yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2015 pada ASEAN (Association of South East Asia Nations) seperti di Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan Indonesia 27 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
1
2
Angka Kematian Ibu dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup kemudian meningkat sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, Sedangkan angka kematian bayi di Indonesa pada tahun 2015 yaitu 27 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan RI, 2015). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 kemudian hasil SUPAS 2015 AKI mengalami penurunan menjadi 305 per100.000 kelahiran hidup.
Jumlah kasus kematian maternal yang dilaporkan di Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun 2016 sebanyak 74 kasus lebih sedikit dari jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 sebanyak 80 kasus. Jumlah kematian ibu tertinggi di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 19 kasus, diikuti oleh Kotawingin Barat sebanyak 11 kasus, dan kabupaten Kapuas serta Seruyan masing-masing 7 kasus. Sedangkan angka kematian bayi berada pada angka 21,80 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kalteng, 2016). Angka kematian maternal di Kota Palangka Raya pada tahun 2016 adalah 19,65/100.000KH, angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2015 adalah 52,99/100.000KH. Sedangkan Angka kematian bayi (AKB) di Kota Palangka Raya pada tahun 2016 tercatat 1,18/1000KH. Angka tersebut menurun drastis dibanding di tahun 2015 tercatat 3/1000KH (Profil Kesehatan Kota Palangka Raya, 2016). Di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya, total ibu yang datang dalam persalinan yaitu 1932 dan insiden KPD sebanyak 379 pada tahun 2017. Dan jumlah
3
insidensi ketuban pecah dini secara keseluruhannya yang terjadi pada tahun 2017 adalah 19,6%. Diketahui angka kejadian pasien datang dengan ketuban pecah dini (KPD) yang paling tertinggi terdapat pada bulan Juni yaitu sebesar 44 kasus dan yang terendah pada bulan Maret sebanyak 18 kasus. Pada bulan Januari sampai Oktober tahun 2018, total ibu yang datang dalam persalinan yaitu 2289 dan insiden KPD sebanyak 299 ibu bersalin dengan KPD. Dengan angka kejadian KPD tertinggi pada bulan Juli sebanyak 48 kasus dan yang terendah pada bulan Februari sebanyak 22 kasus. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu (dalam Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan 2013). Ketuban pecah dinyatakan dini jika terjadi sebelum usia 37 minggu dimana proses infeksi dan peradangan dimulai di ruangan yang berada di antara amnion dan korion (Sinclair, 2009:132). Penyebab KPD belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi adalah ketuban yang abnormal, servik inkompetensia, usia ibu <20 tahun dan >35 tahun, paritas, gemeli, riwayat koitu, trauma, hidramnion, infeksi, kelainan letak (Nugroho, 2011:2). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini adalah paritas, usia ibu, kehamilan ganda (gemeli), kelainan letak sungsang, riwayat KPD sebelumnya (Fifi, 2016). Penyebab kematian ibu sangat erat hubungannya dengan asupan gizi, dimana selama kehamilan dan menjelang proses persalinan ibu membutuhkan berbagai unsur gizi yang lebih banyak daripada yang diperlukan dari keadaan tidak hamil.
4
Status gizi ibu dapat dilihat dari lingkar lengan atas (LILA) yaitu salah satu alat ukur yang digunakan pada ibu hamil atau wanita usia subur (WUS) untuk menilai angka kecukupan status gizi, sehingga dapat diketahui kompliasi selama kehamilan atau pada saat persalinan. Semakin banyak ibu mengkosumsi makanan bergizi pada masa kehamilan maka semakin baik pertumbuhan janin, plasenta, air ketuban, membran ketuban dan lainnya. Sedangkan jika nutrisi ibu selama kehamilan maupun menjelang persalinan dalam jumlah sedikit atau kurang maka semakin besar kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat kehamilan maupun persalinan seperti pecahnya selaput ketuban yang tipis, karena nutrisi ibu yang kurang. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan selaput ketuban yang tipis mudah dan rawan pecah sehingga dapat terjadi infeksi dan menyebabkan ketuban pecah dini. Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan lingkar lengan atas dengan ketuban pecah dini di ruang Cempaka (VK Bersalin) RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan Lingkar Lengan Atas dengan Ketuban Pecah Dini di ruang Cempaka (VK Bersalin) RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2019?”
5
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Ketuban Pecah Dini” di ruang Cempaka (VK Bersalin) RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2019. 2. Tujuan Khusus a. Menetahui distribusi frekuensi hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Ketuban Pecah Dini b. Mengetahui proporsi ibu bersalin dengan kejadian Ketuban Pecah Dini c. Menganalisis hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Ketuban Pecah Dini d. Diketahui distribusi frekuensi Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap Ketuban Pecah Dini berdasarkan Paritas e. Diketahui distribusi frekuensi Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap Ketuban Pecah Dini berdasarkan Umur Ibu f. Diketahui distribusi frekuensi Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap Ketuban Pecah Dini berdasarkan Kehamilan Ganda (Gemeli) g. Diketahui distribusi frekuensi Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap Ketuban Pecah Dini berdasarkan Kelainan Letak Sungsang h. Diketahui distribusi frekuensi Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap Ketuban Pecah Dini berdasarkan Riwayat KPD Sebelumnya
6
i. Diketahui distribusi frekuensi Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap Ketuban Pecah Dini berdasarkan Berat Badan (BB)
D. Ruang Lingkup Proposal skripsi ini dikerjakan hingga ujian hasil penelitian dijadwalkan, penelitian ini di lakukan di ruang Cempaka (VK Bersalin) RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya, dan termasuk dalam bidang ilmu kebidanan dan kandungan.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang hubungan Lingkar Lengan Atas dengan Ketuban Pecah Dini dan juga untuk memberikan pengetahuan pentingnya memberikan nutrisi pada ibu agar dapat menurunkan angka kejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil dan ibu bersalin. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam penerapan teori-teori yang sudah diperoleh. b. Bagi Perkembangan Iptek Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dan dijadikan dasar untuk memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
7
teknologi terutama dalam bidang praktik kebidanan profesional untuk mengembangkan asuhan kebidanan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan acuan dan informasi terhadap penatalaksanaan pada penangganan keputihan. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan perbandingan apabila selanjutnya dilakukan penelitian kualitatif. d. Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi bidan, perawat
dan
dokter
maupun
tenaga
kesehatan
dalam
memahami
penatalaksanaan ketuban pecah dini.
F. Keaslian Penelitian No 1
2
Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini pada ibu hamil trimester II di rumah sakit Bantuan Lawang Faktor-faktor yang berhungan dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin
Metode Jenis penelitian kuantitatif, desain penelitian deskriptif
Variabel KPD, infeksi, tekanan intrauterine, sosial ekonomi, paritas, dan usia
-
-
KPD, infeksi, paritas, kehamilan kembar, CPD, kelainan letak -
Hasil Peneliti Ada hubungan signifikan antara infeksi, tekanan intrauterin, paritas, dan usia dengan kejadian KPD Tidak ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan kejadian KPD Ada hubungan signifikan antara infeksi, kehamilan kembar,dan kelainan letak dengan kejadian KPD Tidak ada hubungan
8
3
4
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini di rumah sakit umum H. Abdul Manan Simatupang Validitas lingkar lengan atas (LILA) mendeteksi risiko kekurangan energi kronis pada wanita Indonesia
5
Hubungan lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil dengan angka kejadian preeklamsia di RS PKU Muhamadiyah Surakarta
6
Hubungan asupan dan kadar vitamin C dengan kadar matriks metaloproteinas e-1 pada ketuban pecah
Jenis penelitian kuantitatif, survei analitik, pendekatan cross sectional Jenis penelitian kuantitatif, pendekatan cross sectional
KPD, umur, paritas, riwayat KPD sebelumnya, trauma, dan jarak kehamilan
signifikan antara paritas dan CPD dengan kejadian KPD - Ada hubungan signifikan antara umur, paritas, riwayat KPD sebelumnya, trauma, dan jarak kehamilan dengan kejadian KPD
LILA, umur, - Ada hubungan berat badan, signifikan antara umur tinggi badan, dan berat badan dengan indeks masa lingkar lengan atas tubuh (IMT) (LILA) - Tidak ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dan indeks masa tubu (IMT) dengan lingkar lengan atas (LILA) Jenis Lingkar - Ada hubungan yang penelitian lengan atas signifikan antara kuantitatif, (LILA) dan lingkar lengan atas survey analik preeklamsia (LILA) dengan observasi, kejadian preeklamsia pendekatan cross sectional, teknik porpusive sampling Jenis Asupan, - Tidak ada hubungan penelitian kadar vitamin yang signifikan kadar kuantitatif, C, kadar vitamin C dengan pendekatan matriks , MMP-1 pada ketuban cross metaloprotein pecah dini sectional, ase-1, teknik ketuban consecutive pecah dini
9
dini
sampling Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Adapun perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkar lengan atas (LILA) dengan ketuban pecah dini di ruang Cempaka (VK Bersalin) RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya 2. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan survei analitik, pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian bersifat non-eksperimental 3. Variabel independen pada penelitian ini
yaitu lingkar lengan atas, variabel
dependen yaitu ketuban pecah dini (KPD) dan variabel perancu yaitu paritas, umur ibu, kehamilan ganda (gemeli), kelainan letak sungsang, riwayat KPD sebelumnya. 4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan ketuban pecah dini dari bulan Januari sampai bulan Maret 2019 5. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi 6. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling 7. Waktu dan tempat dalam penelitian ini adalah bulan Januari-Maret 2019 di ruang Cempaka (VK Bersalin) RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya
10
8. Teknik pengumpulan data dan istrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengukuran dan wawancara 9. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Chi Square