Bab I Done.docx

  • Uploaded by: eny khairunnisa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Done.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,691
  • Pages: 31
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Departemen Teknik Pertambangan, Intitut Teknologi Nasional Yogyakarta, mahasiswa departemen Teknik Pertambangan yang menempuh semester III diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah Lapangan I (Ekskursi Industri Tambang) dengan kegiatan utama adalah melakukan kunjungan ke beberapa industri pertambangan yang ada di Indonesia. Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini berbobot 1 SKS. Departemen Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa khususnya pengetahuan tentang industri pertambangan, sehingga dapat menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana Teknik Pertambangan yang profesional, maju dan memiliki daya saing, sesuai dengan perkembangan industri pertambangan saat ini. Kegiatan Kuliah Lapangan I ini, mahasiswa di perkenalkan secara langsung kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami penerapan ilmu dan mata kuliah secara langsung di lapangan.

1.2. Maksud dan Tujuan Ekskursi industri tambang ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dan memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang berbagai macam pekerjaan di perusahaan-perusahaan tambang sehingga mahasiswa mengetahui cara penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan serta pemasaran beberapa jenis bahan galian sesuai dengan ilmu dan teori yang didapat dari perkuliahan. Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang pekerjaan sarjara tambang dilapangan, sehingga dapat menumbuhkan obsesi pada diri mereka dan dapat menentukan sikap dalam menekuni pendidikan dibidang

1

pertambangan.

Dengan

adanya

ekskursi,

diharapkan

mahasiswa

dapat

membandingkan antara teori-teori yang diperoleh diperkuliahan dengan keadaan sebenarnya dilapangan, juga melatih menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerjasama diantara mahasiswa dalam menghadapi persoalan dan menumbuhkan jiwajiwa kreatif pada diri mahasiswa.

1.3. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Ekskursi Industri Tambang tahun 2019 ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019 dengan kunjunganke unit penambangan dan pengolahan batu gamping dan pengolahan semen di PT. Semen Indonesia Kabupaten Tuban, Pengolahan silica di PT. Jara Silika, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dan Penambangan dan pengolahan andesit di PT.Argawastu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah . 1.4. Manfaat Kegiatan Kegiatan Kuliah Lapangan 1 memiliki manfaat, diantaranya seperti : 1. Mahasiswa dapat lebih mengenal tentang industri pertambangan di lapangan. 2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang kegiatan-kegiatan penambangan di lapangan secara langsung. 3. Mahasiswa dapat memahami tentang setiap fungsi kerja alat-alat di industri pertambangan secara langsung. 4. Mahasiswa dapat memahami tentang pengolahan bahan galian menjadi produk yang akan dipasarkan dipasaran. 5. Mahasiswa dapat lebih memahami tentang bahan galian yang ditambang di industri pertambangan tersebut.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. PT. Semen Indonesia Pabrik Tuban 2.1.1. Profil Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yang sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri bahan bangunan. Perseroan berperan sebagai Strategic Holding Company dengan berbagai lini usaha yang menawarkan solusi lengkap dalam pembangunan. Diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Ir Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia, Perseroan menjadi penopang pembangunan Indonesia pada masa awal kemerdekaan hingga saat ini. Pada tahun 1991, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan BUMN pertama yang Go Public di Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia), dengan kode emiten SMGR.

Gambar 2.1. PT. Semen Indonesia Pabrik Tuban

3

Dalam perkembangannya, Perseroan melakukan langkah strategis dengan mengakuisisi dua perusahaan BUMN lain, PT Semen Padang (Persero) dan PT Semen Tonasa (Persero) dan menjadi perusahaan persemenan terbesar di Indonesia. Seiring dengan visi perusahaan, tahun 2012 Perseroan melakukan langkah korporasi dengan mengakuisisi Thang Long Cement Company (TLCC) Vietnam. Dalam upaya untuk memperkuat posisi, pada tanggal 7 Januari 2013 Perseroan bertransformasi menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Dalam industri persemenan, kapasitas produksi Perseroan terus mengalami pertumbuhan. Saat ini, Perseroan memiliki 14 Integrated Cement Plant yang tersebar di Indarung (Sumatera Barat), Tuban (Jawa Timur), Pangkep (Sulawesi Selatan), Rembang (Jawa Tengah) dan Quang Ninh (Vietnam) dengan total kapasitas terpasang sebesar 31,8 juta Ton semen per tahun. Keunggulan kompetitif Perseroan juga didukung oleh berbagai fasilitas distribusi dan pemasaran, meliputi 3 Grinding Plant, 26 Packing Plant, 11 pelabuhan khusus, 17 gudang penyangga, 651 distributor di seluruh penjuru Nusantara, dan 78 distributor yang tersebar di Vietnam. Di Indonesia, Perseroan memiliki 3 merek yang telah melekat di hati konsumen yaitu Semen Padang, Semen Gresik dan Semen Tonasa. Pangsa pasar domestik sebesar 39% yang mencerminkan kekuatan citra dan reputasi Perseroan. Perseroan berhasil mengelola fundamental keuangan yang tetap kuat meskipun dinamika persaingan setiap tahunnya semakin meningkat. Keberhasilan pengelolaan fundamental keuangan ini mampu memberikan kesempatan lebih luas bagi Perseroan untuk melakukan perluasan kapasitas produksi serta ekspansi usaha. Hal ini dapat dibuktikan dalam pertumbuhan keuntungan yang setiap tahunnya mengalami laba. Dengan prinsip “Untuk Kualitas • Untuk Bumi • Untuk Indonesia”, Semen Indonesia hadir menjadi solusi kebutuhan konsumen dan pembangunan nasional, dengan senantiasa menjaga tata kelola lingkungan dalam setiap operasional perseroan, serta terus menjadi BUMN kebanggaan Bangsa Indonesia.

4

2.1.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah PT. Semen Indonesia Pabrik Tuban berstatus BUMN pada tanggal 26 September 1994, terletak di Desa Sumberarum, kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Lokasi dari kota Tuban mengarah ke barat daya berjarak sekitar 15 km. PT. Semen Indonesia ditempuh dari Yogyakarta berjarak 250 Km menggunakan jalur darat dengan estimasi waktu 7 jam.

2.1.3. Keadaan Geologi Keadaan geologi daerah Tuban biasa disebut dengan formasi tuban, yang tersusun atas batu lanau, berwarna kelabu hijau dan kelabu kekuningan dengan selingan batugamping pasiran lempungan. Mengandung kongkresi dan batulempung gampingan besian, dengan ketebalan diperkirakan 600 meter.

2.1.4. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan Sifat dari batugamping secara karateristik adalah : 1. Warna

: Putih, putih kecoklatan

2. Kilap

: Kaca

3. Pecahan

: Uneven

4. Bobot isi asli

: 2,4 gr/cm3

5. Kuat tekan uniaksial : 35,6 – 40 Mpa 6. Kohesi batuan

: ± 5.180 kg/cm2

7. Sudut geser dalam

: ±14,85o

2.1.5. Genesa Batu gamping Batu gamping adalah batuan sedimen dengan komposisi mineral utama (CaCo3) yang terbentuk secara organik dan kimia. Sebagian batu gamping yang terdapat di alam merupakan bentukan secara organik yang berasal dari kumpulan endapan cangkang kerang, siput, foraminifera. Sedngkan batu gamping yang

5

terbentuk secara kimia adalah jenis batu gamping yang terjadi dari pengendapan kalsium karbonat dalam kondisi iklim lingkungan tertentu.

2.1.6. Genesa Tanah Liat (Batu lempung) Batu lempung adalah batuan yang ada pada umumnya bersifat plastis, bekommposisi hidrous alumunium silikat (SiO2) atu mineral lempung yang memiliki ukuranbutir halus (batu lempung adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang 0,0002 atau 1/256 mm). Mineral lempung biasanya terbentuk selama jangka waktu yang lama oleh bertahap kimia pelapukan batuan, biasanya silikatbantalan, dengan konsentrasi rendah asam karbonat dan diencerkan lainnya pelarut . Pelarut

ini,

biasanya

asam,

bermigrasi

melalui

batuan

pelapukan

setelah pencucian melalui lapisan lapuk atas. Selain proses pelapukan, beberapa mineral lempung yang dibentuk oleh hidrotermal aktivitas. Deposito tanah liat dapat dibentuk di tempat sebagai deposit residu dalam tanah, namun deposito tebal biasanya terbentuk sebagai hasil dari sekunder sedimen proses pengendapan setelah mereka telah terkikis dan diangkut dari lokasi asli mereka pembentukan. Deposito tanah liat biasanya berhubungan dengan energi yang sangat rendah lingkungan pengendapan seperti danau besar dan deposito laut.

2.1.7. Eksplorasi Eksplorasi bertujuan untuk mengetahui kualitas batugamping dan menghitung potensi sumberdaya dan cadangannya. Berikut ini adalah tahapan kegitan eksplorasi batugamping sebagai berikut: a.

Pembuatan peta topografi dan peta situasi

b.

Penyelidikan geofisika

c.

Pengambilan sampel

d.

Pengambilan sampel bor

e.

Analisa fisik dan kimia

f.

Menghitung sumberdaya dan cadangan 6

2.1.8. Penambangan Tambang terbuka merupakan sistem penambangan yang dimana segala kegiatan atau aktivitas penambangan dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi dan tempat kerja berhubungan langsung dengan dunia luar. Tambang terbuka berdasarkan jenis endapan secara umum dapat dikelompokan kedalam 4(empat) metode yaitu: Open pit, Quarry, Strip mine, dan Alluvial mine. Adapun tahapan yang dilakukan dalam sistem penambangan sebagai berikut: 2.1.8.1. Pembersihan Lahan (Land Clearing) Pembersihan lahan bertujuan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang, sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah tanpa adanya gangguan dari tumbuh –tumbuhan yang ada di area lokasi. Dalam kegiatanland clearing alat yang digunakan adalah bulldozer caterpillar.

Gambar 2.2. Bulldozer Caterpillar

7

2.1.8.2. Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping Over Burden) Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik. Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi, semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka rencana target produksi semakin baik. Pengupasan tanah penutup bertujuan untuk membersihkan batu gamping dari material-material pengotor yang menutupi permukaan. Alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah:

Gambar 2.3. Backhoe Stripping Over Burden

8

2.1.8.3. Pembongkaran (Loosening) Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan induknya agar material tersebut dapat terlepas atau terbongkar, sehingga memudahkan untuk dilakukan proses selanjutnya. Di PT. Semen Indonesia Tuban, menggunakan beberapa metode yaitu Drilling Blasting, menggunakan alat Surface Miner, dan Ripper and Dozing. Pada metode Blasting, bahan peledak yang digunakan adalah ANFO. Alat-alatnya: Drilling Blasting, ANFO, Surface Miner, dan Ripper and Dozing.

Gambar 2.4 Buldozer

9

2.1.8.4. Pemuatan Pemuatan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau mengisikan material hasil pembongkaran. Pemuatan dapat dilakukan dengan back hoe atau wheel loader yang diisikan ke dalam alat angkut.

Gambar 2.5. Alat-alat Pemuatan 2.1.8.5. Pengangkutan Pengankutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkat atau membawa material endapan bahan galian dari front penambangandibawa ke tempat pengolahan untuk proses lebih lanjut. Alat yang digunakan adalah Dump Truck.

Gambar 2.6. Dump Truck 10

2.1.9. Pengolahan Semen Indonesia Proses pengolahan semen pada PT. Semen Indonesia Tbk Tuban ada beberapa tahap yaitu: 2.1.9.1 Penyimpanan Bahan Baku Penyimpanan bahan baku bertujuan untuk tetap memnuhi stock bahan yang akan diolah . Tempat penyimpanan bahan baku biasa disebut stock pile.

Gambar 2.7. Stock Pile 2.1.9.2 Pengumpanan Bahan Baku Pengumpanan bahan baku mengangkut material dengan panjang tertentu dan mengatur jumlah bahan baku sehingga jumlah bahan baku yang ada pada belt conveyor sesuai dengan jumlah yang digunakan.

11

Gambar 2.8. Belt Conveyor 2.1.9.3 Penggilingan dan Pengeringan Bahan Baku Proses yang bertujuan untuk menghancurkan batuan yang besar menjadi batu yang lebih kecil (lembut). Alat utama yang digunakan ada proses penggilingan adalah vertikal roller mill. Media pengeringannya adalah udara panas yang berasal dari coller dan pre-heater. Udara panas tersebut juga berfungsi sebagai media pembawa bahan-bahan yang sudah halus menuju alat proses selanjutnya.

Gambar 2.9. Vertical Roller Mill

12

2.1.9.4 Pencampuran (Blending) Proses pencampuran ini bertujuan untuk mencampur bahan-bahan material menjadi satu. Alat utama yang digunakan untuk proses pencampuran ini adalah blendingsilo, dengan media pengaduk adalah udara.

Gambar 2.10. Blending Silo 2.1.9.5 Pemanasan awal Dilakukan dengan tujuan mengurangi kadar air yang terkandung pada bahan baku. Alat yang digunakan pada pemanasan awal adalah suspension pre-heater, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed bin. Setelah melalui proses pemanasan material ditampung didalam silo.

13

Gambar 2.11. Kiln Feed Bin 2.1.9.6 Pembakaran (firring) Pembakaran bertujuan untuk memperoleh mineral kapur (CaO), dan kalsium hidroksida (CaOH2). Alat yang digunakan dalam proses pembakaran ini adalah rotary kiln. Adalah alat yang berbentuk silinder memanjang yang diletakkan dengan kemiringan tertentu. Jadi material akan mengalami pembakaran dari temperatur rendah ke temperatur yang tinggi.

Gambar 2.12. Rotary Kiln

14

2.1.9.7 Pendinginan (Cooling) Bertujuan untuk mendinginkan material yang keluar dari proses pembakaran sebelumnya. Alat yang digunakan untuk pendinginan ini adalah cooler. Dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara pendingin yang disebut grate dan alat pemecah clinker (clinker breaker).

Gambar 2.13. Cooler dilengkapi Clinker Breaker 2.1.9.8 Penggilingan Akhir Penggilingan akhir adalah proses untuk menghaluskan material sampai siap jual. Alat yang digunakan pada proses penggilingan akhir ini adalah ball mill.

Gambar 2.14. Ball Mill

15

DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN BATU GAMPING PT. Semen Indonesia Tuban Penggilingan dan Pengeringan Bahan Baku

Pencampuran

Pengumpulan Bahan Baku

Penyimpanan Bahan Baku

Pemanasan Awal

Pembakaran

Penggilingan Akhir

Pendiinginan

Gambar 2.15. Diagram Alir Pembuatan Semen Tujuan dari pengolahan ini adalah mengolah batugamping dan batulempung menjadi semen berkualitas yang siap dijual di pasaran.produk yang dihasilkan ada 3 yaitu Ordinary Portland Cement(OPC), Portland Pozzoland Cement(PPC), dan White Portland Cement(WPC).

2.1.10. Reklamasi Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia, dan biologi, seperti pada bentuk bahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi dan fauna, dan lain sebagainya. Reklamasi bertujuan untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan pertambangan.

16

2.2. PT. Jara Silica

Gambar 2.16 PT.Jara Silica

2.2.1. Profil Perusahaan PT. Jara Silica adalah perusahaan yang bergerak dibidang pemurnian pasir silika atau pengolahan pasir silica, perusahaan yang berlokasi di JL. Raya Semarang KM 8 No.222, Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. PT Jara Silica berdiri pada tanggal 2 Desember 1987 dengan akta notaris no. 18 oleh Suyati Subadi,SHSurabaya dan diperbarui oleh akta notaris no. 4 tanggal 6 Januari 2014 oleh Antoni Halim, SH Jakarta.

17

2.2.2. Karakteristik Silica Secara umum pasir silika di indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai berikut : SiO2 : 55,30%-99,89% FeO3 : 0,1%-9,14% AlO

: 0,1%-18%

TiO

: 0,1%-0,49%

CaO

: 0,1%-3,24%

MgO : 0,1%-0,26% K2O

: 0,1%-17% Sifat-sifat mineral kuarsa (pasir silika) antara lain adalah :

1.

Warna

:Bening,keputihan atau warna lain tergantung pengotornya

2.

Kekerasan

: 7 (Skala mosh)

3.

Berat Jenis

: 2,65

4.

Titik Lebur

: 1715C

5.

Bentuk Kristal

: Hexagonal

2.2.3. Genesa Pasir Silica Batuan asam yang banyak mengandung mineral kuarsa dan feldspar merupakan sumber utama bagi endapan pasir silika.Mineral feldspar yang lebih mudah lapuk,akan melepaskan ikatan antara kristal kuarsa dan feldspar, menghasilkan bahan residu mineral kuarsa. Hasil dari pelapukan ini kemudian tercuci dan terbawa oleh air dan angin yang diendapkan ditepi-tepi sungai danau dan laut. Di alam, pasir silica ditemukan dengan kemurnian bervariasi,tergantung pada proses terbentuknya, disamping adanya mineral lain yang ikut dalam proses pengendapan. Pada umumnya senyawa pengotor tersebut terdiri atas oksidasi besi, oksidasi kalsium, oksidasi alkali, oksidasi magnesium, lempung dan zat organik hasil pelapukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan. Material pengotor ini akan memberikan warna tertentu pada pasir silika, dan dengan warna tersebut dapat diperkiran tingkat 18

kemurniannya. Pasir silika yang memiliki tingkat kemurnian tinggi warnanya tidak terlalu putih.

2.2.4. Eksplorasi Eksplorasi endapan pasir silika dilakukan untuk menentukan letak, penyebaran dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi, geofisika (tahapan jenis, potensial diri, seismik) dan lain-lain. Untuk eksplorasi rinci dapat dilakukan dengan melakukan pemboran, sumur uji, atau kanal. Penyelidikan dilakukan untuk Tempat Berbeda di lembah purba, sungai, Danau atau laut. Hasil dari kegiatan ini antara lain berupa contoh pasir silika untuk dianalisis guna menentukan kualitas endapan. Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan perkalian antara luas sebaran endapan dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat dihitung dengan menggunakan metode Poligon atau triangular grouting.

2.2.5. Penambangan Penambangan pasir silica dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana, peralatan mekanis ataupun dengan tambang semprot, tergantung pada letak dan penyebaran endapan. Adapun tahap-tahap penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.

2.2.5.1 Pengupasan (Stripping) Proses pengupasan bertujuan untuk membersihkan lapisan tanah penutup dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, belincong, dan lain sebagainya, tetapi bisa juga dengan menggunakan bantuan peralatan mekanis seperti bulldozer yang di lengkapi garu, scrapper, shovel, dan lain-lain. Pemilihan jenis peralatan ini tergantung pada kondisi lapangan dan skala produksi yang diinginkan.

19

Gambar 2.17. Bulldozer 2.2.5.2 Pembongkaran Pembongkaran ini bertujuan untuk membebaskan atau memisahkan endapan dari batuan induknya yang padat/keras. Namun pada pasir kuarsa umumnya merupakan endapan lepas yg mudah dibongkar, sehingga selain peralatan manual maupun mekanis, tekanan air tinggi juga bisa digunakan pompa hidrolik (tambang semprot).

Gambar 2.18. Alat-alat yang digunakan untuk pembongkaran

20

2.2.5.3 Pemuatan dan Pengangkutan Alat muat sederhana dengan tenaga manusia seperti cangkul, sekop, dan ikrak bisa digunakan untuk produksi kecil, sedangkan untuk produksi skala yang lebih besar dapat menggunakan wheel loader dan back hoe. Untuk proses pengangkutan sendiri dapat menggunakan dump truck, pikulan, gerobak, lori, dan lain-lain.

Gambar 2.19. Dump Truck

21

2.2.6. Pengolahan Pasir Silica rotary

silo

Pengangkutan pasir silika

Pompa air

crusher

scraper

rotary

Gambar 2.20. Diagram Alir Pengolahan Pasir Silika

Proses pengelolahan pasir silikas dapat bermacam-macam, sesuai spesifikasi yang diinginkan tahap pengelolaan yang umum antara lain adalah: pencucian, pengecilan ukuran dan pengayakan. Namun demikian terkadang pasir silika ada juga yang dapat digunakan tanpa pengecilan ukuran butiran. Beberapa jenis peralatan yang digunakan dalam pengelolaan pasir silika antara lain: a. loader

: sebagai alat bantu penumpahan material ke hopper.

b. hopper

: untuk penampungan sementara dan pengumpan ke unit

pencucian. c. screen

: digunakan untuk menyaring kotoran pada unit pencucian.

d. classifier

: untuk mencuci pasir silika, yang dilengkapi dengan screw.

f. pompa dan pipa

: digunakan untuk mengalirkan air, pulp( air dan pasir silika)

dan lumpur( lempung). g. rotary drier

: untuk mengeringkan pasir silika dari unit pencucian.

h. belt conveyor dan bucket elevator : untuk mengangkat material

22

2.3. PT. Argawastu

Gambar 2.21. Foto Bersama di PT. Arga Wastu

2.3.1. Profil Perusahaan PT. Arga Wastu adalah perusahaan tambang andesit yang berada di Desa Sanetan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. PT Arga Wastu adalah perusahaan dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak pada bidang pertambangan batu andesit. Lokasi di Desa Sanetan, Kecamatan

Sluke,

Kabupaten

Rembang,

Provinsi

Jawa

Tengah.

Metode

penambangan terbuka quarry system. PT Arga Wastu melakukan kegiatan pengangkutan batu andesit hasil peledakan maupun hasil breaker dari loading point ke lokasi crushing dengan target produksi batu andesit sebesar 1000 ton/hari. Tetapi produksi batu andesit masih sebesar 522,10 ton/hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kekurangan produksi batu andesit sebanyak 477,9 ton/hari. Salah satu faktor yang menyebabkan kekurangan produksi adalah adanya waktu tunggu alat angkut, sehingga terjadi antrian alat angkut di loading point dan lokasi

23

crushing. Tujuan penelitian yaitu menganalisis penyebab terjadinya antrian alat angkut Hino FM 260 Ti dan Isuzu FVZ 34 P 285 PS, dan menyelesaikan permasalahan antrian dengan melakukan pendekatan teori antrian agar target produksi alat angkut sebesar 1000 ton/hari dapat tercapai Data hasil penelitian diantaranya % swell = 22,17 %, swell factor = 0,82, density in bank = 2,48 ton/m 3 , loose density = 2,03 ton/m 3 , faktor pengisian mangkuk = 0,84, lebar rata-rata pada jalan lurus = 9 meter, lebar pada jalan tikungan = 18,3 meter, waktu edar alat gali muat = 14,76 detik, efisiensi kerja alat muat = 67,2 %, efisiensi kerja alat angkut = 67,2 %, total waktu edar alat angkut = 24,46 menit. Faktor penyebab antrian yaitu kegiatan lain alat muat yaitu memilih boulder untuk dipecah oleh Rock Breaker, penyempitan jalan di segmen tertentu, perbaikan jalan angkut, dan penumpahan material langsung pada hopper. Ada 4 alternatif perbaikan, alternatif I yaitu penambahan jumlah alat muat didapatkan waktu edar alat angkut 13,063 menit dan produksi sebesar 977,61 ton/hari. Alternatif II yaitu penambahan jumlah alat muat, perbaikan jalan angkut dan perataan permukaan jalan angkut didapatkan waktu edar alat angkut 12,612 menit dan produksi sebesar 1012,61 ton/hari. Alternatif III yaitu penambahan jumlah alat muat dan penjadwalan alat angkut didapatkan waktu edar alat angkut 12,65 menit dan produksi sebesar 1604,07 ton/hari. Alternatif IV yaitu penambahan jumlah alat muat, perbaikan jalan angkut, perataan permukaan jalan angkut dan penjadwalan alat angkut didapatkan waktu edar alat angkut 12,60 menit dan produksi sebesar 1610,50 ton/hari. Maka hanya alternatif II, III, dan IV yang dapat diterapkan karena dapat memenuhi target produksi.

2.3.2. Karateristik Andesit Karekteristik Andesit sebagai berikut: 1. Warna

: abu – abu tua dengan fenokris hornblande

2. Struktur

: Scoria, Vesikular, Pillow atau Columnar

3. Tekstur

:Porphyritic

4. Minera

: Biotit 24

2.3.3. Genesa Andesit Merupakan jenis batuan beku luar, merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat intermediet sampai basa dipermukaan bumi. Jenis batuan ini bertekstur porifiritik afanitik, komposisi mineral utama jenis plagioklas, mineral mefik adalah piroksen dan amfibol sedangkan mineral tambahan adalah apatit dan zircon.

2.3.4. Eksplorasi Eksplorasi endapan andesit diawali dengan melakukan pemetaan geologi, dapat melihat peta geologi regional. Kemudian untuk mengetahui penyebaran area potensi andesit dapat menggunakan metode eksporasi tidak langsung yaitu menggunakan geolistrik untuk mendapatkan nilai tahanan jenis (resistivity) andesit. Untuk tingkat keyakinan yang lebih dapat menggunakan metode eksplorasi langsung kegiatan pemboran

2.3.5. Penambangan Penambangan

yang

dilakukan

PT.Argawastu

menggunakan

sistem

penambangan terbuka dengan metode Quaarry. Dimana kegiatan dimulai dengan pembersihan lahan (Land Clearing). Kemudian pemindahan tanah penutup dan kegiatan pembongkaran, penggalian pemuatan serta pengangkutan.

Gambar 2.22. Lokasi PenambanganAndesit PT. Arga Wastu

25

2.3.5.1.Pengupasan (Stripping) Proses pengupasan bertujuan untuk membersihkan lapisan tanah penutup dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, belincong, dan lain sebagainya, tetapi bisa juga dengan menggunakan bantuan peralatan mekanis seperti bulldozer yang di lengkapi garu, scrapper, shovel, dan lain-lain.

Gambar 2.23. Bulldozer

2.3.5.2.Pembongkaran Pembongkaran ini bertujuan untuk membebaskan atau memisahkan endapan dari batuan induknya yang padat/keras.

26

Gambar 2.24. Alat-alat yang digunakan untuk pembongkaran

2.3.5.3.Pemuatan dan Pengangkutan Alat muat sederhana dengan tenaga manusia seperti cangkul, sekop, dan ikrak bisa digunakan untuk produksi kecil, sedangkan untuk produksi skala yang lebih besar dapat menggunakan wheel loader dan back hoe. Untuk proses pengangkutan sendiri dapat menggunakan dump truck, pikulan, gerobak, lori, dan lain-lain.

Gambar 2.25. Dump Truck

27

2.3.6. Pengolahan Andesit Andesit merupakan bahan galian termasuk komoditas batuan yang banyak dimanfaatkan dalam industry pembangunan infrastruktur. Dalam proses pengolahan andesit dimulai dengan memperkecil ukuran butir, alat yang digunakan crusher. Kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran butir menggunakan screen atau ayakan. Setelah ditumpuk sesuai dengan ukurannya maka andesit siap dipasarkan.

Gambar 2.26. Pengolahan Andesit PT. Argawastu

28

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Tulisan yang dikemukakan pada buku ini merupakan sebagian kecil merupakan sebagian model dari beberapa kegiatan penambangan,

dan

pengolahan

maupun penggunaan dari beberapa komoditas bahan galian, dan sebatas memberikan gambaran umum dalam kegiatan pertambangan dan pengolahan bahan galian yang bersangkutan.

Data

penting

dan

spesifik

dalam

kegiatan

penambangan,

pengangkutan, pengolahan maupun pemanfaatan beberapa bahan galian seperti dalam tulisan di buku ini dapat dicari dan ditemukan pada saat kunjungan ekskursi. Harapan

Departemen

Teknik

Pertambangan,

mahasiswa

harus

dapat

memanfaatkan waktu yang baik ini untuk mendapatkan data dan pengalaman dari kegiatan ekskursi, sehingga kegiatan ini dapat menambah bekal mahasiswa dalam menekuni dunia pertambangan. Manakala mahasiswa telah mantap akan menekuni dunia pertambangan, di dalam hati setiap mahasiswa harus ada semangat yang kuat dan tidak cepat putus asa.

3.2.Saran Kegiatan kuliah lapangan 1 sangat bermanfaat sekai bagi mahasiswa dan ilmu yang didapatkan bermanfaat sekali dilapangan di depannya,disini mahasiwa dapat langsung melihat bagaimana kegiatan pertambangan di lapangan secara langsung .untuk kedepannya semoga kuliah lapangan semakin baik lagi dan melalui pembelajaran ini semoga Departemen Teknik Pertambangan menjadi lebih baik lagi kedepannya .

29

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, (2019),”Buku Panduan dan Buku Catatan Kuliah Lapangan I Ekskursi Industri Tambang”, Yogyakarta Flysh Geost. “Batu Gabro dan Proses Pembentukannya”. 24 februari 2019. https://www.geologinesia.com/2016/01/batuan-andesit-dan-prosespembentukannya.html Anonym. “proses pembentukan pasir silica (pasir kuarsa)”. 24 februari 2019. https://www.pasirkuarsa.org/2017/12/proses-pemebentukan-pasir-silikapasiri-kuarsa.html Anonym. “Batu Gamping (Batu Kapur): Genesa, Ciri-ciri, dan Sifat Fisiknya”. 25 februari 2019. https://www.geologinesia.com/2016/12/batu-gamping-batu-kapur-genesa-ciriciri-dan-sifat-fisik.html Novandra, Arif. “TANAH LIAT (LEMPUNG)”. 25 februari 2019. http://arif-bijak.blogspot.com/2012/01/tanah-liat-lempung.html

30

31

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"