Bab I Pendahuluan Pertemuan 2.docx

  • Uploaded by: Reka Qurrotul
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Pendahuluan Pertemuan 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 341
  • Pages: 2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Profesi apoteker mempunyai tanggung jawab dalam pelayanan kefarmasian untuk mengoptimalkan terapi guna memperbaiki kualitas hidup pasien. Tetapi masih sering terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dan obat-obatan yang merugikan dapat berdampak buruk bagi pasien (Pote S, 2007). Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang dituju masyarakat untuk mendapatkan pengobatan adalah apotek. Menurut Permenkes No.35 tahun 2014, apotek adalah sarana pelayanan kesehatan tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker. Salah satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek adalah pengkajian resep (Anonim, 2014). Resep merupakan hal terpenting sebelum pasien menerima obat. Dalam alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep yang meliputi skrining admninstrasi, kesesuaian farmasetis, dan kesesuian klinis untuk menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan pengobatan. Resep harus ditulis dengan jelas untuk menghindari salah presepsi antara penulis dengan pembaca resep, kegagalan komunikasi dan salah interpretasi antara dokter dengan apoteker merupakan alah satu faktor kesalahan medikasi (medication error) yang berakibat fatal bagi pasien (Cohen, 1999). Kajian administratif resep meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan, nama dokter, nomor surat izin praktik (No.SIP), alamat, nomor telepon, paraf dokter, dan tanggal penulisan resep. Kajian farmasetis resep meliputi bentuk sediaan, kekuatan sediaan, stabilitas dan kompatibilitas. Kajian klinis resep meliputi ketepatan indikasi, ketepatan dosis obat, aturan penggunaan obat, cara penggunaan obat, lama penggunaan obat, duplikasi/polifarmasi, reaksi obat yang tidak diinginkan, kontraindikasi dan interaksi obat (Anonim, 2014). Resep yang baik harus memuat cukup informasi yang memungkinkan ahli farmasi yang bersangkutan mengerti obat yang harus diberikan kepada pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengkaji masalah farmasetika pada resep? 2. Bagaimana cara menghitung dosis? C. Tujuan 1. Mahasiswa mampu untuk melakukan kajian farmasetika pada resep dan menindaklanjuti resep tersebut 2. Mahasiswa mampu untuk menghitung dosis Daftar Pustaka Anonim. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia no 35 tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Cohen, M.R., 1999, Medication Errors, American Pharmaceutical Association, Washington, DC Pote Sayali, Tiwari Pramil, D’Cruz Sanjay, 2007, Medication Precribing Errors in a Public Teaching Hospital in India : A Prospective Study, Pharmacy Practice 5(1)

Related Documents


More Documents from "monmon teknik"